Anda di halaman 1dari 6

5.

Perpangkatan Bentuk Aljabar


Seperti yang telah diketahui, definisi bilangan berpangkat adalah:
𝑎𝑛 = ⏟
𝑎 𝑥 𝑎 𝑥 𝑎 𝑥…𝑥 𝑎
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛 𝑘𝑎𝑙𝑖

dengan a = bilangan riil dan n = bilangan asli.


Definisi bilangan berpangkat berlaku juga pada bentuk aljabar.
Contoh:
(4𝑥 2 𝑦)3 = (4𝑥 2 𝑦) × (4𝑥 2 𝑦) × (4𝑥 2 𝑦) = (4 × 4 × 4) × (𝑥 2 × 𝑥 2 × 𝑥 2 ) × (𝑦 × 𝑦 × 𝑦)
= 12 𝑥 6 𝑦 3
6. Pemfaktoran Bentuk Aljabar
Definisi faktor dalam bilangan adalah bilangan pembagi habis suatu bilangan tertentu. Definisi
analog faktor untuk bentuka aljabar adalah bentuk aljabar pembagi habis suatu bentuk aljabar
tertentu. Operasi pemfaktoran bentuk aljabar dapat dijelaskan dalam suatu bentuk-bentuk
aljabar tertentu yaitu:
1). Pemfaktoran dengan Sifat Distributif
Secara umum suatu bentuk aljabar (ax + by) dapat difaktorkan menjadi a(x + y), yang mana
a dan (x + y) adalah faktor-faktor dari (ax + by) dan a adalah faktor persekutuan dari (ax +
by).
Contoh:
2𝑥 − 8𝑥 2 𝑦 dapat difaktorkan menjadi 2x(1 – 4xy), selanjutnya 2x dan (1 − 4𝑥𝑦) adalah
faktor-faktornya.
2). Selisih Dua Kuadrat
Dalam bilangan telah diketahui bahwa selisih dua bilangan kuadrat a dan b yaitu (𝑎2 − 𝑏 2 )
dapat dinyatakan sebagai (𝑎2 − 𝑏 2 ) = (𝑎 + 𝑏)(𝑎 − 𝑏), artinya faktor-faktor dari
(𝑎2 − 𝑏 2 ) adalah (𝑎 + 𝑏) dan (𝑎 − 𝑏). Hal yang sama berlaku juga untuk bentuk aljabar.
Contoh:
25𝑥 2 − 𝑦 2 = (5𝑥 + 𝑦)(5𝑥 − 𝑦), artinya (25𝑥 2 − 𝑦 2 ) dapat difaktorkan menjadi
(5𝑥 + 𝑦)(5𝑥 − 𝑦). Selanjutnya (5𝑥 + 𝑦) dan (5𝑥 − 𝑦) adalah faktor-faktor dari
(25𝑥 2 − 𝑦 2 )
3). Pemfaktoran Bentuk Kuadrat
Bentuk kuadrat 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎 = 1 dapat difaktorkan dengan cara menentukan
dua bilangan yang merupakan faktor dari c dan apabila kedua bilangan tersebut dijumlahkan
hasilnya sama dengan b. Perhatikan penjelasan di bawah.
(𝑥 + 𝑝)(𝑥 + 𝑞) = 𝑥 2 + 𝑞𝑥 + 𝑝𝑥 + 𝑝𝑞 = 𝑥 2 + (𝑝 + 𝑞)𝑥 + 𝑝𝑞
Jadi bentuk aljabar 𝑥 2 + (𝑝 + 𝑞)𝑥 + 𝑝𝑞 dapat difaktorkan menjadi (𝑥 + 𝑝)(𝑥 + 𝑞).
Misalkan 𝑥 2 + (𝑝 + 𝑞)𝑥 + 𝑝𝑞 = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 sehingga a = 1, b = (p+q), dan c = pq.
4. Sifat-sifat Dasar Aljabar
Sifat-sifat dasar aljabar terkait dengan sifat-sifat operasi bentuk aljabar yang biasanya digunakan untuk
menyederhankan bentuk aljabar. Sifat-sifat operasi yang berlaku pada bilangan berlaku juga pada
bentuk aljabar. Beberapa sifat-sifat dasar operasi bentuk aljabar diuraikan di bawah ini.
1. Penjumlahan Bentuk Aljabar.
1). Tertutup
Sifat tertutup pada penjumlahan dua bentuk aljabar artinya hasil penjumlahan dua bentuk
aljabar maka hasilnya merupakan bentuk aljabar.
Contoh:
(3𝑥 − 4𝑦) + (5𝑥 + 6𝑦) = (8𝑥 + 2𝑦)
2). Komutatif (Pertukaran)
Jika a bentuk aljabar dan b bentuk aljabar maka berlaku sifat:
(a+b) = (b+a)
Contoh:
3x+4y = 4y+3x
3). Asosiatif (Pengelompokan)
Jika a, b, dan c masing-masing adalah bentuk aljabar maka berlaku sifat:
(a+b)+c = a+(b+c).
Contoh:
((2x-3y)+(4x+5y))+(3x+3y) = (2x-3y)+((4x+5y)+(3x+3y))
4). Identitas
Jika a bentuk aljabar maka berlaku sifat:
a+0 = 0+a = a.
0 (nol) disebut unsur identitas.
Contoh:
(2x-4y) + 0 = 0 + (2x-4y) = (2x-4y)
5). Invers
Jika a bentuk aljabar maka berlaku sifat:
a+(-a) = 0, -a disebut invers atau lawan dari a
Contoh:
(2x+3y)+(-(2x+3y)) = 0
6). Ketertambahan
Jika a, b, dan c masing-masing bentuk aljabar dan a = b maka berlaku a+c = b+c
Contoh:
8x = (5+3)x maka berlaku 8x + (4x +4y) = (5+3)x + (4x+4y)
7). Kanselasi
Jika a, b, dan c masing-masing adalah bentuk aljabar dan a+c = b+c maka berlaku a = b.
Contoh:
8x + (4x + 4y) = (5+3)x + (4x + 4y) maka berlaku 8x = (5+3)x.
2. Pengurangan Bentuk Aljabar.
Selidiki apakah sifat-sifat operasi penjumlahan berlaku pada operasi pengurangan bentuk aljabar?
3. Perkalian Bentuk Aljabar
Sifat-sifat yang berlaku pada operasi perkalian bentuk aljabar diantaranya:
1). Tertutup
Sifat tertutup pada perkalian dua bentuk aljabar artinya hasilkali dua bentuk aljabar adalah
merupakan bentuk aljabar.
Contoh:
(3𝑥 − 4𝑦) × 5𝑥 = (15𝑥 − 20𝑦)
2). Komutatif (Pertukaran)
Jika a bentuk aljabar dan b bentuk aljabar maka berlaku sifat:
(a×b) = (b×a)
Contoh:
3x×4y = 4y×3x
3). Asosiatif (Pengelompokan)
Jika a, b, dan c masing-masing adalah bentuk aljabar maka berlaku sifat:
(a x b) x c = a x (b x c).
Contoh:
((2x-3y)×(4x+5y))×(3x+3y) = (2x-3y)×((4x+5y)×(3x+3y))
4). Distributif terhadap Penjumlahan (Penyebaran)
Jika a, b, dan c masing-masing adalah bentuk aljabar maka berlaku sifat:
a x (b + c) = (a x b) + (a x c)
Contoh:
5y x (4x + 2) = 20xy + 10y
5). Identitas
Jika a bentuk aljabar maka berlaku sifat:
a x 0 = 0 x a = a.
0 (nol) disebut unsur identitas.
Contoh:
(2x-4y) x 0 = 0 x (2x-4y) = (2x-4y)
6). Invers
Jika a bentuk aljabar maka berlaku sifat:
1 1
𝑎 × (𝑎) = 0, 𝑎 disebut kebalikan dari a

Contoh:
1
(2𝑥 + 3𝑦) × ( ) =0
2𝑥+3𝑦

7). Ketergandaan
Jika a, b, dan c masing-masing bentuk aljabar dan a = b maka berlaku a x c = b x c
Contoh:
8x = (5+3)x maka berlaku 8x × (4x +4y) = (5+3)x × (4x+4y)
8). Kanselasi
Jika a, b, dan c masing-masing adalah bentuk aljabar dan a x c = b x c maka berlaku a = b.
Contoh:
8x × (4x + 4y) = (5+3)x × (4x + 4y) maka berlaku 8x = (5+3)x.
4. Pembagian Bentuk Aljabar.
Selidiki apakah sifat-sifat operasi perkalian berlaku pada operasi pembagian bentuk aljabar?
5. Aplikasi Bentuk Aljabar
Aplikasi bentuk aljabar dapat ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari. Banyak contoh fenomena
yang menggambarkan suatu bentuk aljabar, sebagai contoh:
Keluarga Pak Ahmad memiliki sebuah Mushola berukuran panjangnya adalah 3m dan lebarnya
adalah 4 m. Di dalam Mushola Pak Ahmad tersebut terdapat sebuah lemari kecil yang berisi 11 Al-
Qur’an dan 20 Juz Amma yang ditata rapi dan di atas meja terdapat 10 Mukena dan 10 Sajadah
yang dilipat dengan rapi juga. Berdasarkan fenomena tersebut dapat dibuat bentuk-bentuk aljabar
sebagai berikut:
Misalkan p = Panjang Mushola, l = Lebar Mushola, q = Al-Qur’an, j = Juz Amma, m = Mukena,
dan s = Sajadah maka bentuk-bentuk aljabar yang bisa dibuat adalah (3p x 3l), (11q + 20j), (10m +
10s), dan (11q + 20j) + (10m + 10s), dan masih banyak lagi bentuk aljabar lain yang bisa dibuat.
KALIMAT MATEMATIKA

Dalam pelajaran matematika pengertian kalimat matematika dibedakan dengan kalimat-


kalimat biasa dalam bahasa sehari-hari. Dalam kalimat biasa sering dipilih kata-kata yang pantas,
yang indah, kiasan, atau ungkapan yang kabur, dan kadang-kadang dipakai kata-kata yang
bermakna ganda. Sebaliknya dalam kalimat matematika tidaklah demikian, tetapi kalimatnya
haruslah lengkap, tidak kabur dan jelas.

1. Kalimat Matematika Tertutup


Dalam pelajaran matematika , kalimat matematika dibedakan menjadi dua, yaitu kalimat
matematika tertutup dan kalimat matematika terbuka. Kalimat matematika tertutup atau kalimat
tertutup disebut kalimat pernyataan atau disingkat pernyataan. Pernyataan adalah kalimat yang
mempunyai nilai kebenaran, yaitu kalimat yang hanya benar saja atau salah saja, tidak dua-
duanya pada saat yang sama, artinya tidak sekaligus benar dan salah. Beberapa contoh di bawah
dapat menjelaskan dengan lebih jelas untuk suatu pernyataan.

Contoh 1 (Pernyataan yang benar)


a. Jumlah 5 dan 7 adalah 12.
b. Dalam setahun terdapat 12 bulan.
c. Jika x = 2, maka 3x = 6.

Contoh 2 (Pernyataan yang salah)


a. Sebuah kubus mempunyai 8 buah bidang sisi.
b. x – y = y – x, x ≠ yc.
c. Sungai Musi terdapat di Kalimantan

Contoh 3 (Bukan pernyataan)


a. Tutuplah pintu itu
b. Mudah-mudahan lulus ujian
c. Tiada yang tetap kecuali perubahan
2. Kalimat Matematika Terbuka
Perhatikan kalimat; “x adalah pembagi dari 12”. Kita belum dapat menyatakan apakah
kalimat ini benar atau salah. Setelah “x” diganti dengan lambang bilangan asli, barulah kita dapat
menentukan benar atau salahnya kalimat itu. Jika lambang “x” diganti dengan lambang “4”, maka
kalimat itu menjadi benar. Sedangkan jika “x” diganti dengan lambang “5” akan menjadi salah.
Kalimat seperti “x adalah pembagi dari 12”adalah kalimat matematika terbuka atau kalimat
terbuka, yaitu kalimat yang belum mempunyai nilai kebenaran artinya belum tentu benar dan
salahnya. Beberapa contoh berikut adalah merupakan kalimat terbuka.
Contoh:
a. x + 2 = 9
b. x adalah pembagi dari 12
c. y anggota bilangan genap

Anda mungkin juga menyukai