Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN 2

BARISAN DAN DERET

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mengoperasikan deret hitung dengan menggunakan kaidah matematika
2. Mengoperasikan deret ukur dengan menggunakan kaidah matematika

B. Uraian Materi
Barisan (sequence) suatu bilangan menunjukkan himpunan bilangan yang
dituliskan berurut berdasarkan pola tertentu. Barisan adalah suatu susunan
bilangan yang dibentuk menurut suatu urutan tertentu. Bilangan-bilangan yang
tersusun tersebut disebut suku. Perubahan di antara suku suku berurutan
ditentukan oleh ketambahan bilangan tertentu atau suatu kelipatan bilangan
tertentu.
Jika barisan yang suku berurutannya mempunyai tambahan bilangan yang
tetap, maka barisan ini disebut barisan aritmetika.
Contoh:
a. 2, 5, 8, 11, 14, ................
Susunan bilangan tersebut ditambah 3 dari suku di depannya
b. 100, 95, 90, 85, 80, ........
Susunan bilangan tersebut dikurangi 5 dari suku di depannya
Jika barisan yang suku berurutannya mempunyai kelipatan bilangan tetap,
maka disebut barisan geometri.
Contoh:
a. 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, ..........
Susunan bilangan tersebut dikalikan 2 dari suku di depannya
b. 80, 40, 20, 10, 5, 2½, ............
Susunan bilangan tersebut dikalikan ½ dari suku di depannya
Sedangkan, Deret adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan.
Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah deret
dinamakan suku. Sehingga apabila suku-suku pada suatu baris dijumlahkan,
maka jumlah tersebut dinamakan deret.

Jika suku-suku baris hitung dijumlahkan disebut deret hitung


Contoh:
2, 4, 6, 8, 10
Deret aritmetika (deret hitung) : 2 + 4 + 6 + 8 + 10 = 30

Jika suku-suku baris ukur dijumlahkan disebut deret ukur


Contoh:
2, 4, 8, 16, 32
Deret geometri (deret ukur) : 2 + 4 + 8 + 16 + 32 = 62

Jenis-jenis deret dilihat dari jumlah suku antara lain:


1. Deret berhingga
2. Deret tak terhingga
Sedangkan jenis-jenis deret dilihat dari sedi pola perubahan bilangan pada suku:
1. Deret hitung
2. Deret ukur
3. Deret harmoni

1. BARISAN ARITMATIKA
Barisan Aritmatika disebut juga baris hitung (aritmetic sequence) adalah
barisan bilangan yang tiap suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya
dengan menambahkan atau mengurangkan suatu bilangan tetap. Sesuai
dengan pengertian tersebut, maka dalam barisan aritmatika, suku sesudah
dikurang suku sebelumnya selalu sama. Selisih suku sesudah dengan suku
sebelumnya disebut beda, yang dilambangkan dengan huruf b.
Perhatikan barisan-barisan bilangan berikut ini:
a. 1, 4, 7, 10, 13, ...

+3 +3 +3 +3
Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah
3. Dapat dikatakan bahwa beda sukunya 3 atau b = 3.
b. 2, 8, 14, 20, ...

+6 +6 +6
Pada barisan ini, suku berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya ditambah
6. Dapat dikatakan bahwa beda sukunya 6 atau b = 6.
c. 1, 3, 5, 7, . . . (2n - 1), . . adalah barisan hitung dari himpunan bilangan
ganjil.
d. 2, 4, 6, 8, . . . (2n), . . . adalah barisan hitung dari himpunan bilangan
genap.
e. 1, 1/3, 1/5, 1/7, . . 1/(2n - 1), . . adalah barisan harmoni yang merupakan
kebalikan (invers) dari barisan hitung.
Barisan bilangan tersebut masing-masing disebut suku yang
dilambangkan U1 ,U 2 ,U 3 ,.....,U n . Apabila barisan tersebut disebut suku, maka

b  U 2  U1  U 3  U 2  U 4  U 3  .....,U n  U n1 .

Jika barisan U1 ,U 2 ,U 3 ,.....,U n adalah barisan aritmatika dengan beda =

b, suku pertama U 1  a , maka dapat dirumuskan:

U1  a
U 2  U1  b  a  b
U 3  U 2  b  (a  b)  b  a  2b

U 4  U 3  b  (a  2b)  b  a  3b

U 5  U 4  b  (a  3b)  b  a  4b

Dst

Jadi suku ke-n barisan aritmatika dapat dirumuskan:


U n  a  (n  1)b

Keterangan:
Un
= suku ke-n
a = suku pertama
b = beda
n = banyak suku

2. DERET ARITMATIKA
Penjumlahan suku-suku dari suatu barisan aritmatika disebut Deret
Aritmatika. Dilambangkan dengan Dn .

Misalkan U1, U2, U3, ..., Un merupakan suku-suku dari suatu barisan
aritmetika. Dn = U1 + U2 + U3 + ... + Un disebut deret aritmetika, dengan Un = a
+ (n – 1)b. Maka deret aritmatika dapat ditulis menjadi a + (a+b) + (a+2b) + (a+3b)
+ (a+4b) +.....+ (a + (n-2)b) + (a+(n-1)b). Jika jumlah n suku pertama dinotasikan
dengan Dn, maka diperoleh:
Dn = a + (a+b) + (a+2b) + ... + (a + (n-2)b) + (a+(n-1)b
Dn =(a+(n-1)b+(a + (n-2)b+(a+(n-3)b)+ ... + (a+b) + a
_______________________________________________________ +
2Dn = 2a+(n-1)b + 2a+(n-1)b + 2a+(n-1)b +...2a+(n-1)b + 2a+(n-1)b
2Dn = n.{2a + (n – 1)b}

Dn 
n
(2a  (n  1)b
2

Keterangan:
Dn  jumlah n suku pertama

a  suku pertama
b = beda
n = banyak suku

3. Barisan Geometri
Barisan Geometri atau barisan ukur adalah barisan bilangan yang tiap suku
berikutnya diperoleh dari suku sebelumnya dikalikan dengan suatu bilangan tetap.
Sehingga dalam barisan geometri, suku sesudah dibagi suku sebelumnya selalu
sama. Hasil bagi yang selalu sama disebut rasio dilambangkan dengan r. Pada
barisan geometri bilangan yang disusun disebut suku dilambangkan U, dan suku
pertamanya dilambangkan a.
Barisan:2,4,8,16,....adalah barisan geometri karena suku sesudah diperoleh dari
suku sebelumnya dengan mengalikan 2 atau r = 4:2 =2
Barisan: 27,9,3,1,...adalah barisan geometri karena suku sesudah diperoleh dari
suku sebelumnya dengan mengalikan ⅓ atau r = 9:27= ⅓.
U 2 U3 U 4
Jika U1, dst adalah barisan geometri, maka: r    sehingga
U1 U1 U 3
U
r .
Un  1
Jika barisan U1, U2, U3, U4, U5,.....Un adalah barisan geometri dengan
rasio = r, suku pertama U1= a, maka dapat dirumuskan:
U2 = U1 . r = ar
U3 = U2 . r = ar²
U4 = U3 . r = ar³
U5 = U4 . r = ar4
Dst
Un = Un – 1 . r = (a.rn – 2) . r = arn – 1

Jadi suku ke-n barisan geometri dirumuskan:

Un  ar n1
Keterangan:
Un = suku ke-n
a = suku pertama
r = rasio
n = banyak suku

Contoh:
a. Tentukan suku ke-10 dari barisan geometri: 181 ,127, 19, 13,......
Jawab:
a = 181
r = 127 : 181 = 127 x 811 = 3
U10 = 181 x 39 = 243
b. Diketahui barisan geometri mempunyai suku ke-3 adalah 24 dan suku ke-6
adalah 192. Tentukan suku ke-2 barisan tersebut!
Jawab:
U6 → ar5= 192 (:) U6 = U3 x r³
U3 → ar² = 24 atau 192 = 24 x r³
r3 = 8 r³ = 192 : 24 = 8
r = 2 r = 83 = 2
U3 = ar² = 24
24 = a x 2²
a = 24 :4 = 6
U2 = 6 x 2 = 12

c. Diketahui barisan aritmetika –2, 1, 4, 7, ..., 40. Tentukan banyak suku barisan
tersebut.
Jawab:
a = –2, b = 1 – (–2) = 3, dan Un = 40.
Rumus suku ke-n adalah Un = a + (n – 1)b sehingga;
40 = –2 + (n – 1)3
40 = -2 + 3n - 3
40 = 3n – 5
3n = 45
n = 45 : 3 = 15.
Jadi, banyaknya suku dari barisan di atas adalah 15.

d. Suatu barisan aritmatika mempunyai suku ke-5 adalah 25 dan suku ke-
sepuluh adalah 45. Tentukan Suku ke-3!

Jawab:
U10 → a + 9b = 45 U10 = U5 + 5b
U5 → a + 4b = 25 – atau 45 = 25 + 5b
5b = 20 45 – 25 = 5b
b = 4 20 = 5b
b=4
a + 4b = 25
a + 4 (4) = 25
a + 16 = 25
a = 25 – 16 = 9
U3 = a + 2b = 9 + 2(4) = 17

4. Deret Geometri
Penjumlahan dari suku-suku dari suatu barisan geometri disebut deret
geometri.
Jika U1, U2, U3, U4, U5,...,Un adalah barusan geometri, maka deret
geometrinya : U1 + U2 + U3 + U4 + U5 +....+ Un, sesuai dengan rumus
suku ke-n, yaitu Un = arn – 1 dapat ditulis menjadi:
a + ar + ar2 + ar3 + ar4 +...+ arn – 2 + arn – 1
Jika penjumlahan n suku pertama dinotasikan Dn, maka diperoleh:
Dn = a + ar + ar2 + ar3 + ar4 +...+ arn – 2 + arn – 1
rDn = ar + ar2 + ar3 + ar4 +...+ arn – 2 + arn – 1 + arn –
(1 – r)Dn = a - arn
(1 – r)Dn = a ( 1 – rn )
Jadi:

Dn 

a 1 rn; jika r < 1
1 r

atau

Dn 

a rn 1
r  1 ; jika r > 1

Contoh;
a. Suatu deret geometri dengan suku-suku positif, mempunyai suku kedua
= 10 dan suku keempat = 40. Jika suku ke-n = 160. Tentukanlah jumlah
n suku pertama deret geometri tersebut!

Jawab:
U4 = U2 . r²
40 = 10 . r²
r² = 4
r = ±2
karena suku-suku deretnya positif maka r = 2
U2 = a.r
10 = a. 2
a=5
𝑈𝑛=𝑎𝑟𝑛−1
160= 5 . 2𝑛−1
2n−1 = 32
2n – 1 = 25
n-1 = 5, jadi n = 6
D6= 5 (26 – 1) = 5 x 63 = 315.

b. Barisan: x – 5, x – 1, x + 1,...merupakan barisan geometri. Tentukan


nilai x agar barisan tersebut menjadi barisan geometri!
Jawab:
U1 = x – 5 ; U2 = x – 1 ; U3 = x + 1
Menggunakan ciri dari barisan geometri adalah rasionya, maka
U2 U3

U1 U 2
x 1 x 1

x  5 x 1
Dengan bentuk tersebut, maka berlaku perkalian silang:
(x – 1)(x – 1) = (x – 5) (x + 1)
x2 –x – x + 1 = x2 + x – 5x – 5
x2 – 2x + 1 = x2 – 4x – 5
x2 – x2 – 2x + 4x = -5 – 1
2x = -6
x = -3
Jika x = -3, maka
U1 = x – 5 = -3 – 5 = -8
U2 = x – 1 = -3 – 1 = -4
U3 = x + 1 = -3 + 1 = -2
-8, -4, -2,….merupakan barisan geometri dengan rasio (r) = ´.

C. Soal Latihan/Tugas
1. Tentukan suku ke – 28 pada barisan aritmatika 5, 9, 13, …
2. Suku ke -3 dan suku ke -16 dari barisan aritmatika adalah 13 dan 78.
Tentukanlah suku pertama dan bedanya. Berapakah Un dan Dn
3. Tentukan jumlah dari:
a. 40 bilangan bulat positif ganjil yang pertama
b. 25 bilangan bulat positif genap yang pertama
c. 60 bilangan bulat positif yang pertama
4. Jika diketahui suatu deret geometri 12 + 6 + 3 + …
Tentukan jumlah dari U3 dan U5!
5. Tentukan besar rasio pada suatu deret geometri jika diketahui U1 = 6 dan U5
= 486!

Anda mungkin juga menyukai