Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“BARISAN DAN DERET”


“PENERAPAN BARISAN DAN DERET”

Dosen Pengampu
Gina Septiana, SE., M.Si

Disusun Oleh:
Yunia Fitri (2204010050)
Emelia Permata Sari Siringo-Ringo (2204010061)
Dwi Bless Angel Harianja (2204010077)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2022

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt,


karena rahmatdan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah tugas ma
kalah dari mata kuliah Matematika Ekonomi dan Bisnis,yang diberikan oleh
dosen Pengampu Ibu Gina Septiana, SE., M.Si
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas kelompok yang
sudah diberikan. Makalah yang kami susun ini berjudul “ Barisan dan Deret”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini mungkin masih bany
ak sekali kekurangan-kekurangan yang ditemukan, oleh karena itu kami ucapka
n permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Kami sangat menerima kritik dan s
aran dari para pembaca dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pe
mbaca juga dapat menambah iilmu pengetahuan kita.

Tanjungpinang, 30 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang……………………………………………………………………… 1
1.2. Tujuan ……………………………………………………………………………… 1
1.3. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Barisan dan Deret………………………………………………………… 2
2.2. Barisan Aritmatika…………………………………………………………………… 3
2.3. Deret Aritmatika…………………….………………………………………………...4
2.4. Barisan dan Deret Geometri…………………………………………………………..5
2.5. Bunga Sederhana dan Potongan Sederhana ………………………………………….6
2.6. Bunga Majemuk……………………………………………………………………….7

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan
3.2 Saran
iii

A.Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu yang memiliki banyak perhitungan. Dalam ilmu


matematika, banyak dijumpai dengan berbagai peramaan. Hal tersebut yangm
enjadi ialah satu faktor mengapa seseorang untuk malas dalam mempelajari mat
ematika. Akan tetapi, matematika akan terasa mudah untuk dipahami jika kitada
pat mengetahui akar permasalahan . Matematika akan lebih mudah untuk dipela
jari jiak kita mempelajari metematika dengan senang hati, buka dengan paksaan.
oleh karena itu, dalam belajar matematika, kita harus ikhlas terlebih dahulu baru
kemudian kita memahami persoalan yang ada dan menggunakan persamaan yan
g tepat.

Salah satu pelajaran dalam matematika adalah barisan dan deret. Barisan dan
deret sudah tidak asing lagi di telinga seorang mahasiswa. Hal tersebut disebabk
an karena pelajaran ini sudah pernah didapatkan di bangku SMA.

Oleh karena itu, hal tersebut yang melatar belakangi penulis untuk menuliska
n makalah yang berjudul barisan dan deret. Semoga makalah ini dapat berguna
bagi pembaca.
 
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah yang berjudul Barisan dan deret ini adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian barisan dan deret secara umum
2. Mengetahui pembagian barisan dan deret
3. Mengetahui perbedaan barisan dan deret(geometri dan aritmatika)

C. Rumusan Masalah
Masalah yang menjadi pokok pembahasan pada makalah ini adalah sebagai
berikut
1. Barisan dan Deret Aritmatika
2. Barisan dan Deret Geometri
1
2.1      Pengertian Barisan dan Deret
1.      Barisan Bilangan
Perhatikan susunan bilangan berikut :
a.       1, 2, 3, 4, 5,…;                 dinamakan barisan bilangan asli
b.      2, 4, 6, 8, 10,…;               dinamakan barisan bilangan asli genap
c.       1, 3, 6, 10, 15,…;             dinamakan barisan bilangan segitiga
d.      1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,…;       dinamakan barisan bilangan Fibonacci
Bilangan-bilangan yang membentuk suatu barisan disebut suku-suku barisan. Bi
langan pertama atau suku pertama dilambangkan dengan u 1, suku kedua dengan
u2, suku ketiga dengan u3, suku ke-k dengan uk,…, demikian seterusnya sampai
suku ke-n dengan un (n bilangan asli).
Indeks n menyatakan banyaknya suku dalam barisan itu. Untuk nilai n bilangan
asli berhingga, barisan itu dinamakan barisan berhingga. Suku ke-n dilambangk
an dengan un disebut suku umum barisan. Pada umumnya, suku ke-n atau u n mer
upakan fungsi dengan daerah asal (domain) bilangan asli n.
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan terten
tu antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya. Jika bilangan pertama u 1, bi
langan kedua u2, bilangan ketiga u3, …, dan bilangan ke-n adalah un, maka baris
an bilangan itu dituliskan sebagai
 u1, u2, u3, ... , uk, ... , un
Contoh :
1)      Tentukan tiga suku pertama pada barisan berikut ini, jika suku ke-n dirumusk
an sebagai un = 3n + 1
Jawab :
Suku ke-n, un = 3n + 1
Untuk n = 1, diperoleh u1 = 3(1) + 1 = 4
n = 2, diperoleh u2 = 3(2) + 1 = 7
n = 3, diperoleh u3 = 3(3) + 1 = 10

Jadi, tiga suku pertama barisan itu adalah u1 = 4, u2 = 7, dan u3 = 10.
1)      Tentukan rumus umum suku ke-n untuk barisan berikut ini, jika empat buah s
uku pertama diketahui sebagai berikut.
a)      4, 6, 8, 10, . . .                                    b) 1, 9, 25, 49, . . .
Jawab :
a)      4, 6, 8, 10, . . .;        barisan dengan suku pertama u1 = 4 dan selisih dua suku
yang berurutan bernilai konstan sama dengan 2.
Jadi, un = 2n + 2
b)      1, 9, 25, 49, . . .;      dapat ditulis sebagai (1)2, (3)2, (5)2, (7)2, ...; barisan denga
n suku-sukunya merupakan kuadrat dari bilangan asli ganjil.
Jadi, un = (2n – 1)2.

2.      Deret
Perhatikan kembali barisan  Jika suku-suku tersebut dijumlahkan dalam bentuk
u1, u2, u3, ... , uk, ... , un, maka penjumlahan barisan tersebut dinamakan deret. Ju
mlah suku-suku pada barisan hingga n suku pertama dinyatakan dengan S n. Mis
alnya jumlah 5 suku pertama ditulis Sn = u1 + u2 + u3 + u4 + u5 .
Contoh :
1)      Diketahui suatu deret 2 + 4 + 6 + …, hitunglah jumlah 5 suku pertama.
Jawab:
Sn = 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 30
Jadi, jumlah 5 suku pertama deret tersebut adalah 30.
2.2     Barisan Aritmatika
Perhatikan barisan aritmatika 1, 3, 5, 7,… dan 2, 4, 6, 8,….; setiap selisih anatar
a dua suku yang berurutat adalah tetap nilainya yaitu:
3-1 = 5-3 = 7-5 =…= 2
4-2 = 6-4 = 8-6 =…= 2

Secara umum u1, u2, u3, ... , un adalah barisan aritmatika apabila u2 – u1 = u3 – u2 
= u4 – u3 = konstanta. Konstanta ini disebut beda dan dinyatakan dengan b.
Sehingga barisan aritmatika dapat kita definisikan sebagai berikut:
Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara dua suku ya
ng berurutan selalu tetap. Bentuk umum :
u1, u2, u3, ... , un  atau
a, ( a + b ), ( a + 2b ), ... , (a + (n – 1) b)
Pada barisan aritmatika, berlaku un – un-1 = b , sehingga un = un-1 + b.
a.         Rumus umum suku ke-n pada Barisan Aritmatika
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b, maka suk
u barisan itu dapat divisualisasikan sebagai berikut :
I u1 = a
I u2 = a + b
I u3 = a + 2b
I u4 = a + 3b
I un = a + ( n -1 ) b
Berdasarkan pola atau keteraturan suku-suku barisan di atas, maka rumus suku
ke-n untuk barisan aritmatika dapat ditentukan dengan hubungan berikut.
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b, rumus um
um suku ke-n dari barisan aritmatika itu ditentukan oleh :
I un = a + ( n -1 ) b
Contoh :
1)   Carilah suku pertama, beda, dan suku ke-6 dari barisan aritmatika 4, 1, -2, -5, .
..
Jawab :
Barisan 4, 1, -2, -5, …
Suku pertama     u1 = a = 4,
Beda                   b = 1 – 4 = -3,
Suku ke-6           u6 = a + 5b = 4 + 5(-3) = -11
Jadi, suku pertama a = 4, beda b = -3, dan suku ke-6 adalah u6 = 11 

b.         Suku tengah pada barisan aritmatika


Suku tengah suatu barisan aritmatika dapat ditentukan melalui deskripsi berikut
ini.
Misalkan barisan aritmatika yang terdiri dari atas (2k-1) suku : u1, ... ,uk, ... , u2k-1,
maka suku tengahnya adalah uk.
Suku tengah uk = a + (k-1) b = ½{2a+2(k-1)b} = ½{a+a+(2k-2)b} = ½ {u 1 + u2k-
1}. Jadi, suku tengahnya ditentukan oleh hubungan uk = ½ {u1+u2k-1}.

Contoh :
1)   Diketahui barisan aritmatika 3, 5, 7, 9, …, 95. Banyak suku pada barisan itu ad
alah ganjil.
a)    Carilah suku tengahnya
b)   Suku keberapakah suku tengahnya itu?
c)    Berapakah banyak suku barisan itu?
Jawab :
a)    Barisan 3, 5, 7, 9, …, 95. Suku pertama a = u 1 = 3, beda b = 2, dan suku terak
hir u2k-1 = 95.
uk = ½ (u1+u2k-1) = ½ (3 + 95) = 49
Jadi, suku tengahnya adalah 49.
b)   Dari hasil a), diperoleh :
U uk = a + ( k-1) b = 49
⇔ 3 + (k-1)2 = 49
⇔ 2k = 48
⇔ k = 224
Jadi, suku tengahnya adalah suku ke-24.
c)    Banyaknya suku barisan itu sama dengan 2k – 1 = 2(24) – 1 = 47.

c.         Sisipan pada barisan aritmatika


Misalkan diantara dua bilangan real x dan   (dengan x ≠ y ) akan disisipkan seb
anyak k buah bilangan ( k bilangan asli). Bilangan – bilangan semula dengan bil
angan-bilangan yang disisipkan itu membentuk suatu barisan aritmatika. Susuna
n bilangan-bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan dapat div
isualisasikan dengan menggunakan bagan sebagaimana diperlihatkan berikut ini.

Di antara dua bilangan x dan y disisipkan sebanyak k buah bilangan sehingga bi


langan-bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan membentuk
barisan aritmatika. Nilai beda barisan aritmatika yang terbentuk dapat ditentuka
n dengan menggunakan hubungan
 b =( y – x) / (k + 1)

Dengan x dan y bilangan real (x ≠ y ) dan k bilangan asli.


Contoh :
1)   Di antara bilangan 4 dan 28 disisipkan 5 buah bilangan sehingga bilangan-bila
ngan semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan membentuk barisan arit
matika. Carilah beda dari barisan aritmatika yang terbentuk.
Jawab :
Diketahui x = 4, y = 28, dan k = 5
Didapat b =( y – x) / (k + 1) =  (28-4)/(5+1)=4
Jadi, beda barisan aritmatika yang terbentuk adalah b =4 .
2.3      Deret Aritmatika
Jumlah beruntun suku-suku suatu barisan aritmatika disebut sebagai deret aritm
atika. Sebagai contoh :
·      Dari barisan aritmatika 1, 3, 5, 7, …, 99 dapat dibentuk deret aritmatika 1 + 3
+ 5 + 7 + … + 99,
·      Dari barisan aritmatika 2, 4, 6, 8, …, 2n dapat dibentuk deret aritmatika 2 + 4
+ 6 + 8 + … + 2n.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan, jika u 1, u2, u3, ... , un, merupakan suku – s
uku barisan aritmatika, maka u1 + u2 + u3 + ... + un dinamakan sebagai deret aritm
atika.
a.         Rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika dilambangkan dengan Sn , dan Sn ditentu
kan oleh :
Sn = u1 + u2  +  u3 + ... + un-2 + un-1 + un
Substitusikan u1 = a, u2  = a+b,  u3 = a+2b ,  un-2 = un – 2b, un-1 =un – b; diperoleh
Sn = a + (a+b) + (a+2b) + ... +  (un – 2b) + (un – b) + un …(*)
Jika urutan suku-suku penjumlahan pada persamaan (*) itu dibalik,  diperoleh:
Sn = un + (un – b) + (un – 2b) + ... + (a+2b) +  (a+b) + a … (**)
Jumlahkan masing masing ruas pada persamaan (*) dengan persamaan (**), seh
ingga diperoleh :

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah n suku pertama suatu deret aritm
atika dapat ditentukan melalui hubungan sebagai berikut.
Jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika u1 + u2 + u3 + ... + un  ditentukan de
ngan menggunakan hubungan :
Sn = n/2 (a+ un)
Dengan n = banyak suku, a = suku pertama, dan un  = suku ke-n.
a.         Sifat-sifat Sn pada deret aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
1.        Sn = n/2 (a+ un) merupakan fungsi kuadrat dari n (n bilangan asli) yang tidak
memiliki suku tetapan.
2.        Untuk setiap n bilangan asli berlaku hubungan Sn - Sn-1 = un (Suku ke-n).
Contoh :
1)        Hitunglah jumlah deret aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60.
Jawab :
Untuk menghitung jumlah deret pada soal di atas, perlu ditentukan terlebih dulu
banyak suku atau n melalui hubungan un = a + (n-1)b.
2 + 4 + 6 + … + 60, a = 2, b = 2, dan un = 60
60 = 2 + (n-1) 2
⇔ 60 = 2n
⇔ n = 30
S30 = 30/2 (a+ u30) = 15(2+60) = 930
Jadi, jumlah deret aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60 adalah S30 = 930
2.4. Barisan dan Deret Geometri

Barisan geometri adalah susunan bilangan yang dibentuk menurut urutan


tertentu, di mana susunan bilangan di antara dua suku yang berurutan
mempunyai rasio yang tetap. Rasio yang tetap ini biasannya dilambangkan
dengan huruf r. Jadi, jika a adalah suku pertama dan r adalah rasio yang tetap
maka suku ke -2 dan seterusnya adalah :
S2= a r= suku kedua
S3=S2 r2= suku ketiga
S4= S3 r=a r= suku keempat

Dengan demikian, bentuk umum dari barisan geometri untuk suku ke-n adalah
sebagai berikut.
Sn=arn-1

dimana:
Sn= Suku ke-n
a= suku pertama
r= rasio yang tetap
n=banyaknya suku

Contoh
Carilah suku ke-8 dari barisan geometri dengan mana suku pertama adalah 16
dan rasionya adalah 2

Penyelesaian:
Diketahui: a=16 ; r=2 ; dan n=8
Jadi, S8 = ar7
= 16(2)7
= 2048
2.5. Bunga Sederhana dan Potongan Sederhana

Bunga dalam teori bisnis merupakan suatu balas jasa yang dibayarkan bilamana
kita menngunakan uang. Kita membayar bunga kepada pihak bank jika kita
meminjam uang dari bank tersebut. Sebaliknya, pihak bank membayar bunga
kepada kita bila kita menginvestasikan uang berupa tabungan atau deposito di
bank. Selanjutnya, jumlah uang yang dipinjamkan atau diinvestasikan di bank
disebut modal awal pinjaman pokok (principal). Jadi, bunga dilihat dari suatu
pihak merupakan pendapatan, tetapi di pihak lainmerupakan biaya. Di pihak
orang yg meminjamkan uangnya mendapatkan pendapatan bunga dan dipihak
orang yang menerima pinjaman akan membayar biaya bunga.
Misalkan investasi dari P rupiah dan jika i adalah tingkat bunga tahunan
maka pendapatan bunga (interest earned) pada akhir tahun pertama adalah Pi
sehingga nilai akumulasi dari P adalah P+ P; pada akhir tahun ke-2, nilai
akumulasi adalah P+P (2i); pada akhir tahun ke-3, nilai akumulasi dari P adalah
P+P3i; dan seterusnya sampai pada akhir tahun ke -n, yaitu nilai yang
terakumulasi dari P adalah P + Pin. Jadi, pendapatan bunga hanya di peroleh
dari modal awal saja unruk setiap akhir tahun atau periode, sehingga nilai dari
pendapatan bunga berjumlah tetap setiap tahun. Pendapatan bunga menurut
metode ini disebut dengan bunga sederhana (simple interest)dan dapat
dinyatakan dengan rumus berikut ini.

I=Pin

dimana:
I= jumlah pendapatan bunga
P= pinjaman pokok atau jumlah yang diinvestasikan
i= Tingkat bunga tahunan
n= Jumlah tahun
Kemudian, untuk memperoleh nilai dari modal awal (P) yang terakumulasi di
masa datang atau pada akhir tahun ke-n (Fn)dapat dihitung dengan cara, modal
awal(P)ditambah dengan semua pendapatan bunga selama periode waktu(n).
Dinyatakan dengan rumus berikut.

Fn= P+Pin atau Fn=P(1=in)


Contoh
Hitunglah pendapatan bunga sederhana dan berapa nilai yang terakumulasi di
masa datang dari jumlah uang sebesar Rp 50.000.000 yang diinvestasikan di
bank selama empat tahun dengan bunga 12% per tahun

Penyelesaian:
Diketahui: P= Rp 50.000.000; n=4; I=12% per tahun
Dengan menggunakan rumus langsung pendapatan bunga adalah:
I= Pin
I= Rp50.000.000(4)(0,12)
= Rp24.000.000
Selanjutnya,nilainyang terakumulasi di masa datang pada tahun ke-4(F4) adalah:
Fn= P +Pin
Fn= Rp 50.000.000 + 24.000.000
= Rp 74.000.000.

2.6. Bunga Majemuk

Suatu investasi dari P rupiah berada pada tingkat bunga i per tahun maka
pendapatan bunga pada tahun pertama adalah Pi, saelanjutnya nilai investasi
pada akhir tahun pertama akan menjadi,

P+Pi=P(1+i)

Hasil dari P(1+i) dianggap sebagai modal awal pada permulaan tahun kedua dan
pendapatan bunga yang diperoleh adalah:

P(1+i)i,
Sehingga hasil nilai investasi pada akhir tahun kedua adalah :

P(1+i) +P(1+i) = P+Pi+Pi+Piii


= P(1+2i+i2)
= P(1+i)2

Selanjutnya hasil dari P(1+i) dianggap sebagai modal awal pada permulaan
tahun ketiga dan pendapatan bunga yang diperoleh adalah:

P(1+i)2i
Sehingga total investasi pada akhir tahun ketiga adalah:

P(1+i)2 + P(1+i)2i= P(1+i)2(1+i)= P(1+i)3 dst sampai pada tahun ke-n.


Dengan demikian, rumus umumnya adalah sebagai berikut.

Fn= P(1+I)n

dimana:
Fn= Nilai masa datang
P= Nilai sekarang
I= Bunga per tahun
n= jumlah tahun

Jadi, pendapatan bunga yang diinvestasikan kembali pada modal awal untuk
setiap permulaan tahun atau periode disebut dengan bunga majemuk(compand
interest). Pendapatan bunga dari metode bunga majemuk ini jumlahnya akan
meningkat setiap tahun. Hal ini disebabkan modal awal yang meningkat setiap
permulaan tahun.
3.1. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa barisan merupakan susunan


yang dibentuk menurut pola.

A. Barisan aritmatika
Barisan aritmatiak atau barisan hitung adalah barisan bilangan yang nilai
suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah dengan bilangan yan
tetap (tertentu) diman bilangan yan tetap tersebut beda dabn dilambangkan b.

B. Deret Aritmatika atau deret hitung dalam bidang matematika adalah urutan
bilangan di mana bilangan berikutnya merupakan penambahan bilangan
sebelumnya dengan suatu bilangan tertentu.

C. Barisan geometri adalah barisan bilangan yang nilai suku berikutnya


diperoleh dari perkalian suku sebelumnya dengan bilangan yang tetap (tertentu)
yang tidak sama dengan nol.

D. Deret geometri atau deret ukur adalah jumlah dari barisan bilangan/ jumlah
dari seluruh suku yang ada.

SARAN

Penulis menyadari bahwa makalaah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
makalah kami ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi dosen,
mahasiswa,khususnya kepada penulis.

Anda mungkin juga menyukai