Matematika wajib
Deret Geometri
2.EGA HAPRILITA
PROVINSI BENGKULU
Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, Kami dapat menyelesaikan Makalah sejarah indonesia tentang “Deret Geometri”. Sholawat dan
salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah
menegakan panji-panji ajaran Islam sehingga umat Islam mendapatkan petunjuk, pedoman dan
pegangan dalam mengarungi kehidupan dunia ini demi mencapai kebahagian dunia maupun
akhirat.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan karena
itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini untuk kedepannya Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca umumnya.
Bengkulu Selatan,
Januari 2023
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
C.Tujuan ............................................................................................................iv.
BAB II Pembahasan
Kesimpulan ....................................................................................................
Saran ..............................................................................................................
Daftar Pustaka
Bab l Pendahuluan
A.Latar Belakang
Deret merupakan penjumlahan urutan bilangan atau variabel yang membentuk pola tertentu.
Setiap bilangan atau variabel yang dijumlahkan dinamakan suku dari deret tersebut. Jadi deret
mempunyai urutan suku yang berpola.Deret geometri atau dikenal sebagai barisan dan deret ukur
dalam bidang matematika adalah jenis barisan dan deret di mana bilangan berikutnya merupakan
perkalian dari bilangan sebelumnya dengan suatu bilangan rasio tertentu
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah
adalah tentang Deret Geometri adalah sebagai berikut:
C.Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Deret Geometri ini adalah sebagai berikut:
Deret geometri dapat diartikan sebagai jumlah dari (n) suku pertama pada sebuah barisan
geometri. Sementara barisan geometri merupakan barisan yang memenuhi sifat hasil bagi sebuah
suku dengan suku sebelumnya yang berurutan dan bernilai konstan. Pada barisan geometri atau
yang sering disebut sebagai barisan ukur, hasil bagi pada setiap suku yang berdekatan disebut
dengan rasio, atau bisa dilambangkan dengan (r).
A = suku pertama
R = rasio
Setelah mengetahui konsep dan rumus barisan geometri, kini tiba saatnya kita untuk mempelajari
konsep deret geometri. Perlu diketahui bahwa deret geometri adalah penjumlahan suku-suku dari
barisan geometri.Pada buku Kumpulan Rumus Matematika Lengkap Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama, disebutkan bahwa untuk bisa mengetahui jumlah n suku pertama (Sn) suatu deret
geometri, maka rumus deret geometri yang bisa digunakan sebagai berikut:
Keterangan:
R = rasio
N = jumlah suku
Sn = jumlah n suku pertama
Selain rumusnya, penting bagi kamu untuk mengetahui sifat-sifat deret geometri. Sifat-sifat ini
dipercaya dapat memudahkan kamu saat menghitung deret geometri lho. Berikut sifat-sifat deret
geometri:
Rumus
→Un = a . rn – 1
1 + 2 + 4 + 8 + 16 + …
2 + 6 + 16 + 54 + 162 + …
1 + 4 + 16 + 64 + 256 + …
Contoh soal 1
Seutas tali dipotong menjadi 5 bagian sehingga ukurannya membentuk deret geometri. Jika
panjang potongan tali terpendek 4 cm dan potongan tali terpanjang 324 cm, maka panjang tali
semula adalah…
A. 328 cm
B. 484 cm
C. 648 cm
D. 820 cm
Pembahasan
Pada soal ini diketahui n = 5, a = 4 cm dan U5 = 324 cm. Selanjutnya hitung rasio deret dengan
rumus dibawah ini.
→ U5 = a . rn – 1
→ 324 = 4 . r5 – 1
→ r4 = 324/4 = 81 = 34
→ r = 3.
Maka menghitung panjang tali semula dengan rumus dibawah ini:
→ Sn = A (rn – 1)/R – 1
→ S5 = 484.
Contoh soal 2
Ayah akan membagikan sejumlah uang kepada lima anaknya. Uang yang dibagikan terdiri dari
lembaran dua ribuan. Banyak uang yang dibagikan ke masing-masing anak membentuk barisan
geometri. Jika dua anak terakhir berturut-turut memperoleh 8 lembar dan 4 lembar, total uang
yang dibagikan ayah adalah…
A. Rp 124.000,00
B. Rp 144.000,00
C. Rp 248.000,00
D. Rp 300.000,00
Pembahasan
Pada soal ini diketahui n = 5, U4 = 8 lembar, U5 = 4 lembar dan r = 4/8 = ½. Selanjutnya tentukan
uang yang diterima anak pertama dengan cara:
→ U5 = a . rn – 1
→ 4 = a . (1/2)⁵-¹
→ 4 = a . 1/16
→ a = 4 . 16 = 64.
→ Sn = A (1 – rn)/1 – r
→ S5 = 64 (1 – (1/2)5)/1 – (1/2)
Karena 1 lembar = 2 ribu maka 124 lembar = 2 ribu x 124 = 248 ribu atau Rp 248.000,00 . Soal ini
jawabannya C.
Contoh soal 4
Diketahui deret geometri dengan suku pertama = 3 dan suku ke 4 = 24. Jumlah 7 suku pertama
deret tersebut adalah…
A. 190
B. 192
C. 380
D. 381
E. 384
Pembahasan
Pada soal ini diketahui a = 3 dan U4 = 24. Selanjutnya kita hitung rasio deret dengan cara dibawah
ini.
→ U4 = a . rn – 1
→ 24 = 3 . r4 – 1
→ r3 = 24/3= 8 = 23
→r=2
→ Sn = A (rn – 1)/R – 1
→ S7 = 3 (27 – 1)/2 – 1
→ S7 = 381
Contoh soal 5
Diketahui suku ke-2 deret geometri adalah 6 dan suku ke-5 adalah 162. Rumus jumlah n suku
pertama deret tersebut adalah…
A. Sn = n3
B. Sn = 33 – 1
C. Sn = 2 (3n – 1)
D. Sn = 3/2 (3n – 1)
E. Sn = 3 (2n – 1)
Pembahasan
Untuk menjawab soal ini kita tentukan dahulu rasio deret dengan membandingkan U5 dan U2
seperti dibawah ini.
→ U5/U2 = A . r5 – 1/A . r2 – 1
→ 162/6 = R4/R
→ r3 = 27 = 33
→r=3
→ U2 = a . r2 – 1
→6=a.3
→a=2
→ Sn = 3n – 1
Contoh soal 6
Setiap bulan sebuah yayasan memberikan sumbangan pendidikan kepada 10 siswa SD, 15 siswa
SMP dan 25 siswa SMA yang besarnya mengikuti aturan deret geometri. Setiap bulan, siswa SD
menerima santunan Rp 80.000,00 dan siswa SMA sebesar Rp 180.000,00. Besar uang yang harus
dikeluarkan yayasan setiap bulan adalah…
A. Rp 5.300.000,00
B. Rp 6.800.000,00
C. Rp 6.900.000,00
D. Rp 7.100.000,00
E. Rp 7.250.000,00
Pembahasan
Pada soal ini diketahui a = 80.000 dan U3 = 180.000. Selanjutnya kita hitung rasio deret dengan
cara dibawah ini.
→ U3 = a . r3 – 1
→ 180.000 = 80.000 . r2
→ r2 = 2,25 = (1,5)2
→ r = 1,5.
→ U2 = 80.000 . (1,5)2 – 1
Jadi jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh yayasan sebesar = Rp 800.000,00 + Rp 1.800.000,00
+ Rp 4.500.000,00 = Rp 7.100.000,00. Jawaban soal ini adalah D.
Contoh soal 7
A. 2n – 5 – 32
B. 25 – n
C. 32 – 25 – n
D. 32 – 2n – 5
E. 32 – (1/2)5 – n
Pembahasan
Pada deret diatas diketahui a = 16 dan r = 8/16 = ½. Jadi jumlah n suku pertama sebagai berikut:
→ Sn = A (1 – rn)/1 – r
→ Sn = 16 (1 – (1/2)n)/1 – ½
→ Sn = 32 – 2n – 5
Contoh soal 8
Diketahui deret geometri dengan suku pertama 4 dan suku ke-5 adalah 324. Jumlah delapan suku
pertama deret tersebut adalah….
A. 16.174
B. 16.074
C. 15.974
D. 13.120
E. 13.078
Pembahasan
Jawaban D.
Contoh soal 9
Seorang anak diminta mengisi kelerang pada 5 kotak yang diberi label A, B, C, D dan E mengikuti
aturan barisan geometri. Jika kotak B diisi dengan kelerang sebanyak 12 butir dan kotak E
sebanyak 96 butir, jumlah seluruh kelerang yang diisikan kedalam 5 kotak tersebut adalah…
A. 180 butir
B. 186 butir
C. 192 butir
D. 198 butir
E. 240 butir
Pembahasan
Jawaban B.
A.4
B.1/2
C.1/4
D.-1/4
E.-1/2
Pembahasan
Un=2³-²n
U1=2³-²(1)=2¹=2
A.Kesimpulan
Dari penjelasan diatas bisa kita ketahui bahwaDeret geometri dapat diartikan sebagai jumlah dari
(n) suku pertama pada sebuah barisan geometri. Sementara barisan geometri merupakan barisan
yang memenuhi sifat hasil bagi sebuah suku dengan suku sebelumnya yang berurutan dan bernilai
konstan. Pada barisan geometri atau yang sering disebut sebagai barisan ukur, hasil bagi pada setiap
suku yang berdekatan disebut dengan rasio, atau bisa dilambangkan dengan (r). Meskipun deret ini
memiliki suku mencapai tak hingga kita masih dapat mencari Jumlah keseluruhannya secara pasti.
Namun, tidak semua deret geometri Dapat kita tentukan jumlahnya. Dilihat dari rasionya (r) deret
geometri .Dapat dibedakan menjadi dua yaitu deret geometri konvergen dan deret geometri
B.Daftar Pustaka
Abu, Ahmadi dan Tri, Prasetyo.2005. SBM (Strategi Belajar Mengajar) untuk
Agus, Suprijono. 2013. Cooperative learning teori dan aplikasi paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta
Bahri, Djamarah Syaiful dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Basyirudin, Usman M. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers
Darajat, Zakiyah. 2011. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara