Barisan aritmatika dan deret aritmatika sangat berhubungan, di mana jika suku-suku pada
barisannya dijumlahkan, akan membentuk deret.
Ciri umum barisan aritmatika adalah selisih dari setiap suku dengan suku sebelumnya selalu
sama, yang biasa disebut dengan beda atau ‘b’.
Sebagai contoh, 3, 6, 9, 12, … , merupakan barisan aritmatika, karena selisih dari setiap suku
yang berurutan selalu sama, yaitu 6 – 3 = 9 – 6 = 12 – 9 = 3. 3 ini lah yang disebut dengan
selisih atau beda (b).
Untuk mencari suku ke-n dari barisan tersebut, dapat digunakan rumus:
= a + (n – 1)b, dengan a merupakan suku pertama atau suku awal, b merupakan beda atau
selisih setiap suku yang berurutan, sedangkan n merupakan nilai suku yang ke berapa yang
akan kita hitung.
Contoh Soal: Tentukan suku ke 11 dari barisan berikut: 11, 18, 25, 32, …
Jawaban:
Deret Aritmatika
Pada deret aritmatika, kita akan menghitung jumlah setiap suku pada barisan tersebut.
Untuk mencari jumlah suku-sukunya hingga suku ke-n, dapat kita gunakan rumus:
Jawaban:
Karena selisih setiap suku yang berurutan sama, yaitu 13, dan berbentuk penjumlahan, maka
penjumlahan bilangan tersebut merupakan deret aritmatika, sehingga dapat kita gunakan
rumus
Akan tetapi, nilai n belum kita ketahui, sehingga harus kita hitung terlebih dahulu dengan
menggunakan seperti pada barisan aritmatika.
17 + 13n – 13 = 329
Maka
Selain barisan dan deret aritmatika di atas, ada juga barisan dan deret geometri di mana rasio dari
setiap suku-sukunya yang berurutan selalu sama.
Sumber2
A. BARISAN ARITMATIKA
B. DERET ARITMATIKA
a = suku awal
b = beda
n = banyak suku
Un = a + (n - 1) b adalah suku ke-n
Jumlah n suku
Sn = 1/2 n(a+Un)
= 1/2 n[2a+(n-1)b]
= 1/2bn² + (a - 1/2b)n Fungsi kuadrat (dalam n)
Keterangan:
Sumber 3
BARISAN ARITMATIKA
Pertama kita mulai dari barisan, barisan bilangan adalah urutan dari bilangan yang dibuat
berdasarkan aturan tertentu. Sedangkan untuk barisan aritmatika adalah sebuah barisan
bilangan dimana setiap pasangan suku-suku yang berurutan memiliki selisih yang sama.
contoh : 6,9,12,15,…
Selisih bilangan pada barisan aritmatika disebut beda yang biasa disimbolkan dengan huruf b,
untuk contoh diatas memiliki nilai beda 3. Dan bilangan yang menyusun suatu barisan
disebut suku, dimana suku ke n dari suatu barisan disimbolkan dengan Un sehingga untuk
suku ke 5 dari suatu barisan biasa disebut dengan U5. Khusus untuk suku pertama dari suatu
barisan biasa disimbolkan dengan huruf a.
Jadi bentuk umum untuk suatu barisan aritmatika yaitu U1,U2,U3, … ,Un-1 atau a, a+b,
a+2b, … , a+(n-1)b
Pasangan suku-suku berurutan dari suatu barisan aritmatika mempunyai beda yang sama,
maka
U2 = a + b
U3 = U2 + b = (a + b) + b = a + 2b
U4 = U3 + b = (a + 2b) + b = a + 3b
U5 = U4 + b = (a + 3b) + b = a + 4b
Berdasarkan pola tersebut, dapatkah sobat menentukan suku ke-7, suku ke-26 hingga suku
ke-90? Dengan menggunakan pola diatas kita dapat mengetahui dengan mudah suku-suku
tersebut.
U7 = a + 6b
U26 = a + 25b
U90 = a + 89b
Sehingga berdasarkan runtutan penjelasan diatas untuk suku ke-n dapat kita peroleh
menggunakan rumus :
Un = a + (n – 1)b, untuk n bilangan asli
DERET ARITMATIKA
Yang dimaksud dengan deret aritmatika adalah penjumlahan dari semua anggota barisan
aritmatika secara berurutan. Contoh dari deret aritmatika yaitu 7 + 10 + 13 + 16 + 19 + …
Misalnya kita ambil n suku pertama, jika kita ingin menentukan hasil dari deret aritmatika
sebagai contoh untuk 5 suku pertama dari contoh deret diatas. Bagaimana caranya?
7 + 10 + 13 + 16 + 19 = 65
Nah untuk 5 suku pertama, masih mungkin kita menghitung manual seperti diatas.
Seandainya kita akan menentukan jumlah dari 100 suku pertama, apakah masih mungkin kita
menghitung manual seperti itu. Walaupun bisa tetapi pastinya akan memakan waktu yang
cukup lama. Nah kali ini akan kita tunjukkan cara menentukannya, sebagai contohnya untuk
mennetukan jumlah 5 suku pertama dari contoh diatas.
Walaupun dengan cara yang berbeda tetapi menunjukkan hasil yang sama yaitu 65.
Perhatikan bahwa S5 tersebut dapat dicari dengan mengalikan hasil penjumlahan suku
pertama dan suku ke-5, dengan banyaknya suku pada barisan, kemudian dibagi dengan 2.
Analogi dengan hasil ini, jumlah n suku pertama dari suatu barisan dapat dicari dengan rumus
berikut:
Sn = (a + Un) × n : 2
Sn = (2a + (n – 1)b) × n : 2
Sisipan pada deret aritmatika yaitu menambahkan beberapa buah bilangan diantara dua suku
yang berurutan pada suatu deret aritmatika sehingga diperoleh deret aritmatika yang baru.
Sebagai contoh :
B. Deret aritmatika
a = suku awal
b = beda
n = banyak suku
Un = a + (n - 1) b adalah suku ke-n
Jumlah n suku
Sn = 1/2 n(a+Un)
= 1/2 n[2a+(n-1)b]
= 1/2bn² + (a - 1/2b)n ® Fungsi kuadrat (dalam n)
Keterangan:
1. Beda antara dua suku yang berurutan adalah tetap (b = Sn")
2. Barisan aritmatika akan naik jika b > 0
Barisan aritmatika akan turun jika b < 0
3. Berlaku hubungan Un = Sn - Sn-1 atau Un = Sn' - 1/2 Sn"
4. Jika banyaknya suku ganjil, maka suku tengah
C. Barisan Geometri
Rasio r = Un / Un-1
D. Deret Geometri
Jumlah n suku
Keterangan:
a. Rasio antara dua suku yang berurutan adalah tetap
b. Barisan geometri akan naik, jika untuk setiap n berlaku
Un > Un-1
c. Barisan geometri akan turun, jika untuk setiap n berlaku
Un < Un-1
Sumber 5
BARISAN DAN DERET ARITMATIKA
Pengertian Barisan Bilangan dan Deret.
Barisan bilangan adalah himpunan bilangan yang diurutkan menurut suatu aturan/pola
tertentu yang dihubungkan dengan tanda “,”. Jika pada barisan tanda “,” diganti dengan tanda “+”,
maka disebut deret.. Masing-masing bilangan itu disebut suku-suku barisan, setiap suku
diberi nama sesuai dengan nomor urutnya.
U1, U2, U3, ……………, Un. dengan Un sering disebut f(n) yang menyatakan suku ke-n, .
U1 + U2 + U3 + ……+ Un.
A. BARISAN ARITMETIKA
Barisan Aritmetika yaitu barisan yang suku-sukunya diperoleh dengan menambahkan suatu
bilangan tetap ke suku sebelumnya. Bilangan tetap itu disebut beda atau selisih dan
dilambangkan dengan b, sedangkan suku yang pertama (U1) dilambangkan dengan a.
Contoh Soal :
Jawab :
Un = a + (n – 1)b
=3+9x5
= 3 + 45
= 48
Un = a + (n – 1)b
= 3 + (n – 1)5
= 3 + 5n – 5
= 5n – 2
Un = 198
5n – 2 = 198
5n = 200
n = 40
B. DERET ARITMETIKA
Deret aritmetika disebut juga deret hitung.
Apabila suku-suku di dalam barisan aritmetika dijumlahkan, maka didapat deret
aritmetika. Jadi, bentuk baku deret aritmetika adalah a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + ... +
(a + (n – 1)b).
Jika jumlah n suku deret aritmetika dinyatakan dengan Sn. Maka didapat rumus :
Contoh soal :
Jawab :
= 10 ( 44 }
= 440
Jawab :
Un = a + (n – 1)b
U10 = 3 + (10 – 1)5
=3+9x5
= 3 + 45
= 48
Un = a + (n – 1)b
= 3 + (n – 1)5
= 3 + 5n – 5
= 5n – 2
Un = 198
5n – 2 = 198
5n = 200
n = 40
Jadi 198 adalah suku ke- 40
2. Diketahui U1 = a = 3 , U5 = 19 , Un = 31
a. Tentukan beda (b)
b. Tentukan n
c. Tentukan suku ke-20
d. Tentukan n jika Un = 51
Jawab :
a. Cari U5 terlebih dahulu, setelah itu cari b dengan rumus U5 yang telah didapat :
Un = a + (n - 1)b
U5 = a + (5 - 1)b
= a + 4b
b = a + 4b = 19
3 + 4b = 19
4b = 19 - 3
b = 16/4
b=4
Un = 31
a + (n - 1)b = 31
3 + (n - 1)4 = 31
3 + 4n - 4 = 31
4n - 1 = 31
4n = 31 + 1
n = 32/4
n =8
Un = a + (n - 1) b
U20 = 3 + (20 - 1) 4
U20 = 3 + 80 - 4
U20 = 80 - 1
U20 = 79
d. Jika Un = 51 :
Un = 51
a + (n - 1)b = 51
3 + (n - 1)4 = 51
3 + 4n - 4 = 51
4n - 1 = 51
4n = 51 + 1
n = 52/4
n = 13