Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REVIEW

“KALKULUS”

Dosen Pengampu : Drs. MARSANGKAP SILITONGA,M.Pd.


CRITICAL BOOK REVIEW

MK.KALKULUS

PRODI S1 PTE. FT

Skor nilai:

NAMA : SUHARDI
NIM : 5202131002
PRODI : PTE A

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

Kata Pengantar

Kalkulus
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga Critical
Book Review ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dalam menyusun Critical Book Review ini.Makalah ini di buat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah kami.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, Jika ada isi yang kurang relevan maka untuk ke depannya kami akan
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi dari
sebelumnya.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, Oktober 2020

SUHARDI

DAFTAR ISI

Kalkulus
KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 4

1.1 Rasionalisasi pentingnya CBR 4

1.2 Tujuan CBR 4

1.3 Manfaat CBR 4

1.4 Identitas Buku 5

BAB II RINGKASAN ISI BUKU 6

2.1 Buku Utama 6

BAB III PEMBAHASAN 20

3.1 Kelebihan__________________________________________________ 20

3.2 Kelemahan _________________________________________________ 20

BAB IV PENUTUP 21

4.1 Kesimpulan ________________________________________________ 21

4.2 Saran ____________________________________________________ 21

DAFTARPUSTAKA 22

LAMPIRAN_______________________________________________________________ 23

BAB I

PENDAHULUAN

Kalkulus
1.1 Latar Belakang CBR
Seringkali saya kebingungan dalam memilih sebuah buku, maka saya berinisiatif
untuk membuat sebuah referensi buku. Jadi kalau kita memilih satu buku, namun ternyata
belum memuaskan hati kita. Contohnya dari segi pokok pembahasan, tidak sesuainya materi
tentang kalkulus. Olehkarena itu saya selaku penulis membuat Critical Book Report ini, untuk
mempermudah dalam mencari referensi buku. Dalam pencarian referensi buku yang baik kita
harus memperhatikan dari segi cafer, kelengkapan isi buku, struktur susunan tulisan dan
singkronisasi dengan judul buku.

1.2 Tujuan penulisan CBR


1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah kalkulus.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan pembaca.
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa dan
membandingkan sebuah buku.
4. Melatih mahasiswa dalam mengkritik dan memberikan saran terhadap suatu buku guna
meningkatkan kualitas buku.
5. Menguatkan pemahaman pembaca tentang kalkulus dan penjabarannya.

1.3 Manfaat CBR


Bagi penulis:
Penulis menjadi lebih memehami secara keseluruhan mengenai cakupan materi
kalkulus berkat menuntaskan tugas Critical Book Report ini. Tugas ini juga bermanfaat
langsung dalam melatih penulis menjadi lebih terasah dalam meringkas buku, lalu
membandingkannya dengan buku yang relevan setelah itu menganalisanya demi mencari
kelemahan dan kelebihan dari buku yang telah saya krikalisasi.
Bagi pembaca:
Pembaca dalam hal ini dapat mengetahui hasil dari tugas Critical Book Report, mulai
dari kalangan akademis hingga masyarakat umum menjadi lebih paham bagaiman sebenarnya
buku kalkulus ini. Tugas ini juga dapat menjadi rujukan bagaimana menyempurnakan suatu
buku yang ada karena di dalam tugas ini merupakan suatu rangkuman pembahasan dari
ringkasan hingga analisis kelemahan dan kelebihan berdasarkan fakta dengan buku yang
relevan.

1.4 Identitas buku

Kalkulus
Buku utama

Judul :Kalkulus

Edisi :Cetakan
Pertama

Pengarang :Drs.
Marsangkap Silitonga, M. Pd. & Drs. Jongga Manullang, M. Pd.

Penerbit :-

Kota terbit :MEDAN

Tahun terbit :2018

ISBN :-

BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

Kalkulus
2.1 BUKU UTAMA

BAB 1. SISTEM BILANGAN RIIL

1. Bilangan Bulat dan Bilangan Rasional


Sistem bilangan yang paling sederhan adalah bilangan asli yaitu

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, .....

Apabila kita mengukur panjang, berat, kuat arus listrik teryata bilangan bulat tidak cukup
karena tidak memberikan ketelitian yang memadai. Untuk itu di perlukan hasil bagi (ratio)
antara bilangan-bilangan bulat seperti:

1 2 4 10 16 −7
, , , , ,
2 3 5 11 11 8

Bilangan bilangan yang dapat ditulis dengan m/n, di mana m dan n adalah bilangan bulat
dan n ≠ 0 di sebut sebagai bilangan rasional.

1/2 = 0,5; 3/8 = 0,375; 3/7 = 0,428571425871 ...

Ternyata bilangan rasional belum cukup teliti untuk mengukur panjang atau berat. Untuk
itu masih di perlukan bilangan lain yang tidak dapat di tulis sebagai hasil bagi antara dua
bilangan bulat, misalnya √ 2, √ 3, e, π dan sebagainya. Bilangan seperti ini dinamakan
bilangan tak rasional (irasional).

√ 2 = 1,4142135623... π = 3,1415926535

2. Bilangan Riil
Himpunan bilangan-bilangan rasional dan tak dirasional yang dapat mengukur panjang,
bersama sama dengan negatifnya dan nol dinamakan bilnagan riil (real). Bilangan ril itu
seperti mengukur jarak ke kanan atau ke kiri (jarak berarah) dari suatu titik yang disebut titik
asal dan di beri lebel 0. Bilangan bilangan itu disebut sebagai kordinat titik tersebut. Garis
yang dihasilkan dikenal sebagai garis kordinat.

Untuk mengenal kelas kelas bilangan yang telah diuraikan di atas, digunakan lambang-
lambang baku.

3. Oprasi Aljabar Bilangan riil


Bilangan riil memiliki sifat yang disebut sifat medan (field) yaitu :
a. Sifat tertutup : x, y ∈ R
b. Hukum Komutatif : x + y = y+x dan xy = yx
c. Hukum Asosiatif : x + (y+z)+z dan x(xy)=(xy)z

Kalkulus
d. Hukum Distribusi : x(y+z)=xy+xz
e. Elemen-elemen identitas.Terdapat dua bilangan riil yang berlainan 0 dan 1 yang
memenuhi x + 0 =x dan x.1 = x
f. Balikan (Invers).Setiap bilangan x memenuhi balikan aditif (disebut juga negatif),-x,
yang memenuhi x + (-x) = 0.Juga,setiap bilangan x kecuali 0 memenuhi balikan perkalian
(disebut juga kebalikan) x-1, yang memenuhi x.x-1 = 1

4. Urutan Bilangan riil


Urutan bilangan-bilangan riil bukan nol secara baik dipisahkan menjadi dua himpunan
terpisah,bilangan-bilangan riil positif dan bilangan-bilangan riil negative.Sehingga relasi urutan
< (dibaca “kurang dari”) yaitu

Sifat-sifat urutan: X < y ↔ y – x positif


1. Trikotomi
2. Transitifitas
3. Penambahan
4. Perkalian

5. Ketaksamaan

Mencari ketaksamaan adalah mencari semua himpunan bilangan riil yang membuat ketaksamaan
berlaku.Cara menyelesikan ketaksamaan :

1. Menambahkan bilangan yang sama pada kedua pihak suatu ketaksamaan


2. Mengalikan kedua pihak suatu ketaksamaan dengan suatu bilangan positif
3. Mengalikan kedua pihak dengan suatu bilangan negative,tetapi kemudian harus
membalikkan arah tanda ketaksamaan.

6. Nilai mutlak, Akar kuadrat dan Kuadrat


Nilai mutlak
Nilai mutlak suatu bilangan riil x, dinyatakan dengan |x| yang didefenisikan sebagai :

{
|x|=
x , jika x ⩾ 0
−x , jika x <0
Sifat-sifat nilai mutlak
1. |ab | = |a| |b|
¿ ¿
2. ¿ a∨ ¿b∨¿ ¿ ¿ = ¿ a∨ ¿b∨¿ ¿ ¿
3. | a+ b | ≤|a|+ ¿ b∨¿
4. |a-b| ≥||a|−|b||

Kalkulus
Akar Kuadrat
Setiap bilangan riil positif mempunyai dua akar kuadrat, misalnya 9 mempunyai akar
kuadrat 3 dan -3.
√ x 2 = |x|
Kuadrat
Dari sifat nilai mutlak diproleh
2
|x| = x 2
Selanjutnya
|x|<| y|= x 2< y 2

5. Sistem Kordinat Siku Empat (Cartesius)


Sistem kordinat Cartesius terdiri atas dua buah garis bilangan riil yang saling tegak lurus
dan berpotongan di titik asal (titik nol). Sumbu kordinat membagi bidang menjadi empat
daerah yang dinamakan kuadran I, II, III dan IV.

Rumus jarak
Ini didasarkan pada teorema Phytagoras,yang mengatakan jika a dan b merupakan ukuran
dua kali suatu segitiga siku-siku dan c merupakan ukuran sisi miringnya.
d(P,Q) = √ (x 2−x 1)2 +( y 2− y 1)2

Persamaan Lingkaran
Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang terletak pada suatu jarak tetap (jari-jari) dari
suatu titik tetap (pusat).Secara umum,lingkaran beerjari-jari r dan berpusat (h,k) mempunyai
perasaan.
(x - h)2 + (y - k)2 = r2

Garis lurus
Garis lurus adalah yang paling sederhana dari semua kurva.Sebuah garis adalah obyek geometri

Grafik Persamaan
Grafik suatu persamaan dalam x dan y terdiri atas titik-titik di bidang yang koordinat-koordinat
(x,y) –nya memenughi persamaan artinya membuat suatu persamaan yang benar.

BAB II. BILANGAN KOMPLEKS

Kalkulus
Jika a dan b adalah bilangan real, maka pasaangan (a,b) disebut bilangan kompleks, asal saja
kesamaan, penjumlahan dan perkalian antar pasangan itu didefinisikan sebagai berikut:
a) Kesamaan
b) Penjumlahan
c) Perkalian

1. Operasi Bilangan Kompleks.


Operasi penjumlahan dan perkalian pada bilangan kompleks memenuhi sifat komutatip,
assosiatip dan distributip. Jadi jika X, Y dn Z adalah sebarang bilangan kompleks, berlaku
sifat berikut:
- Hukum komutatip : X+Y = Y+X; dan XY=YX.
- Hukum assosiatip : X+ (Y+Z) = (X+Y) + Z dan X(YZ) = (XY)Z.
- Hukum distrributip : X(Y+Z) = XY+XZ.

a. Elemen Identitas
b. Eleman Invers (balikan)
c. Satuan Imajiner ( j atau i )

2. Konjugat (sekawan) Bilangan Kompleks


Jika ditulis z = x + jy maka x – jy di sebut konjugat (sekawan) dari z yang di gambarkan
dengan z .

( )
z1 z
= z1
z2 2

3. Interpretasi Geometri Babilangan Kompleks


Karena bilangan kompleks z = x + jy adalah pasangan berurutan bilangan real (x,y),
maka (x,y) dapat diwakili secara geometrik oleh sebuah titik pada bidang atau oleh sebuah
anak panah (vektor geometrik) dari titik asal ke titik (x,y).
Bilgan r yang menyatakan jarak antara titik (x,y) dan titik asal (0,0) di sebut modulus
atau nilai mutlak dari z = x +iy dan diyatakan dengan |z| = |x +iy| yaitu
|z| = r = |x +iy| = √ x 2+ y 2 = √ z . z

Secara geometri, |z| meyatakan jarak antatra titik (x,y) dan titik asal. Misalkan z 1= x 1 +
iy 1 dan z 2= x 2 + iy 2 jarak antara z 1 dan z 2 di defenisikan dengan

|z 1−z 2| = √ ( x 1−x 2 )2+ ( y 1− y 2 )2

4. Operasi Aljabar Dalam Bentuk Kutub.

Kalkulus
a. Perkalian dan Pembagian Dalam Bentuk Kutub.
b. Prangkat Bulat Bilangan kompleks.
c. Rumus de Moivre
d. Akar Bilangan Kompleks

5. Bentuk Eksponen Bilangan Kompleks.

Selain dalam bentuk umum z = x + jy dan bentuk kutub z = r (cosθ + j sinθ), bilangan
kompleks z juga dapat dinyatakan dalam bentuk eksponen.
Bentuk eksponen bilangan kompleks z = x + iy yaitu
z = ℜ jθ

Operasi Aljabar Dalam Bentuk Eksponen.


- Perkalian
- Pembagian
- Invers
- Pangkat
- Akar pangkat

BAB III. FUNGSI DAN LIMIT

1. Fungsi
Fungsi (f) adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap obyek x dalam satu
himpunan,yang disebut daerah asal (domain),dengan sebuah nilai tunggal f(x) dari himpunan
kedua yang disebut Kodomain. Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah
nilai (range).
Operasi pada fungsi
Fungsi bukanlah bilangan. Bilangan a dan b dapat ditambahkan untuk menghasilkan sebuah
bilangan baru a+ b ,demikian juga dua fungsi f dan g dapat ditambahkan untuk menghasilkan
sebuah fungsi baru f + g .
a. Polinom.
b. Rasional.
c. Irrasional.
2. Limit Fungsi
a. Defenisi Limit

Kalkulus
(Pengertian secara intuisi). Untuk mengatakan bahwa lim f ( x )=L berarti bilamana x
x →c

dekat tetapi berlainan dengan c,maka f(x) dekat ke L.


b. Teorema Limit
 Teorema Limit utama
lim k=k
x →c

lim x =c
x →c

lim kf ( x ) =k lim f (x )
x →c x→ c

 Teorema Substitusi.
Jika f suatu fungsi polinom atau fungsi rasional ,asalkan dalam kasus fungsi rasional
nilai penyebut di c tidak nol.
lim f ( x )=f (c)
x →c

3. Fungsi Trigonometri
Definisi andaikan t menentukan titik P(x,y) maka sin t = y dan cos t = x
Sifat-sifat dasar sinus dan kosinus
|sin t| ≤ 1∨cos t ∨≤ 1
Empat fungsi Trigonometri lainnya
sin t cos t
Tan t = cot t =
cos t sin t

1 1
Sec t = csc t =
cos t sin t

BAB IV. TURUNAN (DERIVATIF)


1. Pengertian Turunan
Untuk memahami konsep turunan, ditinjau beberapa masalah yang berkairan dengan konsep
turunan sebagai berikut:

Masalah 1.

Masalah pertama yang sudah dipermasalahkan sejak ilmuan besar Yunani Archimedes yaitu
masalah garis singgung.

Garis singgung sebagai suatu garis yang memotong suatu kurva pada satu titik,benar untuk
lingkaran-lingkaran tetapi sama sekali tidak memuaskan untuk kebanyakan kurva-kurva lain.

Garis singgung jika tidak tegak lurus :

Kalkulus
Mtan =lim m sec = lim f ( c+ h )−f (c )
h→ 0
h→ 0 h

Masalah 2.

Masalah yang kedua muncul dari percobaan Kepler,Galileo,Newton dan yang lainnnya
untuk melukiskan kecepatan sebuah benda bergerak yaitu masalah kecepatan seesaat.Defenisi
kecepatan sesaat :

f ( c +h ) −f (c)
V = lim v =lim ¿
h→ 0 rata-rata h→ 0 h

Defenisi
Turunan fingsi f adalah fungsi lain fʹ (dibaca f aksen) yang nilainya pada sebarang bilangan
c (asalakn limit ini ada) adalah

f ( c+ h )−f (c )
fʹ (c) = lim
h→ 0 h

2. Aturan Pencarian Turunan


Proses pencarian turunan suatu fungsi langsung dari defenisi turunanyakni dengan
menyusun hasil bagi selisih.
f ( x+ h )−f (x )
h

a. Aturan konstanta
Jika f(x) = k dengan k suatu konstanta maka untuk sebarang x, fʹ (x) = 0 yakni D(k) = 0

b. Aturan Pangkat
Jika f(x) = xn,dengan n bilangan-bilangan bulat positif,maka fʹ (x) = nxn-1

c. Aturan fungsi Identitas


Jika fʹ (x) = x,maka fʹ (x) = 1 yakni D(x) = 1

d. Aturan Kelipatan konstanta


Jika k suatu konstanta dan f suatu fungsi yang terdiferensisasikan,maka (kf)’(x) =k. fʹ (x) yakni
D[k.f(x)] = k. Df(x)

Kalkulus
e. Aturan jumlah
Jika f dan g fungsi-fungsiyang terdiferensialkan,maka (f+g)’(x) = f(x)+g(x) yakni
D[f(x)+g(x)] = Df(x) + Dg(x)

f. Aturan selisih
Jika f dan g fungsi-fungsi yang terdiferensialkan,maka (f-g)’(x) = f’(x)-g’(x) yakni
D[f(x)-g(x)] = Df(x) – Dg(x)

Aturan hasil kali


Jika f dan g fungsi-fungsi yang terdiferensialkan,maka (f ∙ g )’(x) = f(x)g(x)f’(x) yakni
D[f(x)g(x)] = f(x)Dg(x)+ g(x)Df(x)

g. Aturan hasil bagi


Jika f dan g fungsi-fungsi yang terdiferensialkan,dengan g(x)≠0,maka
f (x ) g ( x ) Df ( x )−f (x) Dg( x)
D =
g ( x) g 2(x)

BAB IV PENGGUNAAN TURUNAN


1. Target dan Normal.
menggunakan Untuk menentukan persamaan garis singgung (target) suatu kurva pada
sebuah titik, Pertama tama di tentukan turunan fungsi di titik tersebut. Ini memberikan
koefisien arah (gradien) dari garis singgung. Selanjutya di tentukan persamaan garis
singgung melalui titik itu dengan persamaan garis melalui suatu titik.
2. Gerak kurvilinier.
Gerak kurvilinier berkaitan dengan gerakan suatu objek pada bidang. Untuk
membicarakan hal ini di perlukan suatu konsep penting yaitu Vektor. Secara sederhana
vektor didefebisikan sebagai suatu besaran yang memiliki besar dan arah. Sebagai contoh
besaran vektor adalah kecepatan, percepatan, gaya, momentum dan sebagainya. Untuk
menggambarkan suatu vektor, digambarkan suatu segmen garis yang panjangnya sebanding
dengan besar vektor dalam arah yang menunjukan arah vektor.
3. Laju yang Berkaitan.
Setiap dua variabel yang berubah terhadap waktu dan diantara keduanya terdapat suatu
hubungan, bisa mempunyai laju terhadap waktu dari yang satu dinyatakan dalam laju
terhadap waktu dari yang lainnya. Ini dapat dikerjakan dengan mengambil turunan terhadap
waktu dari persamaan yang menghubungkan kedua variabel itu.

Kalkulus
4. Masalah Maksimm dan Minimum
Pada grafik f(x) seperti dalam gambar kita melihat bahwa pada saat x naik (dari kiri dan
kanan) nialai y naik sampai titik M. Dari M ke m nilai yang turun. Disebelah kanan m nilai
y kembali naik. Juga terlihat bahwa setiap garis singgung di sebelah kiri M dan di sebelah
kanan m mempunyai gradien positip sedangkan di antara keduanya mempunyai gradien
negatip.

BAB V INTEGRAL

1. Differensial
Diferensial dari suatu fungsi y = f(x) di defenisikan sebagai

dy = f’(x)dx

Disini dy adalah differensial dari y, sdangkan dx adalah differensial dari x. Differensial dx


didefenisikan sebagai sama dengan ʌx yaitu perubahan kecilpada x.

2. Integral Tak Tentu (Anti Turunan)

Defenisi  f suatu anti turunan dari f pada selang I jika F’(x) = f(x) atau pada dF(x)/dx=f(x)
untuk semua x dalam selang l, yang di tulis dengan ∫ f ( x ) =F ( x )+ C

a. Aturan pangkat
'+1
x
∫ x ' dx= r+ 1
+c

∫ sin x dx=−cos x +C
∫ cos x dx=sin x +C
b. Sifat Kelinieran Integral Tak Tentu
Misalkan f dan g fungsi-fungsi yang mempunyai anti turunan dan k suatu konstanta.
Maka
(i) ∫ k . f ( x ) dx=k . ∫ f ( x ) dx .
(ii) ∫ [ f ( x ) ± g ( x ) ]dx = ∫ f ( x ) dx ±∫ g ( x ) dx .
c. Aturan pangkat yang diperumum

Kalkulus
Misalkan g uatu fungsi yang terdifferensialkan (memiliki turunan) dan r suatu
bilangan rasional yang tidak sma dengan -1.
3. Integral tentu
Berdasarkan contoh soal diatas, dapat disimpulkan bahwa defenisi integral tentu adalah
sebagai berikut:
Misalkan f fungsi yang terdefenisi pada selang [ a , b ]

∫ f ( x ) dx=0
a
b a

∫ f ( x ) dx=−∫ f ( x ) dx ,untuk a>b.


a b

a. Teorema Dasar Kalkulus

Teorema dasar kalkulus.Andaikan f kontiniu (karenanya terintegralkan) pada [a,b] dan


andaikan F sebarang anti dari f disana maka:
b

∫ f ( x )dx = F(b) – F(a)


a

b. Sifat-sifat integral tentu


1. Sifat penambahan selang
b c b

∫ f (x )dx = k∫ f ( x )dx +∫ f ( x ) dx
a a c

2. Sifat pembanding
b b

∫ f ( x ) dx ≤∫ g ( x ) dx dan tak tentu


a a

3. Nilai rata rata integral tentu


b
f ave= 1 ∫ f ( x ) dx
b−a a
4. Nilai efektif / nilai rooth mean square (r. m. s.).


T
y rms= 1 ∫ [ f ( x)] dx.
2

T 0

Kalkulus
BAB VII PENGGUNAAN INTEGRAL

1. Penggunaan Integral Tak tentu (Persamaan Differensial).


Berikut ini adalah berbagai penerapan integral taktentu (persamaan differensial) dalam
berbagai masalah praktis.
Masalah Gerak
dv
a = dt
dv = a dt
∫ dv=∫ a dt .
Selanjutya karena kecepatan (V) adalah laju perubahan jarak (S) terhadap waktu, didapat

S = ∫ vdt .

Masa Arus Listrik

Kalau rumus di tulis dalam bentuk diferensial akan menjadi dq = id t. Setelah di


integralkan menjadi:
q = ∫ i . dt
2. Pengaturan integral Tentu
Integral tentu bayak digunakan dalam menghitung berbagaie besaran dalam berbagai bidang
praktis. Berikut ini di berikan penggunaan integral tentu dalam berbagai bidang.
a. Menghitung luas bidang datar
b. Menghitung Volume benda putar
c. Menentukan kordinat titik pusat massa (Centroid).
d. Menghitung momen Inersia
e. Menghitung Usaha dari gaya berubah
f. Menghitung gaya tekanan zat cair
g. Menghitung panjang busur dan luas selimut benda putar

BAB VIII FUNGSI TRASENDEN

Fungsi transenden adalah fungsi matematika yang tidak termasuk dalam fungsi aljabar.
Fungsi transenden antara lain fungsi trigonomedti dan invres(balikan) trigonometri, Fungsi
logaritma (logarima asli dan logaritma umum), fingsi hiporbolik dan fungsi invres hiperbolik.

1. Fungsi Logaritma Asli

Defenisi  fungsi logaritma asli,ditulis sebagai ln,didefenisikan sebagai

Kalkulus
x
1
Ln x = ∫ dt ,
1 t

x>0
Daerah definisinya adalah himpunan bilangan riil positif.

Turunan logaritma asli

d 1
(ln x) = , x≠0
dx x

Sifat-sifat logaritma Asli

Apabila a dan b bilangan-bilangan positif dan r sebuah bilangan rasional,maka

1. ln 1 = 0
2. ln ab = ln a + ln b
a
3. ln = ln a – ln b
b
4. ln ar = r ln a

2. Fungsi Invers dan Turunannya

Suatu fungsi f memadankan suatu nilai x dalam daerah asalnya D dengan nilai tunggal y
dalam daerah hasilnya R. Untuk fungsi-fungsi tertentu f dapat di balik, yaitu untuk satu nilai y
dan R, diperoleh kembali nilai x dalam D yang oleh f dipasangkan dengan y.

Turunan fungsi Invers

Teorema fungsi invers Andaikan f dapat diturunkan dan monoton murni pada selang I.
Apabila f’(x) ≠ 0 pada sesuatu x dalam I, maka f -1 dapat diturunkan di titik y = f(x) pada daerah
hasil f dan berlakulah

1 dx 1
(f-1)̍ (y) = dapat juga ditulis =
f ' (x ) dy dy /dx

3. Fungsi Eksponen

Definisi  Invers ln disebut fungsi eksponen asli dan ditulis sebagai exp yaitu

x = exp y ↔ y = ln x

Kalkulus
diperoleh :

1.. exp (ln x) = x x>0

2. ln (exp y) = y untuk semua y

Sifat fungsi eksponen

Defenisi  bilangan e adalah bilangan riil positif yang bersifat ln e = 1

Teorema A  andaikan a dan b bilangan rasional,maka eaeb = ea+b dan ea/eb = ea-b

Turunan fungsi eksponen

1 dy dy dy x
Denagn pendifferensialan implisit diperoleh 1= , . sehingga = y atau =e
y dx dx dx

d ( ex )
Jadi = ex
dx

Integral Fungsi eksponen

Karena turunan fungsi eksponen asli adalah dirinya sendiri, berarti intergralnya juga adalah
dirinya sendiri, yaitu

∫ eu du=eu + C

4. Fungsi Eksponen umum dan Fungsi Logaritma Umum


a. Fungsi eksponen umum
Suatu fungsi eksponen umum dpat dinyatakan dengan y = f(x) = a x dengan a
adalah bilangan riil positif yang tidak sma denga e
Turunan dan integral fungsi eksponen umum (y = a x ) adalah

1
∫ ax dx = ln a a +C;
x
a≠1
b. Fungsi Logaritma Umum
Secara umum sifat-sifat yang berlaku pada logaritma asli juga berlaku pada
logaritma umum, demikian juga turunan fungsi logaritma umum adalah

Kalkulus
d 1
(log ax) =
dx x ln a

5. Pertumbuhan dan peluluhan eksponensial


6. Fungsi Trigonometri balikan (invers)
7. Fungsi Hiperbolik dan balikannya

BAB IX TEKNIK PENGINTEGRALAN


1. Pengintegralan dengan penggantian (Subsititusi)
Dalam teknik pengintegralan dengan subtitusi diperlukan rumus-rumus integral baku
sebanyak mungkin.
2. Integral Trigonometri
Untuk pengintegralan fungsi-fungsi Trigonometri digunakan metode penggantian dan
memakai kesamaan trigonometri yang tepat.
3. Penggantian yang Merasionalkan.
4. Pengintegralan Prisial (sebagian).
5. Pengintegralan Fungsi Rasional
6. Integral Tak Wajar

Kalkulus
BAB III

PEMBAHASAN/ANALISIS

3.1 Kelebihan

1. Pada buku ini , isi buku menjelaskan sangat jelas dan terperinci lalu di centumkan
beberapa contoh soal.
2. Format tulisan buku sudah cukup jelas
3. Buku ini menjelaskan sampai sub sub bab terkecil.
4. Memiliki banyak reperensi pembelajaran yang mendukung.
5. Bahasa buku mudah dimengerti.

3.2 Kelemahan

1. Buku tidak melampirkan biografi penulis.


2. Pengupdatetan buku perlu di lakukan .
3. Buku kurang rapi penulisan dan pengsingkronan bahan.

Kalkulus
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Trigonometri

Menurut konvensi suatu garis lurus yang berotasi satu sudut penuh dan kembali keposisi
awalnya dikatakan telah di rotasi melalui 360 derajat - 360 ° - dimana di setiap derajat nya dibagi
menjadi 60 menit – 60’ – dan setiap menitnya di bagi lagi menjadi 60 detik – 60’’.Sudut lurus
adalah separuhnya, yakni180 ° dan sudut siku separuh nya lagi,yakni 90 ° di sebut sudut lancip
dan yang lebih besar dari pada90 ° disebut sudut tumpul.

2. Fungsi limit

Limit suatu fungsi merupakan salah satu konsep mendasar dalam kalkulus dan


analisis, tentang kelakuan suatu fungsi mendekati titik masukan tertentu. Suatu fungsi
memetakan keluaran f(x) untuk setiap masukan x. Fungsi tersebut memiliki limit L pada titik
masukan p bila f(x) "dekat" pada L ketika x dekat pada p. Dengan kata lain, f(x) menjadi semakin
dekat kepada L ketika x juga mendekat menuju p. Lebih jauh lagi, bila f diterapkan pada tiap
masukan yang cukup dekat pada p, hasilnya adalah keluaran yang (secara sembarang) dekat
dengan L. Bila masukan yang dekat pada p ternyata dipetakan pada keluaran yang sangat
berbeda, fungsi f dikatakan tidak memiliki limit.

Kalkulus
4.2 Saran

Saran saya yaitu penulisan tentang kalkulus pembahasanyan harus lebih luas lagi dan agar
dapat dimengerti ataupun dipahami bagi pembaca. Bagi pembaca agar dapat memahami dan
mengerti tentang seluruh pelajaran yang dipelajari di teknik khususnya pelajaran kalkulus.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Marsangkap Silitonga, M. Pd. & Drs. Jongga Manullang, M. Pd,2018.kalkulus.medan.

Kalkulus
LAMPIRAN :

Kalkulus
Kalkulus

Anda mungkin juga menyukai