Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan Modul ini. Modul ini berisikan
materi Matematika Kelas X Semester 2 sebagai bahan ajar . Kami menyadari bahwa modul ini
masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
Akhir kata, kami sampaikan trima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Modul ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridoi
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................. i
Daftar Isi ...................................................................................................................................... ii
Bab I Barisan dan Deret
I. Pendahuluan ............................................................................................................................1
II. Uraian Materi ...........................................................................................................................1
III. Evaluasi .................................................................................................................................14
Bab II Trigonometri
I. Pendahuluan .........................................................................................................................16
II. Uraian Materi ........................................................................................................................16
III. Evaluasi ................................................................................................................................23
Bab III Matriks
I. Pendahuluan .........................................................................................................................25
II. Uraian Materi ........................................................................................................................26
III. Evaluasi ................................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................44
ii
BAB I
A. Pola Bilangan
Pola bilangan dapat divisualisasikan dengan menggunakan kumpulan benda
(diwakili dengan lambing noktah).
Indeks n menyatakan banyaknya suku dalam barisan itu. Untuk nilai n bilangan
asli berhingga, barisan itu disebut barisan berhingga. Suku ke-n atau un merupakan
fungsi dengan daerah asal (domain) bilangan asli n
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan
tertentu antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya. Jika bilangan
pertama u1, bilangan kedua u2, bilangan ketiga u3, …, dan bilangan ke-n
adalah un maka barisan bilangan itu dituliskan sebagai
u1, u2, u3, ..., un
Contoh 1
Tentukan tiga suku pertama pada barisan berikut ini, jika suku ke-n
dirumuskan sebagai un = 3n + 1
Jawab :
Suku ke-n, un = 3n + 1
Untuk n = 1, diperoleh u1 = 3(1) + 1 = 4
n = 2, diperoleh u2 = 3(2) + 1 = 7
n = 3, diperoleh u3 = 3(3) + 1 = 10
Hitunglah a dan b
Tentukan suku ke-10
2
Jawab :
a. Rumus umum suku ke-n , un = an2 + bn
Suku ke-2 sama dengan 8,
C. Deret
Untuk memahami pengertian deret, simaklah barisan yang terdiri atas 10
bilangan asli pertama di bawah ini
u1, u2, u3, u4, u5, u6, u7, u8, u9, u10 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
Jika suku-suku barisan tersebut dijumlahkan maka diperoleh bentuk sebagai
berikut.
u1 + u2 + u3 + u4 + u5 + u6 + u7 + u8 + u9+u10
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10
Jumlah suku-suku barisan itu disebut penjumlahan beruntun dan
disebut sebagai deret (sum atau series). Jadi, penjumlahan beruntun
sepuluh bilangan asli pertama juga disebut sebagai deret sepuluh
bilangan asli pertama.
3
Definisi Deret
Misalkan u1, u2, u3, ..., un merupakan suku-suku suatu barisan. Jumlah
beruntun dari suku- suku barisan itu disebut sebagai deret dan dituliskan
sebagai
u1 + u2 + u3 + …+ un
Suatu barisan u1, u2, u3, ..., un disebut barisan aritmetika jika untuk
sebarang nilai n berlaku hubungan :
un – un-1 = b
dengan b adalah suatu ketetapan ( konstanta ) yang tidak tergantung pada n
un = a + (n – 1)b
4
Contoh 3
Tentukan suku pertama, beda dan suku ke-6 dari barisan aritmetika
4, 1, -2, -5, …
Jawab :
4, 1, -2, -5, …
Suku pertama = a = 4 Beda = b = 1 – 4 = -3
Suku ke-6 = u6 = 4 + (6 – 1)-3 = 4 – 15 = -11 Jadi, a = 4, b = - 3, u6 = - 11
Contoh 4 :
Suku ketiga suatu barisan aritmetika sama dengan 11, sedangkan suku
kesepuluh sama dengan 39
a. Carilah suku pertama dan beda dari barisan itu
b. Carilah rumus suku ke-n
Jawab :
a. ……………….(1)
………………(2)
-
-7 b = -28
b=4
substitusikan nilai b = 4 pada persamaan (1)
sehingga diperoleh a + 2(4) = 11
a = 11 – 8 = 3
Jadi suku pertama = a = 3, beda = b = 4
b.
2. Deret Aritmetika
Jumlah beruntun suku-suku suatu barisan aritmetika disebut sebagai deret
aritmetika. Sebagai contoh :
5
Definisi Deret Aritmetika
Jika u1, u2, u3, ..., un , merupakan suku-suku barisan aritmetika, maka
Contoh 6
Suku ke-5 suatu deret aritmetika sama dengan 40 dan suku ke-8 deret
itu sama dengan 25.
6
Jawab :
a. ……………………(1)
……………………(2)
-
-3b = 15
b = -5
substitusikan nilai b = - 5 pada persamaan (2) sehingga diperoleh
a + 7(-5) = 25
a = 25 + 35 = 60
10
𝑆10 = (2(60) + (10 − 1) − 5)
2
𝑆10 = 5(120 − 45) = 5(57) = 375
Definisi Geometri
7
Rumus Umum Suku ke-n Pada barisan Geometri
Misalkan suatu barisan geometri dengan suku pertama a dan rasio r. rumus
umum suku ke-n dari barisan geometri itu ditentukan oleh :
Contoh 7
Tentukan suku pertama, rasio dan suku keenam pada barisan geometri
berikut ini.
a. 27, 9, 3, 1, …
b. 2, - 6, 18, - 54, …
Jawab :
a. 27, 9, 3, 1, …
Contoh 8
8
2. Deret Geometri
Jika suku-suku dari suatu barisan geometri dijumlahkan, maka
penjumlahan beruntun dari suku-suku barisan geometri itu
disebut sebagai deret geometri.
Sebagai contoh :
Dari barisan geometri 3, 6, 12, 24, …, 192 dapat dibentuk deret geometri
3 + 6 + 12 + 24 + … + 192
Dengan demikian, deret geometri dapat didefinisikan sebagai berikut .
9
Contoh 9
Hitunglah jumlah enam suku pertama pada deret geometri berikut ini.
a. 27 + 9 + 3 + …
b.
Jawab :
10
F. Deret Geometri Tak Hingga
Jika banyak suku-suku penjumlahan deret geometri itu bertambah terus
mendekati takhingga, maka deret geometri semacam ini disebut sebagai deret
geometri tak hingga. Deret geometri tak hingga ditulis sebagai berikut.
11
Contoh 11
Diketahui deret geometri 1 + 0,8 + 0, 64 + … Hitunglah limit jumlahnya atau S.
Jawab :
1 + 0,8 + 0,64 + …
a = 1, r = 0,8
12
G. Merumuskan Masalah Nyata Yang Memiliki Model Matematika Berbentuk
Barisan atauDeret
Dalam soal matematika dan dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada
masalah nyata yang model matematikanya dapat diterjemahkan dalam bentuk barisan dan deret
(barisan dan deret aritmatika, barisan dan deret geometri serta deret geometri tak hingga).
Pertama kita harus mampu mengidentifikasi bahwa karakteristik masalah yang akan
diselesaikan mempunyai model matematika berbentuk barisan atau deret. Setelah
masalah nyata itu teridentifikasi, pemecahan masalah selanjutnya dikerjakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Nyatakan besaran yang ada dalam masalah sebagai variabel dalam barisan atau
deret. Variabel-variabel ini dilambangkan dengan huruf-huruf misalnya a sebagai
suku pertama, b sebagai beda, dan r sebagai rasio.
2. Rumuskan barisan atau deret yang merupakan model matematika dari masalah.
3. Tentukan penyelesaian dari model matematika yang diperoleh pada Langkah 2.
4. Tafsirkan hasil yang diperoleh terhadap masalah semula.
Contoh 13
Hasil produksi suatu pabrik per tahun mengikuti aturan barisan aritmetika. Produksi
pada tahun pertama sebanyak 400unit dan produksi pada tahun keempat
sebanyak 520 unit. Tentukan pertambahan produksi tiap tahunnya, kemudian
tentukan pulabanyak produksi pada tahun kedua puluh.
Jawab :
13
H. EVALUASI
Barisan Aritmetika
1. Tentukan suku pertama, beda, rumus suku ke-n, suku kedua puluh dari
barisan aritmetika berikut ini.
a. 2, 5, 8, …
b. 12, 7, 2, …
c. 100, 90, 80, …
2. Suku ke-3 dari suatu barisan aritmetika sama dengan 9 sedangkan suku ke-8
sama dengan 4.
a. Carilah suku pertama dan beda barisan aritmetika ini
b. Carilah rumus suku ke-n
c. Carilah suku ke-15 dan suku ke-20
3. Suku ke-8 dari suatu barisan aritmetika sama dengan 15, sedangkan jumlah
suku ke-2 dan suku ke-16 sama dengan 26.
a. Carilah suku pertama dan beda barisan aritmetika ini
b. Carilah rumus suku ke-n
Deret Aritmetika
a. 1 + 4 + 7 + …
b. 40 + 37 + 34 + …
14
Barisan Geometri
1. Tentukan rasio, rumus suku ke-n, dan suku kesepuluh dari tiap
barisan geometri berikut.
a. 1, 4, 16, 64, …
b. 3, -6, 12, -24, …
a. -2 + 10 -50 + 250 + …
b. 128 -64 + 32 – 16 + …
a.
b.
2. Diketahui deret geometri tak hingga, dengan suku pertama 3, konvergen
dengan limit jumlah . Tentukan rasio deret geometri tak hingga tersebut.
3. Rumus suku ke-n dari suatu deret geometri adalah un = 31-2n.
a. Tentukan suku pertama, rasio dan suku keduanya
b. Hitunglah limit jumlah suku-suku sampai tak hingga
15
BAB II
TRIGONOMETRI
I. Pendahuluan
Dalam modul ini anda akan mempelajari perbandingan trigonometri (sinus,
cosinus, tangen), penggunaan perbandingan trigonometri, penentuan nilai perbandingan
trigonometri di berbagai kuadran, pengertian konsep koordinat cartesius dan kutub,
pengkonversian koordinat cartesius dan kutub, aturan sinus dan cosinus, penggunaan aturan
sinus dan aturan cosinus, rumus luas segitiga, penentuan luas segitiga. Di samping itu
anda juga mempelajari identitas trigonometri, dan bentuk-bentuk persamaan
trigonometri
II. Uraian Materi
Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, pengguna modul diharapkan dapat:
1. Menemukan nilai perbandingan trigonometri untuk suatu sudut
2. Menggunakan perbandingan trigonometri
3. Menentukan nilai perbandingan trigonometri di berbagai kuadran
4. Mengkonversikan koordinat cartesius dan kutub
5. Menggunakan aturan sinus dan aturan cosinus
6. Menentukan luas segitiga
7. Menyelesaikan persamaan trigonometri
A. PENGUKURAN SUDUT
1. Satuan Derajat
1
1 putaran = ……o (derajat) putaran = …… o (derajat)
4
1 1
putaran = ……o (derajat) putaran = ……o (derajat)
2 360
1o = 60’ ( menit)
1’ = 60” (detik)
16
2. Satuan Radian
B
Definisi:
r r
1 rad adalah besar sudut yang dihasilkan
oleh perputaran sebesar jari-jari O A
r
lingkaran.
AOB = 1 radian
kelilinglingkaran .......
1 putaran penuh = radian = radian = …… radian
busurAB .......
1
putaran = …….radian
2
1
putaran = ……..radian
3
1
putaran = …….radian
4
.....o
1 rad = (derajat)o
.....
B. Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-Siku
A. Sinus, Kosinus dan Tangen pada Segitiga Siku-Siku
BC a
B sinus = sin = = ( sindemi )
AB c
c
a
A
AC b
b C kosinus = cos = = ( kossami)
AB c
BC a
tangen = tan = = ( tandesa )
AC b
17
sin 1
a) tan = c) sekan = sec =
cos cos
1 1
b) kosekan = cosec = d) kotangen = cot =
sin tan
tan … … … … … … …
cosec … … … … … … …
sec … … … … … … …
cot … … … … … … …
18
C. Pembagian Sudut Dan Sudut Berelasi Dalam Trigonometri
x
Kuadran III Kuadran IV
2. Sudut-Sudut Berelasi
Y ...
sin =
(x,y) ...
y
...
X cos =
x ...
...
tan =
...
Kuadran I Kuadran II
sin ( 90o - ) = cos sin ( 90o + ) = cos
19
Kuadran III Kuadran IV
sin ( 270o - ) = - cos sin ( 270o + ) = - cos
Y Lengkapilah perbandingan
(x,y) berikut berdasarkan gambar
y di samping!
...
x X sin (- ) = =…
...
...
-y cos (- )= =…
(x,-y) ...
...
tan (- )= =…
...
D. KOORDINAT KUTUB
1. Koordinat kutub
Y
Jika sebuah titik diketahui P (x,y) maka:
P(x,y)=P(r, )
y
r r= x2 + y2
y
X tan = , 0o 360 o
x x
20
2. Koordinat kartesius
Jika diketahui panjang r dan , maka:
y
sin = x = r. sin
r
x
cos = y = r. cos
r
Teorema E:
Untuk setiap sudut tertentu berlaku:
sin
1. tan =
cos
2. sin 2 + cos 2 = 1
3. tan 2 + 1 = sec 2
4. 1 + cot 2 = cos ec 2
Tugas Kelompok!
Buatlah grafik trigonometri dengan y = sin , y = cos , dan y = tan dalam satu grafik
dimana 0o 720 o ! Dalam kertas karton berukuran 30 x 50 cm!
Teorema G.1
Sudut dalam derajat:
1. sin x = sin maka x = + k.360o atau x = (180o - ) + k. 360o
2. cos x = cos maka x = + k . 360o
3. tan x = tan maka x = + k . 180o
Cara: Ubahlah a ke dalam bentuk sin, cos, tan. Kemudian diselesaikan dengan
Teorema G.1
21
H. ATURAN SINUS UNTUK SEGITIGA
Teorema H
C
a b c
Pada setiap ABC berlaku = = =2R
sin A sin B sin C a
b R
Dengan a = BC; b = AC; c = AB, dan O
R R
R := jari-jari lingkaran
A c B
Teorema I C
Pada setiap ABC berlaku b a
1. a 2 = b 2 + c 2 − 2bc cos A
2. b 2 = a 2 + c 2 − 2ac cos B A B
3. c 2 = a 2 + b 2 − 2ab cos C c
B. LUAS SEGITIGA
1. Luas segitiga dengan besar sudut dan dua sisi yang mengapit sudut itu diketahui
Teorema J.1:
1 C
1. L = bc sin A
2
b a
1
2. L = ac sin B
2
1 A B
3. L = ab sin C c
2
2. Luas Segitiga dengan Besar Dua Sudut dan Satu Sisi yang Terletak di antara Kedua Sudut
Diketahui
Teorema J.2
Pada setiap ABC berlaku: C
2 2
a sin B. sin C c sin A. sin B b a
1. L = 3. L =
2 sin A 2 sin C
b 2 sin A. sin C
2. L = A B
2 sin B c
22
3. Luas Segitiga dengan Ketiga Sisinya Diketahui
Rumus Heron
Pada setiap ABC berlaku:
L = S( S − a )( S − b )( S − c )
Dengan L = Luas ABC , BC = a, AC = b, dan AB = c
S=
1
(a + b + c ) adalah setengah keliling ABC.
2
III. Evaluasi
1. Tentukanlah nilai ketiga perbandingan trigonometri (sinus, kosinus, dan tangen) dari sudut
pada tiap gambar berikut:
1
3
a) b)
1 2
5
17
15
c) d)
12
2. Jika adalah sudut lancip dan tan = p, tentukan perbandingan trigonometri yang lain
(sinus, kosinus, kosekan, sekan dan kotangen)!
3. Seorang anak bermain layang-layang dengan panjang benang 76 m. Sudut elevasi layang-
layang yang terbentuk adalah 60o. Jika tinggi anak tersebut adalah 1,5 m. Tentukan tinggi
layang-layang terhadap tanah!
4. Hitunglah:
a. tan 30o + cot 60o
b. sin . cos
3 3
c. sin2 + cos2
3 3
d. sin 30o cos 60o + cos 30o sin 60o
cos30o + sin60 o
e.
tan60 o + cot30o
23
5. Tentukanlah nilai dari:
a. sin 120o
b. cos (-1350)
c. sec 300o
3
6. Jika sin y = − dan tan y > 0, tentukan perbandingan trigonometri yang lain!
5
7. Tentukanlah perbandingan trigonometri yang lain jika diketahui:
a. tan x = 2, dengan x adalah sudut tumpul
1
b. cos A = , dengan A adalah sudut di kuadran I
2
12
c. cot A = − , dengan 90o < A < 270o
5
8. Nyatakan setiap koordinat cartesius berikut ini dalam koordinat kutub.
a. (4, 45o)
b. (2, )
3
9. Nyatakan setiap koordinat kutub berikut ini dalam koordinat kartesius.
a. (1, 3 )
b. (-5, -6)
10. Buktikan identitas berikut:
a. tan x. cos x = sin x
b. tan y + cot y = sec y . cosec y
1
c. = cos 2 x
1 + tan x
2
11. Tentukan akar persamaan dan penyelesaian umum dari setiap persamaan berikut:
a. sin xo = sin 50o, 0 x 360
b. sin ( x – 30)o = sin 15o, 0 x 360
1
c. sin xo = 2
2
12. Tentukanlah panjang sisi-sisi segitiga ABC jika diketahui
a. A = 110o, C = 20o, b = 6 !
b. a = 12, b = 5, B = 24o
13. Diketahui ABC, dengan A = 120o, a = 14 cm, dan c = 10 cm. Hitunglah unsur-unsur
yang lain!
14. Carilah sudut terbesar dan sudut terkecil dari ABC , jika diketahui a = 20 cm, b = 25 cm,
dan c = 30 cm !
15. Sisi –sisi segitiga ABC berbanding sebagai 6 : 5 : 4. Tentukan kosinus sudut yang terbesar
dari segitiga tersebut!
24
BAB III
MATRIKS
I. Pendahuluan
Suatu tabel sering sering kita temukan disekitar kita, missalkan tabel hasil pertandingan
futsal grup A antar kelas di SMK Negeri 2 Bontang
6 4 2 0
6 5 3 0
[ ]
6 0 3 3
6 0 2 4
Susunan bilangan tersebut disebut matriks. Matriks didefinisikan sebagai susunan berbentuk
persegi panjang dari elemen – elemen yang diatur berdasarkan baris dan kolom
25
computer sebagai himpunan puncak untuk diplot dan dihubungkan oleh garis – garis untuk
menghasilkan gambar tersebut ( dalam hal ini menggunakan matriks).
Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, pengguna modul diharapkan dapat:
1. Menuliskan permasalahan kehidupan sehari – hari dalam bentuk matriks
2. Menuliskan ordo dari suatu matriks
3. Menyebutkan elemen – elemen yang ada pada suatu matriks
4. Mentukan hasil transpose suatu matriks
5. Menentukan elemen matriks yang tidak diketahui, dengan menggunakan kesamaan dua
matriks
6. Menentukan Hasil Operasi Penjumlahan dua buah matriks atau lebih
7. Menentukan Hasil Operasi Pengurangan dua buah matriks atau lebih
8. Menentukan Hasil Operasi Perkalian suatu bilangan real (Skalar) dengan matriks
9. Menentukan Hasil Operasi Perkalian dua buah matriks
10. Menentukan invers dan ordo matriks
26
Tentu kalian dapat melihat susunan tersebut berupa pola baris atau kolom bukan?
Bentuk susunan berupa baris dan kolom dapat melahirkan konsep matriks yang kita
pelajari
Sebagai contoh lainnya adalah susunan angka dalam bentuk tabel. Pada tabel terdapat
baris dan kolom, banyak baris dan kolom bergantung pada ukuran tabel tersebut. Ini
sudah merupakan gambaran dari sebuah matriks
Sekarang coba kalian cermati uraian permasalahan berikut
Selama satu tahun anak anak Bu Nia, Fathimah , Aisyah, dan Khalid mengunakan
buku, pensil, pulpen dan penghapus yang dapat dinyatakan sebagai tabel berikut
Anak – anak Bu Buku Pensil Pulpen Penghapus
Nia (Buah)
(Buah) (Buah) (Buah)
Fathimah 10 5 4 3
Aisyah 8 5 3 2
Khalid 3 3 0 1
Data tersebut, dapat disajikan kembali tanpa harus di dalam tabel, dengan cara
menghilangkan kepala baris dan kepala kolom seperti berikut :
10 5 4 3
[8 5 3 2]
3 3 0 1
Matriks adalah susunan bilangan berbentuk persegi atau persegi panjang yang diatur
menurut baris dan kolom, dan ditempatkan dalam kurung biasa atau kurung siku. Matriks
diberi nama dengan menggunakan huruf capital, seperti A, B, dan C
27
2. Menuliskan ordo dari suatu matriks
Ordo atau ukuran suatu matruks ditentukan oleh banyaknya baris dan banyaknya
kolom. Maka berlaku :
Jika matriks A mempunyai m baris dan n kolom maka matriks A berordo m x n atau
ordo matriks A adalah m x n ditulis
𝐴𝑚𝑥𝑛 ( dibaca “ A m kali n” )
Jenis Jenis Matriks
1) Matriks Baris, yaitu matriks yang hanya mempunyai 1 baris saja dan banyak
kolomnya n, mempunyai ordo 1 x n
Contoh :
𝑃1𝑥3 = [1 2 3]
2) Matriks Kolom, yaitu matriks yang hanya memiliki satu kolom saja dan banyaknya
baris m, mempunyai ordo m x 1
Contoh :
1
𝑄1𝑥3 = [−3]
2
3) Matriks Persegi Panjang , yaitu matriks yang banyaknya baris tidak sama dengan
banyaknya kolom, memiliki ordo m x n
Contoh :
−1 1
4 1 3
𝑅2𝑥3 = [ ] atau 𝑆3𝑥2 = [ 5 0]
0 2 5
7 −3
4) Matriks Persegi, yaitu matriks yang mempunyai banyaknya baris sama dengan
banyaknya kolom, memiliki ordo n x n
Contoh :
−1 1 3
4 1
𝑇2𝑥2 = [ ] atau 𝑈3𝑥3 = [ 5 0 2]
0 −2
7 −3 7
5) Matriks diagonal, yaitu matriks persegi berordo n x n, dengan semua elemen di luar
diagonal utamanya bernilai 0
28
Contoh :
−1 0 0
𝑉3𝑥3 = [ 0 4 0]
0 0 7
Diagonal utama
6) Matriks segitiga atas, yaitu matriks pesegi n x n, dan semua elemen – elemen di
bawah diagonal utama nya bernilai nol
Contoh :
2 1 −1
𝑊3𝑥3 = [0 3 6]
0 0 7
7) Matriks segitiga bawah, yaitu matriks persegi n x n, dan semua elemen – elemen
diatas diagonal utamanya bernilai nol
Contoh :
2 0 0
𝐶3𝑥3 = [1 3 0]
6 8 7
8) Matriks identitas ( matriks satuan ), yaitu matriks diagonal dengan ordo n x n, dan
semua elemen pada diagonal utamanya bernilai satu, dinotasikan dengan huruf “ I”
Contoh :
1 0 0
𝐼3𝑥3 = [0 1 0]
0 0 1
Elemen diagonal utamannya bernilai 1
9) Matriks Nol, yaitu matriks berordo m x n dengan semua elemennya bernilai nol
Contoh :
0 0 0
𝐵2𝑥3 = [ ]
0 0 0
29
3. Menyebutkan elemen – elemen yang ada pada suatu matriks
Kolom ke n
Kolom ke 3
Kolom ke 2
Kolom ke 1
Pada bentuk matriks tersebut, terlihat hal – hal sebagai berikut :
➢ Banyaknya baris dan kolom matriks A berturut turut adalah m dan n buah.
30
2 0
𝐵2𝑇 𝑥 2 = [ ]
−6 1
3 4 −1
3. Jika matriks 𝐶3 𝑥 2 = [ ] maka matriks trasposenya adalah
0 2 5
3 0
𝐶3𝑇𝑥 2 = [ 4 2]
−1 5
2. Menentukan elemen matriks yang tidak diketahui, dengan menggunakan
kesamaan dua matriks
31
Elemen baris ke 1 dan kolom ke 1 (𝑎11 )
2x – 4 = 2
2x = 6
x=3
Element baris ke 1 dan kolom ke 3 (𝑎13 )
3z =z–2
3z – z = -2
2z = -2
z =-1
Element baris ke 2 dan kolom ke 1 (𝑎21 )
2y = 6z
y = 3z
y = 3 ( -1)
y = -3
Jadi, nilai x, y, dan z berturut turut adalah 3, -3, dan -1
C. Operasi Pada Matriks
1. Menentukan Hasil Operasi Penjumlahan dua buah matriks atau lebih
32
Tabel peralatan sekolah yang digunakan pada Semester 2
Anak – Buku Pensil Penghapus
anak Bu (Buah) (Buah) (Buah)
Nia
Fathimah 5 3 2
Aisyah 3 4 2
Khalid 2 2 1
Berapa total banyaknya peralatan sekolah yang dihabiskan anak anak Bu Nia selama
2 semester adalah ...
Penyelesaian :
Jika kita misalkan matriks peralatan sekolah yang digunakan pada Semester 1,
sebagai matriks A dan matriks peralatan sekolah yang digunakan pada Semester 2
sebagai matriks B, maka matriks banyaknya peralatan sekolah yang dihabiskan anak
anak Bu Nia selama 2 semester disajikan sebagai berikut
5 3 2 5 3 2
𝐴 = [4 4 3] 𝐵 = [3 4 2]
2 3 1 2 2 1
total banyaknya peralatan sekolah yang dihabiskan anak anak Bu Nia selama 2
semester dapat dihitung menggunakan operasi penjumlahan matriks yaitu matrik A +
Mariks B
5 3 2 5 3 2 5+5 3+3 2+2
𝐴 + 𝐵 = [4 4 3] + [3 4 2] =[4 + 3 4 + 4 3 + 2]
2 3 1 2 2 1 2+2 3+2 1+1
10 6 4
= [ 7 8 5]
4 5 2
Total banyaknya peratan sekolah yang dihabiskan anak anak bu Nia selama 2
semester tersebut yang dinyatakan dalam matriks bisa di kembalikan lagi dalam
bentuk tabel sebagai berikut
Anak – anak Buku (Buah) Pensil Penghapus
Bu Nia (Buah) (Buah)
Fathimah 10 6 4
Aisyah 7 8 5
Khalid 4 5 2
33
Seandainya ordo kedua matriks tersebut berbeda maka kita tidak dapat melakukan
oprasi penjumlahan terhadap kedua matriks tersebut.
Apabila dua buah matriks memiliki ordo yang sama, penjumlahan dua matriks itu
adalah penjumlahan elemen – elemen yang seletak pada kedua matriks tersebut
Pengurangan dua buah matriks secara prinsip sama dengan penjumlahan antara dua
matriks, apabila dua buah matriks memiliki ordo yang sama, pengurangan dua
matriks itu adalah pengurangan elemen – elemen yang seletak pada kedua matriks itu.
Atau penjumlahan dua matriks dengan lawannya.
Contoh :
Jika Diketahui :
3 4 5 2 4 2
Matriks 𝐸 = [1 3 7], 𝐹 = [1 3 4], maka hitunglah E - F
3 8 8 2 5 7
Penyelesaiaan
3 4 5 2 4 2 3−2 4−4 5−2
E–F = [1 3 7] - [1 3 4] = [ 1−1 3−3 7 − 4]
3 8 8 2 5 7 3−2 8−5 8−7
1 0 3
= [0 0 3 ]
1 3 1
1 0 3
Jadi matriks E – Matriks F adalah = [0 0 3]
1 3 1
Contoh pengurangan matriks :
Perhatikan Permasalahan berikut
Perhatikan masalah berikut pada semester 1 bu nia menyiapkan peralatan tulis untuk
setiap anak anak nya yaitu ,Fathimah , Aisyah dan khalid yang bu nia rinci dalam
sebuah tabel berikut
34
Tabel kebutuhan peralatan sekolah yang disiapkan bu nia untuk anak anak nya pada
semester 1
Anak – anak Bu Buku Pensil Penghapus
Nia ( Buah ) ( Buah ) ( buah)
Fathimah 10 5 4
Aisyah 10 5 4
Khalid 5 5 3
Hitunglah sisa peralatan sekolah yang dimiliki masing masing anak bu nia
Penyelesaian
Jika kita misalkan matriks peralatan sekolah yang disediakan oleh bu nia pada Semester
1, sebagai matriks A dan matriks peralatan sekolah yang terpakai sebagai matriks B,
maka dalam bentuk matriks adalah sebagai berikut
5 3 2 5 3 2
𝐴 = [4 4 3] 𝐵 = [3 4 2]
2 3 1 2 2 1
Sisa peralatan sekolah yang dimiliki masing masing anak Bu Nia selama setelah
semester 1 dapat dihitung menggunakan operasi pengurangan matriks yaitu matrik A -
Mariks B
10 5 4 5 3 2 10 − 5 5 − 3 4 − 2
𝐴 − 𝐵 = [10 5 4] − [ 4 4 3] =[ 10 − 4 5 − 4 4 − 3]
5 5 3 2 3 1 5−2 5−3 3−1
5 2 2
= [6 1 1]
3 2 2
Jadi sisa peratan yang dimiliki oleh masing – masing anak bu Nia selama semester 1
tersebut yang dinyatakan dalam matriks bisa di kembalikan lagi dalam bentuk tabel
sebagai berikut
35
Tabel sisa peralatan sekolah anak anak bu nia
Anak – anak Buku (Buah) Pensil Penghapus
Bu Nia (Buah) (Buah)
Fathimah 5 2 2
Aisyah 6 1 1
Khalid 3 2 2
Agar dua matriks atau lebih dapat dijumlahkan atau dikurangkan jika
ordo matriks – matriks tersebut sama dan seletak.
Jika
𝑎11 𝑎12 𝑎13 … 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 𝑎23 … 𝑎2𝑛
𝐴𝑚 𝑥 𝑛 = 𝑎31 𝑎32 𝑎33 … 𝑎3𝑛
… … … … …
[𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 𝑎𝑚3 … 𝑎𝑚𝑛 ]
Maka
𝑘𝑎11 𝑘𝑎12 𝑘𝑎13 … 𝑘𝑎1𝑛
𝑘𝑎21 𝑘𝑎22 𝑘𝑎23 … 𝑘𝑎2𝑛
𝑘. 𝐴𝑚 𝑥 𝑛 = 𝑘𝑎31 𝑘𝑎32 𝑘𝑎33 … 𝑘𝑎3𝑛
… … … … …
[𝑘𝑎𝑚1 𝑘𝑎𝑚2 𝑘𝑎𝑚3 … 𝑘𝑎𝑚𝑛 ]
36
KJika matriks A dan B berordo sama, dan k , ∈ ℝ ( 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑎𝑙),
maka berlaku sifat – sifat :
1. kA = Ak
2. ( k + m ) A = kA + mA
3. k( A + B ) = kA + kB
4. k(mA) = (km)A
Contoh :
5 −2
1. Jika diketahui matriks A = [ ], maka tentukanlah hasil dari :
4 10
a. 2A
b. -4A
Penyelesaiaan
5 −2 2(5) 2(−2) 10 −4
a. 2A = 2 [ ]=[ ]=[ ]
4 10 2(4) 2(10) 8 20
5 −2 −4(5) −4(−2) −20 8
b. – 4A = −4 [ ]=[ ]=[ ]
4 10 −4(4) −4(10) −16 −40
4 0 2 0
2. Jika diketahui matriks H = [1 8] matriks M =[1 4]maka tentukanlah 4H + M
2 6 1 3
Penyeleaaiaan
4 0 2 0
4H + M = 4 [1 8] + [1 4]
2 6 1 3
4.4 4.0 2 0 18 0
= [4,1 4.8] + [1 4] = [ 5 34]
4.2 4.6 1 3 9 27
18 0
Jadi 4H + M = [ 5 34]
9 27
4. Menentukan Hasil Operasi Perkalian dua buah matriks
37
Untuk itu diperlukan beberapa jenis peralatan untuk membantu kelancaran usaha
laundry tersebut. Harga 1 unit mesin cuci adalah Rp 2.000.000,00, harga 1 unit setrika
adalah Rp 1.000.000, harga 1 unit handphone adalah Rp 2.000.000, dan harga 1 unit
sepedah motor adalah Rp 15.000.000,00, Cabang 1 ( daerah telihan ) membutuhkan 4
unit mesin cuci, 5 unit setrika 2 unit handphone dan 3 unit sepedah motor, Cabang 2 (
daerah tanjung laut ) membutuhkan 4 unit mesin cuci, 5 unit setrika 2 unit handphone
dan 2 unit sepedah motor, sedangkan Cabang 3 ( daerah Loktuan ) membutuhkan 5
unit mesin cuci, 7 unit setrika 2 unit handphone dan 4 unit sepedah motor.Tentukan
total biaya pengadaan jenis peralatan tersebut di setiap cabang
Penyelesaian
Data permasalan di atas, dapat disajikan sebagai berikut :
Daerah Mesin Setrtika Handphone Sepedah motor
cabang cuci ( Unit) ( Unit ) (Unit )
( Unit )
Telihan 4 5 2 3
Tanjung Laut 4 5 2 2
Loktuan 5 7 2 4
38
Untuk menentukan total biaya pengadaan peralatan tersebut di setiap cabang,
diperoleh sebagai berikut :
a. Cabang 1 ( Daerah Telihan )
Total Biaya = ( 4 unit mesin cuci x 2 juta ) + ( 5 unit Setrika x 1 juta) + ( 2 unit
handphone x 2juta ) + ( 3 unit sepedah motor x 15 juta )
= 58 juta (Rp 58.000.000,00)
b. Cabang 2 ( Daerah Tanjung Laut)
Total Biaya = ( 4 unit mesin cuci x 2 juta ) + ( 5 unit Setrika x 1 juta) + ( 2 unit
handphone x 2juta ) + ( 2 unit sepedah motor x 15 juta )
= 47 juta ( Rp 47.000.000,00)
c. Cabang 3 ( Daerah Loktuan )
Total Biaya = ( 5 unit mesin cuci x 2 juta ) + ( 7 unit Setrika x 1 juta) + ( 2 unit
handphone x 2juta ) + ( 4 unit sepedah motor x 15 juta )
= 81 juta (Rp 81.000.000,00 )
Jadi total biaya pengadaan peralatan disetiap unit dinyatakan dalam matriks sebagai
berikut :
58.000.000
𝐶3 𝑥 2 = [47.000.000]
81.000.000
Jadi, dapat disimpulkan operasi perkalian terhadap dua matriks dapat dilakukan jika
banyak baris pada matriks A sama dengan banyak kolom pada matriks B. banyak
perkalian akan berhenti jika setiap elemen baris ke- n pada matriks A sudah dikalikan
dengan setiap elemen kolom ke-n pada matriks B
Hasil perkalian dua matriks A x B adalah sebuah matriks baru yang elemen –
elemennya diperoleh dari penjumlahan hasil perkalian antara elemen baris pada
matriks A dengan elemen kolom pada matriks B.
𝑎 𝑏 𝑒
Jika 𝐴 = [ ] dan 𝐵 = [𝑓 ]
𝑐 𝑑
Maka secara umum berlaku
𝐴2 𝑥 2 𝑥 𝐵2 𝑥 1 = 𝐶2𝑥1
Banyaknya kolom harus sama dengan banyaknya baris
39
Sehingga :
𝑎 𝑏 𝑒 𝑎𝑒 + 𝑏𝑓
𝐴𝑥𝐵 = [ ] [𝑓 ] = [ ]
𝑐 𝑑 𝑐𝑒 + 𝑑𝑓
Contoh
1 2 5 6
Diketahui 𝐴 = [ ] dan 𝐵 = [ ] tentukanlah A x B !
3 4 7 8
Penyelesaiaan :
40
jumlah hasil kali elemen-elemen yang terletak pada diagonal samping dengan elemen-
elemen yang sejajar dengan diagonal samping.
|A| = (a.e.i) + (b.f.g) +( c.d.h) – (c.e.g) – (a.f.h) – (b.d.i)
|A| = (a.e.i + b.f.g + c.d.h) – (c.e.g + a.f.h + b.d.i)
Invers Matriks
Invers matriks adalah kebalikan (invers) dari sebuah matriks yang apabila matriks tersebut
dikalikan dengan inversnya, akan menjadi matriks identitas. Invers matriks dilambangkan
dengan A-1. Suatu matriks dikatakan memiliki invers jika determinan dari matriks tersebut
tidak sama dengan nol.
Untuk menentukan invers dari sebuah matriks, terdapat dua aturan berdasarkan ordonya,
yaitu ordo 2x2 dan ordo 3x3.
Invers Matriks Ordo 2x2
Invers matriks persegi dengan ordo 2x2 dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
Untuk mencari invers matriks pada ordo 3x3, dapat digunakan metode eliminasi Gauss
Jordan.
Secara sistematis, eliminasi Gauss Jordan dapat dinyatakan sebagai berikut:
41
III. Evaluasi
42
43
DAFTAR PUSTAKA
Zuliana, Eka, Sarli Bamoris. 2020. PtP Matematika SMK Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga
Kasmina, Toali. 2018. Matematika SMK Kelas X. Jakarta : Erlangga
Yusdi Irfan, SPd. 2020. E-Modul Matematika Kelas XI Geometri Transformasi.
Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/matriks-pengertian-operasi-determinan-invers-dan-
contoh-soal
https://matematika – pas blogspot.com
44