Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. MATEMATIKA DASAR

Skor Nilai:

CRITICAL BOOK REVIEW


“ Memahami Kalkulus Dasar Menggunakan Wolfram Mathematica 9”
(Dr. Suhartono, S.Si M.Kom)
Disusun untuk memenuhi
tugas terstruktur KKNI
Dosen Pengampu : Ade Andriani

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
LAILA SAPNI (4213151018)
MITA RAMADHANI (4213151017)
KELAS PIPA A 2021
MK. MATEMATIKA DASAR

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmat–Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan tugas Critical Book Report ini
tepat pada waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Dasar.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada keduaorangtua yang telah mendukung


penulis dalam penulisan Critical Book Report, penulis juga berterimakasih kepada dosen
pengampu Ibu ADE ANDRIANI, S.Pd., M.Pd. yang telah mengajarkan penulis dalam mata kuliah
Matematika Dasar.
Penulis sadar bahwa penulisan Critical Book Report ini masih belum sempurna dan
masih perlu bimbingan agar penulisan lebih baik kedepannya, untuk itu penulis bersedia
menerima kritik dan saran.
Akhir kata penulis berharap Critical Book Report ini dapat memberikan manfaat
kepada semua pembaca. Terima Kasih

Medan, September 2021

Penulis

2
3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR............................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................1
C. Manfaat................................................................................................................1

BAB II RINGKASAN ISI BUKU


A. Identitas Buku...................................................................................................... 2
B. Ringkasan Buku...................................................................................................2

BAB III PEMBAHASAN


A. Keunggulan Buku................................................................................................18
B. Kelemahan Buku..................................................................................................18

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................20
B. Rekomendasi........................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Critical Book Report bukan sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah buku atau
artikel,tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interprestasi & analisis) kita
mengenai keunggulan dan kelemahan buku atau artikel tersebut apa yang menarik dari buku
tersebut, bagaimana isi buku tersebut,bisa mempengaruhi cara berpikir kita & dan menambah
pemahaman kita terhadap suatu bidang kajian tersebut. Dengan kata lain dengan Critical
Book Report kita menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang kita,
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki.pada makalah CBR kali ini
penulis akan mengkritik buku Matematika umum tentang “Kalkulus”.
Matematika Dasar merupakan mata kuliah yang sangat perlu di kalangan mahasiswa yang
memiliki standar untuk menjadi seorang guru IPA. Maka dengan itu kita sebagai mahasiswa
harus belajar Matematika Dasar terutama mahasiswa yang baru mempelajari kurikulum
KKNI.
B. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan ini adalah :

1. Memenuhi tugas Critical Book dari mata kuliah Matematika Dasar.

2. Membahas lebih dalam tentang konsep turunan pada garis singgung dan garis normal,
rumus turunan sebagai fungsi teorema ,aturan rantai dan konsep turunan pada
eksponen dan logaritma.

3. Melatih diri untuk berpikir kritis dalam mencari informasi dari bab buku tersebut.

C. Manfaaat

Adapun yang menjadi manfaat dalam penulisan ini sebagai berikut:

1. Agar pembaca hasil critical book report ini mengetahui lebih dalam mengenaikonsep
turunan.

2. Pembaca dapat memahami konsep- konsep turunan.

1
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
A. Identitas Buku

BUKU UTAMA
1. Judul buku : Memahami Kalkulus Dasar Menggunakan Wolfram Mathematica 9
2. Pengarang : Dr. Suhartono, S.Si M.Kom
3. Penerbit :-
4. Tahun terbit : 2015
5. Kota terbit :Malang
6. Tebal buku : 118 halaman
7. ISBN :-

BUKU PEMBANDING
1. Judul Buku :Kalkulus
2. Pengarang :Nuril Lutfi Azizah, S.Si, M.Si , Dkk
3. Penerbit :UMSIDA Press
4. Tahun terbit : 2018
5. Kota terbit : Sidoarjo ,Jawa Timur
6. Tebal buku : 139 halaman
7. ISBN : - (ISSN: 978-602-5914-63-8)

B. Ringkasan buku

BUKU UTAMA
1. Bidang Koordinat

Untuk menggambarkan kedudukan dari suatu titik, diperlukan suatu acuan yaitu sistem
koordinat yang biasa disebut koordinat Cartesius, yang namanya diambil dari nama
penggagasnya yaitu Rene
Descartes. Kemudian ilmuwan lain yaitu Pierre de Fermat menggagas lebih dalam mengenai
koordinat ini.
Dalam Geometri analitik, bilangan real dinyatakan dngan titik pada sebuag garis, hal ini
dilakukan dengan menandai salah satu dari dua arah sepanjang garis sebagai arah positif dan
arah negative Titik Awal.
Sumbu diagram terdiri dari dua garis yang berpotongan tegak lurus. Garis yang mendatar
disebut sumbu x dan yang tegak disebut sumbu y. Titik potong sumbu x dan y disebut titik
asal. Titik ini dinyatakan sebagai titik nol. Pada sumbu x dan sumbu y terletak titik yang
berjarak sama.

3
Pada sumbu x dari titik nol ke kanan dan seterusnya merupakan bilangan positif, sedangkan
dari titik nol ke kiri dan seterusnya merupakan bilangan negatif. Pada sumbu y, dari titik nol
ke atas merupakan bilangan positif, dan dari titik nol ke bawah merupakan bilangan negatif.
Setiap titik pada bidang cartesius dihubungkan pada jarak tertentu ke sumbu x yang disebut
absis, sedangkan jarak tertentu ke sumbu y disebutordinat. Absis dan ordinat mewakili
pasangan bilangan (pasangan berurut) yang disebut koordinat. Penulisan koordinat Arah
negatif (-) Arah negatif (+) ditulis dalam tanda kurung. Koordinat x selalu ditulis terlebih
dahulu diikuti tanda koma dan kemudian koordinat y.
Garis tegak lurus pada bidang cartesius, membagi bidang menjadi empat bagian, yang
dinamakan kuadran, yaitu kuadran 1, kuadran 2, kuadran 3, dan kuadran 4. Pada kuadran 1
nilai x dan y positif, pada kuadran 2 nilai x negatif dan nilai y positif, pada kuadran 3 nilai x
negatif dan nilai y negatif, dan pada kuadran 4 nilai x positif dan nilai y negative.
Berikut contoh cara menggambar garis lurus atau grafik fungsi linier Pertama dibuat
daftar terlebih dahulu.
Tabel 2. Ploting Titik-Titik Untuk Membuat Garis

x y (x,y) titik
2 3 (2,3) U
1 2 (1,2) T
0 1 (0,1) S
-1 0 (-1,0) R
-2 -1 (-2,-1) Q
-3 -2 (-3,-2) P

2. GARIS LURUS

Garis lurus merupakan kurva sederhana yang merupakan objek dimensi 2 (objek geometri).
Garis dibentuk oleh minimal 2 titik pada bidang koordinat. Dan apabila ditempatkan pada
suatu koordinat bidang, garis tersebut mempunyai persamaan. Misalkan titik (𝑥1,𝑦1) dan
𝐵(𝑥2,𝑦2), maka untuk menentukan suatu garis lurus hanya dengan menghubungkan titik-titik
tersebut. Dengan demikian tidak ada dua garis yang berimpit yang memiliki persamaan yang
sama.
Contoh 1.9 :
Pada bidang koordinat gambarlah titik-titik (x, y), yaitu pada titik-titik yang koordinat x dan
koordinat y yang memenuhi persamaan x + y = 4 dengan x = -2, 1, 0, 1, 2, dan 3.
Pada umumnya, untuk membentuk suatu garis hanya dibutuhkan dua titik saja. Seperti pada
Gambar 6., garis dapat dibentuk melalui titik 𝐴(𝑥1,𝑦1) dan 𝐵(𝑥2,𝑦2), atau 𝐵(𝑥2,𝑦2) dan
𝐶(𝑥3,𝑦3), dan lainnya. Kemiringan 𝑚 dari garis itu didefinisakn oleh :
Kemiringan atau gradien merupakan ukuran kecuraman suatu garis. Seperti pada Gambar 6
diatas, kemiringan garis tersebut adalah misalkan kita ambil titik misalnya titik A (3,1) dan
titik F(-2,6), dengan demikian :
4
𝑚=∆𝑦=𝑦2−𝑦1= 6−1 = 5 =−1 ∆𝑥𝑥2 − 𝑥1 −2 − 3 −5

Kemiringan garis menghadap kanan adalah positif, untuk kemiringan garis yang menghadap
ke kiri adalah negatif. Dengan melihat kembali Gambar 6, garis menghadap ke kiri sehingga
kemiringannya adalah negatif atau 𝑚 = −1. Berikut pada Tabel 3 merupakan tabel yang
membentuk persamaan garis :
Tabel 4. Bentuk-Bentuk Persamaan Garis

𝑚 = ∆𝑦 = 𝑦2 − 𝑦1 ∆𝑥𝑥2−𝑥1

Bentuk Garis Persamaan Umum Keterangan

Bentuk Standart Ax+By+C=0 A,B, Konstanta tak


Nol

Kemiringan Titik y=m(x-h)+k m=kemiringan, melalui


titik (h,k)
Garis horizontal x=k Kemiringannya=0
(mendatar)

Garis Vertikal X=H Tidak mempunyai


(tegak) kemiringan (tak
terdefinisi)

Y=mx+b M= kemiringan memotong


Kemiringan garis sumbu Y di (0,b)

3. GRAFIK DAN PERSAMAAN

Pengunaan koordinat Cartesius untuk mendeskripsikan titik-titik pada bidang ternyata


memungkinkan kita untuk mendeskripsikan juga suatu kurva dengan menggunakan suatu
persamaan. Nah, grafik persamaan dalam bentuk dan ini terdiri atas titik-titik yang
koordinatnya memenuhi persamaan tersebut. Sebagaimana pertidaksamaan, grafik suatu
persamaan dapat digambarkan.
1. Buatlah tabel nilai dari koordinat-koordinat titik yang memenuhi persamaan
2. Plotkan titik-titik tersebut
3. Hubungkan titik-titik tersebut sehingga menjadi suatu kurva
yang mulus
Contoh 1.10 :

Buatlah sketsa grafik dari 𝑦 = −𝑥2 + 4𝑥 − 3! Penyelesaian :


 Titik potong grafik dengan sumbu x → y = 0

5
Bagi semua fungsi dengan (-1), sehingga persamaan menjadi :

𝑥2 − 4𝑥 + 3 = 0

Dengan mencari nilai 𝑥1 dan 𝑥2 menggunakan pemfaktoran

atau rumus abc didapatkan nilai :

(𝑥 − 3)(𝑥 − 1) = 0

𝑥 = 3 atau 𝑥 = 1
Pada koordinat Cartesius bisa dituliskan dengan (1,0) dan (3,0)

 Titik potong grafik dengan sumbu y→x = 0 𝑦=−3 →(0,−3)


Persamaan sumbu simetri:

𝑥=−𝑏 2𝑎

𝑥 = − (−4) = 2 2(1)

Koordinat titik puncak 𝑃 (− , −𝐷), 2𝑎 4𝑎

𝐷 = 𝑏2 − 4𝑎𝑐

𝐷 = (−4)2 − 4. (−1)(−3) = 16 − 12 = 4
Sehingga koordinat titik puncak grafik persamaan kuadrat ini

adalah : −𝐷 = 1 → 𝑃(2,1) 4𝑎
Gambar grafik Persamaan :

Gambar 1.12. Grafik Persamaan Kuadat 𝑦 = −𝑥2 + 4𝑥 − 3 Contoh 1.11 :

Buatlah sketsa grafik persamaan 𝑦 = √4 − 𝑥2!

Penyelesaian :

Persamaan diatas dapat diubah kedalam persamaan 𝑥2 + 𝑦2 = 4, yang merupakan


persamaan dari suatu lingkaran dengan titik pusat di (0,0) dan jari-jari lingkaran 2.
Persamaan umum lingkaran sebagai berikut :

(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟2

Sehingga gambar lingkaran yang dimaksud sebagai berikut :

Buatlah sketsa grafik persamaan 𝑥2 + 𝑦2 = 1! 16 9

Penyelesaian :

6
Jika dilihat lagi, persamaan merupakan ellips dengan setengah sumbu panjang 4, dan
setengah sumbu pendek 3, dan dengan titik pusat (0,0). Berikut ini merupakan gambar
ellips yang dimaksud :
Penyelesaian :

Pasangan nilai x dan y yang memenuhi persamaan y = 2x. Tabel 5. Ploting Titik 𝑦 = 2𝑥

 Dua garis tegak dikatakan sejajar jika dan hanya jika keduanya mempunyai kemiringan
yang sama.

 Dua garis dengan kemiringan 𝑚1 dan 𝑚2 dikatakan tegak lurus, jika dan hanya jika
𝑚1𝑚2 = −1, yaitu kemiringan yang satu merupakan negatif kebalikan yang lain yaitu 𝑚2 =
𝑚1 . 1
4. LAJU PERUBAHAN

Kecepatan dapat dipandang sebagai “laju perubahan”. Laju perubahan merupakan laju yang
nilainya bisa berisifat positif maupun negatif tergantung dari peningkatan atau penurunan
nilai antara dua titik data. Misalkan laju perubahan terhadap waktu, atau dalam istilah lain
dapat dikatakan laju perubahan jarak (𝑠) terhadap waktu (𝑡). Laju perubahan dibagi mejadi
dua, yaitu laju perubahan rata-rata, dan laju perubahan sesaat.
5. LAJU PERUBAHAN RATA-RATA

Definisi 3.1 Jika 𝑦 = (𝑥) merupakan laju perubahan rata-rata, maka laju perubahan rata-rata
dari 𝑦 terhadap 𝑥 pada selang [𝑥0, 𝑥1] adalah kemiringan 𝑚𝑃𝑄 dari garis potong yang
menghubungkan titik 𝑃(𝑥0, 𝑓(𝑥0)) dan 𝑄(𝑥1, 𝑓(𝑥1)) pada grafik dan 𝑓 yaitu

𝑚𝑃𝑄 = (𝑥1) − 𝑓(𝑥0) 𝑥1 − 𝑥0

Contoh 3.1.

Diketahui fungsi (𝑥) = 2𝑥2 + 5𝑥 + 3 dengan daerah asal yaitu {𝑥|𝑥 ≤ 3}. Jika -2 tentukanlah
laju perubahan rata-rata fungsi (𝑥) terhadap 𝑥!
Penyelesaian :

(𝑥) = 2𝑥2 + 5𝑥 + 3

Jika 𝑥 = −2 maka (−2) = 2(−2)2 + 5(−2) + 3 = 1

Jika 𝑥 = 3 maka (3) = 2(3)2 + 5(3) + 3 = 36 𝑚 = 𝑓(3) − 𝑓(2) = 36 − 1 = 7

6. LAJU PERUBAHAN SESAAT

Definisi 3.2 Jika 𝑦 = (𝑥), maka laju perubahan sesaat dari 𝑦 terhadap 𝑥 dititik 𝑥0, adalah
kemiringan 𝑚𝑡𝑎𝑛 dari garis singgung untuk grafik 𝑓 di titik 𝑥0 yaitu

7
𝑚𝑡𝑎𝑛 = lim (𝑥1) − 𝑓(𝑥0) 𝑥1→𝑥0 𝑥1 − 𝑥0

Contoh 3.2 :

Diketahui suatu persegi panjang dengan panjang 5𝑥 cm dan lebar 2𝑥 cm. tentukan perubahan
luas persegi panjang terhadap panjang sisi 𝑥 ketika 𝑥 = 4 cm
Penyelesaian :

Luas persegi panjang adalah 𝐿 = 𝑝. 𝑙 = 5𝑥. 2𝑥 = 10𝑥2

Fungsi 𝑦 = (𝑥) = 𝐿 = 10𝑥2

Dengan menganggap bahwa perubahan panjang sisi persegi berubah pada saat 𝑥 = 4 cm ,
maka perubahan sisi persegi panjang menjadi (𝑥 + 4). Dengan demikian luas perubahan
sesaat 𝐿 = (𝑥) adalah :

𝑚𝑡𝑎𝑛 =lim(4+𝑥)−𝑓(4)=lim10(4+𝑥)2−10(42)

𝑥→0 𝑥𝑥→0 𝑥

= lim 10(16 + 8𝑥 + 𝑥2) − 160 = lim 80 + 10𝑥

𝑥→0 𝑥

= lim 80+ lim 10𝑥𝑥→0 𝑥→0

𝑥→0
= 80 + 0 = 80

Jadi perubahan luas terhadap sisi persegi panjang adalah 80 𝑐𝑚2.


7. Turunan Fungsi Aljabar

Telah dibahas bahwasanya laju perubahan dan kecepatan sesaat merupakan salah satu dari
penerapan turunan fungsi.

𝑚𝑡𝑎𝑛 = lim (𝑥1) − 𝑓(𝑥0) 𝑥1→𝑥0 𝑥1 − 𝑥0

Jika h = 𝑥1 − 𝑥0, maka untuk 𝑥1 → 𝑥0 berakibat h → 0, sehingga dapat dituliskan

𝑚𝑡𝑎𝑛 = lim (𝑥0 + h) − 𝑓(𝑥0) h→0 h

Fungsi 𝑓′ yang didefinisikan dengan rumus

𝑓′ = lim (𝑥0 + h) − 𝑓(𝑥0)

h→0 hDisebut turunan terhadap 𝑥 dari fungsi 𝑓. Domain dari 𝑓′ terdiri darisemua 𝑥
sehingga limit diatas ada.
8. NOTASI LAIN

Fungsi 𝑓′ didefinisikan sebagai turunan suatu fungsi 𝑓, sedangkan notasi yang lain untuk
turunan adalah

8
𝑓′(𝑥)=𝑦′ =𝑑𝑦=𝑑𝑓= 𝑑𝑓(𝑥)=𝐷𝑓(𝑥)=𝐷𝑥𝑓(𝑥) 𝑑𝑥𝑑𝑥𝑑𝑥

Lambang 𝐷 dan 𝑑 disebut sebagai operator-operator diferensiasi 𝑑𝑥yang menunjukkan proses


penghitungan turunan. Lambang 𝑑𝑦, diperkenalkan olehGottfriend Leibniz (1646-1716)

𝑑𝑥merupakan seorang matematikawan Jerman. Notasi turunan dalam bentuk notasi Leibniz
adalah

𝑑𝑦 = lim ∆𝑦𝑑𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥

Yang merupakan notasi lain dalam bentuk 𝑓′(𝑥). Notasi 𝑓′(𝑥) diperkenalkan oleh Joseph
Louis Lagrange (1736-1813), yang merupakan seorang matematikawan Perancis.
Proses mendapatkan turunan disebut diferensiasi . Diferensiasi dapat dipandang sebagai suatu
operasi yang dilakukan pada fungsi 𝑓 dan menghasilkan 𝑓′.

Contoh 3.3 :

Andaikan (𝑥) = 2𝑥2 + 3. Berapakah nilai 𝑓′(1)! Penyelesaian :

𝑓′(𝑥) = lim 𝑓(𝑥0 + h) − 𝑓(𝑥0) h→0 h

=lim(2(𝑥0 +h)2 +3)−(2𝑥02 +3) h→0 h

= lim(2(𝑥02 +2𝑥0h+h2)+3)−2𝑥02 −3 h→0 h

4𝑥0h + 2h2 h(4𝑥0 + 2) = lim = lim

h→0 h h→0 h

= lim4𝑥0 + 2h = lim 4𝑥0 + lim 2h = 4𝑥0 + 0 h→0 h→0 h→0

= 4𝑥0

Yang berarti 𝑓′(𝑥0) = 4𝑥0, dengan demikian 𝑓′(𝑥) = 4𝑥. Nilai dari

𝑓′(1) = 4.
9. HUBUNGAN ANTARA DIFERENSIABILITAS DAN KONTINUITAS

Menurut definisi turunan merupakan konsep dari limit suatu fungsi. Sehingga turunan pun
dapat dilihat dari sisi sebelah kanan 𝑓+′ dan darisisi sebelah kiri 𝑓−′ yang masing-masing
definisinya sesuai dengan definisi turunana.

𝑓−′ = lim (𝑥0+h)−𝑓(𝑥0) dan 𝑓+′ = lim 𝑓(𝑥0+h)−𝑓(𝑥0) h→0− h h→0+ h

Selanjutnya apabila kemiringan garis didekati 𝑥 dari arah kanan dan apabila garis potong 𝑥
didekati dari arah kiri, maka dapat dituliskan secara umum sebagai

𝑓′ = lim (𝑥0 + h) − 𝑓(𝑥0) h→0 h

Perhatikan grafik fungsi berikut

𝑦 = 𝑓(𝑥)

9
Definisi 3.3 Fungsi 𝑓 dikatakan terdeferensial pada selang tertutup [a,b] jika syarat-syarat
berikut dipenuhi :

a. 𝑓 terdeferensial pada (𝑎, 𝑏)

b. 𝑓 terdeferensial kanan di 𝑎

c. 𝑓 terdeferensial kiri di 𝑏

Diferensiabilitas fungsi terletak pada selang [𝑎, +∞), (−∞, 𝑏], (𝑎, 𝑏]. 68

Kemiringan = 𝑓′ +

Kemiringan = 𝑓′ −

10. TURUNAN FUNGSI TRIGONOMETRI

Turunan fungsi Trigonometri digunakan untuk perhitungan dalam dunia nyata, seperti pada
bidang Teknik, Fisika dan kehidupan sehari-hari. Sebagaimana pada contoh roda yang
berputar, kecepatan titik pada roda tersebut, dll. Oleh karena itu perlu dirumuskan pula
turunan untuk fungsi Trigonometri.
11. TURUNAN FUNGSI SINUS DAN COSINUS

Jika (𝑥) = sin 𝑥, maka dengan menggunakan rumus turunan dengan rumus definisi turunan
sebagai berikut :

𝑓′(𝑥) = lim 𝑓(𝑥) − 𝑓(𝑥0) = lim sin(𝑥) − sin 𝑥0 𝑥→𝑥0 𝑥 − 𝑥0 𝑥→𝑥0 𝑥 − 𝑥0

2 cos (𝑥 + 𝑥0) sin (𝑥 − 𝑥0) =lim 2 2

𝑥→𝑥0 𝑥 − 𝑥0

sin (𝑥 − 𝑥0) 2

2 𝑥→𝑥0 𝑥 − 𝑥0 = 2cos𝑥0 .(12) = cos𝑥0

=2lim cos( 𝑥→𝑥0 𝑥 + 𝑥 0) lim

Untuk 𝑓′(𝑥0) = 𝑓′(sin 𝑥0) = cos𝑥0 , maka 𝑓′(𝑥) = 𝑓′(sin 𝑥) = cos 𝑥.

Jika (𝑥) = sin 𝑥 dan 𝑔(𝑥) = cos 𝑥, keduanya terdefensialkan, maka 𝑓′(𝑥) = cos𝑥 dan 𝑔′(𝑥) =
−sin𝑥, yaitu :

𝑑 (sin𝑥) = cos𝑥𝑑𝑥

Dalam aturan ini dengan mengambil konsep bahwa lim sin 𝑥 = 1 yaitu 𝑥→0 𝑥sin(𝑥−𝑥0 )
sehingga dalam pembuktian sin 𝑥 diatas adalah lim 2 𝑥→𝑥0 𝑥−𝑥0Jika 𝑓(𝑥) = cos 𝑥, maka
dengan menggunakan rumus dengan rumus definisi turunan sebagai berikut :

10
𝑓′(𝑥)= lim 𝑓(𝑥)−𝑓(𝑥0)= lim cos𝑥−cos𝑥0 𝑥→𝑥0 𝑥 − 𝑥0 𝑥→𝑥0 𝑥 − 𝑥0

−2 sin (𝑥 + 𝑥0) sin (𝑥 − 𝑥0) =lim 2 2 = 1 2


turunan

𝑥→𝑥0 𝑥 − 𝑥0

sin (𝑥 − 𝑥0) 22 𝑥→𝑥0 𝑥 − 𝑥0 = −2sin𝑥0 .(12) = −sin𝑥0 =−2lim sin( 𝑥→𝑥0𝑥 + 𝑥0) lim Untuk
𝑓′(𝑥0) = 𝑓′(cos 𝑥0) = −sin 𝑥0 , maka 𝑓′(𝑥) = 𝑓′(cos 𝑥) = −sin 𝑥

Sama halnya dengan pembuktian fungsi sin 𝑥, pada fungsi cos 𝑥 juga menerapkan konsep
yang sama, bahwasanya lim sin 𝑥 = 1.

𝑥→0 𝑥

Jika (𝑥) = cos 𝑥 dan 𝑔(𝑥) = sin 𝑥, keduanya terdefensialkan, maka

𝑓′(𝑥) = −sin𝑥 dan 𝑔′(𝑥) = cos𝑥, yaitu : 𝑑 (cos𝑥) = −sin𝑥𝑑𝑥

12. ATURAN TURUNAN TANGEN, COTANGEN, SECAN, COSECAN

𝑑 tan𝑥 = 𝑠𝑒𝑐2𝑥𝑑𝑥

𝑑 sec𝑥 = sec𝑥tan𝑥𝑑𝑥

𝑑 cot𝑥 = −𝑐𝑠𝑐2𝑥𝑑𝑥

𝑑 csc𝑥 = −csc𝑥cot𝑥𝑑𝑥

13. TEKNIK TURUNAN

Pada bagian ini, akan dibicarakan beberapa Teorema dan teknik turunan untuk beberapa
fungsi tertentu yang sudah umum digunakan.
Rumus-Rumus Turunan dan bukti turunannya disajikan dalam teorema berikut :
1. Teorema 3.4.1.

Bukti.𝑑 [𝑐] = 0 𝑑𝑥

𝑓′(𝑥) = lim 𝑓(𝑥 + h) − 𝑓(𝑥) = lim 𝑐 − 𝑐 = lim 0 = 0 h→0 h h→0 h h→0


Contoh 3.4 :

Jika (𝑥) = 100, maka 𝑓′(𝑥) = 0 untuk semua nilai 𝑥, yaitu 𝑑 [100]=0∎𝑑𝑥

2. Teorema 3.4.2.

𝑑 [𝑥𝑛] = 𝑛𝑥𝑛−1 𝑑𝑥

11
Bukti.Misalkan (𝑥) = 𝑥𝑛, maka 𝑓′(𝑥) = lim 𝑓(𝑥 + h) − 𝑓(𝑥) = lim (𝑥 + h)𝑛 − 𝑥𝑛 h→0 h
h→0 h

Dengan menggunakan Teoream Binomial pada (𝑥 + h) diperoleh :

[𝑥𝑛 +𝑛𝑥𝑛−1h+𝑛𝑛−1𝑥𝑛−2h2 + ⋯ +𝑛𝑥h𝑛−1 +h𝑛]−𝑥𝑛

𝑓′(𝑥) = lim 2! h→0

h [𝑛𝑥𝑛−1h+𝑛(𝑛−1)𝑥𝑛−2h2 + ⋯ +𝑛𝑥h𝑛−1 +h𝑛]

= lim 2! h→0

h= lim [𝑛𝑥𝑛−1h + (𝑛 − 1) 𝑥𝑛−2h2 + ⋯ + 𝑛𝑥h𝑛−2 + h𝑛−1] h→0 2!

= 𝑛𝑥𝑛−1

4. Teorema 3.4.4

𝑑 [𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)] = 𝑑 [𝑓(𝑥)] ± 𝑑 [𝑔(𝑥)] 𝑑𝑥𝑑𝑥𝑑𝑥

Bukti. 𝑑 [𝑓(𝑥)+𝑔(𝑥)]= lim[𝑓(𝑥+h)+𝑔(𝑥+h)]−[𝑓(𝑥)+𝑔(𝑥)] 𝑑𝑥 h→0 h

= lim[𝑓(𝑥+h)−𝑓(𝑥)]+[𝑔(𝑥+h)−𝑔(𝑥)]

h→0 h

= lim (𝑥 + h) − 𝑓(𝑥) + lim 𝑓(𝑥 + h) − 𝑔(𝑥) h→0 h h→0 h

= 𝑑 [𝑓(𝑥)]+ 𝑑 [𝑔(𝑥)]∎𝑑𝑥𝑑𝑥

5. Teorema 3.4.5

𝑑 [𝑓(𝑥)𝑔(𝑥)] = 𝑓(𝑥) 𝑑 [𝑔(𝑥)] + 𝑔(𝑥) 𝑑 [𝑓(𝑥)] 𝑑𝑥𝑑𝑥𝑑𝑥

Bukti. 𝑑 [(𝑥)𝑔(𝑥)] = lim 𝑓(𝑥 + h)𝑔(𝑥 + h) − 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥) 𝑑𝑥 h→0 h

Jika ditambah dan dikurangi (𝑥 + h). (𝑥) pada pembilangnya,

maka diperoleh :

𝑑 [𝑓(𝑥)𝑔(𝑥)] = lim 𝑓(𝑥 + h)𝑔(𝑥 + h) − 𝑓(𝑥 + h)𝑔(𝑥) + 𝑓(𝑥 + h)𝑔(𝑥) − 𝑓(𝑥)𝑔(𝑥) 𝑑𝑥h→0 h

= lim[𝑓(𝑥+h)𝑔(𝑥+h)−𝑔(𝑥)+𝑔(𝑥)𝑓(𝑥+h)−𝑓(𝑥)] h→0 h h

= lim(𝑥 + h). lim 𝑔(𝑥 + h) − 𝑔(𝑥) + lim 𝑔(𝑥). lim 𝑓(𝑥 + h) − 𝑓(𝑥) h→0 h→0 h h→0 h→0
h

= [lim (𝑥 + h)] 𝑑 [𝑔(𝑥)] + [lim𝑔(𝑥)] 𝑑 [𝑓(𝑥)] h→0 𝑑𝑥 h→0 𝑑𝑥

Karena lim (𝑥 + h) = 𝑓(𝑥) dan lim 𝑔(𝑥) = 𝑔(𝑥) diperoleh h→0 h→0

12
6. Teorema 3.4.6

𝑓(𝑥 + h) − 𝑓(𝑥) 𝑑 [𝑓(𝑥)]=lim𝑔(𝑥+h) 𝑔(𝑥)=lim𝑓(𝑥+h).𝑔(𝑥)−𝑓(𝑥).𝑔(𝑥+h)

(𝑥) 𝑑 [𝑓(𝑥)] − 𝑓(𝑥) 𝑑 [𝑔(𝑥)] []=𝑑𝑥𝑑𝑥𝑑𝑓(𝑥) 𝑑𝑥𝑔(𝑥) [𝑔(𝑥)]2

Bukti.

𝑑𝑥(𝑥) h→0 h h→0

h.(𝑥).𝑔(𝑥+h)

Dengan menambahkan dan mengurangkan (𝑥). (𝑥) pada

pembilang, diperoleh :

𝑑 [𝑓(𝑥)]= lim𝑓(𝑥+h).𝑔(𝑥)−𝑓(𝑥).𝑔(𝑥)−𝑓(𝑥).𝑔(𝑥+h)+𝑓(𝑥).𝑔(𝑥)

𝑑𝑥𝑔(𝑥)

h→0 h.(𝑥).𝑔(𝑥+h)

[𝑔(𝑥). (𝑥 + h) − 𝑓(𝑥)] − [𝑓(𝑥). (𝑥 + h) − 𝑔(𝑥)]

=lim h h h→0 (𝑥). (𝑥 + h)

lim(𝑥). lim 𝑓(𝑥 + h) − 𝑓(𝑥) − lim 𝑓(𝑥). lim 𝑔(𝑥 + h) − 𝑔(𝑥) =h→0 h→0 h h→0 h→0 h

lim 𝑔(𝑥). lim 𝑔(𝑥 + h) h→0 h→0

lim(𝑥). lim[𝑓(𝑥)] − lim 𝑓(𝑥). lim[𝑔(𝑥)] = h→0 h→0 h→0 h→0

lim 𝑔(𝑥). lim 𝑔(𝑥 + h) h→0 h→0

Kerana lim (𝑥) = 𝑔(𝑥), lim𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑥) dan lim𝑔(𝑥 + h) = h→0 h→0 h→0

𝑔(𝑥), maka 𝑑𝑓(𝑥) 𝑔(𝑥) 𝑑 [𝑓(𝑥)] − 𝑓(𝑥) 𝑑 [𝑔(𝑥)] []=𝑑𝑥𝑑𝑥∎𝑑𝑥𝑔(𝑥) [𝑔(𝑥)]2

14. ATURAN RANTAI

Andaikan diberikan soal 𝑦 = (𝑥2 + 3)11 dan kita disuruh untuk menyelesaikan dengan rumus
turunan yang telah didefinisikan, maka soal tersebut tidak dapat terselesaikan dan kita tidak
dapat menemukan 𝑦′. Apabila diamati, fungsi 𝑦 tersebut merupakan fungsi komposisi.
Andaikan 𝑦 = (𝑢) = 𝑢11 dan 𝑢 = 𝑔(𝑥) = 𝑥2 + 3 maka dapat ditulis 𝑦 = 𝐹(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)), yaitu
𝐹(𝑥) = (𝑓𝑜𝑔)(𝑥).

Turunan fungsi komposisi merupakan hasil kali turunan 𝑓 terhadap 𝑢 dengan turunan 𝑔
terhadap 𝑥.

Teorema 3.5. Jika 𝑔 terdeferensial di titik 𝑥 dan 𝑓 terdeferensial di titik (𝑥), maka komposisi
𝑓𝑜𝑔 terdeferensialdi titik 𝑥 dengan𝑑𝑦 = 𝑑𝑦.𝑑𝑢𝑑𝑥𝑑𝑢𝑑𝑥

Agar lebih memahami aturan rantai ini, maka diberikan beberapa contoh penggunaanaturan
rantai di dalam soal.

13
Contoh 3.10 :

Tentukan turunan dari 𝑦 = (𝑥2 + 2𝑥 − 3)11! Penyelesaian :

Misalkan 𝑢 = 𝑥2 + 2𝑥 − 3, maka 𝑦 = 𝑢11 menggunakan rumus aturan rantai diperoleh

𝑑𝑦 = 𝑑𝑦.𝑑𝑢𝑑𝑥𝑑𝑢𝑑𝑥

= 𝑑 (𝑢11 ). 𝑑𝑥2 + 2𝑥 − 3 𝑑𝑢𝑑𝑥

= 11𝑢10(2𝑥 + 2)

= 11(𝑥2 + 2𝑥 − 3)10(2𝑥 + 2)

Contoh 3.11 :

Dapatkan 𝑑𝑦 Jika 𝑦 = √𝑥2 + 3! 𝑑𝑥

Penyelesaian :

Misal 𝑢 = 𝑥2 + 3, maka 𝑦 = √𝑢 Dengan aturan rantai :

𝑑𝑦 = 𝑑𝑦 . 𝑑𝑢 = 𝑑 √𝑢. 𝑑𝑥2 + 3 𝑑𝑥𝑑𝑢𝑑𝑥𝑑𝑢𝑑𝑥1 −1 2𝑥

= 2 𝑢 2(2𝑥) = 2(𝑥2+3)2

BUKU PEMBANDING
1. FUNGSI

1.1 Definisi Fungsi Dalam matematika


yang dimaksud dengan fungsi adalah aturan yang memetakan setiap objek x di suatu
himpunan D (daerah asal) kesebuah objek tunggal y di himpunan E (daerah hasil).z
Fungsi biasanya dilambangkan dengan hurufkecil seperti f atau g. Lambang f : D →E.
Berarti f adalah fungsi dari D ke E. Fungsi yang akan dibahas disini adalah fungsi dengan
daerah asal D єR dan daerah hasil E є R, yang sering dinyatakan dalam bentuk persamaan
seperti y = x 2 atau f(x) = x2 , x є R. Sebuah fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah
suatu aturan yang memasangkan setiap anggota x himpunan anggota A ke himpunan anggota
B tepat satu anggota. A disebut domain(daerah asal) sedangkan B disebut kodomain(daerah
kawan). Sedangkan setiap himpunan B yang memperoleh pasangan dari himpunan A disebut
Range (daerah hasil).
1.2 Sifat-sifat Fungsi
Jika f dan g dua fungsi jumlah f+g, selisih f-g, hasil kali fg, hasil bagi f/g dan perpangkatan f”
adalah fungsi-fungsi dari dengan daerah asal berupa irisan dari daerah asal f dan daerah hasil
g, dan dirumuskan sebagai berikut. (f + g)(x) = f(x) + g(x) (f - g)(x) = f(x) - g(x) (fg)(x) =
f(x).g(x) (f/g)(x) = () () asalkan g(x) ≠ 0 Jika f dan g dua fungsi dengan dua daerah asal g
merupakan hasil f maka komposisi gof memenuhi (gof) = g (f(x))

14
1.3 Notasi Fungsi pada Mathematica
Fu n g s i Penggunaan notasi Fungsi dalam Mathematica adalah menggunakan awalan huruf
besar dan selalu menggunakan tanda kurung siku [ dan ]. Contoh fungsi akar kuadrat
Mendefinisikan fungsi sendiri pada Mathematica Untuk mendefinisikan fungsi () = maka
notasi Mathetica dapat ditulis dengan perintah sebagai berikut: Underscore dikiri x
menyatakan bahwa fungsi f memiliki variabel x. Untuk menuliskan fungsi atau variabel lebih
baik dengan menggunakan huruf kecil karena Mathematica memiliki fungsi dengan huruf
kapital. Sedangkan untuk fungsi dua atau lebih dari dua variabel yaitu (, ) = /

2. LIMIT FUNGSI
2.1 Teorema Limit
Pengertian Limit adalah mendekati. Maka limit dari f (x) saat x mendekati a , dapat ditulis
dengan notasi →() = , dimana nilai L adalah nilai dari f(x), dimana nilai x adalah cukup dekat
dengan a tetapi tidak sama dengan a. Untuk mendapatkan nilai →() , dengan cara
mengevaluasi f(x) pada x cukup dekat dengan 3 tetapi tidak sama dengan 3. Untuk
mengevaluasi nilai limit dari pendekatan sebelah sebelah kiri, akan dipilih nilai x adalah 2.9,
2.99, 2.999, dan seterusnya.
Perhatikan bahwa nilai
2.9 = 3 - 1/10 = 3 - 10-1 , 2.99 = 3 - 1/100 = 3 - 10-2, dan 2.999 = 3 - 1/1000 = 3 - 10-3
Untuk menggeneralisasi, dapat menggunakan notasi dalam bentuk 3 - 10-n ( dimana n 0)
untuk menjelaskan limit terhadap x sama dengan 3 dari sebelah kiri. Demikian juga, dapat
menggunakan notasi nilai dalam bentuk 3 + 10-n untuk mengevaluasi nilai limit dan
pendekatan sebelah sebelah kanan.

2.2 Cara menyelesaikan limit fungsi


Menghitung limit fungsi di suatu titik dengan menggunakan definisi dan pembuktian seperti
Contoh Soal dan Pembahasannya.
Carilah nilai Lim→ 5 Penyelesaian secara manual :
Lim→ 5 = 5
Lim→ = 5[Lim→ ] = 5(3) = 45 telah diuraikan di atas adalah pekerjaan rumit. Semakin rumit
bentuk fungsinya, semakin rumit pula masalah yang dihadapi.

3. TURUNAN FUNGSI
3.1 Pengertian Turunan Fungsi
Contoh Soal dan Pembahasannya. Jika f(x) = 3x2 + 2x +4, maka turunan f adalah
F|(x) = lim→() ( )= lim→3( + ℎ ) + 2 ( + ℎ ) + 4 − ( 3. + 2. + 4 )

15
ℎ= lim→3 ( + 2ℎ + ℎ) + 2 + 2ℎ + 4 − 3. − 2. − 4 )
ℎ= lim→3 + 6ℎ + 3ℎ + 2 + 2ℎ + 4 − 3. − 2. − 4 )
ℎ= lim 6ℎ + 3ℎ + 2ℎℎ= lim→ℎ ( 6 + 3ℎ + 2 )
ℎ= lim→ ( 6 + 3ℎ + 2 ) = 6x+2
4 Aturan Rantai (untuk Turunan Fungsi Komposisi)

Contoh Soal dan Pembahasannya. Tentukan turunan = (3 + 7 − 8)


Contoh Soal dan Pembahasannya. Tentukan turunan = (3 + 7 − 8)
Penyelesaian secara manual :
Misalkan = 3 + 7 − 8
Untuk fungsi u, maka
= 3.4. + 7.1. − 8.0.
5.Turunan Fungsi Trigonometri
Akan dicari turunan fungsi kosinus sebagai berikut.
Ingat: cos (a + b) = cos a cos b
Bukti secara manual : soal dibawah ini kerjakan secara mannual dan menggunakan software
Wolfram dari fungsí yang dirumuskan dengan f(x) = (3x4 +2x2 +x) 4 dari fungsí yang
dirumuskan dengan f(x) = (x3 + 3x2 ) 2 dari fungsí yang dirumuskan dengan f(x) = () dari
fungsí yang dirumuskan dengan f(x) = () Turunan Fungsi Aljabar dan Transenden Turunan
Fungsi Rasional contoh tentang turunan yang diuraikan sebelumnya adalah contoh-contoh
turunan fungsi fungsi rasional ini tidak perlu dibahas kembali. Turunan Fungsi Trigonometri
Akan dicari turunan fungsi kosinus sebagai berikut. sin a sin b. Jika f(x) = cos x, maka () =
lim → ( + ℎ) − () ℎ = lim → ( + ℎ) − () ℎ

16
6. Turunan Fungsi Logaritma

17
BAB III
PEMBAHASAN

A. Keunggulan Buku

BUKU UTAMA
1. Dari segi tata letak, buku ini memiliki tata letak yang rapi. Dimana antar baris
diatur dengan baik agar memudahkan para membaca untuk memahami materi
yang disajikan.
2. Dari segi bahasa, buku ini juga memiliki bahasa yang komunikatif, baku serta
mudah dipahami.
3. Dari segi materi yang disampaikan, buku ini menyampaikan materi dengan jelas,
singkat dan padat. Sehingga dapat memuaskan keingintahuan para pembacanya.
4. Terdapat contoh soal beserta penyelesainnya dari tiap submateri yang dijelaskan.
5. Dalam buku isi terdapat soal-soal latihan yang dapat dikerjakan oleh
pembacanya.

BUKU PEMBANDING
1. Dari segi tata letak, buku ini memiliki tata letak yang sangat bagus dan rapi
sehingga pembaca lebih tertarik dan senang ketika membaca buku ini.
2. Dari segi materi yang disampaikan, buku ini menyampaikan materi yang lengkap
dan disertai dengan rumus-rumus yang jelas sehingga lebih mudah untuk
dipahami oleh pembaca.
3. Terdapat pula gambar serta contoh dan pembahasannya untuk memperjelas dan
mempermudah memahami materi
4. Buku ini menggunakan bahasa yang baku, mudah dipahami dan komunikatif.
5. Tata susunan buku serta penulisannya baik, dan juga terdapat garis miring,
penebalan tulisan serta warna tulisan yang berbeda guna untuk memperjelas
kata-kata penting yang terdapat pada kalimat.
6. Dari segi sampul, buku ini memiliki sampul yang bagus, unik dan menarik
sehingga dapat membuat pembaca tertarik untuk membacanya.

B. Kekurangan Buku
BUKU UTAMA
1. Dari segi materi yang disampaikian, terdapat ketidaklengkapan mengenai materi
yang dibahas, ada beberapa materi yang seharusnya terdapat didalam buku justru
tidak dapat ditemukan.
2. Buku ini hanya memiliki warna hitam putih, yang artinya gambar maupun
tulisannya hanya berwarna hitam. Hal ini akan sedikit mengurangi ketertarikan
pembaca terhadap buku ini.
3. Sampul buku yang usang dan kurang menarik, sehingga menurunkan minat
pembaca untuk membacanya. Karena yang dilihat pertama kali oleh pembaca

18
ialah sampul bukunya. Apabila sampul bukub menarik, maka pembaca akan
tertarik.
4. Buku ini belum ber ISBN

BUKU PEMBANDING

1. Buku ini belum memiliki status ISBN. .

19
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami tarik adalah tentang penjelasan mengenai materi
Aturan Rantai dan Teorema yaitu sebagai berikut:
Aturan rantai adalah aturan yang digunakan untuk menurunkan suatu fungsi
tanpa harus mengalihkan fungsi tersebut sebanyak faktor kuadrat dari fungsi dan
mendeferensiasikan pada polinomial berderajat.
Aturan rantai bisa dikatakan suatu aturan yang digunakan untuk turunan
fungsi komposisi. Turunan fungsi komposisi merupakan hasil kali turunan f terhadap
u dengan turunan g terhadap x, atau bisa ditulis dengan rumus dy/dx=dy/du.du/dx.
Teorema merupakan rumus yang digunakan untuk mencari turunnan dari suatu
fungsi. Teorema ini terdiri atas 4 teorema. Teorema 1 berisikan bahwa Jika f(x)=c
→sembarang konstanta/bilangan. Maka f’(x) /turunanya = 0. Teorema 2 berisikan
bahwa, Jika f(x)= x, maka turunanya/ f’(x)= 1. Teorema 3 berisikan bahwa jika f(x)=x
pangkat n, maka f(x)=n.x pangkat n-1. Teorema 4 berisikan bahwa Jika f(x)=fungsi
u(x) ± v(x) Maka turunannya adalah u’(x)+v’(x) / u’(x)-v’(x)

B. Rekomendasi
Berdasarkan review yang telah dilakukan, Buku utama dan Buku
pembangding sama baiknya digunakan. Tetapi alangkah lebih baiknya apabila
menggunakan buku pembanding (BUKU II) karena materi pada buku tersebut lebih
lengkap dan lebih jelas dan juga sudah ber IISN.Terlepas dari kekurangan yang vada
pada kedua buku tersebut, terdapat kelebihan-kelebihan lainnya yang telah dipaparkan
sehingga mampu menutupi kekurangan yang ada pada buku tersebut.

20

Anda mungkin juga menyukai