Anda di halaman 1dari 10

Sumber 1

Barisan aritmatika dan deret aritmatika sangat berhubungan, di mana jika suku-suku pada
barisannya dijumlahkan, akan membentuk deret.

Ciri umum barisan aritmatika adalah selisih dari setiap suku dengan suku sebelumnya selalu
sama, yang biasa disebut dengan beda atau ‘b’.

Sebagai contoh, 3, 6, 9, 12, … , merupakan barisan aritmatika, karena selisih dari setiap suku
yang berurutan selalu sama, yaitu 6 – 3 = 9 – 6 = 12 – 9 = 3. 3 ini lah yang disebut dengan
selisih atau beda (b).

Untuk mencari suku ke-n dari barisan tersebut, dapat digunakan rumus:

= a + (n – 1)b, dengan a merupakan suku pertama atau suku awal, b merupakan beda atau
selisih setiap suku yang berurutan, sedangkan n merupakan nilai suku yang ke berapa yang
akan kita hitung.

Contoh Soal: Tentukan suku ke 11 dari barisan berikut: 11, 18, 25, 32, …

Jawaban:

Perhatikan bahwa 18 – 11 = 25 – 18 = 7, sehingga barisan tersebut merupakan barisan


aritmatika, sehingga:

= 11 + (15 – 1).7 = 11 + 98 = 109

Deret Aritmatika

Pada deret aritmatika, kita akan menghitung jumlah setiap suku pada barisan tersebut.

Sebagai contoh, 9 + 15 + 21 + 27 + … merupakan deret aritmatika, karena selisih dari setiap


suku yang berurutan selalu sama, yaitu 15 – 9 = 21 – 15 = 6, dan merupakan bentuk
penjumlahan.

Untuk mencari jumlah suku-sukunya hingga suku ke-n, dapat kita gunakan rumus:

Dengan merupakan jumlah suku-suku hingga suku ke n, merupakan suku dengan


urutan ke-n, a suku awal, dan b beda atau selisih barisan tersebut.

Contoh Soal: Tentukanlah jumlah dari 17 + 30 + 43 + … + 329.

Jawaban:

Karena selisih setiap suku yang berurutan sama, yaitu 13, dan berbentuk penjumlahan, maka
penjumlahan bilangan tersebut merupakan deret aritmatika, sehingga dapat kita gunakan
rumus
Akan tetapi, nilai n belum kita ketahui, sehingga harus kita hitung terlebih dahulu dengan
menggunakan seperti pada barisan aritmatika.

Dengan demikian, = 17 + (n – 1).13 = 329.

17 + 13n – 13 = 329

13n = 329 – 4 = 325

Maka

Selain barisan dan deret aritmatika di atas, ada juga barisan dan deret geometri di mana rasio dari
setiap suku-sukunya yang berurutan selalu sama.

Sumber2
A. BARISAN ARITMATIKA

U1, U2, U3, .......Un-1, Un disebut barisan aritmatika, jika


U2 - U1 = U3 - U2 = .... = Un - Un-1 = konstanta

Selisih ini disebut juga beda (b) = b =Un - Un-1

Suku ke-n barisan aritmatika a, a+b, a+2b, ......... , a+(n-1)b


U1, U2, U3 ............., Un

Rumus Suku ke-n :

Un = a + (n-1)b = bn + (a-b)  Fungsi linier dalam n

B. DERET ARITMATIKA

a + (a+b) + (a+2b) + . . . . . . + (a + (n-1) b) disebut deret aritmatika.

a = suku awal
b = beda
n = banyak suku
Un = a + (n - 1) b adalah suku ke-n

Jumlah n suku

Sn = 1/2 n(a+Un)
= 1/2 n[2a+(n-1)b]
= 1/2bn² + (a - 1/2b)n  Fungsi kuadrat (dalam n)

Keterangan:

1. Beda antara dua suku yang berurutan adalah tetap (b = Sn")

2. Barisan aritmatika akan naik jika b > 0


Barisan aritmatika akan turun jika b < 0
3. Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1 atau Un = Sn' - 1/2 Sn"

4. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah

Ut = 1/2 (U1 + Un) = 1/2 (U2 + Un-1) dst.

5. Sn = 1/2 n(a+ Un) = nUt Ut = Sn / n

6. Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan aritmatika, maka untuk


memudahkan perhitungan misalkan bilangan-bilangan itu adalah a - b , a
,a+b

Sumber 3
BARISAN ARITMATIKA
Pertama kita mulai dari barisan, barisan bilangan adalah urutan dari bilangan yang dibuat
berdasarkan aturan tertentu. Sedangkan untuk barisan aritmatika adalah sebuah barisan
bilangan dimana setiap pasangan suku-suku yang berurutan memiliki selisih yang sama.
contoh : 6,9,12,15,…

Selisih bilangan pada barisan aritmatika disebut beda yang biasa disimbolkan dengan huruf b,
untuk contoh diatas memiliki nilai beda 3. Dan bilangan yang menyusun suatu barisan
disebut suku, dimana suku ke n dari suatu barisan disimbolkan dengan Un sehingga untuk
suku ke 5 dari suatu barisan biasa disebut dengan U5. Khusus untuk suku pertama dari suatu
barisan biasa disimbolkan dengan huruf a.

Jadi bentuk umum untuk suatu barisan aritmatika yaitu U1,U2,U3, … ,Un-1 atau a, a+b,
a+2b, … , a+(n-1)b

Menentukan Rumus Suku ke-n suatu barisan

Pasangan suku-suku berurutan dari suatu barisan aritmatika mempunyai beda yang sama,
maka

U2 = a + b
U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b

Berdasarkan pola tersebut, dapatkah sobat menentukan suku ke-7, suku ke-26 hingga suku
ke-90? Dengan menggunakan pola diatas kita dapat mengetahui dengan mudah suku-suku
tersebut.

U7 = a + 6b
U26 = a + 25b
U90 = a + 89b

Sehingga berdasarkan runtutan penjelasan diatas untuk suku ke-n dapat kita peroleh
menggunakan rumus :
Un = a + (n – 1)b, untuk n bilangan asli

DERET ARITMATIKA
Yang dimaksud dengan deret aritmatika adalah penjumlahan dari semua anggota barisan
aritmatika secara berurutan. Contoh dari deret aritmatika yaitu 7 + 10 + 13 + 16 + 19 + …

Misalnya kita ambil n suku pertama, jika kita ingin menentukan hasil dari deret aritmatika
sebagai contoh untuk 5 suku pertama dari contoh deret diatas. Bagaimana caranya?

7 + 10 + 13 + 16 + 19 = 65

Nah untuk 5 suku pertama, masih mungkin kita menghitung manual seperti diatas.
Seandainya kita akan menentukan jumlah dari 100 suku pertama, apakah masih mungkin kita
menghitung manual seperti itu. Walaupun bisa tetapi pastinya akan memakan waktu yang
cukup lama. Nah kali ini akan kita tunjukkan cara menentukannya, sebagai contohnya untuk
mennetukan jumlah 5 suku pertama dari contoh diatas.

Misalkan S5=7 + 10 + 13 + 16 + 19, sehingga

Walaupun dengan cara yang berbeda tetapi menunjukkan hasil yang sama yaitu 65.
Perhatikan bahwa S5 tersebut dapat dicari dengan mengalikan hasil penjumlahan suku
pertama dan suku ke-5, dengan banyaknya suku pada barisan, kemudian dibagi dengan 2.
Analogi dengan hasil ini, jumlah n suku pertama dari suatu barisan dapat dicari dengan rumus
berikut:

Sn = (a + Un) × n : 2

Dikarenakan Un = a + (n – 1)b, sehingga rumus di atas menjadi

Sn = (2a + (n – 1)b) × n : 2

SISIPAN DAN DERET ARITMATIKA

Sisipan pada deret aritmatika yaitu menambahkan beberapa buah bilangan diantara dua suku
yang berurutan pada suatu deret aritmatika sehingga diperoleh deret aritmatika yang baru.
Sebagai contoh :

Deret mula-mula = 4 + 13 + 22 + 31 +……


Setelah disisipi = 4 + 7 + 10 + 13 + 16 + 19 + 22 + 25 + 28 + 31 +……
Untuk beda dari deret baru ini biasanya dinyatakan dengan b1, dapat ditentukan dengan
rumus berikut :
b1 = b/(k+1)
b1 = beda deret baru
b = beda deret mula-mula
k = banyak bilangan yang disisipkan
Sumber 4
BARISAN DAN DERET (ARITMATIKA dan GEOMETRI)
A. Barisan aritmatika

U1, U2, U3, .......Un-1, Un disebut barisan aritmatika, jika


U2 - U1 = U3 - U2 = .... = Un - Un-1 = konstanta

Selisih ini disebut juga beda (b) = b =Un - Un-1

Suku ke-n barisan aritmatika a, a+b, a+2b, ......... , a+(n-1)b


U1, U2, U3 ............., Un

Rumus Suku ke-n :

Un = a + (n-1)b = bn + (a-b) ® Fungsi linier dalam n

B. Deret aritmatika

a + (a+b) + (a+2b) + . . . . . . + (a + (n-1) b) disebut deret aritmatika.

a = suku awal
b = beda
n = banyak suku
Un = a + (n - 1) b adalah suku ke-n

Jumlah n suku

Sn = 1/2 n(a+Un)
= 1/2 n[2a+(n-1)b]
= 1/2bn² + (a - 1/2b)n ® Fungsi kuadrat (dalam n)

Keterangan:
1. Beda antara dua suku yang berurutan adalah tetap (b = Sn")
2. Barisan aritmatika akan naik jika b > 0
Barisan aritmatika akan turun jika b < 0
3. Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1 atau Un = Sn' - 1/2 Sn"
4. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah

Ut = 1/2 (U1 + Un) = 1/2 (U2 + Un-1) dst.


5. Sn = 1/2 n(a+ Un) = nUt ® Ut = Sn / n
6. Jika 3 bilangan membentuk suatu barisan aritmatika, maka untuk memudahkan
perhitungan, misal bilangan-bilangan itu adalah a - b , a , a + b

C. Barisan Geometri

U1, U2, U3, ......., Un-1, Un disebut barisan geometri, jika

U1/U2 = U3/U2 = .... = Un / Un-1 = konstanta

Konstanta ini disebut pembanding / rasio (r)

Rasio r = Un / Un-1

Suku ke-n barisan geometri

a, ar, ar² , .......arn-1


U1, U2, U3,......,Un

Suku ke n Un = arn-1 ® fungsi eksponen (dalam n)

D. Deret Geometri

a + ar² + ....... + arn-1 disebut deret geometri


a = suku awal
r = rasio
n = banyak suku

Jumlah n suku

Sn = a(rn-1)/r-1 , jika r>1


= a(1-rn)/1-r , jika r<1 ® Fungsi eksponen (dalam n)

Keterangan:
a. Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap
b. Barisan geometri akan naik, jika untuk setiap n berlaku
Un > Un-1
c. Barisan geometri akan turun, jika untuk setiap n berlaku
Un < Un-1

Bergantian naik turun, jika r < 0


d. Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1
e. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah
_______ __________
Ut = Ö U1xUn = Ö U2 X Un-1 dst.
f. Jika tiga bilangan membentuk suatu barisan geometri, maka untuk memudahkan perhitungan,
misalkan bilangan-bilangan itu adalah a/r, a, ar

Sumber 5
BARISAN DAN DERET ARITMATIKA
Pengertian Barisan Bilangan dan Deret.

Barisan bilangan adalah himpunan bilangan yang diurutkan menurut suatu aturan/pola
tertentu yang dihubungkan dengan tanda “,”. Jika pada barisan tanda “,” diganti dengan tanda “+”,
maka disebut deret.. Masing-masing bilangan itu disebut suku-suku barisan, setiap suku
diberi nama sesuai dengan nomor urutnya.

Secara umum barisan bilangan dapat ditulis:

U1, U2, U3, ……………, Un. dengan Un sering disebut f(n) yang menyatakan suku ke-n, .

Sedangkan untuk deret bilangan dapat di tulis :

U1 + U2 + U3 + ……+ Un.

A. BARISAN ARITMETIKA

Barisan Aritmetika yaitu barisan yang suku-sukunya diperoleh dengan menambahkan suatu
bilangan tetap ke suku sebelumnya. Bilangan tetap itu disebut beda atau selisih dan
dilambangkan dengan b, sedangkan suku yang pertama (U1) dilambangkan dengan a.

Rumus suku ke-n dari barisan aritmetika adalah Un = a + (n – 1)b, dengan b = Un – Un –


1

Contoh Soal :

Diketahui barisan aritmetika 3, 8, 13, …

a. Tentukan suku ke-10 dan rumus suku ke-n barisan tersebut!

b. Suku keberapakah yang nilainya 198 ?

Jawab :

a. Dari barisan aritmetika 3, 8, 13, … diperoleh suku pertama a = 3 dan beda b = 8 – 3 = 5.

Un = a + (n – 1)b

U10 = 3 + (10 – 1)5

=3+9x5

= 3 + 45
= 48

Un = a + (n – 1)b

= 3 + (n – 1)5

= 3 + 5n – 5

= 5n – 2

b. Misalkan Un = 198, maka berlaku :

Un = 198

5n – 2 = 198

5n = 200

n = 40

Jadi 198 adalah suku ke- 40

B. DERET ARITMETIKA
Deret aritmetika disebut juga deret hitung.
Apabila suku-suku di dalam barisan aritmetika dijumlahkan, maka didapat deret
aritmetika. Jadi, bentuk baku deret aritmetika adalah a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + ... +
(a + (n – 1)b).
Jika jumlah n suku deret aritmetika dinyatakan dengan Sn. Maka didapat rumus :

karena Un = a + (n – 1)b maka Sn didapat rumus Sn :

Contoh soal :

Hitunglah jumlah 20 suku pertama dari deret arimetika 3 + 5 + 7 + …..

Jawab :

A = 3, b = 5 – 3 = 2, dan n = 20, maka :

S20 = 10( 6 + 19.2)


= 10 ( 6 + 38)

= 10 ( 44 }

= 440

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Diketahui barisan aritmetika 3, 8, 13, …
a. Tentukan suku ke-10 dan rumus suku ke-n barisan tersebut!
b. Suku keberapakah yang nilainya 198 ?

Jawab :

a. Dari barisan aritmetika 3, 8, 13, … diperoleh suku pertama a = 3 dan beda b = 8 – 3 = 5.

Un = a + (n – 1)b
U10 = 3 + (10 – 1)5
=3+9x5
= 3 + 45
= 48

Un = a + (n – 1)b
= 3 + (n – 1)5
= 3 + 5n – 5
= 5n – 2

b. Misalkan Un = 198, maka berlaku :

Un = 198
5n – 2 = 198
5n = 200
n = 40
Jadi 198 adalah suku ke- 40

2. Diketahui U1 = a = 3 , U5 = 19 , Un = 31
a. Tentukan beda (b)
b. Tentukan n
c. Tentukan suku ke-20
d. Tentukan n jika Un = 51

Jawab :

a. Cari U5 terlebih dahulu, setelah itu cari b dengan rumus U5 yang telah didapat :

Un = a + (n - 1)b
U5 = a + (5 - 1)b
= a + 4b
b = a + 4b = 19
3 + 4b = 19
4b = 19 - 3
b = 16/4
b=4

b. Gunakan rumus Un = a + (n - 1)b = 31 (diketahui Un = 31) :

Un = 31
a + (n - 1)b = 31
3 + (n - 1)4 = 31
3 + 4n - 4 = 31
4n - 1 = 31
4n = 31 + 1
n = 32/4
n =8

c. suku ke-20 , dik: a = 3 , b = 4 :

Un = a + (n - 1) b
U20 = 3 + (20 - 1) 4
U20 = 3 + 80 - 4
U20 = 80 - 1
U20 = 79

d. Jika Un = 51 :

Un = 51
a + (n - 1)b = 51
3 + (n - 1)4 = 51
3 + 4n - 4 = 51
4n - 1 = 51
4n = 51 + 1
n = 52/4
n = 13

Anda mungkin juga menyukai