Anda di halaman 1dari 9

MODUL

BAHAN AJAR CETAK


MATEMATIKA BISNIS

MATEMATIKA BISNIS

Sagita Charolina Sihombing, M.Si

1
BAB 2
BARISAN DAN DERET

A. PENDAHULUAN
Materi yang diberikan pada pertemuan ini adalah Barisan dan Deret. Barisan terdiri dari
dua yaitu barisan aritmatika dan barisan geometri. Begitu juga dengan deret yang dibagi
ke dalam dua bagian, yaitu deret aritmatika dan deret geometri. Pada bagian ini diberikan
pengertian barisan, bentuk umum barisan aritmatika dan geometri, bentuk umum deret
aritmatika dan deret geometri. Untuk memudahkan pemahaman mahasiswa, pada bagian
ini juga diberikan contoh soal dan penyelesaiannya. Materi pada bab ini juga dilengkapi
dengan latihan soal. Anda dapat mengerjakan latihan soal yang diberikan dan jika
mengalami kendala dapat didiskusikan dengan rekan mahasiswa dan dosen pengampu
mata kuliah.

Manfaat yang diharapkan dari perkulihan ini:


1. Mahasiswa mampu memahami bentuk barisan aritmatika dan barisan geometri
2. Mahasiswa mampu menyelesaikan soal-soal barisan aritmatika dan barisan geometri
3. Mahasiswa mampu menyelesaikan soal-soal deret aritmatika dan deret geometri
4. Mahasiswa mempunyai kesiapan untuk mempelajari materi lanjutan lainnya

B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Barisan
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang diurutkan menurut aturan tertentu.
Bentuk umum barisan bilangan a1, a2, a3, ...,an. Setiap unsur pada barisan bilangan
disebut suku. Suku ke-n dari suatu barisan ditulis dengan simbol Un (n merupakan
bilangan asli). Untuk suku pertama dinyatakan dengan simbol a atau U 1. Berdasarkan
banyaknya suku, barisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Barisan berhingga, jika banyaknya suku-suku tertentu jumlahnya.
b. Barisan tak berhingga, jika banyaknya suku-suku tak berhingga jumlahnya.

2
1.1. Barisan Aritmatika
Barisan aritmatika adalah barisan bilangan yang memiliki pola yang tetap. Secara umum,
barisan aritmatika ditulis dengan bentuk:
U1, U2, U 3, U4, … dengan U2 – U1 = U3 – U2 = U4 – U3 = Un-1 – Un = konstanta
Konstanta ini disebut dengan beda dan biasanya ditulis dengan b.
b = Un-1 – Un ............................................................................................................... (2.1)
Keterangan:
Un = Suku ke-n
b = beda

Contoh:
2, 4, 6, 8, 10
b=4–2=6–4=8–6

Suatu barisan aritmatika dengan beda b dan suku pertama a ditulis sebagai berikut:
U1 = a
U2 = U1 + b = a + b
U3 = U2 + b = a + b + b = a + 2b
U4 = U3 + b = a + 2b + b = a + 3b
dan seterusnya
Berdasarkan pola di atas, suku ke-n barisan aritmatika dapat dituliskan sebagai:
Un = a + (n-1) b........................................................................................................... (2.2)

Contoh Soal 1
Suatu barisan aritmatika dengan suku ke-5 adalah 21 dan suku ke-10 adalah 41, tentukan
suku ke-50 dari barisan tersebut.
Penyelesaian:
U5 = 21
U5 = a + 4b = 21 ........................................ Persamaan (1)
U10 = 41

3
U10 = a + 9b = 41 ...................................... Persamaan (2)
Dengan melakukan eliminasi terhadap persamaan (1) dan (2) diperoleh:
a + 4b = 21
a + 9b = 41 -
-5b = -20
b=4
Substitusi nilai b ke persamaan (1),
a + 4b = 21
a + 16 = 21
a=5
Dari nilai a dan b yang sudah diperoleh, dapat ditentukan suku ke-50,
U50 = a + 49b = 5 + 49(4) = 201
Jadi, suku ke-50 adalah 201.

1.2 Barisan Geometri


Barisan geometri adalah sebuah barisan dengan sebuah rasio konstanta antara suku yang
berurutan. Secara umum, barisan geometri ditulis dengan bentuk:

U1, U2, U 3, U4, … dengan = = = = konstanta

Konstanta ini disebut dengan rasio dan biasanya ditulis dengan r.

r= ...................................................................................................................... (2.3)

Keterangan:
Un = Suku ke-n
r = rasio

Contoh:
2, 4, 8, 16, 32

r= = = =

4
Suatu barisan geometri dengan rasio r dan suku pertama a ditulis sebagai berikut:
U1 = a
U2 = U1 x r = ar
U3 = U2 x r = ar x r = ar2
U4 = U3 x b = ar2 x r = ar3
dan seterusnya
Berdasarkan pola di atas, suku ke-n barisan geometri dapat dituliskan sebagai:
Un = arn-1 .................................................................................................................... (2.4)

Contoh Soal 2
Suatu barisan aritmatika dengan suku ke-5 adalah 32 dan suku ke-7 adalah 128, tentukan
suku ke-10 dari barisan tersebut.
Penyelesaian:
U5 = 32
U5 = ar4= 32 .............................................. Persamaan (1)
U7 = 128
U7 = ar6 = 128 ........................................... Persamaan (2)
Dengan melakukan pembagian antara persamaan (2) dan (1) diperoleh:
ar6 : ar4 = 128 : 32
r2 = 4
r=2
Substitusi nilai r ke persamaan (1),
ar4 = 32
a(2)4 = 32
a=2
Dari nilai a dan r yang sudah diperoleh, dapat ditentukan suku ke-10,
U10 = ar9 = 2 x (2)9 = 2 x 512 = 1024
Jadi, suku ke-50 adalah 1024.

5
2. Pengertian Deret
Deret merupakan penjumlahan semua suku dari suatu barisan. Secara umum, suatu deret
dituliskan sebagai berikut:
Sn = U1 + U2 + U3 + U4 + … + Un-1 + Un
Deret dapat dibedakan menjadi deret hitung (deret aritmatika), deret ukur (deret
geometri), dan deret harmoni.

Contoh:
a. Deret aritmatika : 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + … + 2n
b. Deret geometri : 2 + 4 + 8 + 16 + 32 + … + 2.2n-1

c. Deret harmoni :1+ + +…+

Pada bagian ini akan dibahas tentang deret aritmatika dan deret geometri.

2.1 Deret Artimatika


Deret aritmatika adalah jumlah suku ke-n dari suatu barisan aritmatika. Bentuk umum
deret aritmatika diberikan sebagai berikut:

Sn = ..................................................................................................... (2.5)

Jika diuraikan dengan mengganti , diperoleh:

Sn =

Sn = ......................................................................................... (2.6)

Keterangan:
Sn = jumlah suku n pertama
n = suku ke-n, dimana n = 1, 2, 3, …
a = suku pertama atau U1
b = beda

Contoh Soal 3
Diberikan suatu deret aritmatika:
2 + 4 + 6 + 8 + 10 + …

6
Tentukan:
a. Jumlah 10 suku pertama
b. Jumlah 20 suku pertama

Penyelesaian:
Dari deret tersebut diketahui bahwa a = 2 dan selisih setiap suku atau disebut b = 2.
Sehingga:
a. Jumlah 10 suku pertama

Sn =

S10 =

S10 =
S10 =
S10 = = 110

b. Jumlah 20 suku pertama

S20 =

S10 =
S10 =
S10 = = 420

2.2. Deret Geometri


Deret geometri adalah jumlah suku ke-n dari suatu barisan geometri. Bentuk umum deret
geometri diberikan sebagai berikut:

Sn = , untuk r < 1 ............................................................................................ (2.7)

atau

Sn = , untuk r > 1 ............................................................................................ (2.8)

Keterangan:
a: suku pertama
r: rasio antara suku yang berurutan

7
Contoh Soal 4
Diberikan suatu deret geometri:
2 + 4 + 8 + 16 + …
Tentukan:
a. Jumlah 6 suku pertama
b. Jumlah 10 suku pertama
Penyelesaian:
Dari deret tersebut diketahui bahwa a = 2 dan rasio antar suku yang berurutan atau
disebut r = 2. Sehingga:
a. Jumlah 6 suku pertama

Sn =

S6 =

S6 =
S6 =
S6 =

b. Jumlah 10 suku pertama

Sn =

S10 =

S10 =
S10 =
S10 =

SOAL LATIHAN
1. Carilah suku yang diminta dalam setiap barisan aritmatika di bawah ini
a. 3, 7, 11, 15, …, U10
b. 2, 5, 8, 11, …, U15
2. Carilah suku yang diminta dalam setiap barisan geometri di bawah ini
a. 2, 6, 18, …, U6

8
b. 100, -110, 121, …, U15
3. Tiga bilangan membentuk barisan geometri. Jumlah tiga bilangan itu dalah 147 dan
hasil kalinya adalah 21952. Tentukan ketiga barisan geometri tersebut!
4. Tentukan jumlah 10 suku pertama dalam setiap barisan aritmatika di bawah ini
a. 3, 7, 11, 15, …
b. 2, 5, 8, 11, …
5. Tentukan jumlah 6 suku pertama dalam setiap barisan geometri di bawah ini
a. 2, 6, 18, …
b. 100, -110, 121, …

DAFTAR PUSTAKA
1. Bartle, G.R. 2000. Introduction to Riil Analysis. 3th. New. York: John Wiley and Sons.
2. Djohan, Warsoma, dan Wono Setya Budhi. 2007. Dikdat Kalkulus 1. Bandung: Institut
Teknologi Bandung
3. Heri, Robertus. 2009. Buku Ajar Kalkulus 1. Semarang: Universitas Diponegoro
4. Prayudi. 2006. Kalkulus: Fungsi Satu Variabel. Jogjakarta: Graha Ilmu
2. Purcell, E.J, dan Dale Varberg. 2005. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid 1. Jakarta:
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai