Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“MATEMATIKA EKONOMI”

Dosen Pengampu : Ir. H. Khairul Rahman


Tentang:
“Metode Aritmatika”

Disusun oleh :
Kelompok VII
Muhammad Ridwan
M. Fahri Ramdani

SEMESTER IV
JURUSAN EKONOMI SYARIAH (ESY)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya
juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada kami
sehingga kami dapat mengumpulkan bahan – bahan materi makalah ini dari
internet dan perpustakaan. Kami telah berusaha semampu saya untuk
mengumpulkan berbagaimacam bahan tentang “Metode Aritmatika.”
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna,
karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu kami
mohon bantuan dari para pembaca.
Demikianlah makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam
penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami
mengucapkan terima kasih.
Wassalam

Kuala tungkal, April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Aritmatika................................................................................2
B. Barisan Aritmatika.....................................................................................2
C. Deret Aritmatika........................................................................................5
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................8
B. Saran .........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan
interkasinya dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan
teknologi. Peran matematika dalam interaksi ini terletak pada struktur ilmu
dan perlatan yang digunakan. Ilmu matematika sekarang ini masih banyak
digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang industri, asuransi, ekonomi,
pertanian, dan di banyak bidang sosial maupun teknik. Mengingat peranan
matematika yang semakin besar dalam tahun-tahun mendatang, tentunya
banyak sarjana matematika yang sangat dibutuhkan yang sangat terampil,
andal, kompeten, dan berwawasan luas, baik di dalam disiplin ilmunya sendiri
maupun dalam disiplin ilmu lainnya yang saling menunjang. Untuk menjadi
sarjana matematika tidaklah mudah, harus benar-benar serius dalam belajar,
selain harus belajar matematika, kita juga harus mempelajari bidang-bidang
ilmu lainnya. Sehingga, jika sudah menjadi sarjana matematika yang dalam
segala bidang bisa maka sangat mudah untuk mencari pekerjaan.
Dalam ekonomi sangat berkaitan erat dengan matematika karena
dalam ekonomi pasti akan ada perhitungan, di mana perhitungan tersebut
bagian dari matematika. Secara tidak sadar ternyata semua orang
menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari seperti jika ada orang
yang sedang membangun rumah maka pasti orang tersebut akan mengukur
dalam menyelesaikan pekerjaannya itu. Oleh karena itu matematika sangat
bermanfaat sekali dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian aritmatika ?
2. Apa barisan aritmatika ?
3. Apa deret aritmatika ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aritmatika
Aritmatika atau aritmetika (dari kata bahasa Yunani αριθμός = angka)
atau dulu disebut Ilmu Hitung merupakan cabang tertua (atau pendahulu)
matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan. Oleh orang awam, kata
"aritmatika" sering dianggap sebagai sinonim dari Teori Bilangan, tetapi
bidang ini adalah bidang Aritmatika tingkat Lanjut yang berbeda dengan
Aritmatika Dasar.1
Aritmatika adalah ilmu hitung dasar yang merupakan bagian dari
matematika. Operasi dasar aritmatika adalah penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian, Walaupun operasi-operasi lain yang lebih canggih
(seperti persentase, akar kuadrat, pemangkatan, dan logaritma) kadang juga
dimasukkan ke dalam kategori ini. Perhitungan dalam aritmatika dilakukan
menurut suatu urutan operasi yang menentukan operasi aritmatika yang mana
lebih dulu dilakukan.

B. Barisan Aritmatika
Perhatikan barisan aritmatika 1, 3, 5, 7,… dan 2, 4, 6, 8,….; setiap
selisih anatara dua suku yang berurutat adalah tetap nilainya yaitu:2
3-1 = 5-3 = 7-5 =…= 2
4-2 = 6-4 = 8-6 =…= 2
Secara umum u1, u2, u3, ... , un adalah barisan aritmatika apabila u2 –
u1 = u3 – u2 = u4 – u3 = konstanta. Konstanta ini disebut beda dan dinyatakan
dengan b.
Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara
dua suku yang berurutan selalu tetap. Bentuk umum :
u1, u2, u3, ... , un  atau
1

2
Wirodikromo, Sartono. 2007. “Barisan dan Deret Aritmatika”. Jakarta : Erlangga. Hlm
32

2
a, ( a + b ), ( a + 2b ), ... , (a + (n – 1) b)
Pada barisan aritmatika, berlaku un – un-1 = b , sehingga un = un-1 + b.
1. Rumus umum suku ke-n pada Barisan Aritmatika
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b,
maka suku barisan itu dapat divisualisasikan sebagai berikut :
I u1 = a
I u2 = a + b
I u3 = a + 2b
I u4 = a + 3b
I un = a + ( n -1 ) b
Berdasarkan pola atau keteraturan suku-suku barisan di atas,
maka rumus suku ke-n untuk barisan aritmatika dapat ditentukan
dengan hubungan berikut.
Misalkan suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan
beda b, rumus umum suku ke-n dari barisan aritmatika itu ditentukan
oleh :
I un = a + ( n -1 ) b
Contoh :
1) Carilah suku pertama, beda, dan suku ke-6 dari barisan
aritmatika 4, 1, -2, -5, . . .
Jawab :
Barisan 4, 1, -2, -5, …
Suku pertama     u1 = a = 4,
Beda                   b = 1 – 4 = -3,
Suku ke-6           u6 = a + 5b = 4 + 5(-3) = -11
Jadi, suku pertama a = 4,
beda b = -3, dan suku ke-6 adalah u6 = 11 
2. Suku tengah pada barisan aritmatika
Suku tengah suatu barisan aritmatika dapat ditentukan melalui
deskripsi berikut ini.

3
Misalkan barisan aritmatika yang terdiri dari atas (2k-1) suku :
u1, ... ,uk, ... , u2k-1, maka suku tengahnya adalah uk.
Suku tengah uk = a + (k-1) b = ½{2a+2(k-1)b} = ½{a+a+(2k-
2)b} = ½ {u1 + u2k-1}. Jadi, suku tengahnya ditentukan oleh hubungan
uk = ½ {u1+u2k-1}.
Contoh :
1) Diketahui barisan aritmatika 3, 5, 7, 9, …, 95. Banyak suku pada
barisan itu adalah ganjil.
a) Carilah suku tengahnya
b) Suku keberapakah suku tengahnya itu?
c) Berapakah banyak suku barisan itu?
Jawab :
a) Barisan 3, 5, 7, 9, …, 95. Suku pertama a = u1 = 3, beda b =
2, dan suku terakhir u2k-1 = 95.
uk = ½ (u1+u2k-1) = ½ (3 + 95) = 49
Jadi, suku tengahnya adalah 49.
b) Dari hasil a), diperoleh :
U uk = a + ( k-1) b = 49
⇔ 3 + (k-1)2 = 49
⇔ 2k = 48
⇔ k = 224
Jadi, suku tengahnya adalah suku ke-24.
c) Banyaknya suku barisan itu sama dengan 2k – 1 = 2(24) – 1
= 47.
3. Sisipan pada barisan aritmatika

Misalkan diantara dua bilangan real x dan   (dengan x ≠


y ) akan disisipkan sebanyak k buah bilangan ( k bilangan asli).
Bilangan – bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan
itu membentuk suatu barisan aritmatika. Susunan bilangan-bilangan
semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan dapat

4
divisualisasikan dengan menggunakan bagan sebagaimana
diperlihatkan berikut ini.3

Di antara dua bilangan x dan y disisipkan sebanyak k buah


bilangan sehingga bilangan-bilangan semula dengan bilangan-
bilangan yang disisipkan membentuk barisan aritmatika. Nilai beda
barisan aritmatika yang terbentuk dapat ditentukan dengan
menggunakan hubungan
 b =( y – x) / (k + 1)

Dengan x dan y bilangan real (x ≠ y ) dan k bilangan asli.


Contoh :
1) Di antara bilangan 4 dan 28 disisipkan 5 buah bilangan sehingga
bilangan-bilangan semula dengan bilangan-bilangan yang
disisipkan membentuk barisan aritmatika. Carilah beda dari
barisan aritmatika yang terbentuk.
Jawab :
Diketahui x = 4, y = 28, dan k = 5
Didapat b =( y – x) / (k + 1) =  (28-4)/(5+1)=4
Jadi, beda barisan aritmatika yang terbentuk adalah b =4 .

C. Deret Aritmatika
Jumlah beruntun suku-suku suatu barisan aritmatika disebut sebagai
deret aritmatika. Sebagai contoh :4

3
Abdul Kodir, dkk. (1979). Matematika untuk SMA. Jakarta: Depdikbud. Hlm 76
4
http://wikimatematika.blogspot.com/2017/04/makalah-barisan-dan-deret.html 19 April
2020

5
Dari barisan aritmatika 1, 3, 5, 7, …, 99 dapat dibentuk deret
aritmatika 1 + 3 + 5 + 7 + … + 99,
Dari barisan aritmatika 2, 4, 6, 8, …, 2n dapat dibentuk deret
aritmatika 2 + 4 + 6 + 8 + … + 2n.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan, jika u 1, u2, u3, ... , un,
merupakan suku – suku barisan aritmatika, maka u1 + u2 + u3 + ... +
un dinamakan sebagai deret aritmatika.
1. Rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika dilambangkan dengan
Sn , dan Sn ditentukan oleh :
Sn = u1 + u2  +  u3 + ... + un-2 + un-1 + un
Substitusikan u1 = a, u2  = a+b,  u3 = a+2b ,  un-2 = un – 2b, un-1 =un – b;
diperoleh
Sn = a + (a+b) + (a+2b) + ... +  (un – 2b) + (un – b) + un …(*)
Jika urutan suku-suku penjumlahan pada persamaan (*) itu
dibalik,  diperoleh:
Sn = un + (un – b) + (un – 2b) + ... + (a+2b) +  (a+b) + a … (**)
Jumlahkan masing masing ruas pada persamaan (*) dengan persamaan
(**), sehingga diperoleh :

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah n suku pertama


suatu deret aritmatika dapat ditentukan melalui hubungan sebagai
berikut.
Jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika u1 + u2 + u3 + ... +
un  ditentukan dengan menggunakan hubungan :
Sn = n/2 (a+ un)

6
Dengan n = banyak suku, a = suku pertama, dan un  = suku ke-n.

2. Sifat-sifat Sn pada deret aritmatika


Jumlah n suku pertama deret aritmatika mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut.
1) Sn = n/2 (a+ un) merupakan fungsi kuadrat dari n (n bilangan
asli) yang tidak memiliki suku tetapan.
2) Untuk setiap n bilangan asli berlaku hubungan Sn - Sn-1
u  (Suku ke-n).
=  n

Contoh :
1) Hitunglah jumlah deret aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60.
Jawab :
Untuk menghitung jumlah deret pada soal di atas, perlu
ditentukan terlebih dulu banyak suku atau n melalui hubungan un = a
+ (n-1)b.
2 + 4 + 6 + … + 60, a = 2, b = 2, dan un = 60
60 = 2 + (n-1) 2
⇔ 60 = 2n
⇔ n = 30
S30 = 30/2 (a+ u30) = 15(2+60) = 930
Jadi, jumlah deret aritmatika 2 + 4 + 6 + … + 60 adalah S30 = 930

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aritmatika atau aritmetika (dari kata bahasa Yunani αριθμός = angka)
atau dulu disebut Ilmu Hitung merupakan cabang tertua (atau pendahulu)
matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan. Oleh orang awam, kata
"aritmatika" sering dianggap sebagai sinonim dari Teori Bilangan, tetapi
bidang ini adalah bidang Aritmatika tingkat Lanjut yang berbeda dengan
Aritmatika Dasar.
Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara
dua suku yang berurutan selalu tetap. Bentuk umum :
u1, u2, u3, ... , un  atau
a, ( a + b ), ( a + 2b ), ... , (a + (n – 1) b)
Dari barisan aritmatika 1, 3, 5, 7, …, 99 dapat dibentuk deret
aritmatika 1 + 3 + 5 + 7 + … + 99,
Dari barisan aritmatika 2, 4, 6, 8, …, 2n dapat dibentuk deret
aritmatika 2 + 4 + 6 + 8 + … + 2n.

B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu pemakalah memohon saran dan kritik para pembaca demi
kesempurnaan makalah pemakalah berikutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bunarso Tanuatmodjo, dkk. (1977). Matematika Jilid 1. Bandung: BPG Tertulis.


Wirodikromo, Sartono. 2007. “Barisan dan Deret Aritmatika”. Jakarta : Erlangga.
Abdul Kodir, dkk. (1979). Matematika untuk SMA. Jakarta: Depdikbud.
http://wikimatematika.blogspot.com/2017/04/makalah-barisan-dan-deret.html 19
April 2020

Anda mungkin juga menyukai