Anda di halaman 1dari 20

KAJIAN ALJABAR DASAR

“ Baris dan Deret Aritmatika ”


Dosen pembimbing: Resyi A. Ghani, M.Pd.

Disusun oleh:
Yustika Budiarti (037116105)

IV - D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga papper tentang barisan dan deret aritmatika ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan berupa materi.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi papper agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis, penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bogor , 12 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Barisan Aritmatika .................................................................................................. 3
B. Deret Aritmatika ..................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 16
A. Simpulan ............................................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aritmatika atau aritmetika (dari kata bahasa Yunani αριθμός = angka) atau
dulu disebut Ilmu Hitung merupakan cabang tertua (atau pendahulu) matematika
yang mempelajari operasi dasar bilangan. Oleh orang awam, kata "aritmatika"
sering dianggap sebagai sinonim dari Teori Bilangan, tetapi bidang ini adalah
bidang Aritmatika tingkat Lanjut yang berbeda dengan Aritmatika Dasar
Aritmatika adalah ilmu hitung dasar yang merupakan bagian dari matematika.
Operasi dasar aritmatika adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian
Menurut James dan James ( 1976 ) “Matematika adalah ilmu tentang
logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan
satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga
bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri.”
Matematika merupakan ilmu yang memiliki banyak perhitungan. Dalam
ilmu matematika, banyak dijumpai dengan berbagai persamaan. Hal tersebut yang
menjadi salah satu faktor mengapa seseorang malas dalam mempelajari
matematika. Akan tetapi, matematika akan terasa mudah untuk dipahami jika kita
dapat mengetahui akar permasalahan yang. Matematika akan lebih mudah untuk
dipelajari jika kita mempelajari metematika dengan senang hati, buka dengan
paksaan. Oleh karena itu, dalam belajar matematika, kita harus ikhlas terlebih
dahulu baru kemudian kita memahami persoalan yang ada dan menggunakan
persamaan yang tepat.
Salah satu pelajaran dalam matematika adalah barisan dan deret. Barisan
dan deret sudah tidak asing lagi di telinga seorang mahasiswa. Hal tersebut
disebabkan karena pelajaran ini sudah pernah didapatkan di bangku SD sampai
SMA. Akan tetapi, tidak akan menjadi suatu kesalahan jika mengulangi pelajaran

1
yang telah lalu. Materi barisan dan deret sangat penting untuk dipelajari. Karena
materi ini sangat sering dijumpai dalam tes atau ujian dalam pelajaran
matematika. Bahkan dalam tes Uji Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) masih ada
soal yang berkenaan dengan materi ini. Bukan saja dari Test CPNS, bahkan test
uji lainnya pun masih menggunakan atau berkenaan seputar baris dan deret ini.
Oleh karena itu, hal tersebut yang melatar belakangi penulis untuk menuliskan
makalah yang berjudul barisan dan deret. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembaca.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan di atas, penulis
dapat merumuskan pembahasan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan barisan dan deret ?
2. Bagaimana menghitung dan menentukan jumlah baris aritmatika ?
3. Bagaimana menghitung dan menentukan jumlah deret aritmatika ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan barisan dan deret
2. Untuk mengetahui cara menghitung barisan aritmatika
3. Untuk mengetahui cara menghitung deret aritmatika

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Barisan Aritmatika
Ketika duduk di Sekolah Dasar ( SD ) pasti telah mengenal dan
menyebutkan (membilang) “1,2,3,4,5.......”. Urutan bilangan-bilangan tersebut
lebih dikenal dengan bilangan asli. Urutan-urutan bilangan lain yang kalian
kenal misalnya bilangan genap, gasal, bilangan kuadrat, dan sebagainya.
Sebenarnya, urutan-urutan bilangan tesebut mempunyai urutan dan ketentuan-
ketentuan tersendiri, sehingga dapat membuat suatu urutan bilangan yang
bermakna atau dikenal sebagai barisan bilangan. Barisan bilangan merupakan
urutan bilangan yang dibuat dengan aturan tertentu. Barisan Aritmatika
merupakan suatu barisan bilangan yang setiap pasangan suku-suku yang
berurutan memiliki selisih yang sama. Contoh dari barisan aritmatika yaitu :
4, 7, 10, 13, 16, 19..........
Perhatikan bahwa setiap pasangan berurutan pada barisan tersebut
memiliki selisih yang sama, yaitu = 7 - 4 = 10 - 7 = 13 – 10 = 16 – 13 = 19 –
16 = 3. Selisih bilangan-bilangan berurutan pada barisan aritmatika disebut
beda, dan biasanya disimbolkan dengan b. Sedangkan bilangan-bilangan yang
menyusun barisan disebut suku. Suku ke-n dari suatu barisan disimbolkan
dengan Un. Sehingga U6 merupakan suku ke-6. Khusus untuk suku pertama
dari suatu barisan, disimbolkan dengan α . Barisan aritmetika sering juga
disebut barisan hitung adalah barisan bilangan yang setiap sukunya diperoleh
dari suku sebelumnya dengan menambah atau mengurangi dengan suatu
bilangan tetap. Bilangan tetap tersebut dinamakan pembeda, (biasanya
disimbolkan dengan b). Jadi pembeda merupakan selisih antara dua suku yang
berturutan. Suku pertama barisan aritmetika ditulis U1, sedangkan suku ke-n
dari suatu barisan bilangan aritmetika dituliskan sebagai Un.

3
Contoh:
1) Barisan aritmetika : 3, 7, 11, 15,...
Suku pertamanya U1 = 3. Selisih antara dua suku yang berturutan adalah 7 -3
= 11 - 7 = 15 - 11 = 4. Jadi pembedanya adalah 4.
2) Barisan bilangan: 26, 23, 19, 16,...
Suku pertamanya U1 = 26. Selisih antara dua suku yang berturutan adalah 23
- 26 = 19 - 23 = 16 - 19 = -3. Jadi pembedanya adalah -3.

Perhatikan penggaris ukuran 30 cm. Pada penggaris tersebut terdapat


bilangan berurutan 0, 1, 2, 3, 4, ..., 30. Setiap bilangan berurutan pada
penggaris ini mempunyai jarak yang sama yaitu 1 cm. Jarak antar bilangan
berurutan menunjukan selisih antar bilangan. Bilangan – bilangan berurutan
seperti pada penggaris memiliki selisih yang sama untuk setiap dua suku
berurutannya sehingga membentuk suatu barisan bilangan. Barisan bilangan
seperti ini di sebut barisan aritmatika dengan selisih setiap dua suku
berurutannya yang disebut beda.
Barisan aritmatika ialah suatu barisan bilangan-bilangan dimana beda
(selisih) di antara dua suku berurutan merupakan bilangan tetap.
Rumus umum suku ke – n barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda
b dapat diturunkan seperti berikut :
U1 = a
Dimana :
U2 = a + b
a adalah suku pertama / nilai awal
U3 = a + 2b
U4 = a + 3b b adalah beda (selisih)

Jadi: Un = a + (n – 1) b

4
Contoh :
Carilah suku ke-20 dari barisan aritmatika : -3, 2, 7, . . .
Jawab :
a = -3, b = 7 – 2 = 5 , n = 20
Un = a + (n – 1) b
Un = -3 + (20– 1) 5
Un = -3 + (19) 5
Un = -3 + 95
Un = 92

Bentuk umum :

𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … , 𝑈𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑎, (𝑎 + 𝑏), (𝑎 + 2𝑏), … , (𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)

Pada barisan aritmatika berlaku :


Sehingga 𝑈𝑛 = 𝑈𝑛−1 + 𝑏
𝑈𝑛 − 𝑈𝑛−1 = 𝑏

Contoh :
𝑈𝑛 − 𝑈𝑛−1
Tentukan beda dari suku-suku di bawah ini :
= 𝑏𝑈𝑛 − 𝑈𝑛−1
a. 4,=7,𝑏10, 13, ...
b. -10, -6, -2, 2, ....
Jawab :
a. Beda = 7 – 4 = 3
b. Beda = -6 – (-10) = 4

 Rumus Suku ke-n Barisan Aritmatika


Suku ke-n Barisan Aritmatika adalah :

𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

5
Keterangan :
 𝑈𝑛 = Suku ke – n
a = Suku pertama
b = Beda
n = Banyaknya suku

Contoh :
Tentukan suku pertama, beda, dan suku ke-10 dari barisan 4, 7, 10, 13, ... ?
Jawab :
 a=4
 b=7–4=3
 𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
 𝑈10 = 4 + (10 − 1)3
 𝑈10 = 31

 Suku Tengah Barisan Aritmatika ( Uk )


Barisan 𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … , 𝑈𝑛 untuk n ganjil
Maka dapat di rumuskan sebagai berikut :

𝑈𝑛 + 𝑎
𝑈𝑘 =
2

Contoh :
Di ketahui barisan aritmatika 3, 9, 15, 21, ...., 117. Tentukan suku tengahnya ?
Jawab :
𝑈𝑛 +𝑎
.𝑈𝑘 = 2
117 +3
.𝑈𝑘 = 2
= 60

 Sisipan pada Barisan Aritmatika


Jika di antara 2 bilangan a dan Un di sisipkan bilangan a, ..., ..., ..., Un

6
K bilangan

Maka setelah di sisipi k bilangan, banyaknya suku pada barisan ada ( k + 2 ) =


n
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
Pada barisan baru berlaku :
Un = a + ( k + 2 – 1 )b
Un = a + ( k + 1 )b
Contoh :
Di antara bilangan 6 dan 24 di sisipkan 8 bilangan sehingga membentuk
barisan aritmatika. Tentukan bedanya ?
Jawab :
a=6
Un = 24
k=8
Un − a 24 − 6 18
b= = = =2
𝑘+1 8+1 9

7
B. Deret Aritmatika
Deret aritmatika dapat didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan dari
anggota barisan aritmatika yang dihitung secara berurutan. Sebagai contoh kita
ambil sebuah barisan aritmatika 8,12,16,20,24 maka deret aritmatikanya adalah
8+12+16+20+24. Untuk menghitung deret aritmatika tersebut masih terbilang
mudah kaerna jumlah sukunya masih sedikit:
8+12+16+20+24 = 80
Namun, bayangkan jika deret aritmatika tersebut terdiri dari ratusan suku,
tentu akan sulit untuk menghitungnya, bukan? Oleh karenanya, kita harus
mengetahui rumus untuk menghitung jumlah deret aritmatika. Rumus yang biasa
digunakan adalah:

Sn = (a + Un) × n : 2

Sebelumnya kita sudah mengetahui rumus untuk menghitung Un, maka rumus
tersebut dapat dimodifikasi menjadi:

Sn = (a + a + (n – 1)b) × n : 2

Deret adalah penjumlahan suku-suku dari suatu barisan. Jika U1, U2, U3, …,Un
adalah barisan aitmatika, maka U1 + U2 + U3 + …,Un merupaka deret aritmatika .
Contoh:
1 + 2 + 3 + 4 + 5, ... + Un
3 + 5 + 7 + 9 + 11 + … + Un.
Jika jumlah n suku petama deret aritmatika itu kita lambangkan dengan Sn, maka
Sn = U1 + U2 + U3 .... + Un
Deret Aritmatika adalah bentuk penjumlahaan barisan aritmatika. Jika
U1, U2, U3, …,Un adalah barisan aitmatika, maka U1 + U2 + U3 + …,Un merupakan
deret aritmatika. Jumlah n suku pertama disimbolkan dengan Sn.
Sn = U1 + U2 + U3 + …,Un

8
Rumus jumlah n suku pertama adalah :

1
1
Sn = 2 𝑛 ( 𝑎 + 𝑈𝑛 ) Sn = 2 𝑛 [( 2𝑎 + ( 𝑛 − 1 )𝑏]

Contoh :
Di ketahui deret aritmatika 4 + 8 + 12 + 16 + ...
Hitung jumlah 25 suku pertama ?
Jawab :
1
Sn = 2 𝑛 [( 2𝑎 + ( 𝑛 − 1 )𝑏]
1
S25 = 2 25 [( 24 + ( 25 − 1 )4]

S25 = 1300

Rumus:

atau

keterangan:
Sn = jumlah n suku pertama

Contoh soal:
Diketahui deret aritmatika sebagai berikut,

Tentukan:
a. Suku ke-10
b. Jumlah sepuluh suku pertama

9
Penyelesaian:
a. Suku ke-10

b. Jumlah sepuluh suku pertama:

Sisipan pada Deret Aritmatika


Sisipan pada deret aritmatika dapat diperoleh dengan cara menambahkan
deret kecil aritmatika lainnya diantara dua buah suku yang berurutan di dalam
sebuah deret aritmatika. Untuk memahaminya dengan lebih mudah perhatikan
saja contoh berikut ini:
Deret aritmatika awal: 2+8+14+20+26+32
Deret aritmatika setelah di beri sisipan
2+4+6+8+10+12+14++16+18+20+22+24+26+28+30+32

Nilai selisih pada deret aritmatika yang telah diberi sisipan (b1) dapat diketahui
dengan menggunakan rumus:
b1 = b/(k+1)
b1 = selisih pada deret yang telah diberi sisipan
b = selisih pada deret aritmatika awal
k = banyaknya bilangan yang disisipkan

10
Sebagai contoh untuk menghitung selisih deret baru pada deret aritmatika yang
telah saya tuliskan diatas adalah:
Deret awal: 2+8+14+20+26+32
Deret baru: 2+4+6+8+10+12+14++16+18+20+22+24+26+28+30+32

Rumus: b1 = b/(k+1)

Contoh :
Diketahui:
b=8–2=6
k=2
Maka:
b1 = 6/(2+1)
b1 = 6/3
b1 = 2

11
CONTOH SOAL PENYELESAIAN

Barisan

1. Tentukan suku pertama, beda, dan suku ke-10 dari barisan 4, 7, 10, 13, ... ?
Jawab :
 a=4
 b=7–4=3
 𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏
 𝑈10 = 4 + (10 − 1)3
 𝑈10 = 31

2. Di ketahui barisan aritmatika 3, 9, 15, 21, ...., 117. Tentukan suku tengahnya
?
Jawab :
𝑈𝑛 +𝑎
.𝑈𝑘 = 2
117 +3
.𝑈𝑘 = = 60
2

3. Di antara bilangan 6 dan 24 di sisipkan 8 bilangan sehingga membentuk


barisan aritmatika. Tentukan bedanya ?
Jawab :
a=6
Un = 24
k=8
Un − a 24 − 6 18
b= = = =2
𝑘+1 8+1 9

4. Carilah tiga suku berikutnya dari barisan aritmatika 1, 4, 7, 10,....


Jawab : U1 = 1, U2 = 4
b = u2 – u1 = 4 – 1 = 3
Tiga suku berikutnya adalah 10 + 3 = 13, 13 + 3 = 16, 16 + 3 = 19

12
5. Carilah suku ke-20 dari barisan aritmatika : -3, 2, 7, . . .
Jawab :
a = -3, b = 7 – 2 = 5 , n = 20
Un = a + (n – 1) b
Un = -3 + (20– 1) 5
Un = -3 + (19) 5
Un = -3 + 95
Un = 92

13
Deret

1. Carilah jumlah 100 suku pertama deret 1 + 3 + 5 + 7 + 9 + . . .


Jawab :
1+3+5+7+9+ ...
Dalam hal ini : a = 1 , b = 3 – 1 = 2 , dan n = 100
1
Sn = n [2a + (n – 1) b]
2
1
Sn = 100 [2 . 1 + (100 – 1) 2]
2
Sn = 50 [2+ (99) 2]
Sn = 50 [200] = 10.000

2. Di ketahui deret aritmatika 4 + 8 + 12 + 16 + ...


Hitung jumlah 25 suku pertama ?
Jawab :
1
Sn = 2 𝑛 [( 2𝑎 + ( 𝑛 − 1 )𝑏]
1
S25 = 2 25 [( 24 + ( 25 − 1 )4]

S25 = 1300

3. Diketahui deret aritmatika sebagai berikut,

Tentukan:
a. Suku ke-10
b. Jumlah sepuluh suku pertama
Penyelesaian:
a. Suku ke-10

14
b. Jumlah sepuluh suku pertama:

4. Diketahui 10 + 12 + 14 +……+ U10


a. Tentukan suku ke-10
b. Jumlah sepuluh suku pertama (U10)

Jawab:
a. Suku ke-10
Un = a + (n-1)b
U10 = 10 + (10-1) 2
= 10 + (9) 2
= 10 + 18
= 28

b. Jumlah sepuluh suku pertama


Sn = n/2 (a + Un)
S10 = 10/2 (10 + 28)
S10 = 5 x 38 = 190

5. Tentukan suku ke-25 dari barisan deret aritmatika : 1, 3, 5, 7, ... ?


Jawab :
Dik :
deret : 1. 3, 5, 7, ...
a=1
b = 3-1 = 5-3 = 7-5 = 2
Un = a + (n-1) b
= 1 + (25-1) 2
= 1 + (24) . 2
= 1 + 48
= 49
Jadi nilai dari suku ke-25 (U25) adalah 49

15
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran
Penulis menyarankan agar pembaca tidak hanya mengetahui barisan dan deret
aritmatika pada papper ini, namun juga memperbanyak latihan mengerjakan soal
dan dapat membedakan barisan dan deret aritmatika.

16
DAFTAR PUSTAKA

17

Anda mungkin juga menyukai