Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BARISAN DAN DERET

DI SUSUN OLEH :
SHALSABILA HAMZAH
202210294
JURUSAN MANAJEMEN

STIEM BONGAYA MAKASSAR


TAHUN AJARAN 2022/2023

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
Kata Pengantar.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A. Pengertian Barisan dan Deret........................................................ 2
B. Barisan Aritmatika......................................................................... 3
C. Deret Aritmatika............................................................................ 6
Latihan Soal ................................................................................................... 9
Kunci Jaawaban.............................................................................................. 9
BAB III PENUTUP....................................................................................... 11
A. Kesimpulan................................................................................... 11
B. Saran.............................................................................................. 11
Daftar Pustaka................................................................................................. 12

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
tentang barisan dan deret aritmatika ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, Desember 2022

Penulis

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Barisan dan Deret


1. Barisan Bilangan
Perhatikan susunan bilangan berikut :
a. 1, 2, 3, 4, 5,…; dinamakan barisan bilangan asli
b. 2, 4, 6, 8, 10,…; dinamakan barisan bilangan asli genap
c. 1, 3, 6, 10, 15,…; dinamakan barisan bilangan segitiga
d. 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,…; dinamakan barisan bilangan Fibonacci
Bilangan-bilangan yang membentuk suatu barisan disebut suku-suku barisan. Bilangan
pertama atau suku pertama dilambangkan dengan u1, suku kedua dengan u2, suku ketiga dengan
u3, suku ke-k dengan uk,…, demikian seterusnya sampai suku ke-n dengan un (n bilangan asli).
Indeks n menyatakan banyaknya suku dalam barisan itu. Untuk nilai n bilangan asli berhingga,
barisan itu dinamakan barisan berhingga. Suku ke-n dilambangkan dengan un disebut suku
umum barisan. Pada umumnya, suku ke-n atau un merupakan fungsi dengan daerah asal
(domain) bilangan asli n.
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan tertentu antara satu
bilangan dengan bilangan berikutnya. Jika bilangan pertama u1, bilangan kedua u2, bilangan
ketiga u3, …, dan bilangan ke-n adalah un, maka barisan bilangan itu dituliskan sebagai :

u1, u2, u3, ... , uk, ... , un


Contoh :
1) Tentukan tiga suku pertama pada barisan berikut ini, jika suku ke-n dirumuskan sebagai un =
3n + 1
Jawab :
Suku ke-n, un = 3n + 1
Untuk n = 1, diperoleh u1 = 3(1) + 1 = 4
n = 2, diperoleh u2 = 3(2) + 1 = 7
n = 3, diperoleh u3 = 3(3) + 1 = 10

Jadi, tiga suku pertama barisan itu adalah u1 = 4, u2 = 7, dan u3 = 10.


1) Tentukan rumus umum suku ke-n untuk barisan berikut ini, jika empat buah suku pertama
diketahui sebagai berikut.
a) 4, 6, 8, 10, . . . b) 1, 9, 25, 49, . . .
Jawab :
a) 4, 6, 8, 10, . . .; barisan dengan suku pertama u1 = 4 dan selisih dua suku yang berurutan
bernilai konstan sama dengan 2.
Jadi, un = 2n + 2
b) 1, 9, 25, 49, . . .; dapat ditulis sebagai (1)2, (3)2, (5)2, (7)2, ...; barisan dengan suku-sukunya
merupakan kuadrat dari bilangan asli ganjil.
Jadi, un = (2n – 1)2.

2. Deret
Perhatikan kembali barisan Jika suku-suku tersebut dijumlahkan dalam bentuk u1, u2, u3, ... ,
uk, ... , un, maka penjumlahan barisan tersebut dinamakan deret. Jumlah suku-suku pada barisan

4
hingga n suku pertama dinyatakan dengan Sn. Misalnya jumlah 5 suku pertama ditulis Sn = u1
+ u2 + u3 + u4 + u5 .
Contoh :
1) Diketahui suatu deret 2 + 4 + 6 + …, hitunglah jumlah 5 suku pertama.
Jawab:
Sn = 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 30
Jadi, jumlah 5 suku pertama deret tersebut adalah 30.

B. Barisan Aritmatika
Perhatikan barisan aritmatika 1, 3, 5, 7,… dan 2, 4, 6, 8,….; setiap selisih anatara dua suku
yang berurutat adalah tetap nilainya yaitu:
3-1 = 5-3 = 7-5 =…= 2
4-2 = 6-4 = 8-6 =…= 2

Secara umum u1, u2, u3, ... , un adalah barisan aritmatika apabila u2 – u1 = u3 – u2 = u4 –
u3 = konstanta. Konstanta ini disebut beda dan dinyatakan dengan b.
Sehingga barisan aritmatika dapat kita definisikan sebagai berikut:
Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara dua suku yang berurutan
selalu tetap. Bentuk umum :
u1, u2, u3, ... , un atau
a, ( a + b ), ( a + 2b ), ... , (a + (n – 1) b)

Pada barisan aritmatika, berlaku un – un-1 = b , sehingga un = un-1 + b.

a. Rumus umum suku ke-n pada Barisan Aritmatika


Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b, maka suku barisan itu
dapat divisualisasikan sebagai berikut :
I u1 = a
I u2 = a + b
I u3 = a + 2b
I u4 = a + 3b
I un = a + ( n -1 ) b
Berdasarkan pola atau keteraturan suku-suku barisan di atas, maka rumus suku ke-n untuk
barisan aritmatika dapat ditentukan dengan hubungan berikut.
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b, rumus umum suku ke-n
dari barisan aritmatika itu ditentukan oleh :
I un = a + ( n -1 ) b
Contoh :
1) Carilah suku pertama, beda, dan suku ke-6 dari barisan aritmatika 4, 1, -2, -5, . . .
Jawab :
Barisan 4, 1, -2, -5, …
Suku pertama u1 = a = 4,
Beda b = 1 – 4 = -3,
Suku ke-6 u6 = a + 5b = 4 + 5(-3) = -11
Jadi, suku pertama a = 4, beda b = -3, dan suku ke-6 adalah u6 = 11

5
b. Suku tengah pada barisan aritmatika
Suku tengah suatu barisan aritmatika dapat ditentukan melalui deskripsi berikut ini.
Misalkan barisan aritmatika yang terdiri dari atas (2k-1) suku : u1, ... ,uk, ... , u2k-1, maka suku
tengahnya adalah uk.
Suku tengah uk = a + (k-1) b = ½{2a+2(k-1)b} = ½{a+a+(2k-2)b} = ½ {u1 + u2k-1}. Jadi, suku
tengahnya ditentukan oleh hubungan uk = ½ {u1+u2k-1}.

Contoh :
1) Diketahui barisan aritmatika 3, 5, 7, 9, …, 95. Banyak suku pada barisan itu adalah ganjil.
a) Carilah suku tengahnya
b) Suku keberapakah suku tengahnya itu?
c) Berapakah banyak suku barisan itu?
Jawab :
a) Barisan 3, 5, 7, 9, …, 95. Suku pertama a = u1 = 3, beda b = 2, dan suku terakhir u2k-1 = 95.
uk = ½ (u1+u2k-1) = ½ (3 + 95) = 49
Jadi, suku tengahnya adalah 49.
b) Dari hasil a), diperoleh :
U uk = a + ( k-1) b = 49
⇔ 3 + (k-1)2 = 49
⇔ 2k = 48
⇔ k = 224
Jadi, suku tengahnya adalah suku ke-24.
c) Banyaknya suku barisan itu sama dengan 2k – 1 = 2(24) – 1 = 47.

c. Sisipan pada barisan aritmatika


Misalkan diantara dua bilangan real x dan (dengan x ≠ y ) akan disisipkan sebanyak k buah
bilangan ( k bilangan asli). Bilangan – bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang
disisipkan itu membentuk suatu barisan aritmatika. Susunan bilangan-bilangan semula dengan
bilangan-bilangan yang disisipkan dapat divisualisasikan dengan menggunakan bagan
sebagaimana diperlihatkan berikut ini.

Di antara dua bilangan x dan y disisipkan sebanyak k buah bilangan sehingga bilangan-
bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan membentuk barisan aritmatika.
Nilai beda barisan aritmatika yang terbentuk dapat ditentukan dengan menggunakan hubungan
b =( y – x) / (k + 1)

6
Dengan x dan y bilangan real (x ≠ y ) dan k bilangan asli.
Contoh :
1) Di antara bilangan 4 dan 28 disisipkan 5 buah bilangan sehingga bilangan-bilangan semula
dengan bilangan-bilangan yang disisipkan membentuk barisan aritmatika. Carilah beda dari
barisan aritmatika yang terbentuk.
Jawab :
Diketahui x = 4, y = 28, dan k = 5
Didapat b =( y – x) / (k + 1) = (28-4)/(5+1)=4
Jadi, beda barisan aritmatika yang terbentuk adalah b =4 .
A. Deret Aritmatika
Jumlah beruntun suku-suku suatu barisan aritmatika disebut sebagai deret aritmatika. Sebagai
contoh :
· Dari barisan aritmatika 1, 3, 5, 7, …, 99 dapat dibentuk deret aritmatika 1 + 3 + 5 + 7 + … +
99,
· Dari barisan aritmatika 2, 4, 6, 8, …, 2n dapat dibentuk deret aritmatika 2 + 4 + 6 + 8 + … +
2n.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan, jika u1, u2, u3, ... , un, merupakan suku – suku barisan
aritmatika, maka u1 + u2 + u3 + ... + un dinamakan sebagai deret aritmatika.
a. Rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika dilambangkan dengan Sn , dan Sn ditentukan oleh :
Sn = u1 + u2 + u3 + ... + un-2 + un-1 + un
Substitusikan u1 = a, u2 = a+b, u3 = a+2b , un-2 = un – 2b, un-1 =un – b; diperoleh
Sn = a + (a+b) + (a+2b) + ... + (un – 2b) + (un – b) + un …(*)
Jika urutan suku-suku penjumlahan pada persamaan (*) itu dibalik, diperoleh:
Sn = un + (un – b) + (un – 2b) + ... + (a+2b) + (a+b) + a … (**)
Jumlahkan masing masing ruas pada persamaan (*) dengan persamaan (**), sehingga diperoleh
:

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika dapat
ditentukan melalui hubungan sebagai berikut.
Jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika u1 + u2 + u3 + ... + un ditentukan dengan
menggunakan hubungan :
Sn = n/2 (a+ un)
Dengan n = banyak suku, a = suku pertama, dan un = suku ke-n.
a. Sifat-sifat Sn pada deret aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
1. Sn = n/2 (a+ un) merupakan fungsi kuadrat dari n (n bilangan asli) yang tidak memiliki suku
tetapan.
2. Untuk setiap n bilangan asli berlaku hubungan Sn - Sn-1 = un (Suku ke-n).
Contoh :

7
1) Hitunglah jumlah deret aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60.
Jawab :
Untuk menghitung jumlah deret pada soal di atas, perlu ditentukan terlebih dulu banyak suku
atau n melalui hubungan un = a + (n-1)b.
2 + 4 + 6 + … + 60, a = 2, b = 2, dan un = 60
60 = 2 + (n-1) 2
⇔ 60 = 2n
⇔ n = 30
S30 = 30/2 (a+ u30) = 15(2+60) = 930
Jadi, jumlah deret aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60 adalah S30 = 930

8
LATIHAN SOAL

1. Rumus umum suku ke-n dari suatu barisan ditentukan melalui hubungan un= an2 + bn. Suku ke-
2 dan suku ke-7 dari barisan itu masing-masing sama dengan 8 dan 63.
a. Hitunglah nilai a dan nilai b
b. Tentukan suku ke-10
2. Tulislah deret bilangan berikut ini, kemudian tulislah hasil penjumlahannya.
a. Deret 6 bilangan asli kelipatan tiga yang pertama
b. Deret 5 bilangan segitiga yang pertama
c. Deret 6 bilangan persegi yang pertama
3. Suku ke-3 suatu barisan aritmatika sama dengan 11, sedangkan suku ke-10 sama dengan 39.
a. Carilah suku pertama dan beda barisan itu
b. Carilah rumus suku ke-n
4. Suku ke-5 suatu deret aritmatika adalah 40 dan suku ke-8 deret itu adalah 25.
a. Tentukan suku pertama dan beda deret aritmatika itu
b. Hitunglah jumlah sepuluh suku pertama dari deret aritmatika itu
5. Diketahui suku ke-3 dan suku ke-7 suatu deret aritmatika berturut-turut adalah 17 dan 37.
Jumlah 20 suku pertama deret tersebut adalah…

KUNCI JAWABAN

1. Nilai a dan b, serta suku ke-10 adalah


a. Rumus umum suku ke-n : un= an2 + bn
· Suku ke-2 sama dengan 8, diperoleh hubungan:
a(2)2 + b(2) = 8
⇔ 4a + 2b = 8
⇔ 2a + b = 4 (*)
· Suku ke-7 sama dengan 63, diperoleh hubungan:
A a(7)2 + b(7) = 63
⇔ 49a + 7b = 63
⇔ 7a + b = 9 .................................. (*)
Persamaan (*) dan (**) membentuk sistem persamaan linear dua variabel (dengan variabel a
dan variabel b) sebagai berikut:
2a + b =4
7a + b =9
Solusi atau penyelesaian dari sistem persamaan linear dua variabel diatas adalah a = 1 dan b =
2.
Jadi, nilai a = 1 dan b = 2.
b. Berdasarkan hasil perhitungan a rumus umum suku ke-n dapat dinyatakan sebagai un= n2 + 2n.
Untuk n = 10 diperoleh u10 = (10)2 + 2(10) = 120
Jadi, suku ke-10 dari barisan itu adalah u10 = 120.
2. Deret bilangan dan jumlahnya adalah
a. 3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18
Sn = 3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18 = 60
b. 1 + 3 + 6 + 10 + 15
Sn = 1 + 3 + 6 + 10 + 15 = 35

9
c. 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + 36
Sn = 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + 36 = 91
3. Suku pertama dan beda, serta rumus suku ke-n adalah
a. u3 = 11 → a + 2b = 11 ........................ (1)
u10 = 39 → a + 9b = 39 .... ........................ (2)
Dari persamaan (1) dan (2) didapat 𝑎=3 dan 𝑏=4.
Jadi, suku pertama a = 3 dan beda b = 4.
b. un = a + (n-1) b
= 3 + (n-1) 4
= 4n-1
Jadi, rumus suku ke-n adalah un = 4n-1.
4. Suku pertama, beda serta jumlah ssepuluh suku pertama adalah
a. Suku ke-5 sama dengan 40
u5 = 40 → a + 4b = 40 ..... (1)
Suku ke-8 sama dengan 25
u8 = 25 → a + 7b = 25 ...... (1)
Kedua persamaan di atas membentuk system persamaan linear dua variabel dan
penyelesaiannya adalah a = 60 dan b = -5.
Jadi, suku pertama dan beda dari deret aritmatika itu berturut-turut adalah a = 60 dan b = -5

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Barisan bilangan adalah suatu urutan bilangan dengan aturan tertentu yang masing-masing
bilangan dalam urutan tersebut disebut suku dan setiap suku digabungkan dengan tanda
koma ( , ). Bentuk umum barisan bilangan U1, U2, U3, U4, ..., Un
2. Deret bilangan adalah penjumlahan dari suku-suku suatu barisan, bentuk umum deret
yaitu U1 + U2 + U3 + U4 + ... + Un
3. Baris aritmetika adalah suatu barisan bilangan yang memiliki selisih dua suku yang
berurutan selalu tetap. Rumus suku ke-n baris aritmetika Un = a + (n – 1)

4. Deret aritmatika memiliki rumus jumlah suku pertama Sn = n {2a + (n – 1)b}

B. Saran
Penulis menyarankan agar pembaca tidak hanya mengetahui barisan dan deret aritmatika
pada papper ini, namun juga memperbanyak latihan mengerjakan soal dan dapat membedakan
barisan dan deret aritmatika serta geometri.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Cecep dan Pesta. 2008. “Matematika Aplikasi Untuk SMA dan MA Kelas XII Program
Studi Ilmu Alam”.Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sari, Ratna. 2014. “Barisan dan Deret Aritmatika” (Online),
(http://ratnasari15.blogspot.co.id/2014/11/barisan-dan-deret-aritmatika.html, diakses tanggal
28 Maret 2016).
TIM Erlangga Fokus SMA. 2013.”Erlangga Fokus UN SMA/MA 2014 Ilmu Pengetahuan
Alam”. Jakarta: Erlangga
Wirodikromo, Sartono. 2007. “Matematika Untuk SMA Kelas XII”. Jakarta : Erlangga.

12

Anda mungkin juga menyukai