Fawaz F. Siradjudin
XII IPA 1
Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan interkasinya
dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi. Peran matematika dalam
interaksi ini terletak pada struktur ilmu dan peralatan yang digunakan. Ilmu matematika
sekarang ini masih banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang industri,
asuransi, ekonomi, pertanian, dan di banyak bidang sosial maupun teknik. Mengingat peranan
matematika yang semakin besar dalam tahun-tahun mendatang, tentunya banyak sarjana
matematika yang sangat dibutuhkan yang sangat terampil, andal, kompeten, dan berwawasan
luas, baik di dalam disiplin ilmunya sendiri maupun dalam disiplin ilmu lainnya yang saling
menunjang. Untuk menjadi sarjana matematika tidaklah mudah, harus benar-benar serius
dalam belajar, selain harus belajar matematika, kita juga harus mempelajari bidang-bidang
ilmu lainnya. Sehingga, jika sudah menjadi sarjana matematika yang dalam segala bidang
bisa maka sangat mudah untuk mencari pekerjaan.
Ilmu matematika merupakan mata pelajaran yang pasti diajarkan baik di SD,
SMP,maupun SMA. Di SMA biasanya materi yang diajarkan merupakan pengembangan
darimateri di jenjang sebelumnya, seperti halnya materi eksponen dan logaritma.
Ketika berbicara tentang matematika yang terbayang adalah bahwa matematika itu sulit.
Sebab yang terpikir adalah teori-teori dan rumus-rumus yang banyak dan merepotkan.
Padahal, justru disitulah letak daya tarik matematika, mampu mengasah kesabaran dan
ketajaman logika seseorang. Matematika selalu dilibatkan dan dibutuhkan oleh seluruh
bidang keilmuan dan segalaaspek kehidupan, termasuk ilmu kimia, fisika dan bidang ilmu
lainnya. Hubungan antarakimia, fisika dengan matematika seolah hubungan ibu dan anak.
Dimana sang anak selalu bersandar pada ibunya untuk memecahkan segala kerumitan
hidupnya. Matematika selalu dibutuhkan oleh ilmu kimia untuk menyelesaikan
permasalahannya, misalnya penggunaanlogaritma dalam menentukan derajat keasaman.
Dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi maupun dalam kehidupan sehari-hari, eksponen dan
logaritma seringkali digunakan untuk mendeskripsikan suatu peristiwa pertumbuhan.
Misalnya uang yang di investasikan di bank, pertambahan penduduk dan lain sebagainya. Hal
ini dikarenakan logaritma merupakan invers atau kebalikan dari eksponen. Logaritma juga
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah eksponen yang sulit untuk dicari akar-akar
atau penyelesaiannya
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pola bilangan, barisan dan deret
2. Untuk mengetahui cara menghitung barisan dan deret aritmatika
3. Untuk mengetahui cara menghitung baris dan deret geometri
A. Pengertian Barisan dan Deret
1. Barisan Bilangan
B. Barisan Aritmatika
Perhatikan barisan aritmatika 1, 3, 5, 7,… dan 2, 4, 6, 8,….; setiap selisih anatara dua suku
yang berurutat adalah tetap nilainya yaitu:
3-1 = 5-3 = 7-5 =…= 2
4-2 = 6-4 = 8-6 =…= 2
Secara umum u1, u2, u3, ... , un adalah barisan aritmatika apabila u 2 – u1 = u3 – u2 = u4 –
u3 =konstanta. Konstanta ini disebut beda dan dinyatakan dengan b.
Sehingga barisan aritmatika dapat kita definisikan sebagai berikut:
Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara dua suku yang berurutan
selalu tetap. Bentuk umum : u1, u2, u3, ... , un atau a, ( a + b ), ( a + 2b ), ... , (a + (n – 1) b)
Pada barisan aritmatika, berlaku un – un-1 = b , sehingga un = un-1 + b.
C. Deret Aritmatika
Jumlah beruntun suku-suku suatu barisan aritmatika disebut sebagai deret aritmatika. Sebagai
contoh :
· Dari barisan aritmatika 1, 3, 5, 7, …, 99 dapat dibentuk deret aritmatika 1 + 3 + 5 + 7 + … +
99,
· Dari barisan aritmatika 2, 4, 6, 8, …, 2n dapat dibentuk deret aritmatika 2 + 4 + 6 + 8 + … +
2n.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan, jika u 1, u2, u3, ... , un, merupakan suku – suku barisan
aritmatika, maka u1 + u2 + u3 + ... + un dinamakan sebagai deret aritmatika.
a. Rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika dilambangkan dengan Sn , dan Sn ditentukan oleh :
Sn = u1 + u2 + u3 + ... + un-2 + un-1 + un
Substitusikan u1 = a, u2 = a+b, u3 = a+2b , un-2 = un – 2b, un-1 =un – b; diperoleh
Sn = a + (a+b) + (a+2b) + ... + (un – 2b) + (un – b) + un …(*)
Jika urutan suku-suku penjumlahan pada persamaan (*) itu dibalik, diperoleh:
Sn = un + (un – b) + (un – 2b) + ... + (a+2b) + (a+b) + a … (**)
Jumlahkan masing masing ruas pada persamaan (*) dengan persamaan (**), sehingga
diperoleh :
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika dapat
ditentukan melalui hubungan sebagai berikut.
Jumlah n suku pertama suatu deret aritmatika u1 + u2 + u3 + ... + un ditentukan dengan
menggunakan hubungan : Sn = n/2 (a+ un)
Dengan n = banyak suku, a = suku pertama, dan un = suku ke-n.
a. Sifat-sifat Sn pada deret aritmatika
Jumlah n suku pertama deret aritmatika mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
1. Sn = n/2 (a+ un) merupakan fungsi kuadrat dari n (n bilangan asli) yang tidak memiliki suku
tetapan.
2. Untuk setiap n bilangan asli berlaku hubungan Sn - Sn-1 = un (Suku ke-n).
D. EKSPONEN
Pengertian Eksponen
Eksponen merupakan perkalian bilangan yang sama secara berulang. Sebagai contoh, jika kita
mengalikan angka 7 secara berulang sebanyak 4 kali, yaitu 7×7×7×7, kita dapat menuliskannya
dengan 74 = 2401
Secara umum, an = a×a×a….×a dengan a sebanyak n kali. Artinya, kita mengalikan a secara
berulang sebanyak n kali. (an dibaca “a pangkat n”).
Eksponen biasa juga disebut dengan pangkat. Pada perpangkatan an, a disebut sebagai basis
bilangan pokok dan n disebut sebagai pangkat.
Sifat-Sifat Eksponen:
Eksponen bilangan bulat positif, yaitu :
am × an = am+n
Secara umum untuk mengalikan bilangan-bilangan berpangkat dengan bilangan pokok sama,
jumlahkan pangkatnya saja sedangkan bilangan pokoknya tetap sama.
Misalkan : a3×a4 = (a×a×a) × (a×a×a×a) = a3+4 = a7
(am)n = amn
Untuk mencari pemangkatan dari suatu bilangan berpangkat, kalikan pangkatnya saja sedangkan
bilangan pokoknya tetap sama.
Misalkan : (a5)2 = a5×2 = a10
(ab)m = am × bm
Untuk memangkatkan suatu hasil kali, pangkatkan setiap faktor dari hasil kali tersebut dengan
pangkatnya.
Misalkan : (2×4)3 = 2^3×4^3=8×64= 512
a-n = 1/a^n
Eksponen rasional :
a^(m/n) = (√(n&a))^m = √(n&a^m ) jadi a^(m/n)= √(n&a^m )
(√(n&a))^n= a
√(n&ab) = √(n&a) × √(n&b)
√(n&a/b) = √(n&a)/√(n&b)
a^(1/n) = √(n&a) (dimana n adalah bilangan bulat positif)
√(m&√(n&a)) = √(mn&a)
Fungsi Eksponen
Fungsi basis a adalah fungsi yang mempunyai bentuk umum :
f : x → ax atau y = f(x) = ax
beberapa hal yang perlu diperhatikan pada fungsi eksponen y = f(x) = ax
f(x) = ax disebut rumus atau aturan bagi fungsi eksponen beku atau fungsi eksponen standar.
a disebut bilangan pokok atau basis bagi fungsi f(x) = ax, dengan ketentuan :
A > 0 dan a ≠ 1 (0 < a < 1 atau a >1 )
peubah x dinamakan peubah bebas atau variable bebas (independent variable) dan himpunan dari
semua peubah x disebut daerah asal atau domain fungsi fungsi f, ditulis: D_f = {x ǀ x ϵ R }
peubah y dinamakan peubah bergantung atau variable tak bebas (dependent variable) dan
himpunan dari semua peubah y disebut daerah hasil atau wilayah hasil atau range fungsi f, ditulis:
W_f = { y ǀ y > 0 dan y ϵ R }
Persamaan Eksponen
Definisi Persamaan Eksponen
Persamaan eksponen adalah persamaan yang eksponennya mengandung peubah x dan tidak
menutup kemungkinan bilangan pokoknya juga mengandung peubah x.
Dalam pasal-pasal berikut ini dibahas beberapa macam bentuk persamaan eksponen disertai cara
menentukan penyelesaian.
Bentuk a^(f(x)) = ap
Himpunan penyelesaian dari persamaan eksponen af(x) = ap dapat ditentukan dengan menggunakan
sifat berikut.
Jika a^(f(x)) = ap (a > 0 dan a ≠ 1), maka f(x) = p
Pertidaksamaan Eksponen
Definisi pertidaksamaan eksponen
Pertidaksamaan eksponen adalah pertidaksamaan yang eksponennya mengandung peubah x, dan
tidak menutup kemungkinan bilangan pokoknya juga mengandung peubah x.
Penyelesaian dari pertidaksamaan eksponen menggunakan sifat fungsi monoton naik dan sifat
fungsi monoton turun pada fungsi-fungsi eksponen baku.
E. LOGARITMA
PENGERTIAN LOGARITMA
Misalnya a adalah bilangan positif (a > 0) dan g adalah bilangan positif yang tidak sama dengan 1 (g
> 0 dan g ≠ 1). Logaritma a dengan bilangan pokok g (ditulis: glog a) adalah eksponen yang akan
dimiliki oleh a jika bilangan a ini dinyatakan dalam bentuk bilangan berpangkat dengan bilangan
pokok g.
Ditulis :
glog a = x jika dan hanya jika a = gx
dari definisi diatas jelas bahwa a = gx dan glog a = x merupakan dua buah hubungan yang ekuivalen
atau setara. Ini berarti setiap betuk bilangan berpangkat dapat diubah kebentuk logaritma, dan
sebaliknya. Bentuk a = gx dinamakan bentuk eksponen sial dan bentuk glog a = x dinamakan bentuk
logaritma.
Selain itu beberapa ketentuan yang harus dipahami dalam logaritma diantaranya adalah:
Bilangan pokok atau basis logaritma g ditetapkan positif dan tidak sama dengan 1 (g > 0 dan g ≠ 1).
Untuk g = 10, biasanya bilangan pokok ini tidak dituliskan, jadi log 5 yang dimaksud adalah 10log 5.
Untuk g = e ( e bilangan irasional dengan e ≅ 2.71828. . .), elog a = ln a ( dibaca: logaritma natural
dari a ) yaitu logaritma dengan bilangan pokok e.
Bilangan yang dicari logaritmanya a disebut numerous, dengan a bernilai positif (a > 0)
Hasil logaritma x dapat bernilai positif ,nol, ataupun negatif.
Beberapa sifat dasar logaritma :
glog gn = n, g log g = 1, dang log 1 = 0
SIFAT-SIFAT LOGARITMA
Logaritma dari suatu hasil kali dua bilangan sama dengan jumlah kedua logaritmanya, yaitu :
alog (m×n) = alog m + alog n
bukti :
misal alog m = x dan alog n = y. sehingga, ax = m dan ay = n
dengan mengalikan ax = m dan ay = n, diperoleh
ax+y = m×n
↔ alog (m×n) = x+y = alog m + alog n [ terbukti ]
Logaritma dari suatu hasil bagi dua bilangan sama dengan selisih kedua logaritmanya, yaitu :
alogm/n = alog m – alog n
bukti :
misal alog m = x dan alog n = y. sehingga, ax = m dan ay = n
dengan membagi ax = m dengan ay = n, diperoleh
ax-y = m/n
↔ alog m/n = x – y = alog m – alog n [ terbukti ]
Logaritma dari suatu bilangan berpangkat sama dengan hasil kali dari pangkat dan bilangan tersebut,
yaitu :
alogmn= n×alog m
bukti :
misal alog m = x. artinya ax = m. sehingga,
(a^x )^n = mn
↔ anx = mn
↔ alog mn = n × x = n × alog m [ terbukti ]
aalog b = b dan 〖a^n〗_(〖logb〗^m ) = m/(n ) alog b
g log a × a log b = g log b
FUNGSI LOGARITMA
Fungsi logaritma dengan bilangan pokok a ( a> 0 dan a ≠ 1 ) adalah fungsi yang mempunyai bentuk
umum :
Y = f(x) = a log x
Fungsi logaritma y = f(x) = a log x merupakan fungsi invers dari fungsi eksponen y = f(x) = ax.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada fungsi logaritma y = f(x) = a log x.
f(x) = a log x disebut rumus atau aturan bagi fungsi logaritma standar.
a adalah bilangan pokok atau basis bagi fungsi f(x) = a log x, dengan ketentuan :a> 0 dan a ≠ 1 (0 < a
< 1 atau a > 1).
Daerah asal (domain) fungsi f(x) = a log x adalah Df = { x ׀x > 0 dan x ϵ R }.
Wilayah hasil (range) fungsi f(x) = a log x adalahWf = {y ǀ y ϵ R}.
PERSAMAAN LOGARITMA
Definisi persamaan logaritma
Persamaan logaritma adalah persamaan yang numerusnya mengandung variable x dan tidak menutup
kemungkinan bilangan pokoknya juga mengandung variable x.
Dalam pasal-pasal berikut ini akan dibahas beberapa macam bentuk persamaan logaritma disertai
cara-cara menentukan penyelesaiannya.
PERTIDAKSAMAAN LOGARITMA
Definisi pertidaksamaan logaritma
Pertidaksamaan logaritma adalah pertidaksamaan yang numerusnya mengandung variable x dan tidak
menutup kemungkinan bilangan pokoknya juga mengandung variable x.
Penyelesaian dari pertidaksamaan logaritma menggunakan sifat fungsi monoton naik dan sifat
monoton turun pada fungsi-fungsi logaritma standar. Sifat-sifat ini sebagai berikut:
Sifat fungsi logaritma monoton naik (a > 1)
Jika a log f(x) ≥ a log g(x) maka f(x) ≥ g(x) ; f(x) dan g(x) > 0
Jika a log f(x) ≤ a log g(x) maka f(x) ≤ g(x) ; f(x) dan g(x) > 0
1. Sebuah mobil dibeli dengan haga Rp. 80.000.000,00. Setiap tahun nilai jualnya
menjadi 3/4 dari harga sebelumnya. Berapa nilai jual setelah dipakai 3 tahun ?
A. Rp. 20.000.000,00
B. Rp. 25.312.500,00
C. Rp. 33.750.000,00
D. Rp. 35.000.000,00
E. Rp. 45.000.000,00
PEMBAHASAN :
Kata kunci dalam soal ini adalah “Setiap tahun nilai jualnya menjadi 3/4 dari harga
sebelumnya”, ini artinya rasionya 3/4 dan termasuk dalam deret geometri.
JAWABAN : C
2. Sebuah bola jatuh dari ketinggian 10 m dan memantul kembali dengan ketinggian 3/4
kali tinggi sebelumnya, begitu seterusnya hingga bola berhenti. Jumlah seluruh
lintasan bola adalah …
PEMBAHASAN :
Karena bola memantul terus-terusan sampai berhenti, berarti ini termasuk deret
geometri tak hingga. Untuk mencari panjang lintasan bola yang memantul ini, rumus
yang digunakan adalah
Panjang lintasan = ketinggian bola jatuh + 2(kali deret takhingga)
Dalam deret takhingga ini, yang menjadi suku pertamaya adalah pantulan pertama
(bukan ketinggian bola jatuh pada awal).
= = 30
JAWABAN : B
A. 378
B. 390
C. 570
D. 762
E. 1.530
PEMBAHASAN :
u1 = a = 6
u7 = ar6 = 384
6.r6 = 384
r6 = 64 => r = 2
Sn =
S7 =
= = 762
JAWABAN : D
4. Sebuah bola pingpong dijatuhkan dari ketinggian 25 m dan memantul kembali dengan
ketinggian 4/5 kali tinggi semula. Pematulan ini berlangsung terus menerus hingga
bola berhenti. Jumlah seluruh lintasan bola adalah … m.
D. 225
E. 250
PEMBAHASAN :
Karena bola memantul terus-terusan sampai berhenti, berarti ini termasuk deret
geometri tak hingga. Untuk mencari panjang lintasan bola yang memantul ini, rumus
yang digunakan adalah
Dalam deret takhingga ini, yang menjadi suku pertamaya adalah pantulan pertama
(bukan ketinggian bola jatuh pada awal).
= = 100
JAWABAN : D
A. 2/3 ( + 1)
B. 3/2 ( + 1)
C. 2 ( + 1)
D. 3 ( + 1)
E. 4 ( + 1)
PEMBAHASAN :
r = u2 / u1 = 1 / = 1/2
= x
=2 +1
JAWABAN : C
6. Jumlah deret geometri tak hingga adalah 7, sedangkan jumlah suku – suku yang
bernomor genap adalah 3. Suku pertama deret tersebut adalah …
PEMBAHASAN :
Perhatikan suku genap dan ganjilnya, dimana pada suku-suku genap, suku pertamanya
adalah ar dan pada suku-suku ganjil, suku pertamanya adalah ar, dengan rasionya
adalah r2.
=
7=
7(1 – r) = a … (i)
Berdasarkan rumus jumlah deret geometri tak hingga diatas, maka kita memperoleh
rumus deret geometri takhingga bersuku genap dengan mengganti suku awal dengan
“ar” dan rasionya “r2“.
Sgenap =
3=
3 – 3r2 = 7r – 7r2
4r2 – 7r + 3 = 0
(4r-3)(r-1) = 0
r = 3/4 atau r = 1
untuk r = ¾
untuk r = 1
a = 7(1 – r) = 7(1 – 1) = 0
JAWABAN : A
7. Pertambahan penduduk suatu kota tiap tahun mengikuti aturan barisan geometri. Pada
tahun 1996 pertambahannya sebanyak 6 orang, tahun 1998 sebanyak 54 orang.
Pertambahan penduduk pada tahun 2001 adalah … orang.
PEMBAHASAN :
6.r2 = 54
r2 = 9 => r = 3
6.(3)5 = 1.458
JAWABAN : D
A. x2. B. x2 C. x1/4 D. E.
PEMBAHASAN :
JAWABAN : E
9. Diketahui sebuah barisan geometri -192, 96, -48, 24, … . Tentukan nilai suku ke
delapan dari barisan tersebut?
Untuk menentukan suku ke-n dari sebuah barisan geometri, maka harus ditentukan
terlebih dulu nilai rasionya. Rumus umum mencari rasio adalah:
r = U2/U1
= 96/(-192) = -1/2.
Un = U1.r^(n – 1)
U8 = (-192).(-1/2)^(8 – 1)
U8 = (-192).(-1/2)^7
U8 = (-192).(-1/-128)
U8 = (-192).(1/128)
U8 = -3/2.
10. Sebuah daerah pada tahun 3008 memiliki jumlah penduduk 24 orang. Tiap tahunnya
jumlah penduduk bertambah dua kali lipatnya. Maka, jumlah penduduk pada tahun
3012 adalah…
Un = U1.r^(n – 1)
U5 = 24.2^(5 – 1)
U5 = 24.2^4
Jadi, jumlah penduduk daerah tersebut pada tahun 3012 adalah 384 orang.
=2 –3
JAWABAN : A
2. =…
A. 24 32 B. 27 32 C. 26 35 D. 28 32 E. 28 35
PEMBAHASAN :
= 23 3-2 2 34
= 23+1 3-2+4
= 2 4 32
JAWABAN : A
A. B. C. D. E.
PEMBAHASAN :
JAWABAN : B
=7–4
JAWABAN : C
5. Nilai x yang memenuhi persamaan 4x+1 = 8x-1 adalah …
A. 3 B. 4 C. 5 D. 6 E. 7
PEMBAHASAN :
4x+1 = 8x-1
22(x+1) = 23(x-1)
22x+2 = 23x-3
2x + 2 = 3x – 3
5=x
JAWABAN : C
6. Nilai dari 2log 3 – 2log 6 + 2log 8 = …
A. 1 B. 2 C. 3 D. 4 E. 5
PEMBAHASAN :
2
log 3 – 2log 6 + 2log 8 = 2log [(3 : 6) x 8]
= 2log 4
= 2log 22
= 2 2log 2
=2
JAWABAN : B
7. Jika 2log 3 = x dan 3log 5 = y , maka 4log 15 = …
A. xy + 1 B. C. D. E.
PEMBAHASAN :
4
log 15 =
=
=
JAWABAN : C
= -5 + 2
a + b = -5 + 2 = -3
JAWABAN : B
9. Jika 2log a + 2log b = 12 dan 3.2log a – 2log b = 4, maka a + b = …
A. 144 B. 272 C. 528 D. 1.024 E. 1.040
PEMBAHASAN :
2
log a + 2log b = 12
2
log [a.b] = 12
a.b = 212 … (i)
3.2log a – 2log b = 4
2
log a3 – 2log b = 4
2
log [a3 : b] = 4
a3 : b = 2 4
a3 : 24 = b … (ii)
substitusi (ii) ke (i), diperoleh
(24)3 : 24 = b
28 = b
a + b = 2 4 + 28
= 16 + 256
= 272
JAWABAN : B
10.Jika a = 8 dan b = 9, maka a-1/3.b1/2 = …
A. 4/3 B. 4/3 C. 2/3 D. 3/4 E. 3/2
PEMBAHASAN :
a-1/3.b1/2 = 8-1/3.91/2
= (23)-1/3.(32)1/2
= 2-1.3
= 3/2
JAWABAN : E
PENUTUP
A. Kesimpulan
Barisan bilangan adalah suatu urutan bilangan dengan aturan tertentu yang masing-
masing bilangan dalam urutan tersebut disebut suku dan setiap suku digabungkan dengan
tanda koma ( , ). Bentuk umum barisan bilangan U1, U2, U3, U4, ..., Un
Deret bilangan adalah penjumlahan dari suku-suku suatu barisan, bentuk umum deret
yaitu U1 + U2 + U3 + U4 + ... + Un
Baris aritmetika adalah suatu barisan bilangan yang memiliki selisih dua suku yang
berurutan selalu tetap. Rumus suku ke-n baris aritmetika Un = a + (n – 1)b
Sisipan pada barisan aritmatika apabila diantara 2 suku disisipkan k buah suku
sehingga terbentuk barisan aritmatika baru dengan beda atau selisih merupakan selisih
baru.
B. Saran
Penulis menyarankan agar pembaca tidak hanya mengetahui barisan dan deret
aritmatika maupun barisan dan deret geometri pada makalah ini, namun juga
memperbanyak latihan mengerjakan soal dan dapat membedakan barisan dan deret
aritmatika serta barisan dan deret geometri.