PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut lampiran Standar Isi (Permendiknas no. 22 tahun 2006) yang
termuat dalam Standar Kompetensi (SK) 6 pada jenjang SMP dan Standar
kompetensi (SK) 4 pada jenjang SMA , siswa dapat menggunakan konsep barisan dan
deret dalam pemecahan masalah. Termasuk ke dalam materi barisan dan deret adalah Barisan dan
Deret Aritmetika dan Barisan dan Deret Geometri. Perhitungan bunga bank,
penyusutan nilai barang, merupakan salah satu contoh penerapan dari barisan dan
deret dalam bidang ekonomi. Tidak ketinggalan pula dibahas tentang konsep awal
notasi sigma, barisan dan deret untuk mengingatkan kembali bahwa matematika
berkembang dari hal-hal sederhana yang kemudian berlanjut ke hal-hal yang lebih
kompleks.
Umumnya, tidak mempunyai banyak kesulitan dengan pembelajaran dan materi barisan dan
deret aritmetika maupun geometri. Walaupun demikian, masih ada bagian dari materi
ini yang sering ditanyakan. Bagian materi yang sering ditanyakan adalah pengembangan
dari konsep-konsep barisan dan deret baik aritmetika maupun geometri yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah barisan dan deret. Sedangkan untuk
materi notasi sigma, masalah yang sering ditanyakan adalah mengubah bentuk
penjumlahan ke bentuk notasi sigma dan penyelesaian soal-soal notasi sigma
dengan menggunakan sifat-sifat notasi sigma. Untuk mendapatkan bahan bacaan dan
bahan diskusi yang dapat menjadi alternatif bantuan untuk menyelesaikan masalah
yang ditanyakan di atas, perlu ditulis suatu makalah yang menyajikan alternatif
penyelesaian masalah-masalah itu dengan judul Barisan dan Deret.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan di atas, dapat
dirumuskan pembahasan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan barisan dan deret ?
2. Apa saja macam-macam barisan dan deret?
3. Bagaimana cara menentukan suku ke-n dan jumlah n suku pertama dari
1
BAB II
PEMBAHASAN
0=0
0+1=1
0+1+2=3
....
.....
0 + 1 + 2 + ... + ( n 1 )
Contoh soal :
1. Ada 10 orang tamu + 1 tuan rumah, berapa banyak jabat tangan yang
mungkin terjadi ?
Jawab :
Banyak jabat tangan = 0 + 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10
= 55 kali jabat tangan.
2. Perhatikan deretan bilangan-bilangan berikut:
a. 1 2 3
b. 4 9 16
c. 31 40 21 30 16
Deretan bilangan di atas mempunyai pola tertentu. Dapatkah anda
menentukan bilangan yang belum diketahui sesuai dengan aturan yang
dipunyai?
Jawab :
3
setelah sekian banyak bilangan berpola sama ditata secara urut. Rumusan pola
bilangan dengan kalimat matematika adalah rumusan yang menyatakan hubungan
antara setiap bilangan dengan nomor urutnya.
2. Barisan bilangan
Barisan bilangan adalah susunan bilangan bilangan yang memiliki aturan
tertentu dan dipisahkan dengan koma (,).
Contoh soal :
a. 3, 5, 7, 9, 11,.... Barisan bilangan loncat 2
b. 11, 8, 5, 2, -1,... Barisan bilangan loncat -3
c. Tentukan tiga suku pertama pada barisan yang suku umumnya di
rumuskan dengan
Jawab :
Bentuk umum :
Perhatikan bilangan-bilangan yang disusun secara urut berikut ini:
Bilangan ganjil: 1, 3, 5, 7, 9,
Bilangan segitiga: 1, 3, 6, 10, 15,
Bilangan Fibonacci: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,
Bilangan ganjil, bilangan segitiga dan bilangan Fibonacci yang disusun
secara urut merupakan barisan bilangan. Jadi, barisan bilangan adalah sekumpulan
bilangan-bilangan dengan pola yang sama dan tertata secara urut.
Di setiap nomor urut terdapat satu bilangan yang unik. Oleh karena itu,
barisan bilangan sering pula disebut sebagai fungsi dengan daerah asal (domain)
himpunan bilangan asli yang anggota-anggotanya menyatakan nomor urut suku.
Setiap bilangan dalam sustu barisan bilangan disebut suku dan biasa
dilambangkan dengan Un (n menyatakan nomor urut suku).
5
3. Deret Bilangan
Jumlah suku-suku dari suatu barisan di sebut deret. Bentuk umumnya
adalah sebagai berikut.
Contoh :
Deret bilangan genap
Deret bilangan persegi panjang
: 2 + 4 + 6 + 8 + ....
: 2 + 6 + 12 + 20 +....
....
1 3 5 7 9 11 (2k 1)
k 1
6 suku
(
2
k
1) dibaca Sigma 2k 1 di mana k =1 sampai 6
Bentuk
6
k 1
Secara umum :
a
k 1
a1 a 2 a 3 ... a n1 a n
Contoh :
1. Carilah rumus suku ke n dari baris 1, 3, 5, 7, 9, .
Jawab :
Diketahui : a = 1, dan b = 3 1 = 2
2. Hitung nilai suku ke 8 dari baris 2 ,5, 8,
Jawab :
Diketahui : a = 2, dan b = 5 2 = 3
= Suku ke n
a = Suku pertama
b = Beda
n = Banyaknya suku
Contoh :
1. Tentukan suku pertama, beda, dan suku ke-10 dari barisan 4, 7, 10, 13, ... ?
Jawab :
a=4
b=74=3
berikut :
Contoh :
1. Di ketahui barisan aritmatika 3, 9, 15, 21, ...., 117. Tentukan suku tengahnya ?
Jawab :
= 60
b. Deret Aritmatika
Deret aritmatika adalah penjumlahan dari suku pada barisan aritmatika,
secara umum ditulis sebagai berikut:
10
Jadi, secara umum jumlah n suku pertama dari deret aritmatika dapat
dinyatakan dengan rumus berikut.
Atau
Keterangan :
Contoh :
1. Tentukan jumlah 10 suku dari deret aritmatika 11 + 16 + 21 +
Jawab :
a = U1 = 11
b = 16 11 = 5
Contoh :
1. Diketahui deret aritmatika 4 + 8 + 12 + 16 + ...
Hitung jumlah 25 suku pertama ?
Jawab :
Sn =
S25 =
S25 = 1300
11
Dimana r (rasio antara dua suku yang berurutan) merupakan bilangan konstan.
Bentuk umum barisan geometri dengan suku pertama a dan rasio r adalah sebagai
berikut.
Contoh :
1. Diketahui barisan geometri 2, 4,8, 16,
Tentukan rumus suku ke n dan nilai suku ke 7 dari baris tersebut !
Jawab :
a = 2, dan r = 4/2 = 2
Misalkan suatu barisan bilangan adalah U1, U2, U3, U4, , Un-1, Un. Barisan
bilangan tersebut dikatakan barisan geometri, jika nilai perbandingan untuk setiap
suku ke n ( Un ) dengan suku sebelumnya ( Un-1) adalah tetap. Nilai
perbandingan itu disebut rasio ( r ), ditulis :
12
r=
Dimana r 0 atau r 1
Misalkan suku pertama sama dengan a, rasio sama dengan r, maka :
U1, U2,
U3, ...,
Un
a,
ar,
ar2 , ,arn 1
Dengan demikian, rumus suku ke n barisan geometri adalah :
Un = Geometri
arn-1
Rumus Suku Tengah Barisan
Suatu barisan geometri dengan n suku, n bilangan ganjil, maka suku
tengah ( Uk ) dinyatakan sebagai berikut :
Uk =
Contoh :
1. Di ketahui Barisan Geometri 2, 8, 32, ..., 8192. Tentukan suku tengahnya?
Jawab :
a=2
Un = 8192
Uk =
Uk =
Un = ar(k+2-1)
Un = ark+1
r=
13
Contoh :
1. Di antara bilangan
r=
r=
r=
=2
b. Deret Geometri
Deret geometri adalah jumlah suku suku dari barisan geometri yang
berurutan, seperti pada deret aritmatika, deret geometri juga dinyatakan dengan Sn.
Contoh :
1. Tentukan jumlah deret geometri berikut : 2 + (-10) + 50 + ... + (-6250)?
14
Jawab :
Sn
a r n 1
r 1
Sn
2 (5) 6 1
5 1
Sn
215624
6
S n 5208
a 1 rn
a
, karena r mendekati 0.
1 r
1 r
r 1, r 0adalah :
a
1 r
Deret geometri tak hingga adalah deret geometri yang banyak suku
sukunya tak hingga. Deret geometri tak hingga terdiri dari 2 jenis , yaitu
konvergen dan dirvergen.
Jika -1 < r < 1, maka jumlah deret geometri tak hingga tersebut mempunyai limit
jumlah ( konvergen ).
Untuk
Sehingga
Dengan :
15
Jika
divergen, yaitu jumlah suku- sukunya tidak terbatas atau tidak menuju suatu
bilangan tertentu, hal ini terjadi karena perbedaan nilai rasionya (r).
C. Suku ke-n dan Jumlah n Suku Pertama Beberapa Deret Khusus
1. Deret Bilangan Asli
Deret Bilangan Asli 1 + 2 + 3 + ... + ( n 1 ) + n
Suku ke n Un = n
Jumlah n suku pertama Sn = n ( n + 1 )
Contoh :
1. Diketahui deret bilangan asli 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + ...
Tentukan suku ke 1000 dan jumlah 50 suku pertama !
Jawab :
Un = n
U1000 = 1000
Sn = n ( n + 1 )
S50 = 50 ( 50 + 1 )
Sn = 1275
2. Deret Kuadrat n Bilangan Asli
Deret kuadrat bilangan asli 12 +22 + 32 + ... + ( n 1 )2 + n2
Suku ke n Un = n2
Jumlah n suku pertama Sn = n ( n + 1 )( 2n + 1 )
Contoh :
1.
U27 = 272
U27 = 729
Sn = n ( n + 1 )( 2n + 1 )
S10 = 10 ( 10 + 1 )( 2.10 + 1 )
S10 = 385
3. Deret Kubik n Bilangan Asli
Deret kubik bilangan asli 13 +23 + 33 + ... + ( n 1 )3 + n3
Suku ke n Un = n3
Jumlah n suku pertama Sn =
Contoh :
1.
18
19
2. Deret Geometri
Un = arn-1
untuk < 1 dan untuk > 1.
Contoh :
1. Dalam suatu gedung pertunjukan terdapat 30 kursi pada baris pertama dan
setiap baris berikutnya memuat empat kursi lebih banyak dari baris di
depannya. Bila dalam gedung itu terdapat sepuluh baris kursi. Tentukanlah
banyaknya kursi pada baris ke-10 !
Jawab:
Barisanya adalah 30, 34, 38, 42, adalah barisan aritmatika
U10 = a + (n 1)b
= 30 + (10 1)4 = 30 + 36 + = 66
Jadi, banyaknya kursi pada baris ke-10 adalah 66 kursi.
2. Mulai tahun 2000, Pak Arman mempunyai kebun tebu. Penghasilan kebun tebu
Pak Arman pada akhir tahun 2000 adalah Rp 6.000.000,-. Mulai tahun 2001,
Pak Arman memupuk kebun tebunya dengan pupuk kandang. Pak Arman
memperkirakan bahwa setiap akhir tahun, penghasilan kebun tebunya naik Rp
500.000,-. Berapa perkiraan penghasilan kebun tebu Pak Arman pada akhir
tahun 2005?
Jawab :
Misalkan:
a = penghasilan kebun tebu Pak Arman pada akhir tahun 2000.
b = perkiraan kenaikan penghasilan kebun tebu Pak Arman setiap akhir
tahun.
P2005 = perkiraan penghasilan kebun Pak Arman pada akhir tahu 2005.
Jadi, a = Rp 6.000.000,-, b = Rp 500.000,-, dan P2005 akan dicari.
Karena perkiraan kenaikan penghasilan kebun tebu Pak Arman setiap
akhir tahun adalah tetap, maka untuk menentukan penghasilan kebun Pak
Arman pada akhir tahun 2005, kita dapat menerapkan rumus unsur ke- n
dari barisan aritmatika dengan,
20
U1 = a = a = Rp 6.000.000,-, b = Rp 500.000,P2005 = U6 = a + 5b
= 6.000.000 + 5(500.000)
= 6.000.000 + 2.500.000
= 8.500.000,Jadi, perkiraan penghasilan kebun tebu Pak Arman pada akhir tahun 2005
adalah Rp 8.500.000,-.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa barisan bilangan adalah susunan bilangan bilangan yang
memiliki aturan tertentu dan dipisahkan dengan koma (,). Jadi, barisan bilangan
dapat dikatakan sekumpulan bilangan-bilangan dengan pola yang sama dan tertata
secara urut. Jumlah suku-suku dari suatu barisan di sebut deret. Nilai deret
bilangan hingga n buah suku pertama biasa dilambangkan dengan Sn. Untuk
mempermudah dan menghemat tenaga jumlah dari bilangan-bilangan dari deretan
bilangan yang mempunyai pola dapat dituliskan dengan notasi (dibaca:sigma).
Barisan dan deret dibagi menjadi dua, yaitu barisan dan deret aritmatika
dan geometri. Barisan aritmatika adalah suatu barisan bilangan yang memiliki
selisih dua suku yang berurutan (beda) selalu tetap. Jika suku pertama (U1)
dinyatakan dengan , selisih (beda) antara dua suku berurutan diberi notasi b, dan
suku barisan ke n dilambangkan dengan Un. Dapat diketahui bahwa deret
aritmatika merupakan suatu barisan aritmatika yang suku sukunya dijumlahkan.
Apabila jumlah n suku barisan aritmatika yang berurutan dinyatakan sebagai
Barisan geometri adalah suatu barisan bilangan yang memiliki perbandingan
(ratio) antara dua buah suku terdekat berturut turut selalu tetap. Deret geometri
adalah jumlah suku suku dari barisan geometri yang berurutan, seperti pada
deret aritmatika, deret geometri juga dinyatakan dengan Sn. Jika suatu deret
21
DAFTAR PUSTAKA
Kasmina,dkk. 2006. Matematika Program Keahlian Teknologi, Kesehatan,
Pertanian, Untuk SMK dan MAK Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Sartono Wirodikromo. 2004. Matematika SMA kelas XII IPA. Jakarta: Erlangga
22