Anda di halaman 1dari 17

Modul Ajar

Matematika Sekolah dan Pembelajaran

KELOMPOK 2
Riski Auliyah Akib
(220101501025)
Ahmad Gania Ilyas
(220101501029)
Dwi Ariesta
(220101502029)
Modul Ajar
Topik Pembelajaran : Bentuk Aljabar
Fase : D/7
Jumlah Jam Pelajaran : 1 Pertemuan/120 Menit

Model Belajar
Model Pembelajaran Langsung
Diskusi/Kelompok

Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik dapat menuliskan bentuk aljabar


2. Peserta didik dapat mengidentifikasi unsur-unsur
bentuk aljabar yang meliputi variabel, koefisien, suku,
dan konstanta
3. Peserta didik dapat mengetahui banyaknya suku dari
bentuk aljabar
4. Peserta didik dapat membedakan suku sejenis dan
tidak sejenis

Metode Pembelajaran Asesmen


Diskusi
Tanya Jawab Asesmen individu
Penugasan Asesmen kelompok
Presentasi
Bentuk Aljabar
Kompetensi Pencapaian
1. Menjelaskan bentuk aljabar dan unsur-unsurnya menggunakan masalah
kontekstual
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bentuk aljabar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mengenal bentuk aljabar
2. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk aljabar
3. Menyajikan permasalahan nyata dalam bentuk aljabar
4. Menyelesaikan bentuk aljabar dalam masalah nyata

1. Pengertian Bentuk Aljabar dan Unsur Unsurnya


Bentuk aljabar adalah suatu bentuk matematika yang dalam
penyajiannyamemuat huruf-huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui
nilainya.Dalam suatu bentuk aljabar terdapat unsur-unsur aljabar yang meliputi
variabel,koefisien, konstanta, suku (suku sejenis dan suku tidak sejenis)
a.Variabel
Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahuinilainya
dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanyadilambangkan
dengan huruf kecil a,b,c, ..., z
Contoh:
Variabel dari 7 x – y – 8 adalah x dan y

b. Koefisien
Koefisien adalah bilangan yang terletak didepan variabel.
Contoh:
5xy + 3x , 5 adalah koefisien dari xy dan 3 adalah koefiseien dari x

c. Konstanta
Konstanta adalah nilai tetap dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan
tidak memuat variabel.
Contoh:
Konstanta 2x+ 3xy+ 7x – y– 8 adalah – 8.
d. Suku
Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk
aljabar yang dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.
Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah
atau selisih dan biasa disebut monomial. Contoh: 3x, 4a2, –2ab.
Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah
atau selisih dan biasa disebut binomial. Contoh: a2+2, x+2y, 3x2 – 5x.
Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi
jumlah atau selisih dan biasa disebut trinomial. Contoh: 3x2+4x–5, 2x+2y-xy.
Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku banyak atau
polinom.

e. Suku Sejenis dan Suku Tak Sejenis


Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari
masing-masing variabel yang sama. Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan 4y.
Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-
masing variabel yang tidak sama. Contoh: 2x dan –3x2, –y dan –x3, 5x dan –2y.

2. Operasi Bentuk Aljabar


a. Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Aljabar
Untuk menentukan hasil penjumlahan maupun hasil pengurangan pada bentuk
aljabar, perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Suku-suku yang sejenis.
2) Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan dan pengurangan, yaitu:
a) 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐 = 𝑎(𝑏 + 𝑐) atau 𝑎(𝑏 + 𝑐) = 𝑎𝑏 + 𝑎𝑐
b) 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐 = 𝑎(𝑏 − 𝑐) atau 𝑎(𝑏 − 𝑐) = 𝑎𝑏 − 𝑎𝑐
3) Hasil perkalian dua bilangan bulat, yaitu:
Hasil perkalian dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat positif.
Hasil perkalian dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat positi.
Hasil perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif adalah
bilangan bulat negatif.

Dengan menggunakan ketentuan-ketentuan di atas, maka hasil penjumlahan


maupun hasil pengurangan pada bentuk aljabar dapat dinyatakan dalam bentuk
yang lebih sederhana dengan memperhatikan sukusuku yang sejenis.
CONTOH:
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar berikut.
a. –4ax + 7ax
b. 2𝑥2 (– 3x + 2) + (4𝑥2 – 5x + 1)
c. (3𝑥2 + 5) – (4𝑥2 – 3a + 2)
Jawab:
a. –4ax + 7ax = (–4 + 7) ax = 3ax
b. (2𝑥2 – 3x + 2) + (4𝑥2 – 5x + 1)
= 2𝑥2 – 3x + 2 + 4𝑥2 – 5x + 1
= 2𝑥2 +4𝑥2 – 3x – 5x + 2 + 1
= (2 + 4) 𝑥2 + (–3 – 5) x + (2 + 1) (kelompokkan suku-suku sejenis)
= 6𝑥2 – 8x + 3
c. (3𝑥2 + 5) – (4𝑥2 – 3a + 2)
= 3𝑥2 + 5 – 4𝑥2 + 3a – 2
= 3𝑥2 – 4𝑥2 + 3a + 5 – 2
= (3 – 4) 𝑎2 + 3a + (5 – 2) (kelompokkan suku-suku sejenis)
= –𝑎2 + 3a + 3

b. Perkalian Bentuk Aljabar


Perlu kalian ingat kembali bahwa pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat
distributif perkalian terhadap penjumlahan, yaitu: a × (b + c) = (a × b) + (a × c) dan
sifat distributif perkalian terhadap pengurangan, yaitu a × (b – c) = (a × b) – (a × c),
untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c. Sifat ini juga berlaku pada perkalian bentuk
aljabar.
1)Perkalian antara konstanta dengan bentuk aljabar
Perkalian suatu bilangan konstanta k dengan bentuk aljabar suku satu dan suku
dua dinyatakan sebagai berikut.
k (ax) = kax k (ax + b) = kax + kb CONTOH:
Tentukan hasil perkalian bentuk aljabar berikut.
a.4(p + q)
b.5(ax + by)
c.3(x – 2) + 6(7x + 1)
d.–8(2x – y + 3z)
Jawab:
a.4(p + q) = 4p + 4q
b.5(ax + by) = 5ax + 5by
c.3(x – 2) + 6(7x + 1) = 3x – 6 + 42x + 6
= (3 + 42)x – 6 + 6
= 45x
d.–8(2x – y + 3z) = –16x + 8y – 24z
2) Perkalian antara dua bentuk aljabar
Sebagaimana perkalian suatu konstanta dengan bentuk aljabar, untuk
menentukan hasil kali antara dua bentuk aljabar kita dapat memanfaatkan sifat
distributif perkalian terhadap penjumlahan dan sifat distributif perkalian
terhadap pengurangan. Selain dengan cara tersebut, untuk menentukan hasil kali
antara dua bentuk aljabar, dapat menggunakan cara sebagai berikut. Perhatikan
perkalian antara bentuk aljabar suku dua dengan suku dua berikut.
(ax + b) (cx + d) = ax × cx + ax × d + b × cx + b × d
= 𝑎𝑐𝑥2 + (ad + bc) x + bd
Selain dengan cara skema seperti di atas, untuk mengalikan bentuk aljabar suku
dua dengan suku dua dapat digunakan sifat distributif seperti uraian berikut.
(𝑎𝑥 + 𝑏)(𝑐𝑥 + 𝑑) = 𝑎𝑥(𝑐𝑥 + 𝑑) + 𝑏(𝑐𝑥 + 𝑑)
= 𝑎𝑥 × 𝑐𝑥 + 𝑎𝑥 × 𝑑 + 𝑏 × 𝑐𝑥 + 𝑏 × 𝑑
= 𝑎𝑐𝑥2 + 𝑎𝑑𝑥 + 𝑏𝑐𝑥 + 𝑏𝑑
= 𝑎𝑐𝑥2 + (𝑎𝑑 + 𝑏𝑐) 𝑥 + 𝑏𝑑

CONTOH:
Tentukan hasil perkalian bentuk aljabar berikut.
a. (2x + 3) (3x – 2)
b. (–4a + b) (4a + 2b)
c. (2x – 1) (x2 – 2x + 4)
Jawab:
a. Cara (1) dengan sifat distributif.
(2x + 3) (3x – 2) = 2x(3x – 2) + 3(3x – 2)
= 6x2 – 4x + 9x – 6
= 6x2 + 5x – 6
Cara (2) dengan skema.
(2x + 3) (3x – 2)
= 2x × 3x + 2x × (–2) + 3 × 3x + 3 × (–2)
= 6𝑥2 – 4x + 9x – 6
= 6𝑥2 + 5x – 6
b. Cara (1) dengan sifat distributif.
(–4a + b) (4a + 2b)
= –4a(4a + 2b) + b(4a + 2b)
= – 16𝑎2– 8ab + 4ab + 2𝑏2
= –16𝑎2– 4ab + 2𝑏2
Cara (2) dengan skema.
(–4a + b) (4a + 2b)
= (–4a) × 4a + (–4a) × 2b + b × 4a + b × 2b
= –16𝑎2 – 8ab + 4ab + 2𝑏2
= –16𝑎2 – 4ab + 2𝑏2
c. Cara (1) dengan sifat distributif.
(2x – 1) (x2 – 2x + 4)
= 2x (𝑥2 – 2x + 4) – 1(𝑥2 – 2x + 4)
= 2𝑥3 – 4𝑥2 + 8x – 𝑥2 + 2x – 4
= 2𝑥3 – 4𝑥2 – 𝑥2 + 8x + 2x – 4
= 2𝑥3 – 5𝑥2 + 10x – 4

Cara (2) dengan skema.


(2x – 1) (𝑥2 – 2x + 4)
= 2x × 𝑥2+2x×(–2x) + 2x × 4 +(–1)× 𝑥2 + (– 1) × (–2x) + (–1) ∙ 4
= 2𝑥3 – 4𝑥2 + 8x – 𝑥2 + 2x – 4
= 2𝑥3 – 4𝑥2 – 𝑥2 + 8x + 2x – 4
= 2𝑥3 – 5𝑥2 + 10x – 4

c. Pembagian Bentuk Aljabar


Hasil bagi dua bentuk aljabar dapat kalian peroleh dengan menentukan terlebih
dahulu faktor sekutu masing-masing bentuk aljabar tersebut, kemudian melakukan
pembagian pada pembilang dan penyebutnya.
CONTOH :
3. Penggunaan Aljabar dalam menyelesaikan masalah
Dalam perhitungan sehari-hari sering dijumpai persoalan yang pemecahannya
menggunakan matematika. Mula-mula soal itu diterjemahkan ke dalam model
matematika lalu dirumuskan menjadi benuk aljabar ataupun persamaan
matematika sehingga mudah diselesaikan.

Contoh 9 :
Diketahui usia ayah empat kali usia anaknya. Lima tahun kemudian, usia ayah
tiga kali usia anaknya. Tentukan masing-masing umur ayah dan anaknya.
Jawab :
Misalkan: umur ayah = x;
umur anak = y
sehingga diperoleh persamaan
x = 4y ..................................... (i)
x + 5 = 3(y + 5) ...................... (ii)
Substitusi persamaan (i) ke persamaan (ii), diperoleh
x + 5 = 3(y + 5)
œ 4y + 5 = 3(y + 5)
œ 4y + 5 = 3y + 15
œ 4y – 3y = 15 – 5
y = 10
Untuk y = 10, maka x = 4y
x = 4 10
x = 40
Jadi, umur ayah 40 tahun, sedangkan umur anaknya 10 tahun.
Latihan
1. Tentukan koefisien dari a.
a. 2a c. 4a + 1
b. –a d. 7 + 6a + a2

2. Nyatakan soal berikut ini ke dalam bentuk penjumlahan!


a. 3a c. 2c3
b. 4z d. 9r

3. Nyatakan soal berikut ini ke dalam bentuk perkalian !


a. 8x2 c. a2b2c3
b. – 2x3 d. ( x + y )3

4. Diketahui bentuk aljabar 6x + 3y – 12.


a. Manakah suku pertama ? tuliskan koefisien dari x.
b. Manakah suku kedua? Tuliskan koefisien dari y.
c. Manakah konstanta ?

5. Sebutkan suku-suku sejenis dari bentuk-bentuk aljabar berikut ini.


a. 5p2 + 7q + 3p + 4q + 9 b. 6a3 – 4a2 + 7a – 2a3 + 6a – 7

6.Gunakan sifat distributif untuk menyatakan bentuk aljabar berikut ini


sebagau jumlah atau selisih.
a.3(x+ y) = ...
b.- (y – z) = ...

7.Jumlahkan !
a.10a + 3a b. -2x2+ 5x2 - 7x2

8Tulislah dalam bentuk yang paling sederhana.


a.2 4p b. 5pqr 6pr2

9.Sederhanakan bentuk-bentuk berikut ini.


a.(x + 5) ( x – 5) b. (5a + 5) (7b – 7)

10.Bila A = x – 2, B = -2x + 1, dan C = 3x + 4, tentukanlah:


a.A + B – C c. A C
Daftar Pustaka
Modul Ajar
Topik Pembelajaran : Rasio
Fase : D/7
Jumlah Jam Pelajaran : 1 Pertemuan/120 Menit

Model Belajar
Model Pembelajaran Langsung
Diskusi/Kelompok

Tujuan Pembelajaran
1. Membedakan masalah yang berkaitan dengan
perbandingan (rasio) dan yang bukan
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
perbandingan (rasio)

Metode Pembelajaran Asesmen


Diskusi
Asesmen individu
Tanya Jawab
Asesmen kelompok
Penugasan
Presentasi
Kompetensi Pencapaian
Rasio
1. Menjelaskan bentuk aljabar dan unsur-unsurnya menggunakan masalah
kontekstual
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bentuk aljabar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mengenal bentuk aljabar
2. Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk aljabar
3. Menyajikan permasalahan nyata dalam bentuk aljabar
4. Menyelesaikan bentuk aljabar dalam masalah nyata

1. Pengertian Rasio
Rasio adalah perbandingan antara dua atau lebih kuantitas atau angka. Ini membantu
kita memahami bagaimana suatu hal berhubungan dengan yang lain dalam bentuk
perbandingan. Rasio sering ditulis sebagai pecahan b a atau dengan notasi rasio “a:b”,
dimana a dan b adalah angka angka yang dibandingkan.
Misalnya :
Ali mempunya 9 buah buku, sedangkan Lia mempunyai 6 buah buku
Perhatikan pertanyan berikut ini
a) Berapa banyak buku Ali?
b) Berapa banyak buku Lia?
Kalau ditulis dalam bentuk tabel adalah sebagai berikut.

Banyak Buku Ali Banyak Buku Lia


9 Buku 6 Buku
Kita katakan bahwa rasio antara banyak buku Ali dan banyak buku Lia
adalah 9 banding 6, atau dapat ditulis 9:6.
a. Memahami dan Menentukan Perbandingan Dua Besaran
Contoh :
Ita dan Doni adalah teman sekelas. Rumah Ita berjarak sekitar 500 meter dari sekolah.
Rumah Doni berjarak sekitar 1,5 km dari sekolah. Berapakah perbandingan jarak
rumah Ita dan Doni dari sekolah?
Alternatif Penyelesaian : Jarak rumah Ita dari sekolah sekitar 500 meter. Jarak rumah
Doni dari sekolah 1,5 km. Perbandingan jarak rumah Ita terhadap jarak rumah Doni dari
sekolah adalah 500 : 1.500 = 1 : 3, atau 1/3
Perbandingan jarak rumah Doni terhadap jarak rumah Ita dari sekolah adalah 1.500 :
500 = 3 : 1, atau 3/1, atau jarak rumah Doni dari sekolah tiga kali jarak rumah Ita dari
sekolah
b. Menentukan Perbandingan Dua Besaran dengan Satuan yang Berbeda
Contoh :
Seorang guru kelas IX di SMP swasta menerima gaji sebesar Rp36.000.000,00per
tahun. Saat ini, kalender sekolah terdapat 180 hari fakultatif dalam setahun. Jika
tahun depan sekolah menambah waktu bagi guru kelas IX menjadi 220 hari,
berapakah pendapatan guru tersebut dalam sehari jika gaji yang diterimanya
berdasarkan banyak hari dalam kalender
sekolah?
Alternatif Penyelesaian :
Menentukan gaji yang diterima guru per hari sebelum sekolah menambah waktu
tambahan:
36.000.000/180 = 200.000/1 = 200.000
Gaji yang diterima guru adalah Rp200.000,00/hari
Kalikan gaji yang diterima per hari dengan banyak hari yang direncanakan sekolah
tahun depan.
200.000/1 x 220 = 200.000 x 220 = 44.000.000
Jadi, pendapatan guru dalam setahun (kalender sekolah) adalah Rp44.000.000
c. Memahami dan Menyelesaikan Masalah yang Terkait dengan
Perbandingan Senilai
Contoh :
Resep Kue Ubi jalar adalah salah satu jenis umbi-umbian yang bisa menggantikan
tepung terigu. Untuk membuat keik ubi jalar, perbandingan berat tepung terigu dan ubi
jalar kukus adalah 1 : 2. Jika kalian ingin membuat keik ubi jalar dengan 500 gram ubi
jalar, berapakah tepung terigu yang kalian butuhkan?
Alternatif Penyelesaian :
Masalah di atas dapat diselesaikan dengan berbagai cara. Kalian akan mempelajari
cara khusus membuat perbandingan untuk masalah yang diberikan dan mencari nilai
yang ditanyakan.
Cara yang baku untuk menyelesaikan masalah adalah membentuk dua perbandingan
(rasio) untuk menyatakan informasi yang diketahui dalam soal. Dua rasio yang sama ini
membentuk suatu perbandingan senilai atau proporsi. Jadi, perbandingan senilai
adalah suatu pernyataan yang menyatakan bahwa dua rasio adalah sama. Misalnya,
dalam masalah resep kue, kalian mendapatkan informasi yang cukup untuk menulis
suatu rasio. Kemudian tulis suatu proporsi untuk menentukan kuantitas yang dicari.
Terdapat empat cara untuk menulis proporsi.
Perbandingan Kue Resep Ubi Jalar
2. Skala
Skala adalah perbandingan antara jarak pada gambar dan jarak
sebenarnya. Secara umum, skala 1:p artinya setiap jarak 1cm pada
gambar mewakili p cm jarak sebenarnya. Skala biasanya dituliskan pada
bagian bawah peta, denah, dan gambar berskala lainnya. Skala dapat
dirumuskan sebagai berikut

Contoh :

Peta provinsi kalimantan timur

Sekarang kamu perhatikan peta propinsi Kalimantan Timur tadi. Berapakah jarak antara
kota Samarinda dan Balikpapan ? Jawab :
Pada peta, ukurlah dengan menggunakan penggaris, jarak antara kota Balikpapan dan
Samarinda.
Jarak dalam peta = 2,5 cm
Skala 1 : 6.000.000, itu artinya 1 cm di peta mewakili 6.000.000 cm pada keadaan aslinya.
Jarak sebenarnya = 2,5 x 6.000.000 = 15.000.000
Jadi jarak Balikpapan dengan Samarinda adalah
15.000.000 cm = 150 km (ingat 1 km = 100.000 cm )
Latihan
1. levi mempunyai 2 buah jeruk, 4 buah apel, 4 buah tomat dan 2
buah pisang. Rasio banyaknya jeruk dan banyaknya apel
adalah 2 : 4. Tulis rasio antara banyaknya suatujenis buah
dengan banyaknya jenis buah lain!
2. Harga sebatang pensil Rp1.000,00. Harga sebuah pulpen
Rp1.500,00. Berapa rasio harga sebatang pensil dengan
sebuah pulpen? Berapakah rasio harga 5 batangpensil
dengan 5 buah pulpen?
3. Buku Matematika tebalnya 124 halaman. Buku Bahasa
Indonesia tebalnya 96 halaman. Berapakah rasio tebal
sebuah buku Matematika dengan tebal sebuah buku Bahasa
Indonesia? Dapatkah kamu menyederhanakannya?
Berapakah rasio tebal 7 buah buku Matematika dengan 7
buah buku Bahasa Indonesia?
4. Suatu persegipanjang, lebarnya 8 cm dan luasnya 104 cm2.
Berapakah panjangnya? Berapakah rasio panjang terhadap
lebarnya?
5. Jarak kota Samarinda dan Tarakan di propinsi Kaltim adalah
672 km. Tentukan jarak kedua kota tersebut pada peta
berskala 1 : 6.000.000.
6. Harga 5 buah buku tulis Rp 7.500,00. Berapa harga 8 buah
buku tulis?
Daftar Pustaka
Abdul Rahman As’ari, Mohammad Tohir, Erik Valentino,
Zainul Imron, dan Ibnu Taufiq. 2017. Matematika SMP/MTs
Kelas VII Semeter I. Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

Kemdikbud, 2018. Matematika SMP/MTs Kelas VII: Buku


Peserta didik. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Kemdikbud, 2018. Matematika SMP/MTs Kelas VII: Buku


Guru. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan

Atik Wintarti at all. Contextual Teaching and Learning


Matematika: Sekolah Menengah Pertama / Madrasah
Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008.

Anda mungkin juga menyukai