"MATEMATIKA"
NIM : 5201121004
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga tugas
CritticalBookReport mata kuliah matematika dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis
juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu Bapak Dr.Bona Raja Purba,
M.Si. atas bimbingannya. Tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikirannya.
Dan harapan penulis semoga critical book report ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam critical book report ini. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan critical book report ini.
Penulis,
Rodo yotin togatorop
DAFTAR ISI
Buku Utama
1. Judul : Matematika SMA/MAK Kelas XI
2. Pengarang : Bornok Sinaga ,Pardomuan N.J.M .Sinambela,Andri Kristono
Sitanggang,Tri Andri Hutapea, Lasker Panggarapan Sinaga ,Sudianto Manullang
,Mangara Simanjorang ,Yuza Tarzalgi Bayuzetra.
3. Penerbit : BSE
4. Kota Terbit : Jakarta
5. Tahun Terbit : 2014
6. ISBN : 978-602-282-095-6
7. Halaman : 200 hlm
Buku Pembanding
1. Judul : Matematuka SMA/MA Kelas XII
2. Penulis :Abdur Rahman As’ari,Dr,H,M.Pd,M.A, Dahliatul Hasanah Ipung
Yuwono,Makbul Muksar ,Latifah Mustofa L,Tjang Daniel Chandra,Latiful Anwar , Nur
Atikah ,Syaful Hamzah Nasution ,Vita Kusumasari
3. Penerbit : BSE
4. Kota Terbit : Jakarta
5. Tahun Terbit : 2015
6. ISBN : 978-602-282-103-8
7. Halaman : 272 hlm
BAB II
RINGKASAN BUKU
2.1 Bab 1 Program Linear
Pada sub bab ini kita akan mempelajari bagaimana masalah dalam kehidupan sehari-hari dapat di
selesaikan dengan matematika.Namun sangat dibutuhkan kemanpuan berfikir logis untuk
mengubah masalah sehari-hari ke bentuk matematika.Model matematika merupakan cara untuk
menyelesaikan masalah real yang dikaji.Pembentukan model tersebut dilandasi oleh konsep
berfikir logis dan mampu menalar keadaan masalah nyata ke bentuk matematika .Dua persamaan
linear atau lebih dikatakan membentuk kendala program linear-linear jika dan hanya jika
variable-variablenya saling terkait dan variable yang sama sebagai penyelesaian setiap pertidak
samaan linear pada system tersebut . Sistem pertidak samaan ini disebut sebagai kendala .
Pada kesepatan ini kita akan menganalisis sifat-sifat operasi operasi pada matriks dan
menggunakan nya dalam pemecahan masalah otentik .Penjumlahan sebarang matriks dengan
matriks identitas penjumlahan hasilnya matriks itu sendiri.Matriks identitas penjumlahan adalah
matriks nol.Dalam penjumlahan dua matriks berlaku sifat komunikatif dan asosiatif.Hasil kali
kali matriks dengan suatu skalar atau suatu bilangan real k akan menghasilkan sebuah matriks
baru yang berordo sama dan memiliki elemen – elemen k kali elemen – elemen matriks
semula .Dua matriks hanya dapat dikalikan apabila banyakn nya kolom matriks yang dikali sama
dengan banyaknya baris matriks pengalinya .Hasil pengalian matriks A dengan identitas
,hasilnya adalah matriks A.Perklian dua atau lebih matriks ,tidak memenuhisifat
komunikatif.Tetapi perkalian matriks memenuhi sifat asosiatif.Matriks yang memiliki invers
adalah matriks persegi dengan nilai determinannya tidak nol.
Jika f suatu fungsi dengan daerah asal Df dan g suatu fungsi dengan daerah asal Dg, maka pada
operasi aljabar penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dinyatakan sebagai berikut.
(1) Jumlah f dan g ditulis f + g didefinisikan sebagai (f + g)(x) = f(x) + g(x) dengan daerah asal
Df+g = Df∩Dg. (2) Selisih f dan g ditulis f – g didefinisikan sebagai (f – g)(x) = f(x) – g(x)
dengan daerah asal Df-g = Df∩Dg. (3) Perkalian f dan g ditulis f × g didefinisikan sebagai (f ×
g)(x) = f(x) × g(x) dengan daerah asal Df×g = Df ∩Dg. (4) Pembagian f dan g ditulis f g
didefinisikan sebagai f g x fx gx () = () () dengan daerah asal Df g = Df ∩Dg –
{x| g(x) = 0}. 2. Jika f dan g fungsi dan Rf ∩Dg ≠ Ø, maka terdapat suatu fungsi h dari
himpunan bagian Df ke himpunan bagian Rg yang disebut fungsi komposisi f dan g (ditulis: g ◦
f) yang ditentukan dengan h(x) = (g ◦ f )(x) = g(f(x)) 3. Sifat komutatif pada operasi fungsi
komposisi tidak memenuhi, yaitu;
(g ◦ f) ≠ (f ◦ g).
f -1 adalah fungsi f itu sendiri. 10 Jika f dan g fungsi bijektif maka berlaku (g ◦ f) -1 = (f -1 ◦ g
-1). Beberapa hal yang telah kita rangkum di atas adalah modal dasar bagi kamu dalam belajar
fungsi secara lebih mendalam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Konsep-konsep dasar
di atas harus kamu pahami dengan baik karena akan membantu dalam pemecahan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Penguasaan kamu tentang persamaan garis lurus sangat penting bermanfaat untuk bahasan
persamaan garis singgung pada lingkarang dan persamaan singgung pada kurva. Untuk
penerapan persamaan garis lurus lebih banyak digunakan pada kajian persamaan garis singgung
lingkaran dan persamaan garis singgung kurva. Sifat-sifat garis lurus akan dibahas secara
mendalam dan dimanfaatkan dalam penyelesaian masalah matematika dan masalah otentik.
Beberapa hal penting yang perlu dirangkum terkait sifat-sifat persamaan garis lurus adalah
sebagai berikut.
2. Konsep dan sifat-sifat persamaan garis ini didasari oleh konsep persamaan linear dua variabel.
Setiap garis, ax + by = c, memiliki kemiringan atau disebut gradien yang dinotasikan dengan m,
kecuali garis vertikal. Gradien tersebut sama dengan nilai tangen sudut yang dibentuk garis
terhadap sumbu x positif.
3. Garis l : ax + by = c dikatakan sejajar dengan garis g : px + qy = t jika dan hanya jika kedua
garis tidak pernah berpotongan atau memiliki gradien yang sama. Dikatakan saling tegak lurus
jika dan hanya jika kedua garis berpotongan dan hasil kali gradiennya sama dengan -1.
Beberapa hal penting sebagai simpulan dari hasil pembahasan materi barisan dan deret tak
hingga disajikan sebagai berikut :
1. Barisan tak hingga objek di himpunan S adalah suatu fungsi u dengan daerah asal
(domain) himpunan bilangan asli dan daerah hasilnya (range) suatu himpunan
1. Ru ⊆ S. Ditulis (un), n ∈ N.
2. 2. Misalkan (un) sebuah barisan tak hingga bilangan real dan sn = u1 + u2 + u3+
…+ un adalah jumlah parsial suku-suku barisan tak berhingga. • Deret
tak hingga adalah barisan jumlah parsial n suku barisan tak
hingga. Ditulis (sn), n ∈ N atau s1, s2, s3, …, sn, … •
Jumlah deret tak hingga adalah jumlah suku-suku barisan tak
hingga. Ditulis uuuu n n n = =∞ ∑ =+++ 1 123 ...
3. Barisan bilangan dikatakan barisan naik, jika dan hanya jika uu nN nn <∀ ∈+ 1, .
4. Barisan bilangan dikatakan barisan turun, jika dan hanya jika uu nN nn >∀ ∈+ 1, .
5. Sebuah barisan bilangan yang suku-sukunya naik atau turun tak terbatas, barisan
ini disebut barisan divergen.
6. Sebuah barisan bilangan yang semua sukunya sama disebut barisan konstan.
Pada bahasan ini kita akan menemukan rumus-rumus trigonometri yang berlaku pada sebarang segitiga.
Permasalahan pada segitiga adalah menentukan panjang sisi dan besar sudut segitiga.
Berdasarkan uraian materi pada Bab 6 ini, beberapa kesimpulan yang dapat dinyatakan sebagai
pengetahuan awal untuk mendalami dan melanjutkan bahasan berikutnya. Beberapa kesimpulan disajikan
sebagai berikut.
1. Untuk sembarang segitiga ABC, dengan panjang sisi-sisi a, b, c dan ∠A, ∠B, ∠C, berlaku aturan
a b c
sinus = = =
sin A sin B sin C
2. Untuk sembarang segitiga ABC, dengan panjang sisi-sisi a, b, c dan ∠A, ∠B,
Beberapa hal yang telah kita rangkum di atas adalah modal dasar bagi kamu dalam belajar materi
trigonometri secara lebih mendalam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Konsep-konsep dasar di
atas harus kamu pahami dengan baik karena akan membantu dalam pemecahan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB III
PEMBAHASAN
Keunggulan buku utama adalah buku tersebut banyak membeikan conton soal beserta
pembahasannya sehingga pembaca banyak mendapat reverensi untuk mengerjakan soal – soal latihan
yang lainnya
Sebelum ke materi Matiks saya ingin memberi tahu keunggula buku ini dalam hal cover ,convernya
menarik para pembaca karena di beri wanna yang terang ,dalam hal matris buku ini serlain memberi
contoh dan pembahasan atau penyelesain soal buku mencantumkan biografi sorang tokoh atau ahli dalam
matematika sehingga pembaca tertarik untuk mempelajari buku tersebut atau dengan kata lain menjadi
daya tarik tersendiri..
Kelemahan buku utama yaitu penulis terlalu fokus pada contoh soal dan pembahasannya tidak membuka
wawasan para pembaca .
Kelemahan buku pembanding hampir sama dengan buku utama tetapi buku ini ada memberikan reverensi
bagi pembaca karena mencantumkan biografi tokoh atau ahlinmatematika.
• Jika dilihat dari isi penjelasan buku, buku utama lebih mudah
dipahami pembaca karena menggunakn bahasa sehari-hari dibanding
buku pembandingnya .
• Jika dilihat dari sistem matika penulisan buku, buku karangan
pembanding terlihat lebih rapi dibanding buku utama .
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
.Dalam penjumlahan dua matriks berlaku sifat komunikatif dan asosiatif.Hasil kali kali matriks
dengan suatu skalar atau suatu bilangan real k akan menghasilkan sebuah matriks baru yang
berordo sama dan memiliki elemen – elemen k kali elemen – elemen matriks semula .Dua
matriks hanya dapat dikalikan apabila banyakn nya kolom matriks yang dikali sama dengan
banyaknya baris matriks pengalinya .Hasil pengalian matriks A dengan identitas ,hasilnya adalah
matriks A.Perklian dua atau lebih matriks ,tidak memenuhisifat komunikatif.Tetapi perkalian
matriks memenuhi sifat asosiatif.Matriks yang memiliki invers adalah matriks persegi dengan
nilai determinannya tidak nol.
4.2 Saran
Saran saya , penulis seharusnya mendesain tulisannya dengan bergai gambar besrta reverensi-
reverensi untuk para pembaca ,dan juga penulis sebaik nya tidak hanya fokus kepada contoh dan
pembahasannya.
DAFTAR PUSTAKA