Anda di halaman 1dari 26

MODUL

BARISAN DAN DERET

SEMESTER 2

Muhammad Zainal Abidin Personal Blog


http://meetabied.wordpress.com
BAB I.
PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Dalam modul ini, anda akan mempelajari pola bilangan,


barisan, dan deret diidentifikasi berdasarkan ciri-cirinya. Notasi
sigma dan penggunaannya dalam menyederhanakan penulisan
suatu deret. Barisan dan deret aritmatika diidentifikasikan
berdasarkan ciri-cirinya, nilai unsur ke n suatu barisan
aritmatika ditentukan dengan menggunakan rumus, jumlah n suku
pertama suatu deret aritmatika ditentukan dengan menggunakan
rumus. Barisan dan deret geometri diidentifikasikan berdasarkan
ciri-cirinya, nilai unsur ke n suatu barisan geometri ditentukan
dengan menggunakan rumus, jumlah n suku pertama suatu
deret geometri ditentukan dengan menggunakan rumus, jumlah
takhingga deret geometri ditentukan dengan menggunakan rumus.

B. Prasyarat

Agar dapat mempelajari modul ini anda harus telah memahami


operasi pada bilangan real.

C. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Perhatikan langkah-langkah dalam setiap contoh sehingga


mempermudah dalam memahami konsep pola bilangan, barisan
maupun deret.
2. Apabila ada soal latihan, kerjakanlah soal-soal tersebut sebagai
latihan
untuk persiapan evaluasi.
3. Jawablah tes formatif dengan jelas sesuai dengan kemampuan
Anda. Jika Anda masih ragu-ragu dengan jawaban yang Anda
peroleh, Anda bisa melihat kunci jawaban formatif yang sesuai.
4. Kerjakan soal-soal yang ada pada evaluasi.

D. Tujuan Akhir

Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat:


1. memahami pola bilangan, barisan, dan deret.
2. memahami notasi sigma dan penggunaannya dalam
menyederhanakan penulisan suatu deret.
3. memahami barisan dan deret aritmatika.
4. menentukan unsur ke n suatu barisan aritmatika dengan
menggunakan rumus.
5. menentukan jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika
dengan menggunakan rumus.
6. memahami barisan dan deret geometri.
7. menentukan unsur ke n suatu barisan geometri dengan
menggunakan rumus.
8. menentukan jumlah n suku pertama suatu deret geometri
dengan menggunakan rumus.
9. menentukan jumlah takhingga deret geometri dengan
menggunakan
rumus.
BAB II. PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR SISWA

Kompetensi : Menerapkan konsep baris dan deret.


Sub Kompetensi : - Mengidentifikasi pola bilangan, barisan dan
deret.
- Menerapkan konsep barisan dan deret
aritmatika.
- Menerapkan konsep barisan dan deret
geometri.

Tulislah semua jenis kegiatan yang Anda lakukan di dalam tabel


kegiatan di bawah ini. Jika ada perubahan dari rencana
semula, berilah alasannya kemudian meminta tanda tangan
kepada guru atau instruktur Anda.

Jenis Tempat Alasan Tandatanga


Tanggal Waktu
Kegiatan Belajar perubahan n
Guru
B. KEGIATAN BELAJAR

1. Kegiatan Belajar 1

Pola Bilangan , Barisan, Deret dan Notasi

Sigma a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, diharapkan anda dapat:


 menentukan pola suatu deretan bilangan,
 menentukan unsur ke n suatu barisan berdasarkan sifat/pola yang
dimiliki,
 menentukan n unsur pertama suatu barisan jika rumus unsur ke n
barisan itu diketahui,
 menentukan suku ke n suatu barisan berdasarkan sifat/pola yang
dimiliki oleh barisan yang terkait,
 menentukan n suku pertama suatu deret jika rumus suku ke n
deret itu diketahui,
 menyatakan suatu penjumlahan dengan menggunakan notasi
sigma,
 menentukan nilai penjumlahan yang dinyatakan dalam notasi
sigma,
 memahami beberapa sifat pada notasi sigma.

b. Uraian Materi

Perhatikan deretan bilangan-bilangan berikut:


a. 1 2 3 ...
b. 4 9 16 ...
c. 31 40 21 30 16 ...

Deretan bilangan di atas mempunyaipola tertentu. Dapatkah


anda menentukan bilangan yang belum diketahui
sesuai dengan aturan yang dipunyai?
Pada a, bilangan ke 4 adalah 4, sebab deretan bilangan nomor 1,
mempunyai aturan: bilangan ke 2 = 1 + 1 = 2, bilangan ke 3 =
bilangan ke 2 + 1 = 2 +
1 = 3. Jadi bilangan ke 4 = bilangan ke 3 + 1 = 3 + 1 = 4.
Pada b, bilangan ke 4 adalah 25, sebab deretan bilangan
2 2
nomor 2, mempunyai aturan: bilangan ke 1 = (1 + 1) = 2 = 4,
bilangan ke 2 = (2 +
2 2 2 2
1) = 3 = 9, bilangan ke 3 = (3 + 1) = 4 = 16. Jadi bilangan ke 4
= (4 +
2 2
1) = 5 = 25.
Pada c, bilangan ke 6 adalah 25, sebab deretan bilangan
nomor 3, mempunyai aturan: bilangan ke 3 = bilangan pertama -
10 = 31 - 10 = 21, bilangan ke 4 = bilangan ke 2 - 10 = 40 - 10 =
30, bilangan ke 5 = bilangan
ke 3 - 5 = 21 - 5 = 16,. Jadi bilangan ke 6 = bilangan ke 4 - 5 = 30 - 5
= 25.
Aturan yang dimiliki oleh deretan bilangan di atas disebut pola
bilangan pada deretan itu. Pola sebuah deretan bilangan
tidak tunggal. Sebagai contoh, pada deretan bilangan nomor 2,
2
bilangan ke n = (n + 1) dengan n
= 1, 2, 3, 4.
Selanjutnya kita akan membicarakan deretan bilangan
dengan pola khusus yang disebut barisan dan deret.

Definisi

Barisan bilangan real adalah suatu fungsi dengan domain


himpunan
semua bilangan asli (? ) dan kodomain himpunan semua bilangan real
(? ). Jika
U merupakan fungsi dari ? ke ? , maka barisannya sering ditulis
dengan U 1,
U 2, U 3, ..., U n, .... Pada barisan U 1, U 2, U 3, ..., U n, ... , U n disebut
unsur ke
n atau elemen ke n dari barisan itu.
9
Contoh 1.1
1. 1, 2, 3,... merupakan barisan dengan unsur ke n dari barisan itu
adalah U n
= n.
2. 1, -1, 1, -1,.... adalah barisan dengan unsur ke n dari barisan itu
adalah
n
U n = (-1) .
Definisi

Jika U 1, U 2, U3,..., U n,... merupakan barisan bilangan real, maka


U 1 + U 2 + U 3,... + U n +...
disebut deret, dan U n disebut suku ke n
barisan itu.

Contoh 1.2
1) 1 + 2 + 3 +..., maka suku ke n barisan itu adalah U n = n.
2) 1 + (-1) + 1+ (-1) + ...., maka suku ke n dari deret itu
adalah U n =
n
(-1) .
3) 1 + 1 + 2 + 3 + 5 + 8 +..., maka ke 7 dari barisan itu adalah 13.

Notasi Sigma

Perhatikan jumlahan bilangan-bilangan berikut.


1. 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7.
2. 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + 12.
1 1 1
3. + + .
3 9 27
4. 1 + 3 + 5 + 7 + 9.

Jumlahan bilangan-bilangan dari deretan bilangan yang


mempunyai pola dapat dituliskan dengan notasi ∑ (dibaca:
sigma), Sehingga jumlahan bilangan diatas dapat ditulis kembali :
7
1. 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 = ∑ n
n =1
6
2. 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + 12 = ∑ 2n
n =1

10
3
1 1 1 1
3. + + = ∑
3 9 27 n =1 3n
5
4. 1 + 3 + 5 + 7 + 9 = ∑ (2n − 1)
n =1

11
Beberapa sifat notasi sigma
Jika m dan n adalah bilangan asli, dengan m ≤ n dan c ∈ R , maka
berlaku :
n n n
1. ∑(a
k =m
k + bk ) =∑a k +∑bk
k =m k =m

n n
2. ∑ca k = c ∑a k
k =m k =m

n
3. ∑c = (n − m + 1)c
k =m

n n+p

4. ∑a
k =m
k = ∑a
k =m + p
k −p

n n n n

∑(a k + bk ) =∑ak + 2 ∑a k .bk + ∑bk 2 2


5.
k =m k =m k =m k =m
c. Rangkuman 1

1. Aturan yang dimiliki oleh deretan bilangan disebut pola


bilangan pada deretan itu.
2. Barisan bilangan real adalah suatu fungsi dengan
domain himpunan semua bilangan asli (N) dan kodomain
himpunan semua bilangan real (R). Jika U merupakan
fungsi dari N ke R, maka barisannya sering ditulis
dengan U 1, U 2, U 3,..., Un,....
Pada barisan U 1, U 2, U 3,...,
U n,..., U n disebut unsur ke n atau
elemen ke n dari barisan itu.
3. Jika U 1, U 2, U 3,..., U n,... merupakan barisan bilangan
real, maka U 1 + U 2 + U 3,... + U n
+...disebut deret, dan U n disebut suku ke n barisan itu.
4. Jumlahan bilangan-bilangan dari deretan bilangan yang
mempunyai pola dapat dituliskan dengan notasi ∑ (dibaca:
sigma).
d. Tugas 1
1. Tentukan suku yang dicantumkan di akhir barisan dan juga
suku ke-n dari setiap barisan berikut:
a. 13, 9, 5, ...., U 31
b. 25, 21, 17, 13, ..., U 20
c. -10, -8, -6, -4, ..., U 100
2. Tentukan bentuk notasi sigma dari setiap deret berikut :
a. 2 + 5 + 8 + ... + 119
b. 100 + 90 + 80 + ... + 0
1
c. 4+1+ + ...
4
3. Hitunglah deret-deret berikut :
5
a. ∑(2n +1)
n =1
4
b. ∑2
n =1
n −1

6
c. ∑3.2
n =1
n

2. Kegiatan Belajar 2:

Barisan Aritmatika dan Deret

Aritmatika a. Tujuan Kegiatan

pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, diharapkan Anda dapat:


 memahami barisan aritmatika,
 menentukan unsur ke n suatu barisan aritmatika,
 memahami deret aritmatika,
 menentukan jumlah n suku pertama deret aritmatika.

b. Uraian Materi

Kadang-kadang, suatu barisan mempunyai pola khusus. Pada


barisan
1, 2, 3, 4, …, selisih antara unsur yang berurutan, yaitu: ke 1 dengan
ke 2,
ke 2 dengan ke 3, ke n dengan ke n + 1, dan seterusnya adalah
tetap, yaitu sama dengan 1. Barisan semacam ini disebut
barisan aritmatika. Secara matematik, pengertian barisan
arimatika dapat dituliskan sebagai berikut.

Definisi
Barisan U 1, U 2, U3,..., U n,... disebut barisan aritmatika jika
Un - Un-1 =
konstan,
dengan n = 2, 3, 4,.... Konstanta pada barisan aritmatika di
atas disebut beda dari barisan itu dan sering dinotasikan
dengan b, dan U 1 sering dinotasikan dengan a.
Contoh 2.1
1. 1, 2, 3,... merupakan barisan aritmatika dengan beda, b = 1.
2. 1, 3, 5, … merupakan barisan aritmatika dengan beda, b = 2.
3. 1, -1, 1, -1,.... bukan barisan aritmatika sebab
U 2 – U1 = -1 – 1 = -2 ? 2 = 1 – (-1) = U 3 – U 2

Menurunka n Rumus Unsur ke n Barisan Aritmatika

Jika U 1 = a, U 2, U 3,..., U n,... merupakan barisan aritmatika, maka


unsur
ke n dari barisan itu dapat diturunkan dengan cara berikut.
U1 = a
U2 = a + b
U 3 = U 2 + b = (a + b) + b = a +
2b U 4 = U 3 + b = (a + 2b) + b =
a + 3b U 5 = U 4 + b = (a + 3b) +
b = a + 4b
.
.
.
U n = a + (n -1)b
Jadi rumus umum unsur ke n suatu barisan aritmatika
dengan unsur pertama a dan beda b adalah:
Un = a + (n -1)b
Contoh 2.2
Diketahui barisan aritmatika dengan unsur ke 2 adalah 10 dan
beda = 2.
Tentukan unsur ke 7 barisan itu.
Penyelesaian:
Diketahui U 2 = 10, b = 2. Dengan menggunakan rumus U n = a +
(n -1)b, diperoleh
U 2 = a + (2-1)b
U2 = a +
b a = U2
-b
= 10 - 2
= 8
U 7 = a + (7-1) b
=a+6b
= 8 + 6 (2)
= 8 + 12
= 20.
Jadi unsur ke 7 dari barisan adalah 20.

Contoh 2.3
Mulai tahun 2000, Pak Arman mempunyai kebun tebu.
Penghasilan kebun tebu Pak Arman pada akhir tahun 2000 adalah
Rp 6.000.000,-. Mulai tahun
2001, Pak Arman memupuk kebun tebunya dengan pupuk
kandang. Pak Arman memperkirakan bahwa setiap akhir tahun,
penghasilan kebun tebunya naik Rp 500.000,-. Berapa perkiraan
penghasilan kebun tebu Pak Arman pada akhir tahun 2005?
Penyelesaian:
Misalkan:
a = penghasilan kebun tebu Pak Arman pada akhir tahun 2000.
b = perkiraan kenaikan penghasilan kebun tebu Pak Arman
setiap akhir tahun.
P2005 = perkiraan penghasilan kebun Pak Arman pada akhir
tahu 2005. Jadi a = Rp 6.000.000,-, b = Rp 500.000,-, dan P2005
akan dicari.
Karena perkiraan kenaikan penghasilan kebun tebu Pak
Arman setiap akhir tahun adalah tetap, maka untuk
menentukan penghasilan kebun Pak Arman pada akhir tahun
2005, kita dapat menerapkan rumus unsur ke n dari barisan
aritmatika dengan
U 1 = a = a = Rp 6.000.000,-, b = Rp 500.000.
P2005 = U 6 = a + 5b
= 6.000.000 + 5(500.000)
= 6.000.000 + 2.500.000
= 8.500.000.

Jadi perkiraan penghasilan kebun tebu Pak Arman pada akhir


tahun 2005
adalah Rp 8.500.000,-
Dengan adanya deret aritmatika, kita dapat membentuk
barisan yang terkait dengan deret tersebut. Barisan demikian disebut
barisan aritmatika.

Definisi
Jika U 1, U 2, U3, ..., U n, .... merupakan barisan aritmatka, maka
U 1 + U 2 + U 3 + ... + U n, ....
disebut deret aritmatika. U n disebut suku ke n dari deret itu.

Jika Sn menyatakan jumlah n suku pertama deret aritmatika U 1


+ U2 +
U 3 + ... + U n, ...., maka Sn = U1 + U 2 + U 3 + ... + U n dapat
diturunkan dengan cara sebagai berikut.
Sn = U n + (U n - b) + (U n - 2b) + ... + a
Sn = a + (a - b) + (a + 2b) +..... + U n
+
2Sn = (a + U n) + (a + U n) + (a + U n) +... + (a + U n), sebanyak n
suku.
2 Sn = n. (a + U n)
1
Sn = n ( a +U n )
2
1 1
Jadi Sn = n(a +U n ) atau Sn = n(2a + (n −1)b)
2 2

c. Rangkuman 2

1. Barisan U 1, U 2, U 3, ..., U n, .... disebut barisan aritmatika jika U n -


U n-1 = konstan. U n disebut unsur ke n barisan itu, dan konstanta
tersebut disebut beda, yang dinotasikan dengan b.
2. Jika U 1, U 2, U 3, ..., U n, .... merupakan barisan aritmatka dengan
beda b
dan unsur pertama U 1 = a, maka rumus unsur ke n dari barisan itu
adalah
U n = a + (n - 1)b
3. Jika U 1, U 2, U3, ..., U n, .... merupakan barisan aritmatka, maka U 1
+ U 2 + U 3 + ... + U n, ....disebut deret aritmatika. U n disebut
suku ke n dari deret itu.
4. Jumlah n suku deret aritmatika dengan beda b dan unsur pertama
U1 = a
1 1
adalah Sn = n( a +U n ) atau Sn = n(2a + (n −1)b)
2 2

d. Tugas 2
1. Tentukan rumus suku ke-n dari barisan aritmatika dibawah ini :
a. 3, 6, 9, 12, ...
b. 1, 6, 11, 16, ...
c. -15, -8, -1, 6, ...
2. Carilah suku yang diminta dalam setiap barisan aritmatika berikut
:
a. 1, 4, 7, 10, ..., suku ke-50
b. 25, 21, 17, 13, ..., suku ke-20
c. -10, -8, -1, 6, ..., suku ke-50
3. Tentukan nilai dari:
a. 2 + 7 + 12 +.... + 297
b. 30 + 26 + 22 +... + 2.
4. Tentukan x jika:
a. 100 + 96 + 92 + … + x = 0.
b. 1 + 4 + 7 + … + x = 835.

e. Tes Formatif 1

Selidiki, apakah barisan-barisan berikut merupakan barisan


aritmatika?
1
1. - , 3, -12, 48, .....
2
2 2 2
2. a, a + x , a + 2x , a + 3x , .....

Tentukan unsur ke n dari barisan berikut untuk n yang diketahui.


3. 1, -1, -3, -5,....; n = 15.
4. 4, 8, 12,....; n = 50.

Hitunglah:
5. 30 + 25 + 20 +... + (-40).
6. 2 + 10 + 18 +... + 72.
7. Suku ke 5 suatu deret aritmatika adalah 22, jumlah suku ke 7
dengan suku
ke 2 adalah 39. Tentukan jumlah 5 suku pertamanya.

Tentukan suku pertama dan beda dari barisan aritmatika yang


mempunyai:
8. U 6 = 5; U 12 = -13.
9. U 13 = 8; U 17 = 48.
10. U 7 = 14; U10 = 20.
3. Kegiatan Belajar 3

Barisan Geometr i dan Deret

Geometri a. Tujuan Kegiatan

Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, diharapkan Anda dapat:


 memahami barisan geometri,
 menentukan unsur ke n suatu barisan geometri,
 memahami deret geometri,
 menentukan jumlah n suku pertama deret geometri,
 menentukan jumlah deret geometri tak hingga.

b. Uraian Materi

Rumus unsur ke n barisan geometri U 1, U 2, U 3, U 4,..., U n,....


dengan U 1
= a dan rasio r dapat diturunkan dengan cara berikut.
U1 = a
U2 = a r
2
U 3 = U 2 r = (a r)r = ar
2 3
U 4 = U 3 r = (a r )r = ar
.
.
.
n-1
U n = U n-1 r = ar

Jadi rumus unsur ke n barisan geometri U 1, U2, U 3, U 4,..., U n,....


dengan
U 1 = a dan rasio r adalah:
Un = ar
n-1

Definisi
Jika U 1, U 2, U3, ..., U n,.... merupakan barisan geometri
dengan unsur
pertama adalah a = U 1 dan rasio r, maka U 1 + U 2 + U 3 + ... + U n +
n-1
.... disebut deret geometri dengan U n = ar
Rumus jumlah n suku pertama deret geometri dengan suku
pertama a
dan rasio r, dapat diturunkan dengan cara sebagai
berikut. Misalkan Sn = U 1 + U 2 + U 3 + ... + U n,
maka
2 3 n-1
Sn = a + ar + ar + ..... + ar
3 4 n-1 n
r Sn = ar + ar + ar + ..... + ar + ar
n
Sn - r Sn = a - ar
n
(1 - r) Sn = (1 -r )a
Jadi rumus jumlah n suku pertama deret geometri dengan suku
pertama
a dan rasio r adalah
a (1 − r n ) a ( r n −1)
Sn = untuk r < 1 atau S n = untuk r > 1
1−r r −1

Deret geometri tak hingga adalah deret geometri dengan | r | < 1


Jumlah deret geomatri tak hingga adalah :
a
S ∞ = lim S n =
n →∞ 1− r
Rumus pada deret geometri berlaku juga untuk n tak terhingga.
Adapun untuk n tak terhingga ada dua kasus :
a (1 − 0) a
1. Jika -1 < r < 1, maka rn menuju 0 akibatnya S ∞ = =
1−r 1−r
Deret geometri dengan -1 < r < 1 ini disebut deret geometri
konvergen (memusat)
2. Jika r < -1 atau r > 1, maka untuk n → ∞ nilai rn makin besar akibatnya
a (1 ± ∞)
S∞ = = ±∞
1−r
Deret geometri dengan r < -1 atau r > 1 disebut deret geometri
divergen (memencar)

Contoh 3.1
Diketahui barisan 27, 9, 3, 1, .... Tentukanlah :
a. Rumus suku ke-n
b. Suku ke-8
Jawab :
1
a. Rasio pada barisan tersebut adalah tetap yaitu r = sehingga
3
barisan tersebut adalah barisan geometri.
Rumus suku ke-n barisan geometri tersebut adalah

1
U n = 27 .( ) n −1
3

= 33.(3-1)n-1

= 33.3-n + 1

= 34 – n
b. Suku ke-8 barisan geometri tersebut adalah U8 = 34 – 8
= 3-4
1
=
81
Contoh 3.2
Suatu deret geometri mempunyai suku ke-5 sama dengan 64 dan suku
ke-2 sama dengan 8. Tentukanlah jumlah 10 suku pertama dan jumlah
n suku pertama deret geometri tersebut.
Jawab :
U2 = 8, berarti ar = 8
U3 = 64, berarti ar4 = 64
ar.r3 = 64
8r3 = 64
r3 = 8
didapat r = 2
dengan mensubstitusikan r = 2 ke persamaan ar = 8, akan didapatkan
a.2 = 8 sehingga a= 4.
4(1 − 2 n )
Jumlah n suku pertama deret ini adalah S n =
1−2

4 − 4.2 n
=
−1
= 4.2n – 4
= 22.2n – 4
= 22 + n – 4
Jumlah 10 suku pertama deret ini adalah S10 = 22+10 – 4
= 212 – 4
= 4096 – 4
= 4092
c. Rangkuman 3
Un
1. Barisan U 1, U 2, U3,..., U n,...disebut barisan geometri jika = konstan
U n −1
dengan n = 2, 2, 3,.... Konstanta pada barisan geometri di
atas disebut
rasio dari barisan itu dan sering dinotasikan dengan r.
2. Rumus unsur ke n barisan geometri U 1, U 2, U 3, U 4,..., U n,.... dengan
U 1 = a dan rasio r adalah:
n-1
U n = ar
3. Jika U 1, U 2, U 3, ..., U n,.... merupakan barisan geometri
dengan unsur pertama adalah a = U 1 dan rasio r, maka
U 1 + U 2 + U 3 + ... + U n + ....disebut deret geometri
dengan
n-1
U n = ar
4. Rumus jumlah n suku pertama deret geometri dengan suku
pertama a dan rasio r adalah:
a (1 − r n ) a ( r n −1)
Sn = untuk r < 1 atau S n = untuk r > 1
1−r r −1
Jika n menuju tak hingga Sn berhingga, maka deret yang
bersangkutan
disebut deret konvergen, dan jika tidak demikian disebut deret
divergen.
5. Jumlah tak hingga suatu deret geometri dengan suku pertama
a
a dan rasio r adalah Sn =
1 −r

d. Tugas 3
1. Tentukan suku yang diminta dari barisan geometri pada setiap
soal berikut :
a. 2, 4, 8, 16, ..., U12
b. 3, -9, 27, -81, ..., U10
c. 2 , 3 ,3 2 ,3 6 ,..., U5
2. Tulislah rumus suku ke-n dari barisan berikut :
a. 1, 2, 4, ...
1 1 1
b. , , ,....
2 4 8
c. 2 ,2,2 2 ,...
1 1
3. Diketahui deret geometri : 3 +1 + + + ...
3 9
Tentukan :
a. Rasio
b. Suku ke-10
c. Jumlah 10 suku pertama
4. Diketahui deret geometri suku ke-3 adalah 16 dan suku ke-5
sama dengan 64. Tentukan :
a. rasio
b. rumus jumlah n suku pertama

e. Tes Formatif 3
Selidiki, apakah barisan-barisan berikut merupakan barisan
aritmatika?
1. 1,3,9,27,...
1 1 1
2. , , ,...
4 8 16
Tentukan unsur ke n dari barisan berikut untuk n yang diketahui.
3. 2, -4, 8, ..., n = 10
4. 3 ,3,3 3 ,... n =10
Hitunglah:
5. 2 – 6 + 18 .... sampai 10 suku
1 1
6. 3 + 1 + + + ... sampai tak hingga
3 9
7. Dari ketinggian 2 m sebuah bola dijatuhkan ke lantai. Setiap
kali memantul ketinggian bola tersebut tinggal 3/5 dari
tinggi sebelumnya. Berapakah jarak yang yang ditempuh
bola selama 10 kali pantulan
8. Diketahui jumlah n suku pertama deret geometri adalah
Sn=5(2n – 1)
Tentukan :
a. Suku pertama dan rasio
b. Rumus suku ke-n
BAB III. EVALUASI

1. Banyaknya suku suatu deret aritmatika adalah 15. Suku terakhir


adalah 47 dan jumlah deret tersebut 285. Tentukan suku pertama
deret tersebut.
2. Tentukan jumlah semua bilangan asli antara 1 sampai 50 yang
tidak habis dibagi 3.
3. Suku kedua deret geometri adalah 12, dan suku ke-8 adalah 96,
dan suku ke-n adalah 160. Jika suku-suku deret geometri tersebut
merupakan suku positif, tentukan jumlah n suku pertama deret
tersebut.
4. Pada barisan bilangan 4, x, y, z diketahui tiga suku pertama
membentuk barisan geometri dan tiga suku terakhir membentuk
barisan aritmatika. Tentukan nilai x + y.
5. Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 1 meter. Setiap kali
sesudah jatuh mengenai lantai, bola itu dipantulkan lagi dan
mencapai ¾ dari tinggi sebelumnya. Tentukan panjang seluruh
jalan yang dilalui bola itu sampai berhenti.
BAB IV. PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, anda berhak untuk mengikuti tes


untuk enguji kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda
dinyatakan memenuhi syarat ketuntasan dari hasil evaluasi dalam
modul ini, maka anda berhak untuk melanjutkan ke topik/modul
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

MGMP Matematika Kota Semarang, 2006. Matematika SMA/MA


Kelas XII Program Ilmu Pengetahuan Sosial, Semarang : PT
Mascom Graphy, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai