Anda di halaman 1dari 14

BAHAN AJAR

BARISAN DAN DERET ARITMATIKA

SMKN BANTARKALONG
TAHUN 2022
BARISAN DAN DERET ARITMATIKA

A. Pola Bilangan dan Barisan Bilangan


1. Barisan Bilangan
Masalah barisan sebenarnya sudah sejak zaman Yunani kuno muncul sebagai salah satu
masalah yang menarik perhatian. Sejak 2400 tahun yang lalu konsep barisan yang kita kenal
dalam matematika mulai banyak dibicarakan orang, yaitu sejak seorang ahli filsafat Yunani
yang bernama Zeno mengemukakan suatu krisis dalam matematika. Krisis matematika itu
dikenal sebagai paradoks Zeno, yaitu sebagai berikut: ”Seorang pelari yang harus menempuh
suatu jarak tertentu dengan cara melampaui setengah dari setiap jarak yang ditempuh, sebagai
akibatnya pelari ini tidak akan sampai pada ujung dari jarak yang akan ditempuhnya”.
Permasalahan paradoks Zeno baru dapat diatasi dengan diketemukannya masalah barisan,
terutama barisan tak hingga.
Untuk memahami pengertian suatu barisan bilangan, perhatikan contoh urutan bilangan
berikut ini :

2, 4, 6, 8, 10, . . .

Urutan bilangan di atas mempunyai aturan tertentu yakni setiap suku berikutnya selalu
ditambahkan dengan 2. Urutan bilangan yang memiliki aturan tertentu itu disebut
barisan bilangan .Bentuk umum barisan bilangan dapat dinyatakan dengan :

U1, U2, U3, ................... ,Un-1, Un

Dengan : U1 = suku ke - 1
U2 = suku ke - 2
U3 = suku ke – 3
Un-1 = suku ke – (n-1)
Un = suku ke – n (suku umum barisan bilangan)
2. Pola Bilangan
Dari bentuk umum barisan suatu bilangan, dapat kita tentukan pola barisan bilangan
itu.
Contoh 1:
Carilah pola dari barisan 2 , 4 , 6 , 8 , . . .
Suku ke- Besar Bilangan Pola
1 2 2x1
2 4 2x2
3 6 2x3
. . .
. . .
. . .
n ... 2xn

Jadi pola untuk barisan di atas adalah Un = 2n

3. Deret Bilangan
Selain masalah barisan ada pula cerita yang berkaitan dengan konsep deret dalam
matematika. Ada suatu cerita tentang seorang hamba yang meminta kepada rajanya untuk
diberi beras dengan cara meletakkan 1 butir beras pada kotak pertama sebuah papan carur.
Kemudian meletakkan 2 butir pada kotak kedua, 4 butir pada kotak ketiga, dan seterusnya,
sehingga setiap kotak selanjutnya harus diisi dengan beras sebanyak kuadrat dari jumlah beras
yang ada pada kotak sebelumnya. Ternyata beras seluruh negeri tidak cukup untuk memenuhi
permintaan hamba ini.
Jika suku – suku suatu barisan dijumlahkan maka penjumlahan berurut dari suku –
suku barisan itu disebut Deret.
Secara Umum : 𝑼𝟏, 𝑼𝟐, 𝑼𝟑, . . . . ,𝑼𝒏 adalah suku –suku dari suatu barisan, maka
𝑼𝟏+ 𝑼𝟐+ 𝑼𝟑+ . . . + 𝑼𝒏 adalah deret dari barisan tersebut. Jumlah n suku pertama dari suatu
barisan dilambangkan dengan 𝑺𝒏, atau

Sn = U1 + U2 + U3 + … + Un
Misal :
a. Barisan : 1, 2, 3, 4, 5, ………
Deretnya : 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + ………
b. Barisan : 1, 4, 9, 16, 25, ………
Deretnya : 1 + 4 + 9 + 16 + 25 + ……
B. Barisan Dan Deret Aritmatika
1. Pengertian barisan dan deret aritmatika
Perhatikan beberapa barisan bilangan berikut ini
a) 1, 3, 5, 7, …….
b) 6,10,14,18, ……..
c) 11, 8, 5, 2,……….
d) 20, 15, 10, 5, …….

Pada setiap barisan di atas, tampak bahwa selisih dua suku berurutan selalu tetap. Barisan
bilangan yang mempunyai cirri seperti itu disebut Barisan Aritmatika, dan selisih dua
suku berurutan itu disebut beda yang biasa dilambangkan dengan huruf b.
Misal :
a) 1, 3, 5, 7, ........ ,b = 3 – 1 = 5 – 3 = 7 – 5 = 2
b) 6,10,14,18,… . , b = 10 – 6 = 14 – 10 = 18 – 14 = 4
c) 11,8,5,2,………, b = 8 – 1 = 5 – 8 = 2 – 5 = -3
d) 20, 15, 10, 5,…, b = 15 – 20 = 10 – 15 = 5 – 10 = -5
Suku pertama dari barisan aritmatika biasanya dilambangkan dengan huruf a.
Secara umum barisan aritmatika didefinisikan sebagai berikut:
𝑼𝟏, 𝑼𝟐, 𝑼𝟑, ……………,𝑼𝒏 disebut barisan aritmatika untuk n bilangan asli dan n > 1
dan berlaku b = 𝑼𝒏 - 𝑼𝒏−𝟏 dengan
𝑼𝟏 = suku pertama
𝑼𝟐 = suku kedua
𝑼𝟑 = suku ketiga
.
.
𝑼𝒏 = suku ke – n
Contoh 2.
Tentukan suku pertama dan beda dari tiap barisan aritmatika berikut ini!

a) 7, 8, 9, 10, ……………..
b) 3, 8, 13, 18, ……………
c) 9, 6, 3, 0, ………………
Jawab :
a) 7, 8, 9, 10, ……………..
Suku pertama : a = 7 dan beda : b = 8 – 7 = 9 – 8 = 10 – 9 = 1
b) 3, 8, 13, 18, ……………
Suku pertama : a = 3 dan beda : b = 8 – 3 = 13 – 8 = 18 – 13 = 5
c) 9, 6, 3, 0, ……………….
Suku pertama : a = 9 dan beda : b = 6 – 9 = 3 – 6 = 0 – 3 = - 3

Contoh 3.
Tentukan 5 suku pertama barisan aritmatika berikut, jika diketahui :
a) a = 3 dan b = -4
b) a = 8 dan b = 3
Jawab :
a) a = 3 dan b = -4
𝑈1 = a = 3
𝑈2 = 3 + (-4) = - 1
𝑈3 = (-1) + (-4) = -5
𝑈4 = (-5) + (-4) = -9
𝑈5 = (-9) + (-4) = -13
Jadi lima suku pertama barisan itu adalah : 3, -1, -5, -9, -11.
b) a = 8 dan b = 3
𝑈1 = a = 8
𝑈2 = 8 + 3 = 11
𝑈3 = 11 + 3 = 14
𝑈4 = 14 + 3 = 17
𝑈5 = 17 + 3 = 20
Jadi lima suku pertama barisan itu adalah : 8, 11, 14, 17, 20.
2. Suku Ke – n Barisan Aritmatika
Dari bentuk umum barisan aritmatika 𝑼𝟏, 𝑼𝟐, 𝑼𝟑, . . .,𝑼𝒏
𝑼𝟏 = a
𝑼𝟐 = 𝑼𝟏 + b = a +b
𝑼𝟑 = 𝑼𝟐 + b = a + b + b = a + 2b
𝑼𝟒 = 𝑼𝟑 + b = a + 2b + b = a + 3b
.
.
𝑼𝒏 = a + (n – 1)b
Jadi pola bilangan barisan aritmatika adalah
𝑼𝟏 , 𝑼𝟐 , 𝑼 𝟑, 𝑼𝟒 , . . . . . . . . . 𝑼𝒏
a, a + b, a + 2b, a + 3b, . . . . . . ., a + (n – 1)b
Jadi rumus suku ke – n dari barisan aritmatika adalah

Dengan : n = banyak suku, n ∈ bilangan asli


a = suku pertama
b = beda atau selisih
𝑈𝑛 = suku ke – n

Contoh 4.
Tentukan rumus suku ke – n dari barisan aritmatika berikut jika di diketahui :
a) a = 3 dan b = -4
b) a = 8 dan b = 3
Jawab :
a) a = 3 dan b = -4
𝑈𝑛 = a + (n – 1)b
𝑈𝑛 = 3 + (n – 1).(-4)
𝑈𝑛 = 3 + (-4n + 4)
𝑈𝑛 = 3 – 4n + 4
𝑼𝒏 = 1 – 4n
b) a = 8 dan b = 3
𝑈𝑛 = a + (n – 1)b
𝑈𝑛 = 8 + (n – 1).3
𝑈𝑛 = 8 + 3n – 3
𝑼𝒏 = 3n + 5

Contoh 5.
Tentukan suku pertama, beda, rumus suku ke – n dan suku ke – 12 dari barisan aritmatika
10, 15, 20, 25, ….
Jawab :
Suku pertama : a = 10
Beda : b = 15 – 10 = 5
Rumus suku ke n : 𝑈𝑛 = a + (n – 1)b
= 10 + (n – 1)5
= 10 + 5n – 5
𝑼𝒏 = 5n + 5
Suku ke – 12 : 𝑈12 = 5.12 + 5
= 60 + 5
= 65
Contoh 6.
Suku pertama dari suatu barisan aritmatika sama dengan 2, sedangkan suku ke – 10 sama
dengan 29.
a) Carilah beda dari barisan aritmatika itu
b) Carilah suku ke – 25
c) Suku keberapakah yang nilainya sama dengan 101?
Jawab :
a) Beda dari barisan aritmatika itu
a = 2 dan 𝑈10 = 29
𝑈10 = 29
a + 9b = 29
2 + 9b = 29
9b = 29 – 2
9b = 27
27
b=
9

b = 3 (beda =3)
b) Suku ke – 25
𝑈𝑛 = a + (n – 1)b
𝑈25 = 2 + (25 – 1)3
= 2 + 24.3
= 2 + 72
= 74 (suku ke – 25 = 74)
c) Suku keberapakah yang nilainya sama dengan 101?
𝑈𝑛 = 101
a + (n – 1)b = 101
2 + (n – 1)3 = 101
2 + 3n – 3 = 101
-1 + 3n = 101
3n = 101 + 1
3n = 102
102
n = = 34
3

Jadi 101 adalah suku yang ke – 34

Untuk Mencari Suku Tengah


Kita dapat mencari suku tengah yang memiliki n suku ganjil (banyaknya sukunya ganjil)
dimana diketahui suku pertama dan suku terakhir, maka digunakan rumus :

𝑎 + 𝑈𝑛
𝑈𝑡 =
2

dimana,
• Ut adalah suku tengah

• a adalah suku pertama


• Un adalah suku ke-n (dalam hal ini bertindak sebagai suku terakhir)
Contoh:
Sebuah barisan aritmatika memiliki jumlah suku ganjil. Jika suku pertamanyanya 4 dan suku
terakhirnya adalah 20, maka suku tengahnya adalah......
Jawab:
a=4
𝑈𝑛 = 20

𝑎 + 𝑈𝑛
𝑈𝑡 =
2
4 + 20 24
𝑈𝑡 = = = 12
2 2
3. Jumlah n Suku Pertama Deret Aritmatika
Jika 𝑼𝟏+ 𝑼𝟐+ 𝑼𝟑+ 𝑈4+ . . . + 𝑼𝒏 adalah deret aritmatika
Jika jumlah n suku pertama deret aritmatika dilambangkan dengan 𝑆𝑛, maka 𝑆𝑛 dapat
ditentukan dengan rumus :

atau

Dengan : n = banyak suku, n ∈ bilangan asli


a = suku pertama
b = beda atau selisih
𝑈𝑛 = suku ke – n
𝑆𝑛 = Jumlah n suku pertama deret aritmatika
Contoh 7
Hitunglah jumlah 20 suku pertama pada deret 9 + 12 + 15 + 18 + . . . . .
Jawab :
a = 9 b = 12 – 9 = 3 dan n = 20
𝑆𝑛 = 𝑛2 (2a +(n – 1)b)

𝑆20 = 202 (2.9 +(20 – 1)3)

= 10(18 + 19.3)
= 10(18 + 57)
= 10(75) = 750

Contoh 8
Hitunglah jumlah dari deret 5 + 7 + 9 + ...... + 61
Jawab :
a = 5, b = 7 – 5 = 2 dan 𝑈𝑛 = 61
𝑈𝑛 = 61
a + (n – 1)b = 61
5 + (n – 1)2 = 61
5 + 2n – 2 = 61
3 + 2n = 61
2n = 61 – 3
2n = 58
58
n =
2

n = 29 (banyak suku = 29)


𝑆𝑛 = 𝑛2(a + 𝑈𝑛)

𝑆29 = 29
2
(5 +61)

= 29 (66)
2

= 29 (33)
𝑆29 = 957
Jadi jumlah deret itu adalah 957

Contoh 9
Hitunglah jumlah semua bilangan asli antara 5 dan 100 yang habis dibagi 7
Jawab :
Bilangan asli antara 5 dan 100 yang habis dibagi 7 adalah
7 + 14 + 21 + ........... + 98
a = 7, b = 14 – 7 = 7 dan 𝑈𝑛 = 98
𝑈𝑛 = 98
a + (n – 1)b = 98
7 + (n – 1)7 = 98
7 + 7n – 7 = 98
7n = 98
n = 𝟗𝟖 = 14 (banyak bilangan yang habis dibagi 7 antara 5 dan 100 ada 14
𝟕

buah)
𝑆𝑛 = 𝑛2(a + 𝑈𝑛)

𝑆14 = 142 (7 +98)

= 7(105)
𝑆14 = 735
Jadi, jumlah bilangan antara 5 dan 100 yang habis dibagi 7 adalah 735
4. Penerapan Barisan dan Deret Aritmatika
Konsep barisan dan deret aritmatika dapat digunakan dalam bidang keuangan, ekonomi,
dan lain sebagainya.
Contoh 10
Suatu perusahan minuman kaleng pada bulan januari 2014 memproduksi 40.000 minuman
kaleng. Setiap bulan perusahan tersebut menaikan produksinya secara tetap sebanyak 250
kaleng. Berapa banyak minuman kaleng yang diproduksi perusahaan tersebut pada akhir
bulan juni 2015?
Jawab
Hasil produksi parusahaan tersebut berbentuk barisan berikut:
40.000 , 40.250 , 40.500 , . . . . . . .
a = 40.000 , b = 250 dan n = 18
𝑢18 = 𝑎 + 17𝑏
𝑢18 = 40.000 + 17(250)
𝑢18 = 40.000 + 4.250
𝑢18 = 44.250
Jadi minuman kaleng yang diproduksi perusahaan tersebut pada akhir bulan juni 2015
adalah sebanyak 44.250 kaleng
Contoh 18
Pada bulan Januari 2014 Anto menabung Rp. 10.000,00. Jika setiap bulan berikutnya Anto
menabung Rp. 5.000,00 lebihnya dari bulan sebelumnya. Berapakah jumlah seluruh
tabungan Anto sampai akhir tahun?
Jawab :
Tabungan Anto dalam bentuk deret adalah
10.000 + 15.000 + 20.000 + . . . . . . . .
a = 10.000, b =5.000 dan n = 12
𝑆𝑛 = 𝑛 2(2a +(n – 1)b)

𝑆12 = 122(2.(10.000) +(12 – 1)5.000)

= 6(20.000 + 11.(5.000))
= 6(20.000 + 55.000)
Jadi, jumlah seluruh tabungan Anto
= 6(75.000)
sampai akhir tahun adalah Rp. 450.000,-
𝑆12 = 450.000
Hubungan antara barisan (Un) dan deret aritmatika (Sn) dapat dilihat padapersamaan di bawah
ini.

Un = Sn - Sn-1

Sisipan Barisan Aritmatika

Misalkan U1 , U2 , U3 , ..., Un adalah barisan aritmatika dengan suku pertama U1 = a, beda = b,


banyaknya suku = n. Apabila di antara dua suku disisipkan k buah bilangan (suku baru) sehingga
membuat barisan aritmatika yang baru, maka:
Barisan semula : 𝑎, 𝑎 + 𝑏, 𝑎 + 2𝑏, . ..
Barisan baru: 𝑎, (𝑎 + 𝑏), (𝑎 + 2𝑏), . . . , (𝑎 + 𝑘𝑏), 𝑎 + (𝑘 + 1)𝑏, . ..

Di antara barisan semula dan barisan baru diperoleh hubungan:


1. Beda baru (𝑏′) => 𝑏′ = 𝑏 ∶ (𝑘 + 1)
2. Banyaknya suku baru (𝑛′) => 𝑛′ = 𝑛 + (𝑛 − 1)𝑘
3. Jumlah n suku pertama sesudah sisipan (𝑆𝑛 ′) => 𝑆𝑛 ′ = 𝑛′/2 𝑥 (𝑎 + 𝑈𝑛 )
DAFTAR PUSTAKA

Kasmina. 2018. Xpress UN 2019 untuk SMK/MAK Matematika. Jakarta: Erlangga


Toali dan Kasmina. 2018. Matematika untuk SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai