Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MATEMATIKA DASAR
FUNGSI

Dosen Pengampu: EVA YANTI SIREGAR, S.Pd.,M.Si


D
I
S
U
S
U
N
Oleh:

IRWAN AFRADE TUMANGGOR 22090016

SRI KANDI SUMATRI RITONGA 22090004

NUR HANIPA NASUTION 22090007

INDAH ALAMIAH 22090015

FAKULTASPENDIDIKANMATEMATIKADANILMUPENGETAHUANALAM
INSTITUTPENDIDIKANTAPANULISELATAN(IPTS)
TAHUNAJARAN2023/2024
KATAPENGANTAR

Assalamualaikumwr.wb.
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB l PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
1. Pengertian Fungsi..............................................................................................
2. koordinat kartesius.............................................................................................
3. Relasi...................................................................................................................
4. Gradien................................................................................................................
5. Fungsi linear.......................................................................................................
6. Menentukan persamaan garis…………………………………………………...
7. Menentukan koordinat titik potong dua garis……………………………………

BAB III PENUTUP............................................................................................................


1. Kesimpulan.........................................................................................................
2. Saran..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fungsi merupakan sebuah konsep penting dalam matematika. Penerapan konsep


tersebut mudah ditemui dalam pemecahan masalah sehari-hari. Oleh karena keberadaannya
yang demikian penting maka konsep fungsi dapat dikatakan sebagai pemersatu konsep-
konsep matematika (Denbel, 2015; McCulloch et al., 2017). Pernyataan tersebut sangatlah
beralasan karena fungsi adalah konsep yang mendasari setiap cabang ilmu matematika seperti
aljabar, kalkulus, analisis dan geometri, ekonometri, statistik dan lainnya (Akçakın, 2018;
Denbel, 2015; Ferguson, 2017; Fonger et al., 2016; McCulloch et al., 2017; Tanisli and Kose,
2013). Lebih luas dari itu, fungsi pula berperan penting dalam perkembangan STEM saat ini
(McCulloch et al., 2017).

Fungsi sering diidentikkan dengan hubungan atau relasi. Namun, keduanya tidaklah
sama. Secara umum, fungsi sering dikatakan sebagai hubungan atau relasi yang istimewa.
Kata “istimewa” ini muncul karena fungsi dedefinisikan sebagai aturan yang menghubungkan
setiap elemen domain dengan tepat satu anggota pada kodomain (Denbel, 2015)

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian fungsi?
2. cara operasi koordinat kartesius, relasi, fungsi, gradien, dan fungsi linear?
3. Bagaimana menentukan persamaan garis?
4. Bagaimana cara menentukan koordinat titik potong dua garis ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Fungsi.
2. Mengetahui cara operasi dari koordinat kartesius, relasi, fungsi, gradien, dan fungsi linear .
3. Mengetahui cara menentukan persamaan garis.
4. Mengetahui cara menentukan koordinat titik potong dua garis.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Perngertian Fungsi

Fungsi dalam matematika adalah suatu relasi yang menghubungkan setiap anggota x
dalam suatu himpunan yang disebut daerah asal (domain) dengan suatu nilai tunggal f(x) dari
suatu himpunan kedua yang disebut daerah kawan (codomain). Himpunan nilai yang
diperoleh dari relasi tersebut disebut daerah hasil (range).
Jika terdapat dua himpunan yaitu himpunan A dan himpunan B, maka suatu fungsi dari
himpunan A ke himpunan B merupakan relasi yang khusus, yaitu relasi yang setiap elemen A
berpasangan dengan satu elemen B.
Untuk mendefinisikan fungsi dapat digunakan notasi berikut.
f:A→B
Oleh karena itu, fungsi f didefinisikan dengan memetakan setiap elemen himpunan A ke
B. Notasi ini hanya mengatakan bahwa ada fungsi f yang memetakan dua himpunan, A ke B.
Tetapi bagaimana tepatnya pemetaan tersebut tidaklah terungkapkan dengan baik.
Contoh:
f(x) = 2x - 1
f(x) = -6 + 2x
f(x) = x² + 2x - 3
Ada berbagai jenis fungsi. Di atas merupakan contoh rumus fungsi linear dan fungsi
kuadrat. Rumus fungsi umumnya digunakan untuk mengolah data yang cukup besar.
Pembahasan:
Suatu fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk himpunan pasangan berurutan, diagram
panah, dan diagram Cartesius. Selain huruf f, fungsi juga dapat dinotasikan dengan huruf
kecil lainnya seperti g. h, i, dan lain sebagainya. Misalkan fungsi g memetakan himpunan x
ke himpunan y, maka fungsi tersebut dinotasikan dengan g : x → y atau g : x → g(x).

2. Koordinat kartesius

Di dalam mata pelajaran matematika, sistem dari koordinat cartesius dipakai


dalam menentukan setiap titik di dalam bidang dengan memakai dua bilangan yang
biasa disebut sebagai koordinat x dan juga koordinat y dari titik tersebut.
Koordinat x sering juga disebutsebagai absis, sementara untuk koordinat y
sering disebut juga sebagai ordinat.
Untuk mengartikan koordinat, dibutuhkan dua garis berarah yang tegak lurus
satu sama lain [sumbu x serta sumbu y]. Serta panjang unit, yang dibuat tanda-tanda
pada kedua sumbu tersebut. Perhatikan baik-baik gambar di bawah ini:

Dari gambar di atas bisa kita jumpati jika terdapat 4 titik yang sudah ditandai. Antara lain: [-
3,1], [2,3], [-1.5,-2.5] dan [0,0]. Titik [0,0] disebut juga titik asal.

Dari gambar di atas juga bia kita lihat bahwa:

Sebab kedua sumbu bertegak lurus satu sama lain, maka bidang xy akan terbagi menjadi
empat bagian yang disebut sebagai kuadran. Hal tersebut dapat dilihat pada pada Gambar di
atas dengan ditandai adanya titik [-3,1], titik [2,3], titik [-1.5,-2.5].

Menurut dari konvensi yang berlaku, keempat daerah kuadran tersebut diurutkan mulai dari
yang kanan atas [kuadran I], melingkar melawan arah jarum jam.

Dalam kuadran I, kedua koordinat (x dan y) akan bernilai positif.

Dalam kuadran II, koordinat x akan bernilai negatif dan koordinat y akan bernilai positif.

Dalam kuadran III, kedua koordinat akan bernilai negatif.

Serta dalam kuadran IV, koordinat x bernilai positif dan y akan bernilai negatif .

Titik [2,3] berada pada kuadran I, tititk [-3,1] berada pada kuadran II dan titik [-1.5,-2.5]
berada pada kuadran III.

Atau secara umum, keempat daerah kuadran tersebut diurutkan mulai dari yang kanan
atas [kuadran I], melingkar melawan arah jarum jam.

Dalam kuadran I, kedua koordinat [x dan y] akan bernilai positif.

Dalam kuadran II, koordinat x akan bernilai negatif serta koordinat y akan bernilai positif.

Dalam kuadran III, kedua koordinat akan bernilai negatif, serta dalam kuadran IV, koordinat
x akan bernilai positif dan y negatif [perhatikan kembali pada gambar di atas].
Kuadra
Nilai x Nilai y
n
I bernilai positif [> 0] bernilai positif [> 0]
bernilai negatif [<
II bernilai positif [> 0]
0]
bernilai negatif [< bernilai negatif [<
II
0] 0]
bernilai negatif [<
IV bernilai positif [> 0]
0]

Sistem dari koordinat cartesius dalam dua dimensi pada umumnya diartikan dengan
menggunakan dengan dua sumbu yang saling bertegak lurus antar satu dengan yang lain.

Di mana kedua letak dari sumbu tersebut berada pada satu bidang yakni bidang xy. Sumbu
horizontal akan diberi label x, semetara untuk sumbu vertikal diberi label y.

Titik pertemuan antara kedua sumbu, titik asal, pada umumnya akan diberi label 0.

Pada masing-masing sumbu juga memilikiu besaran panjang unit, serta masing-masing
panjang tersebut akan diberi tanda sehingga akan membentuk semacam grid.

Untuk mendeskripsikan sebuah titik tertentu dalam sistem koordinat dua dimensi, maka nilai
x ditulis [absis], kemudia diikuti dengan nilai y [ordinat].

Dengan begitu, format yang digunakan akan selalu [x,y] serta urutannya tidak akan dibalik-
balik.

Sistem koordinat cartesius bisa juga dipakai dalam pada dimensi-dimensi yang lebih tinggi.

Sebagai contoh: 3 [tiga] dimensi, dengan memakai tiga sumbu yakni sumbu x, sumbu y, dan
sumbu z.

Apabila dalam dua dimensi garisnya berada dalam bidang xy, maka pada sistem koordinat
tiga dimensi, akan ditambahkan sumbu lain yang sering diberi label z.

Di mana sumbu z ini berada saling tegak lurus dengan sumbu x dan sumbu y [dengan kata
lain, sumbu x, sumbu y, serta sumbu z saling tegak lurus atau ortogonal].

Menentukan Titik pada Sistem Koordinat Cartesius


Bidang datar di atas disebut sebagai bidang koordinat yang dibentuk oleh garis tegak Y
(sumbu Y) serta garis mendatar X (sumbu X).

Titik akan saling berpotongan diantara garis Y dan garis X yang disebut sebagai pusat
Koordinat (titik O).

Dalam koordinat tersebut dikenal dengan bidang koordinat Cartesius. Seperti yang telah
dijelaskan di atas, bidang koordinat Cartesius dipakai dalam menentukan letak suatu titik
yang dinyatakan dalam pasangan bilangan.

Perhatikan titik A, B, C, dan D dalam bidang tersebut. Untuk menentukan posisinya, mulailah
dari titik O. Lalu, bergerak mendatar kearah kanan (sumbu X), kemudian bergerak ke atas
(sumbu Y).

Posisi dari titik pada bidang koordinat Cartesius ditulis dalam bentuk pasangan bilangan (x,
y), di mana:

 x disebut sebagai absis, serta


 y disebut ordinat.

Dalam bidang koordinat tersebut, maka:

 Titik A berada di koordinat (1,0), ditulis dengan A(1,0).


 Titik B berada pada koordinat (2,4), ditulis dengan B(2,4).
 Titik C berada pada koordinat (5,7), ditulis dengan C(5,7).
 Serta titik D berada pada koordinat (6,4) ditulis dengan D(6,4).

Dalam bidang koordinat Cartesius bisa kita perluas menjadi seperti pada gambar di bawah
ini:

Sebagai contoh:

 Koordinat titik E yaitu (2,2)


 Koordinat titik F yaitu (-2,1), didapatkan dengan cara bergerak mendatar ke kiri
dimulai dari titik O sebanyak dua satuan kemudia tegak ke atas sebanyak satu satuan.
 Koordinat titik G yaitu (-3,-3), di dapatkan dengan bergerak mendatar ke kiri diawali
dari titik O sebanyak tiga satuan kemudian tegak ke bawah sebanyak tiga satuan.

Contoh Soal dan Pembahasan

Soal 1.

Ordinat dari titik A (9, 21) adalah…

a. -9
b. 9
c. -21
d. 21

Jawab:

Pada umumnya, penulisan suatu titik = (absis, ordinat). Dalam soal di atas titik A (9, 21)
menunjukkan jika:

Absis = 9

Ordinat = 21

Jawaban yang tepat yaitu D.

Soal 2.

Diketahui titik P (3, 2) dan Q (15, 13). Koordinat relatif titik Q terhadap P adalah…

a. (12, 11)
b. (12, 9)
c. (18, 11)
d. (18, 13)

Jawab:

Koordinat relatif titik Q ke titik P bisa kita cari dengan cara mengurangkan:

a. Absis Q dikurangi absis P

b. Ordinat Q dikurangi ordinat P

Sehingga, koordinat relatif Q terhadap P yaitu:

(15 – 3 , 13 – 2) = (12, 11)

Sehingga,jawaban yang tepat adalah A.


3. Relasi

Relasi dalah suatu yang menyatakan hubungan atau kaitan yang khas antara
dua himpunan. Relasi sangat erat kaitanya dengan fungsi, di mana keduanya
merupakan hal penting dalam berbagai cabang ilmu matematika.

Bentuk Relasi Dalam pengertian relasi dalam suatu hubungan dapat


dinyatakan menggunakan diagram panah, himpunan pasangan terurut dan diagram
kartesius. Relasi dari himpunan A ke himpunan B, dinyatakan sebagai R: A → B
adalah aturan yang menghubungkan a ∈ A dengan b ∈ B.

1. Diagram Panah

Diagram panah adalah diagram yang membentuk pola dalam bentuk arah
panah dari suatu relasi, yang menyatakan hubungan antara anggota himpunan A
dengan anggota himpunan B.

2. Himpunan Pasangan

Terurut Sesuai dengan namanya, himpunan pasangan ini dapat dinyatakan


dengan cara memasangkan pasangan dari himpunan A dengan himpunan B secara
terurut atau berurutan.

3.Diagram Kartesius

Diagram kartesius merupakan bentuk diagram yang terdiri dari sumbu X dan
Y, untuk menyatakan dua himpunan dari pasangan terurut yang menghubungkan
himpunan A dan himpunan B, dituliskan dalam bentuk titik (noktah/dot).

Misalnya, seperti diketahui bahwa setiap orang tentu saja memiliki nomor
sepatu masing-masing. Sekelompok teman akan mencoba untuk membuat relasi dan
fungsi dari ukuran sepatu.

Berikut adalah daftar nama dan juga ukuran nomor sepatunya:

Ardi memiliki nomor sepatu 39

Dani memiliki nomor sepatu 40

Aqil memiliki nomor sepatu 42

Rano memiliki nomor sepatu 40

Dian memiliki nomor sepatu 34

Rani memiliki nomor sepatu 35

Dewi memiliki nomor sepatu 33


Dari daftar nama di atas, sebagian memiliki ukuran tunggal (tidak sama
dengan yang lainya) dan ada juga yang memiliki ukuran sepatu yang sama, seperti
Dani dan Rano. Dalam hal ini relasinya adalah 'nomor sepatu yang digunakan'. Untuk
menyatakan hubungan/relasi tersebut sebagai fungsi, maka relasi dapat digambarkan
sebagai diagram panah, himpunan pasangan berurut, dan diagram kartesius.
Himpunan A dengan nomor angka yang ada pada himpunan B dari gambar diagram
panah di atas adalah relasi nomor sepatu yang digunakan.

4. Gradien

Gradien adalah nilai kemiringan / kecondongan suatu garis yang membandingkan antara
komponen Y (ordinat) dengan komponen X (absis).

Rumus Mencari Gradien

Ada beberapa kondisi atau keadaan untuk mencari gradien garis;

1. Gradien Garis yang Melalui Titik Pusat (0,0) dan Titik (x, y)

Kalian sudah mengetahui bahwa persamaan garis yang melalui titik pusat (0,0) dan titik (x, y)
adalah y = mx. Perhatikan contoh berikut.

Contoh Soal dan Pembahasannya

Tentukanlah gradien persamaan garis yang melalui titik pusat dan titik (3, 5)!

Penyelesaian:
Persamaan garis yang melalui titik (0, 0) dan (3, 5) adalah y = (5/3)x. Sehingga gradiennya
adalah 5/3.

Dari contoh soal di atas dapat disimpulkan bahwa gradien dari persaman garis y = mx adalah
m.

Kesimpulan bahwa perbandingan antara komponen y dengan komponen x pada setiap ruas
garis adalah sama. Nilai perbandingan tersebut dinamakan gradien.

Jadi, persamaan garis y = mx memiliki gradien m dengan m = y/x.

2. Gradien Garis yang Melalui Dua Buah Titik (x1, y1) dan (x2, y2)

Tidak selamanya bahwa sebuah garis itu akan melewati titik pusat (0,0). Jika suatu garis tidak
melewati titik pusat (0,0), dapatkah kalian menentukan gradiennya?

Contoh Soal dan Pembahasannya


Tentukanlah gradien persamaan garis yang melalui titik (6, 2) dan titik (3, 5)!

Penyelesaian:
x1 = 6; y1 = 2; x2 = 3; y2 = 5

Jadi, gradien persamaan garisnya adalah -1.

Kesimpulan bahwa perbandingan komponen x dan komponen y pada setiap ruas garis adalah
sama, yaitu 1. Bilangan 1 ini merupakan gradien dari persamaan garis y = x + 2.

Jadi, persaman garis y = mx, c ≠ 0 memiliki gradien m dengan;

5. Funsi linear

Fungsi linear merupakan sebuah fungsi yang variabelnya berpangkat satu atau fungsi yang
grafiknya adalah garis lurus. Rumus ini biasa disebut persamaan garis lurus (pgl).

Rumus fungsi Linear

Persamaan dari fungsi linear memiliki bentuk umum berikut.

f: x → mx + c atau

f (x) = mx + c atau

y = mx + c

Keterangan:

m = gradien atau kemiringan atau kecondongan

c = konstanta

Pedoman pada rumus fungsi linear yang perlu diingat adalah apabila b bernilai
negatif, maka fungsi linear akan digambarkan garis dari kiri atas ke kanan bawah. Sementara,
bila b bernilai nol, fungsi linear akan digambarkan garis yang sejajar dengan sumbu datar x.
(DNR) Pada postingan ini bentuk fungsi yang akan dibahas hanyalah fungsi linear saja, yaitu
f(x) = ax + b.
Contoh Soal Rumus Fungsi Linear

Untuk memahami rumus fungsi linear

Contoh Soal

Diketahui suatu fungsi linear f(x) = 2x + m. Tentukan bentuk fungsi tersebut jika f(3) = 4.

Penyelesaian:

Untuk menyelesiakan soal tersebut Anda harus mencari nilai m terlebih dahulu, yakni:

f(x) = 2x + m

f(3) = 2.3 + m = 4

4 = 2.3 + m

m = 4-6

m = -2

maka, f(x) = 2x -2

6. Menentukan Persamaan Garis

Ada dua hal yang perlu diperhatikan saat ingin membuat persamaan garis lurus. Pertama,
kamu harus tahu nilai gradien dari garis tersebut dan kedua, kamu harus tahu sedikitnya satu
titik yang dilalui garis itu. Berikut ini merupakan dua kondisi yang dapat dicari tahu bentuk
persamaan garis lurusnya. Hmm… kira-kira, grafik di atas termasuk kondisi yang mana, ya?

1. Jika diketahui gradien dan satu titik yang dilalui garis

Misalnya, suatu garis melalui sebuah titik, yaitu (x 1, y1). Kamu dapat menentukan persamaan
garis lurusnya dengan rumus:

Contoh:

Tentukan persamaan garis yang bergradien 3 dan melalui titik (-2,-3)!


Penyelesaian:

Diketahui m = 3 dan (x1, y1) = (-2,-3). Sehingga,

Jadi, persamaan garis lurusnya adalah y = 3x + 3.

2. Jika diketahui dua titik yang dilalui garis

Misalnya, suatu garis melalui dua buah titik, yaitu (x 1, y1) dan (x2, y2). Kamu bisa
menggunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui persamaan garisnya.

Ternyata, kalau kamu perhatikan, kondisi ini cocok untuk mencari persamaan garis lurus dari
grafik kenaikan harga permen di atas. Coba yuk kita cari tahu persamaan garis lurusnya
bersama-sama.

Pada gambar grafik kenaikan harga permen, diketahui kalau garis melalui beberapa titik.
Misalnya, kita pilih dua titik dari beberapa titik tersebut, yaitu (x 1, y1) = (2011, 150) dan (x2,
y2) = (2019, 250). Sehingga,
Jadi, persamaan garis lurus dari grafik kenaikan harga permen di atas adalah 8y = 100x –
199900.

7. Menentukan titik potong dua garis

Jika terdapat dua buah garis sebidang yang tidak sejajar maka kedua garis tersebut akan
berpotongan. Jika kedua garis itu ditempatkan pada sistem koordinat Kartesius, kita dapat
menentukan koordinat titik potong kedua garis tersebut.
Misalkan diketahui garis g dengan persamaan A1x + B1y + C1 = 0 dan garis h yang tidak
sejajar g, dengan persamaan A2x + B2y + C2 = 0. Misalkan kedua garis itu berpotongan di
P(x*,y*). (Lihat gambar di bawah.)

Gambar 1

Karena P terletak di kedua garis, tentunya A1x* + B1y* + C1 = 0 dan A2x* + B2y* + C2 = 0.
Karena g tidak sejajar h, A1B2 – A2B1 ≠ 0 dan akibatnya nilai x* dan y* dapat ditentukan
dengan aneka ragam cara penyelesaian sistem persamaan dengan dua anu (misalnya dengan
teknik eliminasi, substitusi, dan lain-lain.) Semua teknik itu akan menghasilkan:

Contoh 1:

Diketahui garis-garis dengan persamaan y = x + 4 dan y = 2x + 1. Tentukan koordinat titik


potong kedua garis itu dan gambarkan situasi ini dalam sistem koordinat Kartesius.

Jawab:

Dengan cara substitusi, substitusikan y = x + 4 ke y = 2x + 1, diperoleh persamaan 2x + 1 = x


+ 4. Dari persamaan ini diperoleh x = 3. Substitusikan x = 3 ini ke y = x + 4 atau y = 2x + 1,
diperoleh y = 7. Jadi, koordinat titik potong kedua garis itu adalah (3,7).
Gambar 2

Contoh 2:

Diketahui garis g dengan persamaan 2x + 3y + 1 = 0 dan garis h dengan persamaan 5x – 3y –


8 = 0. Tentukan koordinat titik potong kedua garis tersebut dan gambarkan situasi ini dalam
sistem koordinat Kartesius.

Jawab:

Misalkan kita akan menyelesaikan ini dengan teknik eliminasi.

g ≡ 2x + 3y + 1 = 0 ……………………………… (1)

h ≡ 5x – 3y – 8 = 0 ……………………………… (2)

Untuk menentukan x, eliminasikan y dengan menjumlahkan persamaan (1) dengan (2).

2x + 3y + 1 = 0

5x – 3y – 8 = 0 +

7x – 7 = 0

⇔x=1

Untuk menentukan y, eliminasikan x dengan cara mengalikan (1) dengan 5 dan mengalikan
(2) dengan (-2), dan kemudian menjumlahkan persamaan-persamaan yang terbentuk.
5.(1) ……………………… 10x + 15y + 5 = 0

-2.(2) …………………….. –10x + 6y + 16 = 0 +

21y + 21 = 0

y = -1

Jadi, diperoleh koordinat titik potong kedua garis tersebut (1,-1).


BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan

Fungsi dalam matematika adalah suatu relasi yang menghubungkan setiap anggota x dalam
suatu himpunan yang disebut daerah asal (domain) dengan suatu nilai tunggal f(x) dari
suatu himpunan kedua yang disebut daerah kawan (codomain). Himpunan nilai yang
diperoleh dari relasi tersebut disebut daerah hasil (range).

Dalam pembahasan matematika ekonomi, hubungan antara variabel-variabel ekonomi


dinyatakan sebagai suatu fungsi, misalnya hubungan antara jumlah permintaan sejenis
barang (Qd) dan harganya (P) → Qd = f(P), hubungan antara pengeluaran konsumsi (C)
dan pendapatan (Y) → C = f(Y), hubungan total cost (TC) dan jumlah produksi (Q) → TC
= f(Q).

2. Saran

Kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, baik
dalam penulisan dan kata kata yang ada didalam makalah ini. kami berharap para pembaca
dapat memahami dan mengerti semua pembahasan yang kami paparkan dalam makalah ini.
selain itu kritik dan saran kami perlukan untuk membangun dalam pembuatan makalah
kami untuk kedepannya.

DARTAR PUSTAKAH

Alewoh. 2015. Konsep dasar pemetaan pengertian sifat jenis fungsi


https://alewoh.com/konsep-dasar-pemetaan-pengertian-sifat-jenis-fungsi.php
Anonim. 2014. Makalah Fungsi. https://www.scribd.com/doc/238940575/1-makalah-fungsi.
Diunggah pada 15 April 2018.
_______. 2015. Relasi dan Fungsi. https://smilematch.wordpress.com/relasi-dan-fungsi/.
_______. 2015. Jenis-jenis Fungsi dan Sifat-sifat. http://www.madematika.net/2015/08/jenis-
jenis-fungsi-dan-sifat-sifat.html. Diunggah 23 April 2018.
_______. 2018. Jenis-jenis Fungsi Matematikahttps://id.scribd.com/doc/61927952/Jenis-
jenis-Fungsi-Matematika.
_______. 2016. Makalah Fungsi. https://id.scribd.com/doc/238940575/1-makalah-fungsi

Anda mungkin juga menyukai