DERET ARITMATIKA
Disusun oleh :
1. FAREL
2. IBNU
3. TEGUH
4. HENDRA
5. ARIL
KELAS : VIII B
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Barisan dan Deret
Aritmatika”.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bimbingan,
bantuan dan saran dari segala pihak, unutk itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan
terimakasih sebanyak-banyaknya kepada para pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4
B. TUJUAN............................................................................................................................................4
C. RUANG LINGKUP..........................................................................................................................4
A. NOTASI SIGMA..............................................................................................................................5
KESIMPULAN....................................................................................................................................15
3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penggunaan notasi sigma sebagai penyederhanaan bentuk penjumlahan yang
panjang sangat menghemat waktu dan tenaga. Sebagai dasar untuk penulisan deret maka
penggunaan notasi sigma beserta sifat-sifatnya menjadi sangat penting untuk dipelajari.
Barisan dan deret yang disajikan meliputi pengertian tentang barisan dan deret, barisan
dan deret aritmetika serta barisan dan deret geometri. Perhitungan bunga bank,
penyusutan nilai barang, merupakan salah satu contoh penerapan dari barisan dan deret
dalam bidang ekonomi. Dalam kehidupan sehari – sehari , sering menjumpai sesuatu
yang bersifat teratur dan memiliki pola suatu bilangan ? Yaitu seperti kenaikan jumlah
penduduk suatu daerah atau pembelahan suatu sel. Permasalahan seperti tersebut
merupakan contoh dari aplikasi barisan dan deret suatu bilangan. Tidak ketinggalan pula
dibahas tentang konsep awal notasi sigma, barisan dan deret untuk mengingatkan kembali
bahwa matematika berkembang dari hal-hal sederhana yang kemudian berlanjut ke hal-
hal yang lebih kompleks.
B. Tujuan
Makalah disusun dengan tujuan untuk lebih mengenal materi dalam pembelajaran
Notasi Sigma, Barisan dan Deret Bilangan yang pernah dipelajari di SMP. Makalah ini
dapat dijadikan bahan acuan dalam pembelajaran semester berikutnya.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup materi yang dibahas dalam bahan ajar ini adalah:
1. Notasi Sigma
a. Konsep notasi sigma
b. Sifat – sifat notasi sigma
2. Barisan dan Deret
a. Barisan dan Deret Aritmetika
b. Barisan dan Deret Geometri
4
BAB II
Pembahasan
A. Notasi Sigma
1. Konsep Notasi Sigma
Perhatikan jumlah 6 bilangan ganjil pertama berikut,
1 + 3 + 5 + 7 + 9 + 11 ………………………………….. (1)
Pada bentuk (1) 1 disebut suku pertama, 3 disebut suku ke-2, 5 disebut suku ke-3 dan
seterusnya. Perhatikan juga suku-suku bentuk (1) tersebut membentuk pola.
Suku ke-1 = 1 = 2.1 – 1
Suku ke-2 = 3 = 2.2 – 1
Suku ke-3 = 5 = 2.3 – 1
Suku ke-4 = 7 = 2.4 – 1
Suku ke-5 = 5 = 2.5 – 1
Suku ke-6 = 7 = 2.6 – 1
Secara umum suku ke-k pada (1) dapat dinyatakan dalam bentuk 2k – 1
dengan k≠ { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
Cara untuk menuliskan secara singkat bentuk jumlahan (1) adalah dengan tanda
(dibaca “sigma”) yang disebut dengan notasi sigma. Notasi sigma berasal dari huruf
Yunani untuk abjad S dari perkataan “sum” yang berarti jumlah. Notasi ini
diperkenalkan pertama kali oleh Leonhard Euler pada tahun 1755 dalam buku
“Institutiones Calculi Differentialis”.
Dengan notasi sigma bentuk jumlahan (1) dapat ditulis :
6 suku
Secara umum
5
Aturan jumlah
Aturan kelinearan
Dan
Aturan kuadrat
Contoh soal
1. Ubahlah barisan aritmatika berikut dalam bentuk sigma !
a. 3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18 + 21 + 24 + 27 + 30
Penyelesaian :
= 3 + 6 + 9 + 12 + 15 + 18 + 21 + 24 + 27 + 30
= 3(1) + 3(2) + 3(3) + 3(4) + 3(5) + 3(6) + 3(7) + 3(8) + 3(9) + 3(10)
6
b.
Penyelesaian :
c. -2 + 4 – 8 + 16 – 32
Penyelesaian :
Keterangan :
Contoh :
1. Carilah rumus suku ke n dari baris 1,3,5,7,9,….
Penyelesaian :
Diket a = 1, dan b = 3 – 1 = 2
7
2. Hitung nilai suku ke 8 dari baris 2 ,5, 8,…
Penyelesaian :
Diket : a = 2, dan b = 5 – 2 = 3
Suku ke-n
= 3 + (n-1)4
= 3 + 4n-4 = 4n -1
=119
Suatu barisan Aritmatika dengan banyak suku ganjil . Maka dapatlah suku tengah
dari barisan Aritmatika itu dengan :
Contoh
Jika barisan Aritmatika 3,8,13,…,283. Tentukanlah suku tengahnya dan suku
keberapakah suku tengah tersebut !
Penyelesaian :
Dik :
Maka
= = 143
a + (t-1)b = 143
3 + 5t – 5 = 143
5t = 145
t = 29
8
Namun bila dalam sebuah barisan disisipkan k buah bilangan antara x dan y maka
beda barisan yang terbentuk :
Dengan keterangan :
k adalah banyak bilangan
x adalah bilangan ke -1
y adalah bilangan ke -2
Contoh soal
1. Jika antara bilangan 21 dan 117 disisipkan 11 bilangan yang berakibat terbentuklah
barisan Aritmatika. Tentukan beda dan suku ke-10 !
Penyelesaian :
Maka didapat ,
= 21 + (10-1) 8
= 93
2. Tiga bilangan diantara 8 dan 60 .
Penyelesaian :
9
3.3. Deret Aritmatika
Adalah penjumlahan dari suku pada barisan aritmatika , secara umum ditulis sebagai
berikut:
Deret aritmatika adalah suatu barisan aritmatika yang suku – sukunya dijumlahkan.
Apabila jumlah n suku barisan aritmatika yang berurutn dinyatakan sebagai
Jadi , secara umum jumlah n suku pertama dari deret aritmatika dapat dinyatakan dengan
rumus berikut
Atau
Keterangan ,
Contoh :
1. Tentukan jumlah 10 suku dari deret aritmatika 11 + 16 + 21 + …
Penyelesaian :
a = U1 = 11
b = 16 – 11 = 5
10
= a + (n-1)b
98 = 10 + (n-1)2
98 = 10 + 2n -2 =
n = 45 = 2430
Bila yang dimaksud adalah 10,20,30,40,50,….90.
90 = 10 + (n - 1)10
= 5 (51) = 255
Dimana r (rasio antara dua suku yang berurutan) merupakan bilangan konstan
Bentuk umum barisan geometri dengan suku pertama a dan rasio r adalah sebagai berikut.
11
Barisan Geometri dibagi menjadi 3 yaitu :
i. Geometri naik yaitu r > 1 disebut dengan barisan devergen. Contoh:
2,4,8,16,32,64 memiliki r = 2.
ii. Geometri turun yaitu r < 1 disebut jugabarisan konvergen. Contoh:
Contoh :
Diketahui barisan geometri 2, 4,8, 16, …
Tentukan rumus suku ke n dan nilai suku ke 7 dari baris tersebut
Penyelesaian :
a = 2, dan r = 4/2 = 2
Bila Barisan Geometri memiliki banyak suku ganjil n sebagai suku pertama dan dan
Contoh:
ganjil. Tentukan suku tengahnya dan suku keberapakah suku tengah tersebut?
Penyelesaian :
12
t-1 = 4
t =5
Dan apabila diantara x dan y disipkan k buah bilangan , maka x,xr,x , …x , y dan
dapat dirumuskan .
Contoh:
1. Sisipkan beberapa bilangan dibawah ini agar menjadi barisan geometri!
a. Tiga bilangan diantara 6 dan 48.
Penyelesaian :
= 2
Maka barisan Geometri yang terbentuk 6 , 12 , 24 ,48.
dibuktikan dengan
Barisan Geometri :
Adalah jumlah suku – suku dari barisan geometri yang berurutan, seperti pada deret
13
Jika persamaan (1) dikalikan dengan r, maka diperoleh :
Untuk r > 1
Contoh:
. Maka,
= 2.
Maka ,
Deret geometri tak hingga adalah deret geometri yang banyk suku – sukunya tak hingga.
Deret geometri tak hingga terdiri dari 2 jenis , yaitu konvergen dan dirvergen.
Jika -1< r < 1, maka jumlah deret geometri tak hingga tersebut mempunyai limit jumlah
( konvergen ).
14
Untuk
Sehingga
Dengan :
Jika
Contoh soal
1. Tentukan nilai deret Geometri berikut !
a. 24 + 12 + 6 +…
b. 1 +
Penyelesaian :
a. 24 + 12 + 6 + …
Diperoleh:
a = 24 dan r =
= = 48
b. 1 +
Diperoleh :
a = 1 dan r =
maka ,
BAB III
15
KESIMPULAN
1. Notasi sigma () digunakan untuk menyingkat bentuk jumlahan yang suku-sukunya
mempunyai pola.
2. Suatu barisan adalah fungsi yang mempunyai daerah asal himpunan bilangan bulat positif.
Sebuah barisan bisa didefinisikan dengan cara eksplisit atau rekursif.
3. Suatu barisan disebut barisan aritmetik jika selisih dari setiap dua suku yang berurutan
bernilai tetap, selisih ini dinamakan beda (b). Suatu barisan disebut barisan geometri jika
rasio (r) dari setiap dua suku yang berurutan bernilai tetap.
4. Suku ke-n barisan aritmetik dirumuskan sebagai: sedangkan untuk barisan
geometri suku ke-n dirumuskan sebagai
5. Deret merupakan jumlahan dari suku-suku suatu barisan. Rumus jumlah n suku pertama
16