Anda di halaman 1dari 64

BARISAN DAN DERET

DI SUSUN OLEH :
ROHANI,ST.,MT
Standar Kompetensi

Menggunakan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah.


Kompetensi Dasar

Memahami pola suatu barisan bilangan.

Menentukan suku ke-n dan jumlah suku ke-n barisan dan deret aritmetika,
serta penerapannya.

Menentukan suku ke-n dan jumlah ke-n barisan dan deret geometri, serta
penerapannya.
4
Indikator

Menjelaskan pola dari suatu barisan bilangan.

Menghitung suku ke-n barisan aritmatika.

Menghitung jumlah suku ke-n deret aritmatika.

Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan barisan dan deret aritmatika.

Menghitung suku ke-n barisan geometri.

Menghitung jumlah suku ke-n dan jumlah tak hingga deret geometri.

Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan barisan dan deret geometri.
5
Pendahuluan

Terdapat keteraturan tertentu dalam kehidupan sehari-hari, yang sering ditemui


pada benda-benda di sekitar (tanaman, batu, hewan, dll).

Contoh : penomoran rumah dan tanggal pada kalender untuk hari


tertentu.
6

Sub bab :

1. Pola bilangan, dimana diperlukan penalaran secara induktif untuk dapat


menentukan pola suatu barisan bilangan.

2. Barisan dan deret aritmatika.

3. Barisan dan deret geometri.

4. Penerapan pada pemecahan permasalahan kontekstual yang berkaitan.


7

Manfaat materi :

Tidak hanya secara substansial materi, tetapi juga dalam hal penalaran atau
cara berfikir baik secara induktif (dari hal khusus ke umum) maupun secara
deduktif (dari hal umum ke khusus).
8
Pola Bilangan

Barisan bilangan adalah kumpulan bilangan yang diurutkan dengan aturan


tertentu.

Tiap - tiap bilangan yang terdapat pada barisan bilangan disebut suku.

Aturan pengurutan suku-suku barisan bilangan dinamakan pola bilangan.


9

Perhatikan dua barisan bilangan berikut.

a. 1, 2, 4, 8, 16, 32, . . .

b. 1, 3, 6, 10, 15, . . .
10

Aturan pembentukan barisan bilangan

Barisan bilangan 1, 2, 4, 8, 16, 32, . . .

Aturan pembentukan : dikalikan 2.

Suku ke-1 adalah 1

Suku ke-2 adalah 2 (1 × 2 = 2)

Suku ke-3 adalah 4 (2 × 2 = 4)

Suku ke-4 adalah 8 (4 × 2 = 8)

Suku ke-5 adalah 16 (8 × 2 = 16).


11

Aturan pembentukan barisan bilangan

Barisan bilangan 1, 3, 6, 10, 15, . . .

Aturan pembentukan : ditambah dengan bilangan asli berurutan yang dimulai dari 2

Suku ke-1 adalah 1

Suku ke-2 adalah 3 (1 + 2 = 3)

Suku ke-3 adalah 6 (3 + 3 = 6)

Suku ke-4 adalah 10 (6 + 4 = 10)

Suku ke-5 adalah 15 (10 + 5 = 15


12

Menentukan suku-suku barisan bilangan dapat dicari dengan melihat


suku-suku barisan bilangan yang telah diketahui.
13

Contoh

Tulislah dua suku berikutnya dari masing-masing barisan bilangan berikut.

a. 2, 6, 12, 20, ….

b. 1, 5, 9, 13, … …
14

Penyelesaian

2, 6, 12, 20, . . .

Barisan bilangan berikutnya : menambahkan bilangan asli genap


berurutan yang dimulai dari 4 pada suku di depannya.

Dua suku berikutnya adalah 30 dan 42.


15

Penyelesaian

1, 5, 9, 13, . . .

Barisan bilangan berikutnya : menambah 4 pada suku di depannya.

Dua suku berikutnya adalah 17 dan 21.


16

P a d a contoh sebelumnya, penentuan suku-suku barisan dilakukan


berdasarkan nilai suku-suku sebelumnya.

Penentuan suku ke-n, dinotasikan Un, untuk n cukup besar akan tidak
efisien jika diurutkan sampai suku yang dicari.

Untuk itu akan lebih praktis jika ditentukan melalui rumus yang dapat
diidentifikasi melalui pola barisan bilangan.
17

Contoh

a. Tentukan suku ke-50 dari barisan bilangan 6, 8, 10, 12, . . . .

b. Tentukan suku ke-30 dari barisan bilangan 4, 9, 16, 25, . . .


18

a. Barisan bilangan 6, 8, 10, 12, …..

Aturan pembentukan : suku satu ke suku berikutnya di tambah 2, maka rumus suku ke-n memuat 2n.

U1 = 6 = 2 × 1 + 4

U2 = 8 = 2 × 2 + 4

U3 = 10 = 2 × 3 + 4

Jadi, Un= 2 × n + 4 = 2n + 4

Sehingga, U50= 2 × 50 + 4 = 104.


19

b. Barisan bilangan 4, 9, 16, 25, . . . .

Aturan pembentukan : pangkat selalu 2, dengan bilangan pokok adalah urutan suku ditambah 1.

U1 = 4 = 22 = (1 + 1)2

U2 = 9 = 32 = (2 +1)2

U5 = 16 = 42 = (3 + 2)2

Jadi, Un = (n + 1)2 .

Sehingga U30 = (30 + 1)2 = 312 = 961.


20

BARISAN DAN DERET

Aritmatika

Geometri
21

Barisan dan Deret Aritmatika


Pengertian Barisan Aritmatika
Barisan bilangan U1, U2, U3, U4, . . .,Un.

Barisan bilangan ini disebut sebagai barisan bilangan aritmatika,


jika selisih dua suku yang berurutan selalu tetap.
22

Hasil pengurangan suatu suku dengan suku sebelumnya dinamakan beda (b).

b = U2 –U1 = U3 –U2 = U4 –U3 = …. = Un – Un-1

Jika suku pertama dinyatakan dengan a, maka bentuk umum barisan aritmatika
adalah:

a, a + b, a + 2b, a + 3b, . . . , a+(n–1)b


23

Contoh

Barisan 1, 4, 7, 10, . . .

Perhatikan bahwa :

U2 –U1 = 4 -1 =3

U3 –U2 = 7 -1 =3

U4 –U3 = 10 –7 = 3

Barisan bilangan mempunyai beda yang tetap, yaitu 3.

Jadi, barisan tersebut merupakan barisan aritmatika.


24
Menentukan Suku ke-n Barisan Aritmatika

Jika a menyatakan suku pertama, n menyatakan banyak suku, dan b adalah beda suatu barisan aritmatika :

U1= a

U2=a + b

U3= a + 2b

...
Un = a + (n – 1)b

Jadi, suku ke-n barisan aritmatika (Un) dirumuskan sebagai Un = a + (n-1)b


25

Contoh

Tentukan suku ke-50 barisan aritmatika 1, 4, 7, 10, ….


26

Penyelesaian

Perhatikan bahwa : suku pertama a = 1

beda b = 3

Maka U50 = a + 49b = 1 + 49 x 3 = 1 + 147 = 148.

Jadi, suku ke-50 adalah 148.


27
Pengertian Deret Aritmatika

Jika semua suku-suku pada barisan aritmatika dijumlahkan, akan terbentuk suatu deret

aritmatika atau deret hitung.

Bentuk umum deret aritmatika :

a +(a +b) +(a +2b) +(a +3b) +…. +(a +(n-1)b)


28

Deret aritmatika dengan beda lebih dari nol (positif), disebut

deret aritmatika naik.

Deret aritmatika dengan beda kurang dari nol (negatif), disebut

deret aritmatika turun.


29

Contoh

Apakah 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + . . . merupakan deret aritmatika ?


30

Penyelesaian

Perhatikan bahwa

U2 –U1 = 5 –2 = 3

U3 –U2 = 11 –8 = 3

U4 –U3 = 8 –5 = 3

U5 –U4 = 14 –11 = 3

Beda selalu tetap, yaitu 3

Jadi, 2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17 + . . . adalah deret aritmatika atau deret hitung.


31

Jumlah n Suku Pertama Deret Aritmatika

Perhatikan bahwa

Sn = a + (a+b) +(a+2b) + ... + (a+(n-1)b)

Sn = (a+(n-1)b) + (a+(n-2)b) + ... + (a+b) +a


Jumlah

2Sn = (2a+(n-1)b) +(2a+(n-1)b) + ... + (2a+(n-1)b) , sebanyak n suku.

= n x (2a + (n-1)b)

Jadi, rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika adalah:

Sn = ½ n (2a + (n-1)b)
32

Contoh

Tentukan jumlah sampai suku ke-50 deret aritmatika 2 + 6 + 10 + 14 + 18 + . . ..


33

Penyelesaian

Perhatikan bahwa deret aritmatika tersebut mempunyai suku pertama a = 2 dan beda b = 4.

Sn = ½ n (2a + (n-1)b)

S50 = ½ 50 (2x2 + 49x4)

= 25 x (4 + 196)

= 25 x 200 = 5000.
34

Sisipan pada Deret Aritmatika

Misalkan U1 + U2 + U3 + U4 + . . . + Un adalah deret aritmatika,

dengan suku pertama U1 = a, beda = b, dan banyak suku = n.

Apabila di antara dua suku deret aritmatika tersebut disisipkan k buah bilangan (suku baru)
sehingga membentuk deret aritmatika baru, maka:

Deret semula : a +(a +b) +(a +2b) +…..

Deret baru : a + (a + b)+ (a + 2b)+ (a + kb)+ (a + (k+1)b) +…..,

dimana a + (k+1)b= a + b.
36
Barisan dan Deret Geometri

Pengertian Barisan Geometri

Suatu barisan U1, U2, U3, U4, . . . ,Un disebut barisan geometri jika
perbandingan dua suku yang berurutan selalu tetap.
37

Hasil bagi suatu suku oleh suku sebelumnya disebut rasio (r) :

U 2  U3  U 4 U
r  ...  n
U1 U 2 U 3 U n1

Jika suku pertama dinyatakan dengan a, maka bentuk umum barisan geometri :

a, ar , ar2 , ar3, . . .arn-1


38

Contoh

Tentukan apakah 2, 4, 8, 16, . . . merupakan barisan geometri.


39

Penyelesaian
U2 4
Rasio dua suku yang berurutan :  2
U1 2
U3 8
 2
U2 4
U 4 16
 2
U3 8

Karena rasio dua suku yang berurutan sama, maka barisan tersebut merupakan barisan
geometri.
40
Rumus Suku ke-n Barisan Geometri

Jika a menyatakan suku pertama, n menyatakan banyak suku, dan r adalah rasio suatu barisan geometri, maka :

U1= a

U2=ar

U3= ar2

...
Un= arn-1

Jadi, suku ke-n barisan geometri (Un) dirumuskan sebagai:

Un = ar(n-1)
41

Contoh

Tentukan suku ke-10 barisan geometri: px , p2x , p3x ,. . . .


42

Penyelesaian

Suku pertama = px
2x
U2 p
Rasio =  x  p 2x x  p x
U1 p

Rumus suku ke-n adalah Un = a x r n-1 = px × (px)n-1 = pnx.

Jadi suku ke-10 adalah U10 = p10x.


43

Pengertian Deret Geometri

Apabila suku-suku pada barisan geometri dijumlahkan maka akan terbentuk


deret geometri atau deret ukur.

Bentuk umum deret geometri :

a + ar + ar2 + ar3+ . . .+arn-1 a


44

Jika Un+1>U n maka deretnya disebut deret geometri naik.

Jika Un+1<Un, maka deretnya disebut deret geometri turun.


45

Contoh

Misalkan deret 2 + 6 + 18 + 54 + 162 + . . .


U2 6
Maka,  3
U1 2
U3 18
 3
U2 6
U 4 54
 3
U 3 18

Karena rasio selalu tetap, yaitu 3, maka deret tersebut disebut deret geometri.

Karena Un+1>Un, maka disebut deret geometri naik.


46

Jumlah pada Deret Geometri

Akan ditentukan jumlah n suku pertama (Sn) dari deret geometri dengan
suku pertama a dan rasio r berikut.

U1 = a
U2 = ar

U3 = ar2

...
Un = ar(n – 1)
47

Perhatikan
Sn =a + ar + ar2 + ... + ar(n-1)
rSn = ar + ar2 + … + ar(n-1) + arn

(1-r)Sn = a – arn
= a (1 – rn)

Jadi, rumus jumlah n suku pertama deret geometri adalah:


a(1 r n ) a(r n 1)
Sn  atau dapat ditulis Sn 
1 r r 1
49

Contoh

Tentukan jumlah 6 suku pertama dari deret geometri 3 + 6 + 12 + 24 + ....


50

Penyelesaian

Perhatikan bahwa a = 3, dan r = 2.

Maka, jumlah deret geometrinya,

a(r n 1)
Sn 
r 1
3(2 6 1) 3 63
S6   189.
2 1 1

Jadi, jumlah 6 suku pertama dari deret geometri 3 + 6 + 12 + 24 + . . . adalah 189.


51

Contoh
1 1 1
Tentukan jumlah deret geometri tak hingga 1    .....
3 9 27
52

Penyelesaian
1
Perhatikan bahwa a = 1, dan r =
3

Maka,

a 1 3
S   
1 r 1 2
1
3
54
Memecahkan Masalah Barisan dan Deret

Dalam kehidupan sehari-hari kadang banyak kita temui permasalahan-


permasalahan dalam bentuk barisan dan deret.

Untuk menyelesaikan permasalahan permasalahan tersebut, tentunya


juga menggunakan aturan-aturan yang ada pada deret dan barisan.
55

Contoh

Tiga buah bilangan membentuk deret aritmatika. Jumlah ketiga bilangan tersebut
adalah 36 dan hasil kalinya 1.536. Tentukan bilangan-bilangan tersebut.
56

Penyelesaian: (122 -b2)12 = 1.536

Misalkan tiga buah bilangan tersebut : (114 - b2)12 = 1.536

a – b, a, a + b (114 - b2) = 128

(a - b)+ a +(a+b) =36. b2 = 16

3a = 36 b =4

a = 12 Selanjutnya a –b = 12 –4= 8

(a -b) a (a+b) =1.536


a + b = 12 + 4 = 16.

(a2 -b2)  a = 1.536


Jadi tiga buah bilangan tersebut : 8, 12, dan 16.
57

Contoh

Firli menabung di sebuah bank. Pada bulan Januari ia menabung sebesar


Rp150.000,- bulan Februari sebesar Rp210.000,- bulan Maret sebesar Rp270.000,-
dan seterusnya.

Berapakah jumlah uang yang ditabung Firli sampai bulan Desember pada
tahun yang sama?
58

Penyelesaian

Bulan Januari U1 = a = Rp150.000,-

Bulan Februari U2 = Rp210.000,-.

Permasalahan di atas merupakan barisan aritmatika, dengan

b = U2 –U1 = 210.000 –150.000 = 60.000,-

Maka, U12 = a + (12-1)b = 150.000 + 11  60.000 = 150.000 + 660.000 = 810.000.

12
Jumlah uang Firli sampai bulan Desember adalah S12  (U1 U12 )  6  (150.000  810.000)  6  960.000  5.760.000
2
59

Contoh

Sebuah konveksi pakaian jadi, pada bulan Maret dapat menyelesaikan 500
baju, pada bulan April 525 baju, bulan Mei 550 baju, dan seterusnya.

Berapakah banyak baju yang dapat dihasilkan pada bulan Desember tahun yang
sama?
60

Penyelesaian
Perhatikan

Bulan Maret = U1 = 500

Bulan April = U2 = 525

Bulan Mei = U3 = 550, dst.

Diperoleh barisan aritmatika dengan suku pertama a = 500 dan beda b = 25.

Selanjutnya, U10 = a + 9b = 500 + 9  25 = 500 + 225 = 725

Jadi, banyak baju yang dihasilkan pada bulan Desember adalah 725 buah.
61

Contoh

Dalam suatu gedung pertemuan terdapat 10 kursi pada baris pertama, dan
bertambah 6 kursi untuk baris-baris seterusnya. Jika gedung itu dapat memuat 15
baris kursi, maka tentukan:

Rumus suku ke-n yang menyatakan banyak kursi pada baris ke-n

Banyak kursi pada baris terakhir

Banyak kursi dalam gedung tersebut.


62

Penyelesaian

Terbentuk barisan dan deret artimatika dengan a = 10 , b = 6, dan n = 15

Rumus suku ke-n

Un = a + (n-1)b = 10 + (n-1)6 = 10 + 6n –6 = 6n + 4.

Banyak kursi pada baris terakhir (baris ke-15)

U15 = 6  15 + 4 = 90 + 4 = 94.
n
Banyak kursi dalam gedung (S15) : S n  (a  Un )
2
15 15 15
S15  (a U15 )  (10 94)  104  15 52  780.
2 2 2
63
L a t i ha n

1. Jika pada suatu deret aritmetika, diketahui suku ke-5 sama dengan 40 dan suku ke-8
sama dengan 25, maka tentukan jumlah 12 suku pertama dari deret aritmetika tersebut.

2. Jika jumlah deret geometri 2 + 22 + 23 + … + 2n = 254, berapakah n?


3. Di antara dua suku yang berurutan pada deret 2 + 10 + 18 + 26 + 34 + 42 disisipkan tiga
bilangan sehingga membentuk deret aritmatika yang baru. Tentukan:

a. Beda deret yang baru,


b. Banyak suku pada deret yang baru,
c. Jumlah deret yang baru.
64

4. Pak Budi meminjam uang sebesar Rp 700.000,- pada pak Amir. Pak Amir minta pak
Budi mengangsur setiap bulan utang tersebut sebesar Rp 52.000,- Rp 50.000, Rp
48.000, Rp 46.000, dan seterusnya. Pak Budi diminta mulai membayar
angsurannya pada bulan Agustus 2011. Pada bulan dan tahun berapakah pak Budi
terakhir mengangsur hutang sehingga lunas.
65

Next : Matriks dan Sistem Persamaan Linear

Anda mungkin juga menyukai