Anda di halaman 1dari 7

FPB (Faktor Persekutuan Terbesar)

a. Mencari FPB dengan Faktor Persekutuan

Faktor persekutuan adalah faktor yang sama dari dua bilangan atau lebih.
FPB adalah nilai paling besar dari faktor persekutuan dua bilangan atau lebih itu .

Contoh: cari FPB dari 4 dan 8 dan 12

Faktor dari 4 adalah = {1, 2, 4}


Faktor dari 8 adalah = {1, 2, 4, 8}
Faktor 12 adalah= {1, 2, 3, 4, 6, 12}

Faktor persekutuannya adalah 1, 2, 4


Nilai yang terbesar adalah 4, sehingga FPBnya adalah 4

b. Mencari FPB dengan Faktorisasi Prima

– ambil bilangan faktor yang sama dan ambil ysng terkecil dari 2 atau lebih bilangan

Contoh: cari FPB dari 4, 8 dan 12

buat pohon faktornya

Faktor Prima = 2×2 = 22 2x2x2 = 23 2x 2 x 3 =22 x 3

faktor dari 4, 8 dan 12 yang sama adalah 2, dan yang terkecil adalah 22 = 4
Jadi FPB dari 4, 8 dan 12 adalah 4

Contoh soal cerita:

Bu Aminah mempunyai 20 jeruk dan 30 salak, jeruk dan salak akan dimasukkan ke dalam
plastik dengan jumlah yang sama.
a. Berapa plastik yang diperlukan?
b. Berapa banyak jeruk dan salak pada masing-masing plastik?

Jawab:

Faktorisasi prima dari 20 = 22 x 5


Faktorisasi prima dari 30 = 2 x 3 x 5
FPB dari 20 dan 30 = 2 x 5 = 10 ( kalikan faktor yang sama, apabila sama ambil yang
terkecil)

a. Jumlah plastik yang diperlukan = 10 plastik


b. Jumlah jeruk pada setiap plastik = 20/10 = 2 jeruk
Jumlah salak pada setiap plastik = 30/10 = 3 salak

KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil)


a. Mencari KPK dengan Kelipatan Persekutuan
Kelipatan persekutuan adalah kelipatan yang sama dari dua bilangan atau lebih .
KPK adalah nilai terkecil dari kelipatan persekutuan 2 atau lebih bilangan.
Contoh: cari KPK dari 4 dan 8

Kelipatan 4 adalah = {4, 8, 12, 16, 20, 24, 28, 32, 36, 40, 44, ….}
Kelipatan 8 adalah = {8, 16, 24. 32. 40, 48, 56, …}

Kelipatan persekutuannya adalah 8, 16, 24, 32, … ( kelipatan yang sama dari 4 dan 8)
Nilai yang terkecil adalah 8, sehingga KPKnya adalah 8

b. Mencari KPK dengan Faktorisasi Prima

– semua bilangan faktor dikalikan


-apabila ada yang sama ambil yang terbesar, apabila keduanya sama ambil salah satunya

Contoh: cari KPK dari 8, 12 dan 30

buat pohon faktornya

Faktor Prima = 2x2x2 = 23 2x2x3 = 22 x 3 2x3x5

faktor 2 yang terbesar adalah 23


faktor 3 nilainya sama untuk 12 dan 30 ambil salah satunya saja yaitu 3
faktor 5 ada 1 ambil nilai 5

sehingga KPKnya adalah 23 x 3 x 5 = 120

Contoh soal cerita:

Ali Berenang 10 hari sekali, Budi berenang 15 hari sekali, sedangkan Amir berenang 20 hari
sekali.
Ketiga-tiganya sama-sama berenang petamakali pada tanggal 20 februari 2012, kapan ketiga-
tiganya sama-sama berenang untuk yang keduakalinya?
Jawab:

Faktorisasi prima dari 10 = 2 x 5


Faktorisasi prima dari 15 = 3 x 5
Faktorisasi prima dari 20 = 22 x 5

KPK dari 10, 15 dan 20 = 22 x 3 x 5 = 60 (kalikan semua faktor, faktor yang sama ambil
yang terbesar)
Jadi mereka sama-sama berenang setiap 60 hari sekali.
Mereka sama-sama berenang untuk yang keduakalinya adalah 20 februari 2012 + 60 hari =
20 April 2012

 Ingat bulan februari untuk tahun kabisat adalah 29 hari, untuk tahun bukan kabisat =
28 hari
(2012 adalah tahun kabisat karena habis dibagi dengan 4)

Pecahan
Mengurutkan Pecahan

Mengurutkan Pecahan dengan Garis Bilangan

Apabila kita diberikan dua pecahan, misalkan 2/3 dan 8/11, apakah kamu dapat
membandingkan kedua pecahan tersebut? Pecahan mana yang lebih besar? Sebelumnya, mari
kita selesaikan permasalah tersebut dengan sebuah perumpamaan. Dua pertiga sama dengan
dua bagian roti apabila kita membaginya menjadi 3 bagian yang sama besar. Demikian juga
dengan 8/11 sama dengan 8 bagian roti apabila kita membaginya menjadi 11 bagian yang
sama besar. Perhatikan gambar yang merepresentasikan kedua pecahan tersebut.

Dengan bantuan gambar di atas, kita dapat melihat dengan mudah bahwa 8/11 lebih besar
dari 2/3, atau dapat dituliskan 8/11 > 2/3. Sekarang mari kita lihat posisi kedua pecahan
tersebut pada garis bilangan.
Dari garis bilangan tersebut, kita dapat memperoleh bahwa 8/11 berada di kanan 2/3. Hal ini
merupakan bukti lain bahwa 8/11 lebih besar dari 2/3.

Mengurutkan Pecahan dengan Menyamakan Penyebut

Membandingkan pecahan dapat dilakukan dengan menyamakan penyebutnya. Penyebut dari


pecahan-pecahan yang belum sama, dapat disamakan dengan menggantinya dengan faktor
persekutuan penyebut pecahan-pecahan tersebut.

Misalkan kita akan membandingkan dua pecahan sebelumnya, yaitu 8/11 dan 2/3. Faktor
persekutuan dari 11 dan 3 di antaranya adalah 33, 66, 99, dan 132. Kita ambil saja faktor
persekutuan yang terkecil, atau disebut KPK, yaitu 33. Sehingga,

Karena 24 bagian dari 33 lebih besar daripada 22 bagian dari 33, maka

Setelah dapat membandingkan dua pecahan, sekarang kita akan berlatih untuk mengurutkan
beberapa pecahan. Misalkan diberikan pecahan-pecahan 1/3, 2/5, 4/15, 5/12, dan 5/6.
Dapatkah kamu mengurutkan pecahan-pecahan tersebut dari yang terkecil ke terbesar?

Sebelum mengurutkan pecahan-pecahan tersebut, kita harus membandingkan pecahan-


pecahan tersebut dengan menyamakan penyebutnya. KPK dari 3, 5, 15, 12, dan 6 adalah 60.
Sehingga,

Setelah menyamakan penyebut-penyebutnya, kita tentu mudah untuk mengurutkannya.

Urutan pecahan-pecahan dari yang terkecil ke terbesar adalah,


Setelah menyamakan penyebut-penyebutnya, kita tentu mudah untuk mengurutkannya.

Urutan pecahan-pecahan dari yang terkecil ke terbesar adalah,

Untuk mengurutkan pecahan dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu, apa yang
perlu diperhatikan?

Apabila dua pecahan memiliki penyebut yang sama, pecahan yang memiliki pembilang yang
lebih besar, nilainya lebih besar daripada pecahan yang pembilangnya lebih kecil.

Agar kalian lebih memahaminya, perhatikan gambar berikut!

Sifat-Sifat Operasi Hitung


Sifat-Sifat Operasi Hitung Bilangan

A. Sifat Komutatif (Pertukaran)

a). Sifat komutatif pada penjumlahan, bentuknya: a + b = b + a

b). Sifat komutatif pada perkalian, bentuknya: a x b = b x a

B. Sifat Asosiatif (Pengelompokkan)

a). Sifat asosiatif pada penjumlahan, bentuknya: (a + b) + c = a + (b + c)

b). Sifat asosiatif pada perkalian, bentuknya: (a x b) x c = a x (b x c)

C. Sifat Distributif (Penyebaran)

Bentuknya adalah a x (b + c) = (a x b) + (a x c) atau (a + b) x c = (a x c) + (b x c)


5. Pembulatan dan Penaksiran

 Pembulatan Bilangan ke Satuan Terdekat

a. Jika angka tersebut kurang dari 5 ( 1,2,3,4) maka bilangan dibulatkan ke bawah (dihilangkan)

b. Jika angka tersebut lebih dari 5 ( 5,6,7,8,9) maka bilangan dibulatkan ke atas (satuan
ditambah 1)

 Menaksir Hasil Operasi Hitung Dua Bilangan

a. Taksiran atas → dengan membualatkan bilangan keatas

Contoh: Tentukan hasil operasi hitung 43 x 28

43 dibulatkan 50, 28 dibulatkan 30

Jadi taksiran 43 x 28 = 50 x 30 =1500

b. Taksiran bawah à dengan membulatkan bilangan kebawah

Dengan contoh sama dengan diatas maka:

43 dibulatkan 40, 28 dibulatkan 20

Jadi taksiran 43 x 28 = 40 x 20 = 800

c. Taksiran terbalik → membulatkan bilangan sesuai aturan pembulatan

Dengan contoh sama dengan diatas maka:

43 dibulatkan 40, 28 dibulatkan 30

Jadi taksiran 43 x 28 = 40 x 30 = 1200

6. Menaksir Harga Kumpulan BarangUntuk melakukan penaksiran harga kumpulan barang


atau operasi hitung uang dalam satuan atau lebih, dapat dilakukan dengan pembulatan
sampai ribuan terdekat.

Contoh:
Dini dan ayahnya membeli alat tulis sekolah sbb: buku 3, pensil 2, penggaris 1. Harga
setiap barang berturut-turut buku Rp 3.575, pensil 2.350, penggaris Rp1.750. Berapa
kira-kira Dini dan ayahnya akan membayar di kasir?

Jawab:

Taksiran harga sbb:

Buku = Rp 3.575 ditaksir Rp 3.600 → 3 buku = 3 x Rp 3.600 = Rp 10.800

Pensil = Rp 2.350 ditaksir Rp 2.400 → 2 pensil = 2 x Rp 2.400 = Rp 4.800

Penggaris = Rp 1.750 ditaksir Rp 1.800 → 1 penggaris = 1 x Rp 1.800 = Rp 1.800

Jadi Dini dan Ayahnya akan membayar dikasir sejumlah Rp 17.400

Anda mungkin juga menyukai