Anda di halaman 1dari 7

BILANGAN CACAH

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Matematika MI”

DOSEN PENGAMPU:
Esa Nur Faizah, M.Pd

OLEH:
Ananda Putri Firdaus (2020190260001)
Indira Anisahira (2020190260004)
Tya Nur Fadilla (2020190260014)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AKBAR SURABAYA
2021-2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhaanahu wata’aala yang
telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Sanjungan sholawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad shollahu ‘alaihi
wasallam yang menjadi suri tauladan bagi kita semua. Tak lupa kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Esa Nur Faizah, M.Pd yang telah membimbing kami dalam mata kuliah
Matematika MI atas pendidikan dari beliaulah, kami mampu menyelesaikan tugas menyusun
makalah ini.
Selanjutnya, kami sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan
mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari para pembaca sangat kami harapkan agar makalah yang kami susun ini menjadi
lebih baik dan benar.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita semua
khususnya para pembaca.

Penulis,

Surabaya, 11 September 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tiiyul
B. Tiiyul
C. Tiiyu
D. Tiiyul
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tiyu
B. Tii
C. Tii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
yang mempunyai peranan penting dalam memajukan daya pikir manusia. Mata pelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali
siswa dengan kemampuan berfikir analistis, sistematis, kritis dan kreatif, agar siswa dapat
memiliki kemampuan memperloleh, mengelolah, menguasai dan menciptakan teknologi
dimasa depan yang memerlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran. Bilangan juga merupakan suatu ide yang bersifat abstrak yang akan memberikan
keterangan mengenai banyaknya suatu kumpulan benda. Simbol ataupun lambang yang
digunakan untuk mewakili bilangan itu disebut angka atau lambang bilangan. Dalam
penggunaan sehari-hari, angka, bilangan dan nomor seringkali disamakan, secara definisi,
angka, bilangan dan nomor merupakan tiga entitas yang berbeda. Angka adalah suatu tanda
atau lambang yang digunakan untuk melambangkan bilangan, sedangkan nomor biasannya
menunjuk pada satu atau lebih angka yang melambangkan sebuah bilangan bulat dalam suatu
barisan bilangan-bilangan bulat yang berurutan.
Bilangan cacah merupakan bilangan yang dimulai dari nl, satu, dua, tiga dan seterusnya.
Bilangan cacah bisa digunakan dalam perhitungan praktis matematis. Apabila bilangan cacah
dihubungkan dengan oprasi bilangan, maka akan ditemukan adanya oprasi penjumlahan,
pegurangan, perkalian, pembagian. Selain itu, akan pula ditemukan hitungan campuran dari
operasi pada bilangan cacah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah bilangan cacah
2. Apa yang dimaksud bilangan cacah
3. Apa saja sifat-sifat operasi hitung dalam bilangan cacah
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah bilangan cacah
2. Mengetahi pengertian bilangan cacah
3. Mengetahui apa saja sifat-sifat operasi hitung bilangan cacah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Bilangan Cacah


Sebenarnya sejak awal peradaban, manusia telah mengenal ilmu matematika. Hanya saja
pada waktu itu matematika tidak memakai angka-angka seperti pada zaman sekarang. Pada
zaman dahulu untuk menunjukan bilangan, manusia hanya menggunakan simbol-simbol
seperti potongan kayu, simpul-simpul pada kayu atau anggota badan, seperti tangan.
Tetepi seiring berkembangnya zaman, penggunaan symbol untuk menunjukan
bilanganpun mulai ditingalkan. Hal ini terjadi karena para matematikawan mulai berlomba-
lomba dalam mengembangkan system bilangan. Pada awalnya, berhitung dengan bilangan
hanya terdiri dari 1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9. Baru kemudian pada sekitar abad kedelapan
seseorang matematikawan muslim dari negeri Persia yang dikenal dengan nama Al-
Khawarizmi, menyempurnakan system ini dengan memperkenalkan bilangan nol. Sehingga
terdapat suatu system bilangan 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 dan seterusnya, yang kemudian disebut
sebagai bilangan cacah.
Penemuan bilangan nol ini dilatar belakangi oleh sebuah penjelasan di dalam al qur’an
yang secara tersurat membahas tentang operasi pengurangan. Tepatnya pada surat al-Ankabut
ayat 14, Allah swt, berfirman :
Artinya : “ Dan sesungguhnya kami telah mengutus NUH kepada kaumnya, maka ia
tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir
besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim.”
Bila dikaji lebih mendalam, tanpa kita sadari ayat diatas sebenarnya menyuratkan tentang
operasi hitung pengurangan 1000-50. Hal inilah yang mendorong Al-Khawarizmi untuk
mulai mengembangkannya secara lebih lanjut. Ia berfikir bahwa di dalam kehidupan, kelak
kita tidak akan hanya berbicara tentang 1000-50, tetapi pengurangan-pengurangan yang lain
tentunya. Semisal 20-19, 24-6 dan lain sebagainya. Lalu bagaimana jika pada saatnya akan
ditemui 2-2, 5-5, ataupun 1000-1000?, maka pengurangan inilah yang menghasilkan bilangan
baru, yaitu 0 (nol atau nil atau null) dan 0 bukan bilangan asli.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa dari penemuan Al-Khawarizmi diatas diperlukan sebuah
himpunan bilangan baru yang dapat menampung semua bilangan asli yakni 1, 2, 3, 4,..... dan
bilangan 0. Gabungan dari 2 jenis bilangan tersebutlah yang kemudian menghasilkan sebuah
himpunan baru bernama himpunan bilangan cacah (whole numbers). Yang perlu diingat
dalam bilangan cacah, membilang dimulai dari yang tidak ada, yang dilambangkan dengan 0
(nol), 1, 2, 3,....
Ada juga sumber lain yang menyebutkan bahwa bilangan cacah mempunyai satu nama
lain, yakni gugus bilangan asli. Karena, awal kegiatan manusia pada peristiwa membilang
dimulai ketika seorang anak mulai mengelompokkan benda-benda menjadi gugus-gugus.
Mungkin yang diamati mula-mula adalah jemari yang ada pada tangan mereka, maka
dilihatnya ada lima jari yang berbeda rupa tetapi mempunyai kemiripan. Maka “lima” adalah
sifat banyaknya benda pada tangan. Kemudian, dari hal itulah manusia mulai menciptakan
lambang bagi masing-masing bilangan. Orang babilonia menciptakan lambang- lambang
khusus bagi enampuluh bilangan asli pertama, tetapi penemuan yang paling praktis untuk
penggunaan sehari-hari adalah penggunaan lambang hindu-arab 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 untuk
bilangan “satu”, ”dua”, ”tiga”, ”empat”, ”lima”, ”enam”, ”tujuh”, ”delapan”, ”sembilan”.
Kemudian, diciptakankan lambang 0 untuk bilangan “nol” yang merupakan bilangan kardinal
gugus kosong.1

B. Pengertian Bilangan Cacah


Bilangan cacah adalah bilangan yang dimulai dari angka nol dan selalu bertambah
satu dengan bilangan setelahnya atau himpunan bilangan bulat yang bukan negatif, atau dapat
juga dikatakan himpunan bilangan asli ditambah nol.
Contoh bilangan cacah : { 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6…….}
Dari penjelasan sebelumnya, sebenarnya sudah dapat dipahami mengenai apa
pengertian bilangan cacah itu. Tetapi untuk lebih jelasnya dari pendapat lain akan
memaparkan secara lebih mendalam mengenai pengertian bilangan cacah. Bilangan cacah
dapat didefinisikan sebagai :
1. Himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu {0, 1, 2, 3 ...}
2. Himpunan bilangan asli ditambah 0. Jadi, bilangan cacah harus bertanda positif.
Himpunan bilangan cacah : C = {0, 1, 2, 3, 4, ....}2
3. Bilangan yang digunakan untuk menyatakan cacah anggota atau kardinalitas suatu
himpunan. Maksudnya, jika suatu himpunan yang karena alasan tertentu tidak
mempunyai anggota sama sekali, maka cacah anggota himpunan itu “nol” dan
dinyatakan dengan lambang atau angka “0”. Jika anggota dari suatu himpunan hanya

1
Andi Hakim Nasoetion, Landasan Matematika, ( Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 2001), hal. 43.
2
Naipopos Hutahuruk, Kamus Matematika, (Jakarta: Erlangga, 2004), hal. 38.
terdiri dari satu anggota saja maka cacah anggota tersebut adalah “satu” dan
dinyatakan dengan lambang atau angka “1”, dan demikian seterusnya.3
Jadi, singkatnya bilangan cacah adalah bilangan yang dimulai dari angka nol.
Bilangan cacah biasanya disimbolkan dengan huruf “C” (cacah) ataupun “W” (whole).
Sehingga apabila kita ingin menuliskan himpunan bilangan cacah ataupun seluruh unsur
bilangan cacah kita bisa menuliskannya seperti ini C= (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12,...dst.)
Himpunan bilangan cacah juga memuat beberapa himpunan bilangan lainnya, seperti:
1. Himpunan bilangan asli = {1, 2, 3, 4, ...}
2. Himpunan bilangan genap = {0, 2, 4, 6, ...}
3. Himpunan bilangan ganjil = {1, 3, 5, 7, ...}
4. Himpunan bilangan kuadrat = {0, 1, 4, 9, ...}
5. Himpunan bilangan prima = {2, 3, 5, 7, ...}
6. Himpunan bilangan tersusun (komposit) = {4, 6, 8, 12, ...}

C. Sifat- sifat Operasi Hitung Bilangan Cacah

3
Mutijah dan Ifada Novitasari, Bilangan dan Aritmatika, (Yogyakarta: Grafindo Literamedia, 2009), hal. 44.

Anda mungkin juga menyukai