Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MATEMATIKA EKONOMI

KONSEP DERET

DOSEN PENGAMPU:
Suci Frisnoiry S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1:

1. Augrtinita Siregar (4213111013)


2. Beby Nadia Nasution (4212111005)
3. Desti Rahel Ayunda Sihotang (4213111076)
4. Ibnu Imam Arif (4221111037)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FEBRUARI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah Kewirausahaan ini. Terwujudnya makalah ini tidak dapat terlepas
dari bimbingan dan dorongan serta arahan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Maka dengan kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu
Suci Frisnoiry S.Pd., M.Pd., selaku dosen mata kuliah Matematika Ekonomi yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan agar pembaca dapat lebih memahami materi yang penulis
sajikan.Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar penulisan makalah ini dapat lebih
baik lagi. Akhir kata penulis mengucapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca
dan dapat lebih mengerti tentang materi yang telah penulis sajikan.

Medan, 26 Februari 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1.1. Latar belakang .................................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3. Tujuan............................................................................................................................... 2

BAB II............................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3

2.1. Konsep Deret ........................................................................................................................ 3

2.2. Deret Hitung ......................................................................................................................... 3

2.3. Deret ukur ............................................................................................................................. 6

2.4. Penerapan Deret Hitung dan Deret Ukur Dalam Ekonomi .................................................. 8

BAB III ......................................................................................................................................... 12

PENUTUP..................................................................................................................................... 12

3.1. Kesimpulan..................................................................................................................... 12

3.2. Saran ............................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kehidupan masyarakat tidak terlepas dari matematika. Matematika adalah cabang ilmu
Pendidikan yang memiliki perana sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan
maupun kehidupan sehari-hari. Matematika bahkan disebut ratu karena, dalam
perkembangannya matematika tidak pernah bergantung kepada ilmu yang lain. Selain itu,
matematika selalu memberikan pelayanan kepada berbagai cabang ilmu pengetahauan untuk
mengembangkan diri, baik dalam bentuk teori, terlebih dalam aplikasinya. Banyak aplikasi
dalam berbagai disiplin ilmu, menggunakan matematika, terutama dalam aspek penalarannya
(Kamarullah, 2017)
Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan interkasinya dengan
bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi. Ilmu matematika sekarang ini
masih banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang industri, asuransi, ekonomi,
pertanian, dan di banyak bidang sosial maupun teknik. Salah satu penggunaan matematika
adalah ekonomi. Dizaman sekarang sangatlah dibutuhkan lulusan matematika dalam industry,
untuk menghitung perekonomian, berbagai tafsiran, dunia asuransi dan banyak lainnya. Tidak
heran lagi, matematika sangat bermanfaat dalam berbagai bidang dan ilmu hingga matematika
dikatakan sebagai ratunya ilmu.
Salah satu materi yang dapat digunakan dalam bidang perekonomian adalah deret
bilangan. Ternyata melalui deret, dapat menafsirkan dan menghitung suatu dat adengan resiko
kesalahan yang rendah. Oleh karena itu pembuatan makalah yang berjudul Konsep Deret ini
dilatar belakangi untuk mempermudah proses belajar mengajar mata kuliah matematika
ekonomi serta untuk melatih pembaca untuk menggunakan materi deret dalam bidang
perekonomian.

1
1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat penulis simpulkan mengenai rumusan masalah yang
akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Apa itu deret?
b. Bagaimana pengoperasian deret hitung dalam kaidah matematika?
c. Bagaimana pengoperasian deret ukur dalam kaidah matematika?
d. Bagaimana cara menghitung jumlah produksi menggunakan kaidah deret hitung?
e. Bagaimana menghitung jumlah dan penambahan penduduk?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah sebagai berikut.


a. Dapat memahami konsep deret.
b. Dapat menggunakan kaidah matematika dalam pengoperasian deret hitung.
c. Dapat menggunakan kaidah matematika dalam pengoperasian deret ukur.
d. Dapat menggunakan kaidah deret hitung untuk menghitung jumlah produksi
e. Dapat menghitung jumlah dan penambahan penduduk.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Deret

Deret hingga adalah penjumlahan barisan dengan sukunya tertentu sedangkan deret tak
hingga merupakan penjumlahan barisan yang terbatas. Deret hitung merupakan jumlah suku suku
barisan aritmatika, deret ukur merupakan jumlah suku suku barisan geometri, dan deret harmoni
merupakan jumlah suku suku barisan harmoni. Deret hitung sering disebut juga deret aritmatika,
dan deret ukur sering disebut deret geometri (Tiur Malasari siregar S.Pd, 2022). Bentuk umum dari
deret adalah:

𝑠𝑛 = 𝑢1 + 𝑢2 + 𝑢3 + ⋯ + 𝑢𝑛−1 + 𝑢𝑛

2.2. Deret Hitung

1. Pengertian deret hitung


Deret hitung atau disebut juga deret aritmatika adalah penjumlahan dari setiap suku
pada barisan aritmatika. Bilangan yang membedakan suku suku pada deret hitung dinamakan
pembeda yang merupakan selisih antara nilai dua suku berurutan.
Contoh:
8, 13, 18, 23, 28, 33 … (𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑑𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 5)
87, 80, 73, 66, 59, … (𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑑𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ − 7)
2. Suku ke-n dari deret hitung
Apabila a adalah suku pertama suatu baris (𝑢𝑛 ) dan b adalah beda antara dua suku yang
berurutan maka sesuai dengan pengertian derethitung, diperoleh:
𝑠𝑛 = 𝑢1 + 𝑢2 + 𝑢3 + ⋯ + 𝑢𝑛−1 + 𝑢𝑛
𝑠𝑛 = 𝑎 + (𝑎 + 𝑏) + (𝑎 + 2𝑏) + ⋯ + (𝑎 + (𝑛 − 2)𝑏) + (𝑎(𝑛 − 1)𝑏)
𝑠𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 + 𝑎(𝑛 − 2)𝑏 + 𝑎 + (𝑛 − 3)𝑏 + ⋯ + (𝑎 + 𝑏) + 𝑎

2𝑠𝑛 = 2𝑎 + (𝑛 − 2)𝑏 + 2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 + ⋯ + 2𝑎 + (𝑛 − 2)𝑏 + 2𝑎 + (𝑛 − 2)𝑏


2𝑠𝑛 = 𝑛 × [2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏]
𝑛
𝑠𝑛 = × [2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏]
2

3
Karena 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 = 𝑢𝑛 maka
𝑛
𝑠𝑛 = (𝑎 + 𝑢𝑛 )
2
Contoh soal:
Saya diterima bekerja di perusahaan air mineral, muti membuta kesepakan dengan pimpinan
perusahaan, yaitu ia akan mendapat gaji pertama Rp.1.800.000,00 dan akan mengalami
kenaikan Rp.50.000,00 setiap dua bulam. Jika ia mulai bekerja pada bulan juli 2004, berapa
gaji yang diterimanya pada desember 2005?
Penyelesaian:
gaji muti mengikuti pola barisan aritmatika dengan suku pertama a = Rp.1.800.000,00 dan
beda b = Rp.50.000,00
juli-agustus 2004 = 𝑢1
september-oktober 2004 = 𝑢2
november-desember 2004 = 𝑢3
𝑢9 = 𝑎 + 8𝑏
𝑢9 = 1.800.000 + 8 × 50.000
𝑢9 = 2.200.000
Maka , gaji yang akan diterima muti pada bulan desember 2005 adalah Rp.2.200.000,00

3. Jumlah n suku
Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu tak lain adalah jumlah nilai suku suku
nya, sejak suku pertama (𝑠1 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎) sampai dengan suku ke n (𝑠𝑛 ) yang bersangkutan.
𝑛

𝐽𝑛 = ∑ 𝑠𝑖 = 𝑠1 + 𝑠2 + ⋯ + 𝑠3
𝑖=1
4

𝐽4 = ∑ 𝑠𝑖 = 𝑠1 + 𝑠2 + 𝑠3 + 𝑠4
𝑖=1
4

𝐽4 = ∑ 𝑠𝑖 = 𝑠1 + 𝑠2 + 𝑠3 + 𝑠4 + 𝑠5
𝑖=1

Berdasarkan rumus 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏, maka masing masing s dapat diuraikan


𝐽4 = 𝑎 + (𝑎 + 𝑏) + (𝑎 + 2𝑏) + (𝑎 + 3𝑏) = 4𝑎 + 6𝑏
𝐽5 = 𝑎 + (𝑎 + 𝑏) + (𝑎 + 2𝑏) + (𝑎 + 3𝑏) = 4𝑎 + 6𝑏

4
Kemudian masing masing J dapat di tuliskan ulang dalam bentuk:
4
𝐽4 = 4𝑎 + 6𝑏 = 4𝑎 (4 − 1)𝑏
2
5
𝐽5 = 5𝑎 + 10𝑏 = 5𝑎 + (5 − 1)𝑏
2
𝑛
𝐽𝑛 = 𝑛𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
2
𝑛
𝐽𝑛 = {2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏}
2
𝑛
𝐽𝑛 = {2 + 𝑠𝑛 }
2
Berdasarkan hal tersebut maka ada empat cara untuk menghitung jumlah n suku dari deret
ukur, yaitu:
1) 𝐽𝑛 = ∑𝑛𝑖=1 𝑠𝑖
𝑛
2) 𝐽𝑛 = 𝑛𝑎 + 2 (𝑛 − 1)
𝑛
3) 𝐽𝑛 = 2 (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
𝑛
4) 𝐽𝑛 = 2 (𝑎 + 𝑠𝑛 )

Contoh soal:
jika suku pertama dari suatu deret ukur adalah 5 dengan pengganda 5, maka berapakah jumlah
dari deret tersebut sampai dengan suku ke-12.
Penyelesaian:
Berdasarkan soal tersebut diperoleh nilai a=5 dan b=5
Sehingga
12
𝐽12 = (2.5 + (12 − 1)5)
2
𝐽12 = 6(10 + 55)
𝐽12 = 6(65)
𝐽12 = 390

5
2.3. Deret ukur
1. Pengertian Deret Ukur
Deret ukur atau disebut juga deret geometri adalah jumlah suku dari barisan
geometri. Jika suku-suku barisan geometri a, ar, 𝑎𝑟 2 , …, 𝑎𝑟 𝑛−1 dijumlahkan maka
diperolehlah deret ukur. Bilangan yang membedakan suku-suku pada deret ukur
dinamakan rasio atau pengganda, hasil bagi nilai suatu suku dengan suku didepannya.

Contoh :
5, 10, 15, 20, 25, … (memiliki pengganda 5)
1 1
8, 4, 2, 1, , … (memiliki pengganda )
2 2

2. Suku Ke-n Dari Deret Ukur


Apabila a adalah suku pertama suatu baris (𝑢1 ) dan r adalah rasio antara dua suku
yang berurutan maka sesuai dengan pengertian derert ukur, diperoleh :
Sn = 𝑢1 + 𝑢2 + 𝑢3 + … + 𝑢𝑛
Sn = a + ar + 𝑎𝑟 2 + … + 𝑎𝑟 𝑛−1
Sn r = ar + 𝑎𝑟 2 + … + 𝑎𝑟 𝑛−1 + 𝑎𝑟 𝑛
-
Sn – Sn.r = a + 0 + 0 + … + 0 - 𝑎𝑟 𝑛
Sn – Sn.r = a - 𝑎𝑟 𝑛
Sn (1-r) = a (1 - 𝑎𝑟 𝑛 )
Jadi,
𝑎 (1−𝑎𝑟𝑛 )
• Untuk r < 1, Sn = 1−𝑟
𝑎 (𝑎𝑟𝑛 −1)
• Untuk r > 1, Sn =
𝑟−1

Contoh Soal :
Pertambahan penduduk pada kota Medan tiap tahun mengikuti aturan barisan geometri.
Pada tahun 1996 pertambahannya sebanyak 6 orang, di tahun 1998 sebanyak 54 orang.
Berapakah banyak pertambahan penduduk pada tahun 2001?

6
Penyelesaian:
• Tahun 1996 = a = 6
• Tahun 1998 = 𝑆3 = 5

𝑆3 = 𝑎𝑟 𝑛
54 = 6. 𝑟 2
r2 = 9
r=3

• Tahun 2001 = 𝑆6
S6 = ar5
S6 = 6.35
S6 = 1458

Maka, jumlah pertumbuhan penduduk pada tahun 2001 sebanyak 1458 orang.

3. Jumlah n Suku Dari Deret Ukur


Jumlah sebuah deret ukur sampai suku tertentu adalah jumlah nilai sukunya sejak
suku pertama sampai suku ke-n yang bersangkutan.
Jn = ∑𝑛𝑖=1 𝑆 i + S1 + S2 + … + Sn
Berdasarkan rumus Sn = apn-1 , maka masing-masing S dapat diuraikan.
Jn = a + ap + ap2 + ap3 + … + apn-2 + apn-1 (pers. 1)
pJn = ap + ap2 + ap3 + ap4 + … + apn-1 + apn (pers. 2)

Maka selisih dari kedua persamaan diatas adalah


Jn – pJn = a – apn
Jn (1 – p) = a(1 – pn)
𝑎(1−𝑝𝑛 ) 𝑎(𝑝𝑛 −1)
Jn = jika |p| < 1 dan Jn = jika |p| > 1
1−𝑝 𝑝−1

7
2.4. Penerapan Deret Hitung dan Deret Ukur Dalam Ekonomi

Prinsip deret banyak diterapkan untuk menelaah perilaku bisnis dan ekonomi baik
secara langsung maupun tidak langsung. Prinsip deret hitung diterapkan dalam menganalisis
perilaku perkembangan, kemudian deret ukur digunakan untuk menganalisis perilaku
pertumbuhan. Apabila perkembangan dan pertumbuhan suatu gejala berpola seperti perubahan
nilai suku sebuah deret, baik deret hitung maupun deret ukur, maka teori deret yang digunakan
untuk menganalisisnya adalah teori deret yang relevan.

1. Model Perkembangan Usaha


Pada perkembangan usaha terdapat variable yang ada yaitu produksi, biaya,
pendapatan, penggunaan tenaga kerja, dan penanaman modal. Apabila perkembangan
masing-masing variable berpola seperti deret hitung, maka prinsip deret hitung dapat
digunakan untuk menganalisis perkembangan variable tersebut. Maksudnya adalah
variable yang bersangkutan bertambah secara konstan dari suatu waktu ke waktu
berikutnya.

Contoh Soal:
Besarnya penerimaan PT Maju Jaya dari hasil penjualan produknya adalah
Rp360.000.000,00 pada tahun kelima dan Rp600.000.000,00 pada tahun ketujuh. Apabila
perkembangan penerimaan penjualan tersebut berpola seperti deret hitung, berapa
perkembangan penerimaannya pada tahun pertama dan pada tahun ke Rp440.000.000,00?
Penyelesaian :
𝑆7 = 𝑎 + 6𝑏 → 600 = 𝑎 + 6𝑏

𝑆5 = 𝑎 + 4𝑏 → 360 = 𝑎 + 4𝑏

Dengan mengeliminasi persamaan diatas didapatkan 𝑏 = 80. Dan mensubstitusi b ke


persamaan 1 didapatkan 𝑎 = 120. Sehingga didapatkan besar pendapatan pada tahun
pertama adalah Rp. 120.000.000,00

Kemudian nilai a, b yang sudah didapatkan digunakan untuk mencari tahun keberapakah
besar pendapatan Rp. 440.000.000,00

8
𝑆𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
440 = 120 + (𝑛 − 1)80
320 = (𝑛 − 1)80
𝑛−1=4
𝑛=5
Maka pendapatan Rp.440.000.000,00 terjadi pada tahun kelima

2. Modal Bunga Majemuk

Model Bunga majemuk merupakan penerapan deret ukur dalam kasus Investasi.
Dengan model ini bisa dihitung pengembalian kredit dimasa akan datang berdasarkan
tingkat bunganya. Modal Pokok sebesar P dibungakan secara majemuk dengan suku bunga
per tahun setingkat i, maka jumlah akumulatif modal tersebut di masa datang setelah 𝑛
tahun (𝐹𝑛 ) dapat dihitung sebagai berikut:

Setelah 1 tahun 𝐹1 = 𝑃 + 𝑃. 𝑖 = 𝑃(1 + 𝑖)

Setelah 2 tahun 𝐹2 = 𝑃(1 + 𝑖) + 𝑃(1 + 𝑖) = 𝑃(1 + 𝑖)2

Setelah 3 tahun 𝐹2 = 𝑃(1 + 𝑖)2 + 𝑃(1 + 𝑖) = 𝑃(1 + 𝑖)3

Dengan demikian jumlah masa datang dari jumlah sekarang adalah:

𝐹𝑛 = 𝑃(1 + 𝑖)𝑛

Dengan:

P = Jumlah sekarang

I = tingkat bunga pertahun

N = jumlah tahun

Contoh soal

Tabungan seorang mahasiswa di sebuah Bank swasta akan menjadi sebesar Rp532.400,00
tiga tahun yang akan dating. Jika tingkat bunga bank tersebut berlaku 10% pertahun, berapa
tabungan mahasiswa tersebut pada tahun ini?
9
Penyelesaian:

𝐹 = 532.400

𝑛=3

𝑖 = 10% = 0,1

Maka

1
𝑃= .𝐹
(1 + 𝑖)𝑛

1
𝑃= . 532.400
(1 + 0,1)3

𝑃 = 400.000

Jadi besarnya tabungan mahasiswa tersebut pada tahun ini adalah Rp.400.000,00

3. Model Pertumbuhan Penduduk

Konsep deret ukur terdapat pada penafsiran jumlah penduduk. Sebagaimana yang
disebutkan oleh Malthus bahwa penduduk dunia tumbuh mengikuti pola deret ukur. Pola
pertumbuhan penduduk secara matematika dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑃₁ = 𝑃₁𝑅𝑡−1

dengan 𝑅 = 1 + 𝑟

Dengan:

P₁: Jumlah pada tahun pertama

Pr: jumlah pada tahun ke-t

r: Persentase pertumbuhan penduduk per tahun

t: Indeks waktu (tahun)

10
Contoh Soal

Jumlah penduduk pada suatu kota pada tahu 1991 adalah satu juta jiwa, dengan tingkat
pertumbuhan 4% per tahun. Hitunglah jumlah penduduk kota tersebut pada tahun 2006 jika
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 2,5% berapa jumlahnya sebelas tahun
kemudian?

Penyelesaian:

𝑃₁ = 1 𝑗𝑢𝑡𝑎

𝑇 = 0,04

𝑅 = 1,04

Pertumbuhan penduduk pada tahun 2006

𝑃16 = 1 𝑗𝑢𝑡𝑎 (1,04)15

𝑃16 = 1 𝑗𝑢𝑡𝑎 (1,800943)

𝑃16 = 1.800.943 𝑗𝑖𝑤𝑎

Kemudian dihitung pertumbuhan penduduk pada sebelas tahun kemudian dengan data

𝑃₁ = 1.800.943

𝑟 = 0,025

𝑅 = 1,025

𝑃₁ = 1.800.943 (1,025)10

𝑃 = 1.800.943 (1,0625955)

𝑃2.305,359 𝑗𝑖𝑤𝑎

11
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan interkasinya
dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi. Salah satu penggunaan
matematika adalah ekonomi. Dizaman sekarang sangatlah dibutuhkan lulusan matematika
dalam industry, untuk menghitung perekonomian, berbagai tafsiran, dunia asuransi dan
banyak lainnya. Salah satu materi yang dapat digunakan dalam bidang perekonomian
adalah deret bilangan. Ternyata melalui deret, dapat menafsirkan dan menghitung suatu dat
adengan resiko kesalahan yang rendah. Adapun deret dalam ekonomi bermanfaat dalam
menghitung pertumbuhan penduduk, dalam pengembahangan usaha, menghitung modal
bank, dan lain-lain.

3.2.Saran
Kiranya makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Bagi penulis,
makalah ini bermanfaat dalam menambah wawasan mahasiswa, dan menjadi perbaikan
dalam penulisan makalah dilain hari. Dan bagi pembaca, kiranya dapat memahami isi
makalah demi menambah wawasan mengenai matematika ekonomi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Tiur Malasari siregar S.Pd, .. M. (2022). Matematika Ekonomi. Medan: LPPM UNIMED.
Kamarullah. (2017). PENDIDIKAN MATEMATIKA DI SEKOLAH KITA. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Matematika, 21-33.

13

Anda mungkin juga menyukai