Anda di halaman 1dari 17

BARISAN DAN DERET

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir matematika wajib

Di susun oleh :

Erza Putri Rahayu

XII MIPA 2

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS PENDIDIKAN

SMA NEGERI 28 GARUT

Jl.letjen.S.Parman Purbayani Caringin Garut 44169

2024
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah matematika wajib yang berjudul “ Barisan dan Deret “ telah di baca dan di setujui
oleh :

Garut, - Oktober 2023

Guru matematika wajib, Penyusun,

Enggawati P.,S.Pd Erza Putri Rahayu

Mengetahui,

Wakasek kurikulum,

Cep Irwan.,S,Pd.I.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat ALLAH SWT. Karena berkat ridho-Nya sehingga saya
bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah matematika wajib ini
membahas tentang “Barisan dan Deret”

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
mengantarkan umatnya dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang-benderang
dengan kekayaan ilmu dan pengetahuan.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari ibu Enggawati P S.Pd. selaku guru
matematika wajib.

Semoga Allah SWT, melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Saya
berharap semoga pembahasan yang ada di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi diri saya
sendiri, teman teman, dan siapapun yang membacanya.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Oleh karena
itu saya mengharapkan adanya kritik dan saran untuk memperbaiki pembuatan makalah
selanjutnya. Atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada dalam penulisan makalah ini
saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Garut, - Oktober 2023

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Matematika merupakan ilmu yang memiliki banyak perhitungan. Dalam ilmu


matematika, banyak dijumpai dengan berbagai persamaan. Hal tersebut yang menjadi
salah satu factor mengapa seseorang untuk malas dalam mempelajari matematika. Akan
tetapi, matematika akan terasa mudah untuk dipahami jika kita dapat mengetahui akar
permasalahan. Matematika akan lebih mudah untuk dipelajari jiak kita mempelajari
metematika dengan senang hati, buka dengan paksaan. Oleh karena itu, dalam belajar
matematika, kita harus ikhlas terlebih dahulu baru kemudian kita memahami persoalan
yang ada dan menggunakan persamaan yang tepat.

Salah satu pelajaran dalam matematika adalah barisan dan deret, Barisan Dan deret sudah
tidak asing lagi di telinga seorang mahasiswa. Hal tersebut Disebabkan karena pelajaran
ini sudah pernah didapatkan di bangku SMA. Akan Tetapi, tidak akan menjadi suatu
kesalahan jika mengulangi pelajaran yang telah Lalu.

Materi barisan dan deret sangat penting untuk dipelajari. Karena materi ini sangat sering
dijumpai dalam tes atau ujian dalam pelajaran matematika. Bahkan dalam tes Uji Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) masih ada soal yang berkenaan dengan materi ini. Bukan
saja dari Test CPNS, bahkan test uji lainnya pun masih menggunakan atau berkenaan
seputar baris dan deret ini.

Oleh karena itu, hal tersebut yang melatar belakangi penulis untuk menuliskan makalah
yang berjudul barisan dan deret. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, saya merumuskan masalah yaitu “Bagaimana mengaplikasikan
barisan dan deret ”.

C. Tujuan Penulisan

1. untuk mengatahui pengertian barisan dan deret


2. untuk mengetahui aplikasi barisan dan deret dalam bentuk soal.

BAB II

PEMBAHASAN 1

BARISAN DAN DERET

A. Pengertian Barisan dan Deret


 Pola Bilangan dan Barisan
Pola bilangan sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada suatu
perjamuan ketika belum ada tamu yang datang maka tuan rumah tidak berjabat
tangan. Jika satu tamu datang, maka terjadi 1 kali jabat tangan, jika kemudian ada 1
tamu lagi yang datang maka terjadi 3 kali jabat tangan. Berikut adalah pola bilangan
yang dapat terbentuk.
Banyak orang Banyak Jabat Tangan
1 0=0
2 0+1=1
3 0+1+2=3
.... .....
n 0 + 1 + 2 + ... + ( n – 1 )

Contoh soal :
1. Ada 10 orang tamu + 1 tuan rumah berapa banyak jabat tangan yang mungkin
terjadi ?
Banyak jabat tangan = 0 + 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8 + 9 + 10 = 55 kali jabat
tangan.

 Barisan Bilangan
Barisan bilangan adalah susunan bilangan – bilangan yang memiliki aturan tertentu
dan di pisahkan dengan koma.
Contoh soal :
 3, 5, 7, 9, 11,.... → Barisan bilangan loncat 2
 11, 8, 5, 2, -1,... → Barisan bilangan loncat -3
 Tentukan tiga suku pertama pada barisan yang suku umumnya di rumuskan
dengan U n =2n+ 9 !
Jawab :
 U n =2n+ 9
 U 1=2.1+ 9=11
 U 2=2.2+ 9=13
 U 3=2.3+9=15
Bentuk umum U n =U 1 ,U 2 , U 3 , …

 Deret Bilangan
Jumlah suku-suku dari suatu barisan di sebut deret. Bentuk 2
umumnya adalah
n
sebagai berikut. U +U +U +… +U =∑2U
1 2 3 n i
i=1

Contoh :
 Deret bilangan genap : 2 + 4 + 6 + 8 + ....
 Deret bilangan persegi panjang : 2 + 6 + 12 + 20 +....
 Deret bilangan kubik : 13 +23 +33 +4 3 +¿....

B. Barisan Aritmatika dan Deret Aritmatika


 Barisan Aritmatika
Perhatikan penggaris ukuran 30 cm. Pada penggaris tersebut terdapat bilangan
berurutan 0, 1, 2, 3, 4, ..., 30. Setiap bilangan berurutan pada penggaris ini
mempunyai jarak yang sama yaitu 1 cm. Jarak antar bilangan berurutan menunjukan
selisih antar bilangan. Bilangan – bilangan berurutan seperti padda penggaris
memiliki selisih yang sama untuk setiap dua suku berurutannya sehingga membentuk
suatu barisan bilangan. Barisan bilangan seperti ini di sebut barisan aritmatika dengan
selisih setiap dua suku berurutannya yang disebut beda.
Bentuk umum :
U 1 , U 2 , U 3 , … , U n ataua , ( a+ b ) , ( a+2 b ) , … ,(a+ ( n−1 ) b)

Pada barisan aritmatika berlaku :


U −U =b Sehingga U n =U n−1+ b
n n−1

Contoh :
Tentukan beda dari suku-suku di bawah ini :
a. 4, 7, 10, 13, ...
b. -10, -6, -2, 2, ....
Jawab :
a. Beda = 7 – 4 = 3
b. Beda = -6 – (-10) = 4

 Rumus Suku ke-n Barisan Aritmatika


Suku ke-n Barisan Aritmatika adalah :

U n =a+ ( n−1 ) b

Keterangan :
 Un = Suku ke – n
 a = Suku pertama
 b = Beda
 n = Banyaknya suku

Contoh :
Tentukan suku pertama, beda, dan suku ke-10 dari barisan 4, 7, 10, 13, ... ?
Jawab :
3
 a=4
 b=7–4=3
 U n =a+ ( n−1 ) b
 U 10=4+ (10−1 ) 3
 U 10=31

 Suku Tengah Barisan Aritmatika ( Uk )


Barisan U 1 , U 2 , U 3 , … , U n untuk n ganjil
Maka dapat di rumuskan sebagai berikut :
U n+ a
Uk=
2

Contoh :
Di ketahui barisan aritmatika 3, 9, 15, 21, ...., 117. Tentukan suku tengahnya ?
Jawab :
U +a
.U k = n
2
117 +3
.U k = = 60
2

 Sisipan pada Barisan Aritmatika


Jika di antara 2 bilangan a dan Un di sisipkan bilangan a, ..., ..., ..., Un

K bilangan
Maka setelah di sisipi k bilangan, banyaknya suku pada barisan ada ( k + 2 ) = n
U n =a+ ( n−1 ) b
Pada barisan baru berlaku :
Un = a + ( k + 2 – 1 )b
Un = a + ( k + 1 )b
Contoh :
Di antara bilangan 6 dan 24 di sisipkan 8 bilangan sehingga membentuk barisan
aritmatika. Tentukan bedanya ?
Jawab :
a=6
Un = 24
k=8
U n−a 24−6 18
b= = = =2
k +1 8+1 9
 Deret Aritmatika
Deret Aritmatika adalah bentuk penjumlahaan barisan aritmatika. Jika U1, U2, U3,
…,Un adalah barisan aitmatika, maka U1 + U2 + U3 + …,Un merupaka deret
aritmatika. Jumlah n suku pertama disimbolkan dengan Sn.
Sn = U1 + U2 + U3 + …,Un
Rumus jumlah n suku pertama adalah :
1 1
Sn = n(a+U n ) Sn = n¿
2 2
4
Contoh :
Di ketahui deret aritmatika 4 + 8 + 12 + 16 + ...
Hitung jumlah 25 suku pertama ?
Jawab :
1
Sn = n ¿
2
1
S25 = 25 ¿
2
S25 = 1300

 Barisan Geometri
Misalkan suatu barisan bilangan adalah U1, U2, U3, U4, …, Un-1, Un
Barisan bilangan tersebut dikatakan barisan geometri, jika nilai perbandingan untuk
setiap suku ke – n ( Un ) dengan suku sebelumnya ( Un-1) adalah tetap. Nilai
perbandingan itu disebut rasio ( r ), ditulis :

Un
r=
U n−1

Dimana r ≠ 0 atau r ≠ 1
Misalkan suku pertama sama dengan a, rasio sama dengan r, maka :
U1, U2, U3, ..., Un

a, ar, ar2 , … ,arn – 1


Dengan demikian, rumus suku ke – n barisan geometri adalah :

Un = arn-1

 Rumus Suku Tengah Barisan Geometri


Suatu barisan geometri dengan n suku, n bilangan ganjil, maka suku tengah ( U k )
dinyatakan sebagai berikut :

Uk = √ U 1 × U n

Contoh :
Di ketahui Barisan Geometri 2, 8, 32, ..., 8192. Tentukan suku tengahnya?
Jawab :
a=2
Un = 8192
Uk = √ U 1 × U n
Uk = √ 2× 8192=128

 Sisipan pada Barisan Geometri


Pada barisan geometri a, ..., ..., ..., Un, disisipkan k suku.
K suku
Pada barisan geometri baru banyaknya suku adalah ( k + 2 )
Jadi, Un = arn-1 → Un = ar(k+2-1)
→ Un = ark+1

→r =

1

x+1 Un
a
Di antara bilangan dan 64 disisipkan 7 bilangan, sehingga menjadi barisan
4
geometri. Tentukan rasio?
Jawab :

r=

x+1 Un
a


64
r = 7+ 1 1
4
r = √ 64 × 4
8

r = √8 256 = 2

 Deret Geometri
Deret geometri adalah bentuk penjumlahan suku – suku barisan geometri.
Jika U1, U2, U3, U4, …, Un-1, Un adalah barisan geometri, maka U1 + U2 + U3 + …,Un
merupaka deret geometri. Jumlah n suku pertama disimbolkan dengan (Sn)
Sn = U1 + U2 + …, Un-1 + Un
Rumus jumlah n suku pertama adalah :

a ( r n −1 )
Sn = ; jika , r >1 dan
r −1
a ( 1−r n )
Sn = ; jika , r <1 .
1−r
Contoh :
Tentukan jumlah deret geometri berikut : 2 + (-10) + 50 + ... + (-6250)?
Jawab :
a ( r n −1 )
Sn =
r−1
2 ( (−5)6 −1 )
Sn =
−5−1
2 (15624 )
Sn =
−6
Sn =−5208
 Deret Geometri Tak Hingga
Jika suatu deret geometri, Sn = U1 + U2 + …, Un-1 + Un dengan n mendekati takhingga,
maka deret geometri tersebut dikatakan sebagai deret geometri tak hingga dan di tulis
dengan
S∞ = U1 + U2 + …, Un-1 + …
a ( r n−1 )
|r|≥1 , maka, S∞ =lim it =∞ , karena. r ∞
Jika n→∞ r −1
a ( 1−r n ) a
|r|<1 ,maka S ∞=lim it = , karena r ∞ mendekati 0.
Jika n→∞ 1−r 1−r

Sehingga, rumus jumlah deret geometri takhingga untuk |r|<1,r≠0adalah:

a
S∞ =
1−r

 Suku ke-n dan Jumlah n Suku Pertama Beberapa Deret Khusus


 Deret Bilangan Asli
Deret Bilangan Asli 1 + 2 + 3 + ... + ( n – 1 ) + n
Suku ke – n → Un = n
1
Jumlah n suku pertama Sn = n ( n + 1 )
2
Contoh :
Diketahui deret bilangan asli 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + ...
Tentukan suku ke – 1000 dan jumlah 50 suku pertama ?
Jawab :
Un = n
U1000 = 1000
1
Sn = n ( n + 1 )
2
1
S50 = 50 ( 50 + 1 )
2
Sn = 1275
 Deret Kuadrat n Bilangan Asli
Deret kuadrat bilangan asli 12 +22 + 32 + ... + ( n – 1 )2 + n2
Suku ke – n → Un = n2
1
Jumlah n suku pertama Sn = n ( n + 1 )( 2n + 1 )
6
Contoh :
Diketahui deret kuadrat bilangan asli 12 +22 + 32 + ... + n2
Tentukan suku ke – 27 dan jumlah 10 suku pertama ?
Jawab :
Un = n2
U27 = 272
U27 = 729
1
Sn = n ( n + 1 )( 2n + 1 )
6
1
S10 = 10 ( 10 + 1 )( 2.10 + 1 )
6
S10 = 385
 Deret Kubik n Bilangan Asli
Deret kubik bilangan asli 13 +23 + 33 + ... + ( n – 1 )3 + n3
Suku ke – n → Un = n3

[ ]
2
1
Jumlah n suku pertama Sn = n(n+1)
2
Contoh :
Diketahui deret kuadrat bilangan asli 13 +23 + 33 + ... + n3
Tentukan suku ke – 15 dan jumlah 5 suku pertama ?
Jawab :
Un = n3
U15 = 153
U15 = 3375

[ ]
2
1
S5 = 5 (5+1)
2
S5 = 225
 Deret n Bilangan Persegi Panjang
Deret bilangan persegi panjang 1 . 2 + 2 . 3 + 3 . 4 + ... + n ( n + 1 )
Suku ke – n → Un = n ( n + 1 )
1
Jumlah n suku pertama Sn = n ( n + 1 )( n + 2 )
3
Contoh :
Deret bilangan persegi panjang 1 . 2 + 2 . 3 + 3 . 4 + ...
Tentukan suku ke – 6 dan jumlah 6 suku pertama ?
Jawab :
Un = n ( n + 1 )
U6 = 6 ( 6 + 1 )
U6 = 42
1
Sn = n ( n + 1 )( n + 2 )
3
1
S6 = 6 ( 6 + 1 )( 6 + 2 )
3
S6 = 112
 Deret Bilangan Balok
Deret bilangan balok 1 . 2 . 3 + 2 . 3 . 4 + 3 . 4 . 5 + ... + n ( n + 1 )( n + 2 )
Suku ke – n → Un = n ( n + 1 ) ( n + 2 )
1
Jumlah n suku pertama Sn = n ( n + 1 )( n + 2 )( n + 3 )
4
Contoh :
Deret bilangan balok 1 . 2 . 3 + 2 . 3 . 4 + 3 . 4 . 5 + ...
Tentukan suku ke – 10 dan jumlah 15 suku pertama ?
Jawab :
Un = n ( n + 1 ) ( n + 2 )
U10 = 10 ( 10 + 1 ) ( 10 + 2 )
U10 = 1320
1
Sn = n ( n + 1 )( n + 2 )( n + 3 )
4
1
S15 = 15 ( 15 + 1 )( 15 + 2 )( 15 + 3 )
4
S15 = 18360
 Deret Bilangan Segitiga
1
Deret bilangan segitiga 1 + 3 + 6 + ... + n( n + 1 )
2
1
Suku ke – n → Un = n( n + 1 )
2
1
Jumlah n suku pertama Sn = n ( n + 1 )( n + 2 )
6
Contoh :
Deret bilangan balok 1 + 3 + 6 + 10 + 15 + ...
Tentukan suku ke – 10 dan jumlah 6 suku pertama ?
Jawab :
1
Un = n( n + 1 )
2
1
U10 = 10( 10 + 1 )
2
U10 = 55
1
Sn = n ( n + 1 )( n + 2 )
6
1
S6 = 6 ( 6 + 1 )( 6 + 2 )
6
S6 = 56
 Menuliskan Deret Bilangan dengan Notasi Sigma
 Notasi Sigma ∑
Notasi sigma yang di lambangkan dengan “ ∑ ” adalah sebuah huruf Yunani yang
artinya penjumlahan. Notasi ini di gunakan untuk meringkas penulisan penjumlahan
bentuk panjang dari jumlah suku-suku yang merupakan variabel berindeks atau suku-
suku suatu deret. Jika diketahui suatu barisan tak berhingga a 1 , a2 , a3 , … , an, maka
n
jumlah dari n suku pertama barisan tersebut dinyatakan dengan ∑ ak
k =1
n
.∑ ak = a 1+ a2 +a3 +… ,+ an
k =1

Jumlah suatu deret aritmatika dan geometri dapat di tulis dalam notasi sigma, yaitu :
n
Sn = ∑ U k = U1 + U2 + U3 + ... + Un
k =1

Untuk Deret Aritmatika


n
Sn = ∑ ( a+ ( k −1 ) b ) =a+ ( a +b ) +…+ ( a+ ( n−1 ) b )
k =1

Untuk Deret Geometri


n
Sn =∑ ar
k−1
=¿ ¿ a + ar + ar2 + … + arn – 1
k =1

 Sifat-sifat Notasi Sigma


n

1. k =1 ak = a1 + a2 + a3 + … + an

n n n
∑ ∑ ∑
2. k =m (ak + bk) = k =m ak + k =m bk

n n
∑ ∑
3. k =m cak = c k =m ak

n n+ p
∑ ∑
4. k =m ak = k =m+ p ak – p

n

5. k =m c = (n – m + 1)c

p−1 n n
∑ ∑ ∑
6. k =m ak + k = p ak = k =m ak
m−1

7. k =m ak = 0

n n n n
∑ ∑ ∑ ∑
8. k =m (ak + bk)2 = k =m ak2 + 2 k =m ak bk + k =m bk2

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas saya menyimpulkan bawa definisi barisan dan deret dapat
kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti kita dapat mengetahui seberapa banyak
jabat tangan yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan mengetahui
banyaknya orang ditempat tersebut banyak kita temui aplikasi mengenai barisan dan
deret di kehidupan sehari-hari.

B. Saran
Semoga dengan penjelasan dari saya yang singkat dapat bermanfaat untuk
menunjang pembelajaran mengenai materi dan aplikasi-aplikasi barisan dan deret
yang terjadi disekitar kita.

DAFTAR PUSTAKA
11
Ngapiningsih, Anna Yuni Astuti. 2007. Matematika Realistik Kelas IX untuk SMP
dan MTs. Klaten: Intan Pariwira
Sukino dan Wilson Simangunsong. 2007. Matematika untuk SMP kelas IX. Jakarta :
Erlangga
Sartono Wirodikromo. 2004. Matematika SMA kelas XII IPA. Jakarta: Erlangga
Suwah Sembiring. Cucun Cunayah. Ahmad Zaelani.2008. Pelajaran Matematika

12
DAFTAR ISI

Anda mungkin juga menyukai