125% pada formula ini diasumsikan karena asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
di Indonesia masih berpola pada tindakan yang banyak ke arah tindakan non keperawatan
sehingga perlu ditambahkan jumlahnya, selain itu diasumsikan bahwa kinerja keperawatan
oleh perawat Indonesia masih 75%.
Contoh :
Hasil analisis selama 6 bulan Pada ruangan dengan kategori medikal bedah didapatkan rata-
rata pasien yang dirawat : Self care 5 orang, partial care 10 orang dan total care 5 orang
Jawaban:
Dari data di atas kita sudah tahu untuk rata-rata pasien (TT x BOR) = 20 orang, dan langkah
selanjutnya kita harus menghitung terlebih dahulu jam asuhan yang harus diberikan :
Self Care = (5 x 1 jam) + (5 x 1 jam) + (5 x 0,25 jam) = 11,25 jam
Partial Care = (10 x 3 jam) + (10 x 1 jam) + (10 x 0,25 jam) = 42,5 jam
Total Care = (5 x 6 jam) + (5 x 1 jam) + (5 x 0,25) = 36,25 jam
Catatan : Jumlah Perawat bukan hal yang utama dalam pemberian pelayanan tetapi terdapat
aspek lain yang sangat berperan yaitu KOMITMEN PERAWAT dalam melaksanakan
Asuhan.
2. Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masingmasing
kategori mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :
dst
Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8
orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.
3.Metode Gillies
Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit perawatan
adalah sebagai berikut :
Perawat
jumlah keperawatan yang dibutuhkan /tahun
1.waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesifikasi pembagian
adalah : keperawatan mandiri (self care) = x 4 = 1 jam , keperawatan partial (partial care )
= x 4 = 3 jam , keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan keperawatan
intensif (intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam.
4.Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan rata -
rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus :
6.Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari ( hari minggu/libur = 52
hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari
libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ), hari libur nasional = 13 hari, dan
cuti tahunan = 8 hari).
7.Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 6 hari
maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari)
8. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20% (untuk
antisipasi kekurangan /cadangan ).
Contoh
17 orang
Jadi,,
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan)harus memperhatikan unit kerja yang ada
di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah sakit sebagai
berikut :
Kamar bersalin
Kamar operasi
Rawat jalan
Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan dalam perhitungan kebutuhan tenaga
keperawatan (perawat dan bidan) di ruang rawat inap rumah sakit.
a b c d e
1 Pasien 10 3,5 35
penyakit
dalam
2 Pasien 8 4 32
bedah
3 Pasien 1 10 10
gawat
= 93 = 13 perawat
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan hari
libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day =
x 13 = 3,5 orang
52 + 12 + 14 + = 78 hari
286
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk contoh tersebut adalah 21 orang.
Pasien diklasifikasikan dalam beberapa kategori yang didasarkan pada kebutuhan terhadap
asuhan keperawatan/kebidanan.
d)Terpasang infus;
b)Posisi pasien diatur dan diobservasi tanda-tanda vital setiap dua jam ;
d)Gelisah/disorientasi
Loss day =
x jumlah perawat yang diperlukan