FPB atau faktor persekutuan terbesar merupakan faktor yang sama dari dua bilangan
atau lebih dan merupakan bilangan terbesar di antara faktor – faktor persekutuannya.
Nah disini akan dibahas 2 cara untuk mencari nilai FPB, cara yang pertama yaitu
dengan faktorisasi prima dan cara yang kedua yaitu mengambil angka yang sama dan
terbesar dari faktor – faktornya.
Faktorisasi Prima
Langkah – langkah :
- Menentukan faktorisasi prima dari masing – masing bilangan.
- Mengalikan faktor yang sama dari bilangan – bilangan tersebut.
- Jika pada faktor yang sama pangkatnya berbeda, maka ambilah faktor yang terkecil.
Contoh Soal :
Tentukanlah FPB dari 20 dan 30 !
Pembahasan:
Langkah pertama, membuat pohon faktor untuk menentukan faktorisasi prima dari
kedua bilangan tersebut. Nah caranya itu sobat, kalian bisa membagi kedua bilangan
tersebut dengan bilangan prima sampai diperoleh hasil akhir yang tersisa dan tidak
dapat dibagi lagi.
KPK atau Kelipatan Persekutuan Terkecil merupakan kelipatan yang sama dengan nilai
terkecil diantara kelipatan – kelipatan persekutuan dari dua bilangan atau lebih. Nah
disini akan dibahas 2 cara untuk mencari nilai KPK, cara yang pertama yaitu dengan
faktorisasi prima dan cara yang kedua yaitu mengambil angka yang sama dan terkecil
dari faktor – faktornya.
Faktorisasi Prima
Langkah – langkah :
- Membuat pohon faktor dari masing – masing bilangan.
- Mengalikan semua faktor – faktor persekutuanya.
- Jika ada bilangan yang sama pangkatnya berbeda, maka ambilah faktor yang
terbesar.
Contoh Soal :
Tentukanlah KPK dari 20 dan 30 !
Pembahasan:
Langkah pertama, membuat pohon faktor untuk menentukan faktorisasi prima dari
kedua bilangan tersebut. Nah caranya itu sobat, kalian bisa membagi kedua bilangan
tersebut dengan bilangan prima sampai diperoleh hasil akhir yang tersisa dan tidak
dapat dibagi lagi.
Nah sobat, untuk mencari nilai KPK dengan menentukan kelipatan angka terkecil yang
sama. Maka kita perlu mengalikan bilangan tersebut dengan bilangan asli ( 1, 2, 3, 4, 5,
6,... dan seterusnya). Kemudian kalian carilah angka yang sama pada kelipatan
terkecil.
Contoh soal:
Carilah KPK dari 20 dan 30 !
Kelipatan 20 = 20, 40, 60, 80,....
Kelipatan 30 = 30, 60, 90, 120, .....
Nah sobat, dari kelipatan bilangan 20 dan 30 dapat kita peroleh angka 60 sebagai nilai
yang sama dari kelipatan terkecil. Jadi KPK dari 20 dan 30 adalah 60.
Nah bagaimana sobat pintar penjelasan diatas, cukup menarik dan mengesankan
bukan?
Diketahui lingkaran dengan pusat O, sudut COB = 45 dan jari jarinya 35 cm dengan π=
22/7. Hitunglah keliling lingkaran!
Contoh soal 2 Berapakah luas ¼ lingkaran yang berjari-jari 28 cm? Jawab: Diketahui:
Jari-jari (r) = 28cm
Sifat asosiatif adalah kondisi ketika operasi hitung tiga angka atau lebih,
hasilnya tidak bergantung pada pengelompokan dari angka yang
dioperasikan. Karena dilakukan pada tiga bilangan, sifat komutatif ini bisa dibilang sebagai
operasi hitung yang dibantu dengan pengelompokan 2 bilangan. 2 bilangan tersebut dapat
dikelompokan dengan cara memberikan tanda kurung untuk dihitung lebih dulu, sebelum akhirnya
ditambahkan dengan bilangan lainnya.
Seperti sifat komutatif, sifat asosiatif juga hanya berlaku pada operasi hitung penjumlahan dan
perkalian saja. Jadi sifat asosiatif ini sebenarnya memang mirip dengan sifat komutatif dimana letak
tidak menentukan hasil, bedanya sifat komutatif berlaku pada operasi hitung dua bilangan saja.
Contoh sifat asosiatif secara sederhana digambarkan seperti berikut ini:
A + B + C = (A + B) + C = A + (B + C) = D
Atau
A x B x C = (A x B) x C = A x (B x C) = D
SIFAT DISTRIBUTIF
Sifat distributif adalah sifat operasi hitung dengan 2 operasi
hitung yang berbeda, salah satu operasi hitung berfungsi
sebagai operasi penyebaran dan operasi lainnya digunakan
untuk menyebarkan bilangan yang dikelompokkan dalam
tanda kurung.
* Sifat distributif perkalian terhadap operasi penjumlahan dapat dirumuskan sebagai berikut,
a × (b + c) = (a × b) + (a × c) = d
Contoh:
2 × (3 + 4) = (2 × 3) + (2 × 4)
=6+8
= 14
Sifat distributif perkalian terhadap operasi pengurangan dapat dirumuskan sebagai berikut,
a × (b – c) = (a × b) – (a × c) = d
atau
a × (b – c) = (a × b) + (a × (-c)) = d
Contoh :
3 × (4 – 2) = (3 × 4) – (3 × 2)
= 12 – 6
=6
Ini sama dengan
3 × (4 – 2) = 3 × 2
=6