Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut lampiran Standar Isi (Permendiknas no. 22 tahun 2006) yang
termuat dalam Standar Kompetensi (SK) 6 pada jenjang SMP dan Standar
kompetensi (SK) 4 pada jenjang SMA , siswa dapat menggunakan konsep barisan dan
deret dalam pemecahan masalah. Termasuk ke dalam materi barisan dan deret adalah Barisan dan
Deret Aritmetika dan Barisan dan Deret Geometri. Perhitungan bunga bank,
penyusutan nilai barang, merupakan salah satu contoh penerapan dari barisan dan
deret dalam bidang ekonomi. Tidak ketinggalan pula dibahas tentang konsep awal
notasi sigma, barisan dan deret untuk mengingatkan kembali bahwa matematika
berkembang dari hal-hal sederhana yang kemudian berlanjut ke hal-hal yang lebih
kompleks.
Umumnya, tidak mempunyai banyak kesulitan dengan pembelajaran dan materi barisan dan
deret aritmetika maupun geometri. Walaupun demikian, masih ada bagian dari materi
ini yang sering ditanyakan. Bagian materi yang sering ditanyakan adalah pengembangan
dari konsep-konsep barisan dan deret baik aritmetika maupun geometri yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah barisan dan deret. Sedangkan untuk
materi notasi sigma, masalah yang sering ditanyakan adalah mengubah bentuk
penjumlahan ke bentuk notasi sigma dan penyelesaian soal-soal notasi sigma
dengan menggunakan sifat-sifat notasi sigma. Untuk mendapatkan bahan bacaan dan
bahan diskusi yang dapat menjadi alternatif bantuan untuk menyelesaikan masalah
yang ditanyakan di atas, perlu ditulis suatu makalah yang menyajikan alternatif
penyelesaian masalah-masalah itu dengan judul Barisan dan Deret.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan di atas, dapat
dirumuskan pembahasan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan barisan dan deret ?
2. Apa saja macam-macam barisan dan deret?
3. Bagaimana cara menentukan suku ke-n dan jumlah n suku pertama dari
1

beberapa deret khusus ?


4. Bagaimana menerapkan konsep deret aritmatika dan deret geometri dalam
memecahkan masalah ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian barisan dan deret, macam- macam barisan
dan deret, cara menentukan suku ke-n dan jumlah n suku pertama dari beberapa
deret khusus dan menerapkan konsep deret aritmatika dan deret geometri dalam
memecahkan masalah dalam ruang lingkup kapita selekta matematika.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Barisan dan Deret


1. Pola Bilangan
Pola bilangan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada
suatu perjamuan ketika belum ada tamu yang datang maka tuan rumah tidak
berjabat tangan. Jika satu tamu datang, maka terjadi 1 kali jabat tangan, jika
kemudian ada 1 tamu lagi yang datang maka terjadi 3 kali jabat tangan. Berikut
adalah pola bilangan yang dapat terbentuk.
Banyak orang

Banyak Jabat Tangan

0=0

0+1=1

0+1+2=3

....

.....

0 + 1 + 2 + ... + ( n 1 )

Contoh soal :
1. Ada 10 orang tamu + 1 tuan rumah, berapa banyak jabat tangan yang
mungkin terjadi ?
Jawab :
Banyak jabat tangan = 0 + 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10
= 55 kali jabat tangan.
2. Perhatikan deretan bilangan-bilangan berikut:
a. 1 2 3
b. 4 9 16
c. 31 40 21 30 16
Deretan bilangan di atas mempunyai pola tertentu. Dapatkah anda
menentukan bilangan yang belum diketahui sesuai dengan aturan yang
dipunyai?
Jawab :
3

Pada a : bilangan ke 4 adalah 4, sebab deretan bilangan nomor 1,


mempunyai aturan: bilangan ke 2 = 1 + 1 = 2,
bilangan ke 3 = bilangan ke 2 + 1 = 2 + 1 = 3.
Jadi, bilangan ke 4 = bilangan ke 3 + 1 = 3 + 1 = 4.
Pada b : bilangan ke 4 adalah 25, sebab deretan bilangan nomor 2,
mempunyai aturan : bilangan ke 1 = (1 + 1)2 = 2 2 = 4,
bilangan ke 2 = (2 + 1)2 = 3 2 = 9,
bilangan ke 3 = (3 + 1)2 = 4 2 = 16.
Jadi, bilangan ke 4 = (4 + 1)2 = 5 2 = 25.
Pada c : bilangan ke 6 adalah 25, sebab deretan bilangan nomor 3,
mempunyai aturan : bilangan ke 3 = bilangan pertama 10
= 31 10 = 21,
bilangan ke 4 = bilangan ke 2 10
= 40 10 = 30,
bilangan ke 5 = bilangan ke 3 5
= 21 5 = 16,.
Jadi, bilangan ke 6 = bilangan ke 4 5
= 30 5 = 25.
Aturan yang dimiliki oleh deretan bilangan di atas disebut pola bilangan
pada deretan itu. Pola sebuah deretan bilangan tidak tunggal. Sebagai contoh,pada
deretan bilangan nomor 2, bilangan ke n = (n + 1)2 dengan n = 1, 2, 3, 4.
Tidak semua pola bilangan dapat dirumuskan secara singkat dengan katakata yang langsung memperlihatkan pola yang dimaksud seperti kedua contoh
tadi. Misalnya, sungguh sulit kita merumuskan pola bilangan-bilangan 5, 7, 11,
17, 25 secara singkat dengan kata-kata. Oleh karenanya pola bilangan dapat
dirumuskan dengan cara-cara lain.
Misalnya: Bilangan-bilangan 1, 3, 6, 10, disebut bilangan-bilangan
segitiga, karena setiap kali dapat digambarkan dengan bulatan-bulatan yang
tersusun dalam pola segitiga.
Selain itu pola bilangan dapat juga dirumuskan dengan kalimat
matematika. Rumusan pola bilangan dengan kalimat matematika dapat ditentukan
4

setelah sekian banyak bilangan berpola sama ditata secara urut. Rumusan pola
bilangan dengan kalimat matematika adalah rumusan yang menyatakan hubungan
antara setiap bilangan dengan nomor urutnya.
2. Barisan bilangan
Barisan bilangan adalah susunan bilangan bilangan yang memiliki aturan
tertentu dan dipisahkan dengan koma (,).
Contoh soal :
a. 3, 5, 7, 9, 11,.... Barisan bilangan loncat 2
b. 11, 8, 5, 2, -1,... Barisan bilangan loncat -3
c. Tentukan tiga suku pertama pada barisan yang suku umumnya di
rumuskan dengan

Jawab :

Bentuk umum :
Perhatikan bilangan-bilangan yang disusun secara urut berikut ini:
Bilangan ganjil: 1, 3, 5, 7, 9,
Bilangan segitiga: 1, 3, 6, 10, 15,
Bilangan Fibonacci: 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13,
Bilangan ganjil, bilangan segitiga dan bilangan Fibonacci yang disusun
secara urut merupakan barisan bilangan. Jadi, barisan bilangan adalah sekumpulan
bilangan-bilangan dengan pola yang sama dan tertata secara urut.
Di setiap nomor urut terdapat satu bilangan yang unik. Oleh karena itu,
barisan bilangan sering pula disebut sebagai fungsi dengan daerah asal (domain)
himpunan bilangan asli yang anggota-anggotanya menyatakan nomor urut suku.
Setiap bilangan dalam sustu barisan bilangan disebut suku dan biasa
dilambangkan dengan Un (n menyatakan nomor urut suku).
5

3. Deret Bilangan
Jumlah suku-suku dari suatu barisan di sebut deret. Bentuk umumnya
adalah sebagai berikut.

Contoh :
Deret bilangan genap
Deret bilangan persegi panjang

: 2 + 4 + 6 + 8 + ....
: 2 + 6 + 12 + 20 +....

Deret bilangan kubik

....

Diketahui barisan bilangan 1, 4, 7, 10, 13, penjumlahan suku-suku barisan itu,


yaitu 1 + 4 + 7 + 10 + 13 +

disebut deret bilangan. Bila U1, U2, U3, U4, U5,

disebut barisan bilangan, maka U1 + U2 + U3 + U4 + U5 + disebut deret


bilangan. Nilai deret bilangan hingga n buah suku pertama biasa dilambangkan
dengan Sn.
4. Notasi penulisan deret
Perhatikan penjumlahan bilangan-bilangan berikut.
1. 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7
2. 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + 12
3. 1 + 3 + 5 + 7 + 9
Jumlah bilangan-bilangan dari deretan bilangan yang mempunyai pola
dapat dituliskan dengan notasi (dibaca: sigma).
Dibaca : jumlah bilangan dari mulai suku ke-i = m sampai ke-i = n
Perhatikan jumlah 6 bilangan ganjil pertama berikut,
1 + 3 + 5 + 7 + 9 + 11..
(1)
Pada bentuk (1) 1 disebut suku pertama, 3 disebut suku ke-2, 5 disebut suku ke-3
dan seterusnya. Perhatikan juga suku-suku bentuk (1) tersebut membentuk pola.
Suku ke-1 = 1 = 2.1 1
Suku ke-2 = 3 = 2.2 1
Suku ke-3 = 5 = 2.3 1
Suku ke-4 = 7 = 2.4 1
6

Suku ke-5 = 5 = 2.5 1


Suku ke-6 = 7 = 2.6 1
Secara umum suku ke-k pada (1) dapat dinyatakan dalam bentuk 2k 1
dengan k { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }.
Cara untuk menuliskan secara singkat bentuk jumlah (1) adalah dengan
tanda (dibaca sigma) yang disebut dengan notasi sigma. Notasi sigma berasal
dari huruf Yunani untuk abjad S dari perkataan sum yang berarti jumlah. Notasi
ini diperkenalkan pertama kali oleh Leonhard Euler pada tahun 1755 dalam buku
Institutiones Calculi Differentialis.
Dengan notasi sigma bentuk jumlahan (1) dapat ditulis :
6

1 3 5 7 9 11 (2k 1)
k 1

6 suku
(
2
k
1) dibaca Sigma 2k 1 di mana k =1 sampai 6
Bentuk
6

k 1

atau Jumlah 2k 1 untuk k = 1 sampai k = 6. Pada notasi sigma di atas 1 dan


6 masing-masing disebut batas bawah dan batas atas, lambang k dinamakan
indeks (ada pula yang menyebut k sebagai variable). Sembarang huruf kecil dapat
digunakan sebagai indeks.
n

Secara umum :

a
k 1

a1 a 2 a 3 ... a n1 a n

B. Macam macam Barisan dan Deret


1. Barisan dan Deret Aritmatika
a. Barisan Aritmatika
Barisan aritmatika adalah suatu barisan bilangan yang memiliki selisih dua
suku yang berurutan (beda) selalu tetap.
Jika suku pertama (U1) dinyatakan dengan , selisih (beda) antara dua suku
berurutan diberi notasi b, dan suku barisan ke n dilambangkan dengan Un, maka
bentuk umum barisan aritmatika adalah sebagai berikut:

Sehingga diperoleh bentuk umunya :


Keterangan :

Contoh :
1. Carilah rumus suku ke n dari baris 1, 3, 5, 7, 9, .
Jawab :
Diketahui : a = 1, dan b = 3 1 = 2
2. Hitung nilai suku ke 8 dari baris 2 ,5, 8,
Jawab :
Diketahui : a = 2, dan b = 5 2 = 3

Perhatikan penggaris ukuran 30 cm. Pada penggaris tersebut terdapat


bilangan berurutan 0, 1, 2, 3, 4, ..., 30. Setiap bilangan berurutan pada penggaris
ini mempunyai jarak yang sama yaitu 1 cm.
Jarak antar bilangan berurutan menunjukan selisih antar bilangan.
Bilangan bilangan berurutan seperti pada penggaris memiliki selisih yang sama
untuk setiap dua suku berurutannya sehingga membentuk suatu barisan bilangan.
Barisan bilangan seperti ini disebut barisan aritmatika dengan selisih setiap dua
suku berurutannya yang disebut beda.
Bentuk umum :

Pada barisan aritmatika berlaku :


Sehingga
Contoh :
1. Tentukan beda dari suku-suku di bawah ini :
a. 4, 7, 10, 13, ...
8

b. -10, -6, -2, 2, ....


Jawab :
a. Beda = 7 4 = 3
b. Beda = -6 (-10) = 4

Menentukan Suku ke-n Barisan Aritmatika


Bentuk umum :
Keterangan :

= Suku ke n

a = Suku pertama
b = Beda
n = Banyaknya suku
Contoh :
1. Tentukan suku pertama, beda, dan suku ke-10 dari barisan 4, 7, 10, 13, ... ?
Jawab :
a=4
b=74=3

Menentukan Suku Tengah Barisan Aritmatika ( Uk )


Barisan

untuk n ganjil. Maka dapat di rumuskan sebagai

berikut :

Contoh :
1. Di ketahui barisan aritmatika 3, 9, 15, 21, ...., 117. Tentukan suku tengahnya ?
Jawab :

= 60

Sisipan pada Barisan Aritmatika


Jika di antara 2 bilangan a dan Un di sisipkan bilangan a, ..., ..., ..., Un.
K bilangan
Maka setelah di sisipi k bilangan, banyaknya suku pada barisan ada (k + 2) = n
. Pada barisan baru berlaku :
Un = a + ( k + 2 1 )b
Un = a + ( k + 1 )b
Contoh :
1. Di antara bilangan 6 dan 24 di sisipkan 8 bilangan sehingga membentuk
barisan aritmatika. Tentukan bedanya ?
Jawab :
a=6
Un = 24
k=8
b=

b. Deret Aritmatika
Deret aritmatika adalah penjumlahan dari suku pada barisan aritmatika,
secara umum ditulis sebagai berikut:

Bentuk umum deret dinyatakan sebagai :


Jadi, deret aritmatika adalah suatu barisan aritmatika yang suku sukunya
dijumlahkan. Apabila jumlah n suku barisan aritmatika yang berurutan dinyatakan
sebagai

10

Jika penulisan suku suku dibalik , maka diperoleh :


Dengan menjumlahkan persamaan (1) dan (2) maka diperoleh :

Jadi, secara umum jumlah n suku pertama dari deret aritmatika dapat
dinyatakan dengan rumus berikut.

Atau

Keterangan :

Contoh :
1. Tentukan jumlah 10 suku dari deret aritmatika 11 + 16 + 21 +
Jawab :
a = U1 = 11
b = 16 11 = 5

Contoh :
1. Diketahui deret aritmatika 4 + 8 + 12 + 16 + ...
Hitung jumlah 25 suku pertama ?
Jawab :
Sn =
S25 =
S25 = 1300

11

2. Barisan Geometri dan Deret Geometri


a. Barisan Geometri
Barisan geometri adalah suatu barisan bilangan yang memiliki
perbandingan (ratio) antara dua buah suku terdekat berturut turut selalu tetap.
Secara umum ditulis
Nilai r diperoleh dari :

Dimana r (rasio antara dua suku yang berurutan) merupakan bilangan konstan.
Bentuk umum barisan geometri dengan suku pertama a dan rasio r adalah sebagai
berikut.

Contoh :
1. Diketahui barisan geometri 2, 4,8, 16,
Tentukan rumus suku ke n dan nilai suku ke 7 dari baris tersebut !
Jawab :
a = 2, dan r = 4/2 = 2

Misalkan suatu barisan bilangan adalah U1, U2, U3, U4, , Un-1, Un. Barisan
bilangan tersebut dikatakan barisan geometri, jika nilai perbandingan untuk setiap
suku ke n ( Un ) dengan suku sebelumnya ( Un-1) adalah tetap. Nilai
perbandingan itu disebut rasio ( r ), ditulis :

12

r=
Dimana r 0 atau r 1
Misalkan suku pertama sama dengan a, rasio sama dengan r, maka :
U1, U2,
U3, ...,
Un
a,
ar,
ar2 , ,arn 1
Dengan demikian, rumus suku ke n barisan geometri adalah :
Un = Geometri
arn-1
Rumus Suku Tengah Barisan
Suatu barisan geometri dengan n suku, n bilangan ganjil, maka suku
tengah ( Uk ) dinyatakan sebagai berikut :

Uk =
Contoh :
1. Di ketahui Barisan Geometri 2, 8, 32, ..., 8192. Tentukan suku tengahnya?
Jawab :
a=2
Un = 8192
Uk =
Uk =

Sisipan pada Barisan Geometri


Pada barisan geometri a, ..., ..., ..., Un, disisipkan k suku.
K suku
Pada barisan geometri baru banyaknya suku adalah ( k + 2 )
Jadi, Un = arn-1

Un = ar(k+2-1)
Un = ark+1

r=

13

Contoh :
1. Di antara bilangan

dan 64 disisipkan 7 bilangan, sehingga menjadi barisan

geometri. Tentukan rasio?


Jawab :
r=

r=

r=
r=

=2

b. Deret Geometri
Deret geometri adalah jumlah suku suku dari barisan geometri yang
berurutan, seperti pada deret aritmatika, deret geometri juga dinyatakan dengan Sn.

Jika persamaan (1) dikalikan dengan r, maka diperoleh :


Dengan mengurangkan (1) dan (2) diperoleh :

Sehingga , untuk r < 1, berlaku :

Untuk r > 1 berlaku :

Contoh :
1. Tentukan jumlah deret geometri berikut : 2 + (-10) + 50 + ... + (-6250)?

14

Jawab :
Sn

a r n 1
r 1

Sn

2 (5) 6 1
5 1

Sn

215624
6

S n 5208

Deret Geometri Tak Hingga


Jika suatu deret geometri, Sn = U1 + U2 + , Un-1 + Un dengan n mendekati
tak hingga, maka deret geometri tersebut dikatakan sebagai deret geometri tak
hingga dan di tulis dengan
S = U1 + U2 + , Un-1 +
a r n 1
Jika r 1, maka, S lim it
, karena.r
n
r 1
it
Jika r 1, maka S lim
n

a 1 rn
a

, karena r mendekati 0.
1 r
1 r

Sehingga, rumus jumlah deret geometri tak hingga untuk


S

r 1, r 0adalah :

a
1 r

Deret geometri tak hingga adalah deret geometri yang banyak suku
sukunya tak hingga. Deret geometri tak hingga terdiri dari 2 jenis , yaitu
konvergen dan dirvergen.
Jika -1 < r < 1, maka jumlah deret geometri tak hingga tersebut mempunyai limit
jumlah ( konvergen ).

Untuk
Sehingga

Dengan :

15

Jika

maka deret geometri tak terhingganya akan

divergen, yaitu jumlah suku- sukunya tidak terbatas atau tidak menuju suatu
bilangan tertentu, hal ini terjadi karena perbedaan nilai rasionya (r).
C. Suku ke-n dan Jumlah n Suku Pertama Beberapa Deret Khusus
1. Deret Bilangan Asli
Deret Bilangan Asli 1 + 2 + 3 + ... + ( n 1 ) + n
Suku ke n Un = n
Jumlah n suku pertama Sn = n ( n + 1 )
Contoh :
1. Diketahui deret bilangan asli 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + ...
Tentukan suku ke 1000 dan jumlah 50 suku pertama !
Jawab :
Un = n
U1000 = 1000
Sn = n ( n + 1 )
S50 = 50 ( 50 + 1 )
Sn = 1275
2. Deret Kuadrat n Bilangan Asli
Deret kuadrat bilangan asli 12 +22 + 32 + ... + ( n 1 )2 + n2
Suku ke n Un = n2
Jumlah n suku pertama Sn = n ( n + 1 )( 2n + 1 )
Contoh :
1.

Diketahui deret kuadrat bilangan asli 12 +22 + 32 + ... + n2


Tentukan suku ke 27 dan jumlah 10 suku pertama !
Jawab :
U n = n2
16

U27 = 272
U27 = 729
Sn = n ( n + 1 )( 2n + 1 )
S10 = 10 ( 10 + 1 )( 2.10 + 1 )
S10 = 385
3. Deret Kubik n Bilangan Asli
Deret kubik bilangan asli 13 +23 + 33 + ... + ( n 1 )3 + n3
Suku ke n Un = n3
Jumlah n suku pertama Sn =
Contoh :
1.

Diketahui deret kuadrat bilangan asli 13 +23 + 33 + ... + n3


Tentukan suku ke 15 dan jumlah 5 suku pertama !
Jawab :
U n = n3
U15 = 153
U15 = 3375
S5 =
S5 =

4. Deret n Bilangan Persegi Panjang


Deret bilangan persegi panjang 1 . 2 + 2 . 3 + 3 . 4 + ... + n ( n + 1 )
Suku ke n Un = n ( n + 1 )
Jumlah n suku pertama Sn = n ( n + 1 )( n + 2 )
Contoh :
1. Diketahui deret bilangan persegi panjang 1 . 2 + 2 . 3 + 3 . 4 + ...
17

Tentukan suku ke 6 dan jumlah 6 suku pertama !


Jawab :
Un = n ( n + 1 )
U6 = 6 ( 6 + 1 )
U6 = 42
Sn = n ( n + 1 )( n + 2 )
S6 = 6 ( 6 + 1 )( 6 + 2 )
S6 =
5. Deret Bilangan Balok
Deret bilangan balok 1 . 2 . 3 + 2 . 3 . 4 + 3 . 4 . 5 + ... + n ( n + 1 )( n + 2 )
Suku ke n Un = n ( n + 1 ) ( n + 2 )
Jumlah n suku pertama Sn = n ( n + 1 )( n + 2 )( n + 3 )
Contoh :
1. Diketahui deret bilangan balok 1 . 2 . 3 + 2 . 3 . 4 + 3 . 4 . 5 + ...
Tentukan suku ke 10 dan jumlah 15 suku pertama !
Jawab :
Un = n ( n + 1 ) ( n + 2 )
U10 = 10 ( 10 + 1 ) ( 10 + 2 )
U10 = 1320
Sn = n ( n + 1 )( n + 2 )( n + 3 )
S15 = 15 ( 15 + 1 )( 15 + 2 )( 15 + 3 )
S15 =
6. Deret Bilangan Segitiga

18

Deret bilangan segitiga 1 + 3 + 6 + ... + n( n + 1 )


Suku ke n Un = n( n + 1 )
Jumlah n suku pertama Sn = n ( n + 1 )( n + 2 )
Contoh :
1. Diketahui deret bilangan balok 1 + 3 + 6 + 10 + 15 + ...
Tentukan suku ke 10 dan jumlah 6 suku pertama !
Jawab :
Un = n( n + 1 )
U10 = 10( 10 + 1 )
U10 = 55
Sn = n ( n + 1 )( n + 2 )
S6 = 6 ( 6 + 1 )( 6 + 2 )
S6 =
D. Penerapan Konsep Deret Aritmatika dan Deret Geometri untuk
Memecahkan Masalah
Untuk menyelesaikan soal-soal cerita terlebih dahulu kita susun ke dalam
bentuk barisan bilangan, lalu kita lihat apakah barisan itu termasuk barisan
aritmatika atau geometri. Kemudian selesaikan dengan menggunakan rumus yang
sesuai. Untuk itu diingatkan lagi sifat-sifat deret aritmatika maupun geometri.
1. Deret aritmatika
Un = a + (n 1)b

19

2. Deret Geometri

Un = arn-1
untuk < 1 dan untuk > 1.
Contoh :
1. Dalam suatu gedung pertunjukan terdapat 30 kursi pada baris pertama dan
setiap baris berikutnya memuat empat kursi lebih banyak dari baris di
depannya. Bila dalam gedung itu terdapat sepuluh baris kursi. Tentukanlah
banyaknya kursi pada baris ke-10 !
Jawab:
Barisanya adalah 30, 34, 38, 42, adalah barisan aritmatika
U10 = a + (n 1)b
= 30 + (10 1)4 = 30 + 36 + = 66
Jadi, banyaknya kursi pada baris ke-10 adalah 66 kursi.
2. Mulai tahun 2000, Pak Arman mempunyai kebun tebu. Penghasilan kebun tebu
Pak Arman pada akhir tahun 2000 adalah Rp 6.000.000,-. Mulai tahun 2001,
Pak Arman memupuk kebun tebunya dengan pupuk kandang. Pak Arman
memperkirakan bahwa setiap akhir tahun, penghasilan kebun tebunya naik Rp
500.000,-. Berapa perkiraan penghasilan kebun tebu Pak Arman pada akhir
tahun 2005?
Jawab :
Misalkan:
a = penghasilan kebun tebu Pak Arman pada akhir tahun 2000.
b = perkiraan kenaikan penghasilan kebun tebu Pak Arman setiap akhir
tahun.
P2005 = perkiraan penghasilan kebun Pak Arman pada akhir tahu 2005.
Jadi, a = Rp 6.000.000,-, b = Rp 500.000,-, dan P2005 akan dicari.
Karena perkiraan kenaikan penghasilan kebun tebu Pak Arman setiap
akhir tahun adalah tetap, maka untuk menentukan penghasilan kebun Pak
Arman pada akhir tahun 2005, kita dapat menerapkan rumus unsur ke- n
dari barisan aritmatika dengan,

20

U1 = a = a = Rp 6.000.000,-, b = Rp 500.000,P2005 = U6 = a + 5b
= 6.000.000 + 5(500.000)
= 6.000.000 + 2.500.000
= 8.500.000,Jadi, perkiraan penghasilan kebun tebu Pak Arman pada akhir tahun 2005
adalah Rp 8.500.000,-.

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa barisan bilangan adalah susunan bilangan bilangan yang
memiliki aturan tertentu dan dipisahkan dengan koma (,). Jadi, barisan bilangan
dapat dikatakan sekumpulan bilangan-bilangan dengan pola yang sama dan tertata
secara urut. Jumlah suku-suku dari suatu barisan di sebut deret. Nilai deret
bilangan hingga n buah suku pertama biasa dilambangkan dengan Sn. Untuk
mempermudah dan menghemat tenaga jumlah dari bilangan-bilangan dari deretan
bilangan yang mempunyai pola dapat dituliskan dengan notasi (dibaca:sigma).
Barisan dan deret dibagi menjadi dua, yaitu barisan dan deret aritmatika
dan geometri. Barisan aritmatika adalah suatu barisan bilangan yang memiliki
selisih dua suku yang berurutan (beda) selalu tetap. Jika suku pertama (U1)
dinyatakan dengan , selisih (beda) antara dua suku berurutan diberi notasi b, dan
suku barisan ke n dilambangkan dengan Un. Dapat diketahui bahwa deret
aritmatika merupakan suatu barisan aritmatika yang suku sukunya dijumlahkan.
Apabila jumlah n suku barisan aritmatika yang berurutan dinyatakan sebagai
Barisan geometri adalah suatu barisan bilangan yang memiliki perbandingan
(ratio) antara dua buah suku terdekat berturut turut selalu tetap. Deret geometri
adalah jumlah suku suku dari barisan geometri yang berurutan, seperti pada
deret aritmatika, deret geometri juga dinyatakan dengan Sn. Jika suatu deret
21

geometri, Sn = U1 + U2 + , Un-1 + Un dengan n mendekati tak hingga, maka deret


geometri tersebut dikatakan sebagai deret geometri tak hingga. Untuk
menyelesaikan soal-soal cerita terlebih dahulu kita susun ke dalam bentuk barisan
bilangan, lalu kita lihat apakah barisan itu termasuk barisan aritmatika atau
geometri

DAFTAR PUSTAKA
Kasmina,dkk. 2006. Matematika Program Keahlian Teknologi, Kesehatan,
Pertanian, Untuk SMK dan MAK Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Sartono Wirodikromo. 2004. Matematika SMA kelas XII IPA. Jakarta: Erlangga

22

Anda mungkin juga menyukai