Dosen Pengampu
Gina Septiana, SE., M.Si
Disusun Oleh:
Yunia Fitri (2204010050)
Emelia Permata Sari Siringo-Ringo (2204010061)
Dwi Bless Angel Harianja (2204010077)
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2022
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………………… 1
1.2. Tujuan ……………………………………………………………………………… 1
1.3. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Barisan dan Deret………………………………………………………… 2
2.2. Barisan Aritmatika…………………………………………………………………… 3
2.3. Deret Aritmatika…………………….………………………………………………...4
2.4. Barisan dan Deret Geometri…………………………………………………………..5
2.5. Bunga Sederhana dan Potongan Sederhana ………………………………………….6
2.6. Bunga Majemuk……………………………………………………………………….7
A.Latar Belakang
Salah satu pelajaran dalam matematika adalah barisan dan deret. Barisan dan
deret sudah tidak asing lagi di telinga seorang mahasiswa. Hal tersebut disebabk
an karena pelajaran ini sudah pernah didapatkan di bangku SMA.
Oleh karena itu, hal tersebut yang melatar belakangi penulis untuk menuliska
n makalah yang berjudul barisan dan deret. Semoga makalah ini dapat berguna
bagi pembaca.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul Barisan dan deret ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian barisan dan deret secara umum
2. Mengetahui pembagian barisan dan deret
3. Mengetahui perbedaan barisan dan deret(geometri dan aritmatika)
C. Rumusan Masalah
Masalah yang menjadi pokok pembahasan pada makalah ini adalah sebagai
berikut
1. Barisan dan Deret Aritmatika
2. Barisan dan Deret Geometri
1
2.1 Pengertian Barisan dan Deret
1. Barisan Bilangan
Perhatikan susunan bilangan berikut :
a. 1, 2, 3, 4, 5,…; dinamakan barisan bilangan asli
b. 2, 4, 6, 8, 10,…; dinamakan barisan bilangan asli genap
c. 1, 3, 6, 10, 15,…; dinamakan barisan bilangan segitiga
d. 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,…; dinamakan barisan bilangan Fibonacci
Bilangan-bilangan yang membentuk suatu barisan disebut suku-suku barisan. Bi
langan pertama atau suku pertama dilambangkan dengan u 1, suku kedua dengan
u2, suku ketiga dengan u3, suku ke-k dengan uk,…, demikian seterusnya sampai
suku ke-n dengan un (n bilangan asli).
Indeks n menyatakan banyaknya suku dalam barisan itu. Untuk nilai n bilangan
asli berhingga, barisan itu dinamakan barisan berhingga. Suku ke-n dilambangk
an dengan un disebut suku umum barisan. Pada umumnya, suku ke-n atau u n mer
upakan fungsi dengan daerah asal (domain) bilangan asli n.
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan terten
tu antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya. Jika bilangan pertama u 1, bi
langan kedua u2, bilangan ketiga u3, …, dan bilangan ke-n adalah un, maka baris
an bilangan itu dituliskan sebagai
u1, u2, u3, ... , uk, ... , un
Contoh :
1) Tentukan tiga suku pertama pada barisan berikut ini, jika suku ke-n dirumusk
an sebagai un = 3n + 1
Jawab :
Suku ke-n, un = 3n + 1
Untuk n = 1, diperoleh u1 = 3(1) + 1 = 4
n = 2, diperoleh u2 = 3(2) + 1 = 7
n = 3, diperoleh u3 = 3(3) + 1 = 10
Jadi, tiga suku pertama barisan itu adalah u1 = 4, u2 = 7, dan u3 = 10.
1) Tentukan rumus umum suku ke-n untuk barisan berikut ini, jika empat buah s
uku pertama diketahui sebagai berikut.
a) 4, 6, 8, 10, . . . b) 1, 9, 25, 49, . . .
Jawab :
a) 4, 6, 8, 10, . . .; barisan dengan suku pertama u1 = 4 dan selisih dua suku
yang berurutan bernilai konstan sama dengan 2.
Jadi, un = 2n + 2
b) 1, 9, 25, 49, . . .; dapat ditulis sebagai (1)2, (3)2, (5)2, (7)2, ...; barisan denga
n suku-sukunya merupakan kuadrat dari bilangan asli ganjil.
Jadi, un = (2n – 1)2.
2. Deret
Perhatikan kembali barisan Jika suku-suku tersebut dijumlahkan dalam bentuk
u1, u2, u3, ... , uk, ... , un, maka penjumlahan barisan tersebut dinamakan deret. Ju
mlah suku-suku pada barisan hingga n suku pertama dinyatakan dengan S n. Mis
alnya jumlah 5 suku pertama ditulis Sn = u1 + u2 + u3 + u4 + u5 .
Contoh :
1) Diketahui suatu deret 2 + 4 + 6 + …, hitunglah jumlah 5 suku pertama.
Jawab:
Sn = 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 30
Jadi, jumlah 5 suku pertama deret tersebut adalah 30.
2.2 Barisan Aritmatika
Perhatikan barisan aritmatika 1, 3, 5, 7,… dan 2, 4, 6, 8,….; setiap selisih anatar
a dua suku yang berurutat adalah tetap nilainya yaitu:
3-1 = 5-3 = 7-5 =…= 2
4-2 = 6-4 = 8-6 =…= 2
Secara umum u1, u2, u3, ... , un adalah barisan aritmatika apabila u2 – u1 = u3 – u2
= u4 – u3 = konstanta. Konstanta ini disebut beda dan dinyatakan dengan b.
Sehingga barisan aritmatika dapat kita definisikan sebagai berikut:
Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara dua suku ya
ng berurutan selalu tetap. Bentuk umum :
u1, u2, u3, ... , un atau
a, ( a + b ), ( a + 2b ), ... , (a + (n – 1) b)
Pada barisan aritmatika, berlaku un – un-1 = b , sehingga un = un-1 + b.
a. Rumus umum suku ke-n pada Barisan Aritmatika
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b, maka suk
u barisan itu dapat divisualisasikan sebagai berikut :
I u1 = a
I u2 = a + b
I u3 = a + 2b
I u4 = a + 3b
I un = a + ( n -1 ) b
Berdasarkan pola atau keteraturan suku-suku barisan di atas, maka rumus suku
ke-n untuk barisan aritmatika dapat ditentukan dengan hubungan berikut.
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b, rumus um
um suku ke-n dari barisan aritmatika itu ditentukan oleh :
I un = a + ( n -1 ) b
Contoh :
1) Carilah suku pertama, beda, dan suku ke-6 dari barisan aritmatika 4, 1, -2, -5, .
..
Jawab :
Barisan 4, 1, -2, -5, …
Suku pertama u1 = a = 4,
Beda b = 1 – 4 = -3,
Suku ke-6 u6 = a + 5b = 4 + 5(-3) = -11
Jadi, suku pertama a = 4, beda b = -3, dan suku ke-6 adalah u6 = 11
Contoh :
1) Diketahui barisan aritmatika 3, 5, 7, 9, …, 95. Banyak suku pada barisan itu ad
alah ganjil.
a) Carilah suku tengahnya
b) Suku keberapakah suku tengahnya itu?
c) Berapakah banyak suku barisan itu?
Jawab :
a) Barisan 3, 5, 7, 9, …, 95. Suku pertama a = u 1 = 3, beda b = 2, dan suku terak
hir u2k-1 = 95.
uk = ½ (u1+u2k-1) = ½ (3 + 95) = 49
Jadi, suku tengahnya adalah 49.
b) Dari hasil a), diperoleh :
U uk = a + ( k-1) b = 49
⇔ 3 + (k-1)2 = 49
⇔ 2k = 48
⇔ k = 224
Jadi, suku tengahnya adalah suku ke-24.
c) Banyaknya suku barisan itu sama dengan 2k – 1 = 2(24) – 1 = 47.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah n suku pertama suatu deret aritm
atika dapat ditentukan melalui hubungan sebagai berikut.
Jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika u1 + u2 + u3 + ... + un ditentukan de
ngan menggunakan hubungan :
Sn = n/2 (a+ un)
Dengan n = banyak suku, a = suku pertama, dan un = suku ke-n.
a. Sifat-sifat Sn pada deret aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
1. Sn = n/2 (a+ un) merupakan fungsi kuadrat dari n (n bilangan asli) yang tidak
memiliki suku tetapan.
2. Untuk setiap n bilangan asli berlaku hubungan Sn - Sn-1 = un (Suku ke-n).
Contoh :
1) Hitunglah jumlah deret aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60.
Jawab :
Untuk menghitung jumlah deret pada soal di atas, perlu ditentukan terlebih dulu
banyak suku atau n melalui hubungan un = a + (n-1)b.
2 + 4 + 6 + … + 60, a = 2, b = 2, dan un = 60
60 = 2 + (n-1) 2
⇔ 60 = 2n
⇔ n = 30
S30 = 30/2 (a+ u30) = 15(2+60) = 930
Jadi, jumlah deret aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60 adalah S30 = 930
2.4. Barisan dan Deret Geometri
Dengan demikian, bentuk umum dari barisan geometri untuk suku ke-n adalah
sebagai berikut.
Sn=arn-1
dimana:
Sn= Suku ke-n
a= suku pertama
r= rasio yang tetap
n=banyaknya suku
Contoh
Carilah suku ke-8 dari barisan geometri dengan mana suku pertama adalah 16
dan rasionya adalah 2
Penyelesaian:
Diketahui: a=16 ; r=2 ; dan n=8
Jadi, S8 = ar7
= 16(2)7
= 2048
2.5. Bunga Sederhana dan Potongan Sederhana
Bunga dalam teori bisnis merupakan suatu balas jasa yang dibayarkan bilamana
kita menngunakan uang. Kita membayar bunga kepada pihak bank jika kita
meminjam uang dari bank tersebut. Sebaliknya, pihak bank membayar bunga
kepada kita bila kita menginvestasikan uang berupa tabungan atau deposito di
bank. Selanjutnya, jumlah uang yang dipinjamkan atau diinvestasikan di bank
disebut modal awal pinjaman pokok (principal). Jadi, bunga dilihat dari suatu
pihak merupakan pendapatan, tetapi di pihak lainmerupakan biaya. Di pihak
orang yg meminjamkan uangnya mendapatkan pendapatan bunga dan dipihak
orang yang menerima pinjaman akan membayar biaya bunga.
Misalkan investasi dari P rupiah dan jika i adalah tingkat bunga tahunan
maka pendapatan bunga (interest earned) pada akhir tahun pertama adalah Pi
sehingga nilai akumulasi dari P adalah P+ P; pada akhir tahun ke-2, nilai
akumulasi adalah P+P (2i); pada akhir tahun ke-3, nilai akumulasi dari P adalah
P+P3i; dan seterusnya sampai pada akhir tahun ke -n, yaitu nilai yang
terakumulasi dari P adalah P + Pin. Jadi, pendapatan bunga hanya di peroleh
dari modal awal saja unruk setiap akhir tahun atau periode, sehingga nilai dari
pendapatan bunga berjumlah tetap setiap tahun. Pendapatan bunga menurut
metode ini disebut dengan bunga sederhana (simple interest)dan dapat
dinyatakan dengan rumus berikut ini.
I=Pin
dimana:
I= jumlah pendapatan bunga
P= pinjaman pokok atau jumlah yang diinvestasikan
i= Tingkat bunga tahunan
n= Jumlah tahun
Kemudian, untuk memperoleh nilai dari modal awal (P) yang terakumulasi di
masa datang atau pada akhir tahun ke-n (Fn)dapat dihitung dengan cara, modal
awal(P)ditambah dengan semua pendapatan bunga selama periode waktu(n).
Dinyatakan dengan rumus berikut.
Penyelesaian:
Diketahui: P= Rp 50.000.000; n=4; I=12% per tahun
Dengan menggunakan rumus langsung pendapatan bunga adalah:
I= Pin
I= Rp50.000.000(4)(0,12)
= Rp24.000.000
Selanjutnya,nilainyang terakumulasi di masa datang pada tahun ke-4(F4) adalah:
Fn= P +Pin
Fn= Rp 50.000.000 + 24.000.000
= Rp 74.000.000.
Suatu investasi dari P rupiah berada pada tingkat bunga i per tahun maka
pendapatan bunga pada tahun pertama adalah Pi, saelanjutnya nilai investasi
pada akhir tahun pertama akan menjadi,
P+Pi=P(1+i)
Hasil dari P(1+i) dianggap sebagai modal awal pada permulaan tahun kedua dan
pendapatan bunga yang diperoleh adalah:
P(1+i)i,
Sehingga hasil nilai investasi pada akhir tahun kedua adalah :
Selanjutnya hasil dari P(1+i) dianggap sebagai modal awal pada permulaan
tahun ketiga dan pendapatan bunga yang diperoleh adalah:
P(1+i)2i
Sehingga total investasi pada akhir tahun ketiga adalah:
Fn= P(1+I)n
dimana:
Fn= Nilai masa datang
P= Nilai sekarang
I= Bunga per tahun
n= jumlah tahun
Jadi, pendapatan bunga yang diinvestasikan kembali pada modal awal untuk
setiap permulaan tahun atau periode disebut dengan bunga majemuk(compand
interest). Pendapatan bunga dari metode bunga majemuk ini jumlahnya akan
meningkat setiap tahun. Hal ini disebabkan modal awal yang meningkat setiap
permulaan tahun.
3.1. Kesimpulan
A. Barisan aritmatika
Barisan aritmatiak atau barisan hitung adalah barisan bilangan yang nilai
suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah dengan bilangan yan
tetap (tertentu) diman bilangan yan tetap tersebut beda dabn dilambangkan b.
B. Deret Aritmatika atau deret hitung dalam bidang matematika adalah urutan
bilangan di mana bilangan berikutnya merupakan penambahan bilangan
sebelumnya dengan suatu bilangan tertentu.
D. Deret geometri atau deret ukur adalah jumlah dari barisan bilangan/ jumlah
dari seluruh suku yang ada.
SARAN
Penulis menyadari bahwa makalaah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
makalah kami ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi dosen,
mahasiswa,khususnya kepada penulis.