Di susun oleh :
Serly Aprilyanti
XII MIPA 2
2024
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah matematika wajib yang berjudul “ Peluang “ telah di baca dan di setujui oleh :
Mengetahui
Wakasek kurikulum,
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PELUANG”. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata pelajaran matematika wajib.
Saya menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang baik serta membangun dari semua pihak sangat saya harapkan untuk
perbaikan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
sehingga dapat membuka cakrawala berfikir serta memberikan setitik khasanah pengetahuan
untuk terus memajukan dunia pendidikan. Semoga Allah SWT senantiasa mendengarkan dan
mengabulkan permohonan kita. Amin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.3 TUJUAN................................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................................2
2.1.2 Permutasi........................................................................................................................4
2.1.3 Kombinasi......................................................................................................................8
BAB 3 PENUTUP.........................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................24
3.2 Saran.....................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................26
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Istilah peluang banyak digunakan dalam kejadian yang terjadi dalam kehidupan
seharihari. Pada bab ini, kita akan mempelajari kaidah pencacahan dan sifat-sifat peluang dalam
pemecahan masalah serta berbagai hal yang terkait dengannya.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kaidah Pencacahan
2.1.1 Aturan Perkalian
Aturan Pengisian Tempat
Jika banyak cara memilih unsur pertama ada m cara dan banyak unsur kedua ada n cara,
maka banyak cara memilih kedua unsur tersebut sekaligus ada 𝑚 × 𝑛 cara.
Contoh 1:
Ayu mempunyai 2 baju berwarna putih, dan batik. Ia juga memiliki 4 rok berwarna
coklat, hitam, abu-abu, dan putih yang berbeda. Ada berapa pasang baju dan rok yang
dapat dipakai dengan pasangan yang berbeda?
Penyelesaian:
(Putih,
coklat
Coklat)
(Putih,
hitam
Hitam)
Putih
(Putih,
abu-abu
Abu-abu)
(Putih,
putih
Putih)
coklat (Batik,Coklat)
Hitam (Batik,Hitam)
Batik
(Batik,Abu-
Abu-abu
abu)
Putih (Batik,Putih)
Jadi, banyak pasangan baju dan rok secara bergantian sebanyak 2 × 4 = 8 cara.
2
Dengan aturan penjumlahan:
Warna baju Warna rok Pasangan baju dan rok
Putih (p) coklat (c) (p,c)
hitam (h) (p,h)
Abu-abu (a) (p,a)
Putih (p) (p,p)
Batik (b) Coklat (c) (b,c)
Hitam (h) (b,h)
Abu-abu (a) (b,a)
Putih (p) (b,p)
Jadi, banyak pasangan baju dan rok yang mungkin adalah 4+4=8
Contoh 2:
Dari angka-angka 1,2,4,5,6,8 dan 9 akan dibuat bilangan yang terdiri atas tiga
angka berlainan. Banyak bilangan yang dapat dibuat adalah?
Penyelesaian:
Bilangan yang terdiri atas tiga angka merupakan bilangan ratusan. Bilangan
ratusan memiliki tempat ratusan, puluhan, dan satuan.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita bisa menggunakan pengisian tempat kosong:
7 6 5
Pada kolom pertama merupakan kolom untuk bilangan ratusan, ada 7 kemungkinan
angka yang dapat dipasang.
Pada kolom kedua merupakan tempat untuk puluhan, ada 6 kemungkinan angka yang
dapat dipasang setelah satu angka dipasang pada nilai tempat ratusan.
Pada kolom ketiga merupakan tempat untuk satuan, ada 5 kemungkinan angka yang
dapat dipasang setelah dua angka dipasang pada nilai tempat ratusan dan puluhan.
𝑛! = 1 × 2 × 3 × … × (𝑛 − 2) × (𝑛 − 1) × 𝑛 atau
𝑛! = 𝑛 × (𝑛 − 1) × (𝑛 − 2) × … × 3 × 2 × 1
1! = 1
0! = 1
Contoh 3: Hitunglah
!
a. 7! b.
Penyelesaian:
a. 7! = 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 5.940
b.
2.1.2 Permutasi
Permutasi adalah urutan (urutan diperhatikan) yang mungkin dari sejumlah unsur yang
berbeda tanpa adanya pengulangan.
𝑛!
𝑛 𝑃𝑟 =
(𝑛 − 𝑟)!
4
Contoh 4:
a) 8𝑃3
b) 4𝑃4
Penyelesaian:
a)
b)
Penyelesaian:
Untuk menghitung banyaknya permutasi jika ada unsur yang sama, marilah kita
lihat contoh berikut.
Pada kata”BUKU” terdapat dua huruf yang sama, yaitu U. Berapakah banyak kata
yang dapat disusun dari kata “BUKU”?. Permutasi huruf-huruf pada kata
“BUKU” dapat kita amati pada diagram pohon berikut:
5
Amatilah 24 susunan huruf diatas. Tampak ada beberapa susunan huruf yang sama
sehingga permutasinya menjadi:
6
1. BUKU 4. UBUK 7. UKUB 10. KUBU
2. BUUK 5. UBKU 8. UUBK 11. KUUB
3. BKUU 6. UKBU 9. UUKB 12. KBUU
Sehingga banyaknya permutasi “BUKU” ada 12 cara. Atau bisa dijabarkan sebagai berikut:
sama ditulis: .
Banyaknya permutasi
𝑛! n unsur yang memuat k,l, dan m unsur yang sama dapat ditentukan dengan
𝑃=
𝑘 ! 𝑙! 𝑚 !
rumus:
Banyaknya permutasi n unsur yang mempunyai 𝑙1 unsur jenis pertama, 𝑙2 unsur jenis kedua, 𝑙3
unsur jenis ketiga, dan 𝑙𝑘 unsur jenis ke-k yang sama adalah
𝑛!
𝑃=
𝑙1 ! 𝑙2 ! 𝑙3 ! … 𝑙𝑘 !
Contoh 5:
Tentukan permutasi atas semua unsur yang dapat dibuat dari kata-kata berikut:
1. JAYAPURA 2. MATEMATIKA
Penyelesaian:
1. Pada kata “JAYAPURA”, terdapat 3 buah A yang sama, sehingga permutasinya adalah
2. Pada kata “MATEMATIKA”, terdapat 2 buah M, 3 buah A, dan 2 buah T yang sama.
Sehingga permutasinya adalah
7
2.1.2.3 Permutasi Siklis
Contoh 6:
Delapan orang ilmuwan duduk melingkar di sebuah meja bundar untuk membahas
sebuah proyek tertentu. Berapa banyak cara agar para ilmuwan dapat duduk melingkar
dengan urutan yang berbeda?
Penyelesaian:
𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (8 − 1)! = 7! = 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 5.040
2.1.3 Kombinasi
Kombinasi r unsur dari n unsur ialah himpunan bagian r unsur yang dapat diambil dari n
unsur yang berlainan dengan urutan penyusunan unsur tidak diperhatikan.
Pada waktu kenaikan kelas dari kelas X ke kelas XI, siswa yang naik akan
memasuki jurusan masing-masing. Ada yang IPA, IPS, maupun Bahasa. Oleh
karena itu, diadakan perpisahan kelas dengan jalan berjabat tangan. Kita
contohkan ada 3 siswa saling berjabat tangan misalkan Adi, Budi, dan Cory. Ini
dapat ditulis Adi-Budi, Adi-Cory, Budi-Adi, Budi-Cory, Cory-Adi, Cory-Budi.
Dalam himpunan Adi berjabat tangan dengan Budi ditulis {Adi, Budi}. Budi
berjabat tangan dengan Adi ditulis {Budi, Adi}. Antara {Adi, Budi} dan {Budi,
Adi} menyatakan himpunan yang sama, berarti keduanya merupakan kombinasi
yang sama. Di lain pihak Adi – Budi, Budi – Adi menunjukkan urutan yang
berbeda yang berarti merupakan permutasi yang berbeda.
Dari contoh dapat diambil kesimpulan:
8
Permutasi = Adi–Budi, Adi – Cory, Budi – Adi, Budi – Cory, Cory – Adi, Cory – Budi
= 6 karena urutan diperhatikan
Sehingga, kombinasi
Banyaknya kombinasi n unsur yang berbeda dengan setiap pengambilan dengan r unsur
dilambangkan dengan adalah:
𝑛𝑝𝑟
𝑛𝐶𝑟 =
𝑟!
𝑛!
=
(𝑛 − 𝑟 )! 𝑟 !
Contoh 7:
Penyelesaian:
a)
b)
2. Dari 20 siswa akan dipilih sebuah tim sepakbola yang terdiri atas 11 orang. Tentukan
banyak cara dalam pemilihan tersebut!
9
Penyelesaian:
Pemilihan tim sepak bola tersebut adalah masalah kombinasi karena tidak
memperhatikan urutan. Banyak cara memilih 11 orang siswa dari 20 siswa, yaitu .
= 167.960
(𝑎 + 𝑏)0 = 1
(𝑎 + 𝑏)1 = 𝑎 + 𝑏
(𝑎 + 𝑏)2 = 𝑎2 + 2𝑎𝑏 + 𝑏2
10
1
1
1
1 2
1
1 3 3
1
1 4 6 4
1
Dan seterusnya.
Diagram itu dikenal dengan nama Segitiga Pascal. Amati pola segitiga segitiga
pascal tersebut.
Baris ke-1: 1
Baris ke-2: 1 1
Baris ke-3: 1 2 1
Dan seterusnya.
Karena maka
pola Segitiga Pascal tersebut dapat dituliskan dalam Bentuk Simbol banyaknya kombinasi
berikut
Dan seterusnya.
11
Dari uraian tersebut, bentuk perpangkatan dapat dituliskan sebagai berikut:
0
= (0)
(𝑎 + 𝑏)
0
1
= (1)𝑎 + (1)𝑏 (𝑎 + 𝑏)
0 1
2
= (2)𝑎2 + (2)𝑎𝑏 + (2) 𝑏2
(𝑎 + 𝑏)
0 1 2
dengan
!
Dengan demikian,
Contoh 8:
Penyelesaian:
2
+ 2𝑦)5 = (5)(𝑥2)5 + (5)(𝑥2)4(2𝑦)1 + (5)(𝑥2)3(2𝑦)2 + (5) (𝑥2)2(2𝑦)3
(𝑥
12
0 1 2 3
5 5
+ ( ) (𝑥 ) (2𝑦) + ( )(2𝑦)5
2 1 4
4 5
Contoh 9:
1. Dalam sebuah pelemparan dadu dilakukan percobaan dengan pelemparan mata dadu.
Tentukan ruang sampel dan titik sampelnya!
Penyelsaian:
2. Pada percobaan melempar sebuah dadu, tentukan ruang sampel dan kejadian muncul mata
dadu bilangan prima!
Penyelesaian:
Seperti pada contoh 1 di atas, dalam percobaan melempar dadu bermata enam,
kita tidak dapat memastikan mata dadu mana yang muncul. Tetapi himpunan mata dadu
yang mungkin muncul dan anggota-anggota dari ruang sampel bisa kita ketahui. Ruang
13
sampel dari dadu bermata enam adalam 𝑆 = {1,2,3,4,5,6} dan titk sampelnya adalah
1,2,3,4,5,6.
Jadi ruang sampel diperoleh dengan cara mendaftar semua hasil yang mungkin.
2) Diagram pohon
Dari diagram pohon berikut kita dapat menuliskan dengan mudah ruang
sampelnya, yaitu:
A
A
G
A
A
G
G
A
A
G
G
A
G
G
𝑆 = {𝐴𝐴𝐴, 𝐴𝐴𝐺, 𝐴𝐺𝐴, 𝐴𝐺𝐺, 𝐺𝐴𝐴, 𝐺𝐴𝐺, 𝐺𝐺𝐴, 𝐺𝐺𝐺}
3) Tabel
Misalkan kita mempunyai 2 uang logam dengan sekali pelemparan. Maka dengan
tabel diperoleh
Mata Uang Logam A G
A (AA) (AG)
G (GA) (GG)
Ruang sampel (𝑆) = {(𝐴𝐴), (𝐴𝐺), (𝐺𝐴), (𝐺𝐺)}
Jika setiap anggota ruang sampel mempunyai peluang yang sama untuk muncul,
maka peluang kejadian A yang memiliki anggota n(A) adalah sebagai berikut :
14
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝐴 𝑛 (𝐴 )
𝑃(𝐴) = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 = .
𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑆 𝑛 (𝑆 )
Keterngan:
Contoh 10:
a. Mata dadu 3
Penyelesaian:
2) Dalam kantong ada 6 kelereng merah dan 5 kelereng putih. Jika diambil 4 kelereng
sekaligus secara acak, tentukan peluang terambilnya:
a. Kelereng merah
15
Penyelesaian:
Contoh 11:
16
c. Muncul kartu AS pada pengambilan seperangkat kartu remi.
Penyelesaian:
a. 𝑆 = {1,2,3,4,5,6} → 𝑛(𝑆) = 6
Dalam seperangkat kartu remi ada 52 kartu, maka n(S) = 52. Sedangkan banyak
kartu AS dalam seperangkat kartu remi ada 4, maka n(K) = 4.
Munculnya kartu AS pada kartu remi bukan merupakan kemustahilan dan bukan
𝑓ℎ = 𝑛 × 𝑃(𝐴),
Keterangan:
n = banyak percobaan.
Penyelesaian:
2) Pada percobaan pelemparan 3 mata uang logam sekaligus sebanyak 240 kali, tentukan
frekuensi harapan munculnya dua gambar dan satu angka!
Penyelesaian:
relatif dari munculnya sisi gambar adalah dan frekuensi relatif dari munculnya
sisi angka
adalah .
18
Jadi, jika ada percobaan sebanyak n kali, ternyata muncul kejadian A sebanyak 𝑛1
kali dan B sebanyak 𝑛2 kali sehingga (𝑛1 + 𝑛2 = 𝑛), maka frekuensi relative dari
munculnya A adalah dan frekuensi relative dari munculnya B adalah .
𝑛
𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐴′) = 1
Atau
𝑃(𝐴′) = 1 − 𝑃(𝐴)
Contoh 13:
Penyelesaian:
a. Untuk menjawab permasalahan peluang munculnya nomor dadu ganjil kita lihat ruang
sampel lebih dahulu yaitu S = {1,2,3,4,5,6}, maka n(S) = 6.
A adalah jika keluar nomor ganjil yaitu A = {1,3,5}, maka n(A) = 3 sehingga
19
b. Peluang munculnya nomor dadu tidak ganjil kita sebut A’ (komplemen dari A),
Atau
Contoh 14:
Pada pelemparan sebuah dadu sekaligus. A adalah kejadian keluarnya dadu pertama angka
3 dan B adalah kejadian keluarnya dadu kedua angka 5. Berapakah peluang terjadinya A,B,
dan 𝐴 ∩ 𝐵?
Penyelesaian:
20
2.4.2 Peluang Kejadian Bergantung/Bersyarat
Dua kejadian disebut kejadian bersyarat atau kejadian yang saling bergantung
apabila terjadi atau tidak terjadinya kejadian A akan memengaruhi terjadi atau tidak
terjadinya kejadian B.
𝐴
𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐵) × 𝑃( ⁄𝐵),
𝑃 (𝐴 ∩ 𝐵 )
𝑃(𝐴⁄𝐵) =
𝑃 (𝐵 )
, dengan 𝑃(𝐵) ≠ 0.
Atau peluang terjadinya kejadian B dengan kejadian A terjadi terlebih dahulu ditulis
𝐵
𝑃( ⁄𝐴), berlaku:
𝐵
𝑃(𝐵 ∩ 𝐴) = 𝑃(𝐴) × 𝑃( ⁄𝐴),
𝑃 (𝐴 ∩ 𝐵 )
𝑃(𝐴⁄𝐵) =
𝑃 (𝐵 )
, dengan P(A)≠ 0.
Contoh 15:
Dalam sebuah kotak terdapat 6 bola merah dan 4 bola putih. Jika sebuah bola diambil
dalam kotak itu berturut-turut sebanyak dua kali tanpa pengembalian. Tentukan peluang
yang terambil kedua-duanya bola merah!
Penyelesaian:
Misalkan,
21
B = kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan kedua.
Jadi, peluang yang terambil kedua-duanya bola merah tanpa pengembalian adalah
Contoh 16:
Dalam melambungkan sebuah dadu, jika A adalah kejadian munculnya bilangan ganjil
dan B adalah kejadian munculnya bilangan prima. Tentukan peluang kejadian munculnya
bilangan ganjil atau prima!
Penyelesaian:
𝑆 = {1,2,3,4,5,6}
22
merupakan kejadian saling lepas sebab irisan dari dua kejadian tersebut adalah himpunan
kosong Karena A dan B saling lepas, maka 𝐴 ∩ 𝐵 = ∅ atau 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 0.
Sehingga:
= 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 0
𝑃 (𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵)
Contoh 17:
Pada percobaan melempar sebuah dadu dan satu keeping uang logam, tentukan peluang
munculnya:
Penyelesaian:
23
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan di dalam makalah ini, kita dapat mempelajari matematika tentang
peluang.
Pada bab peluang, materinya meliputi:
a) Aturan perkalian didefinisikan Jika banyak cara memilih unsur pertama ada m cara
dan banyak unsur kedua ada n cara, maka banyak cara memilih kedua unsur tersebut
sekaligus ada 𝑚 × 𝑛 cara.
b) Permutasi adalah urutan (urutan diperhatikan) yang mungkin dari sejumlah unsur
yang berbeda tanpa adanya pengulangan.
c) Kombinasi
Kombinasi r unsur dari n unsur ialah himpunan bagian r unsur yang dapat diambil dari
n unsur yang berlainan dengan urutan penyusunan unsur tidak diperhatikan.
24
2. Ruang Sampel adalah himpunan semua kejadian yang mungkin diperoleh pada suatu
percobaan. Setiap anggota dari ruang sampel disebut titik sampel. Banyak anggota ruang
sampel dinotasikan n(S). Sedangkan kejadian adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
3. Peluang Suatu kejadian yang meliputi:
a) Kisaran nilai peluang
Untuk kisaran nilai peluang suatu percobaan adalah antara 0 dan 1 atau 0 ≤ 𝑃(𝐴) ≤ 1
dengan A adalah kejadian pada percobaan tersebut.
b) Frekuensi harapan dari kejaidan adalah frekuensi yang diharapkan terjadinya kejadian
tersebut selama n percobaan tersebut.
c) Frekuensi relative
Jika ada percobaan sebanyak n kali, ternyata muncul kejadian A sebanyak 𝑛1 kali dan
B sebanyak 𝑛2 kali sehingga (𝑛1 + 𝑛2 = 𝑛), maka frekuensi relative dari munculnya A
4. Kejadian majemuk
a) Peluang kejadian saling bebas ika kejadian A tidak mempengaruhi terjadinya kejadian
B dan sebaliknya atau terjadi atau tidaknya kejadian A tidak tergantung pada terjadi
atau tidaknya kejadian B.
b) Peluang kejadian bersyarat
Dua kejadian disebut kejadian bersyarat atau kejadian yang saling bergantung apabila
terjadi atau tidak terjadinya kejadian A akan memengaruhi terjadi atau tidak terjadinya
kejadian B.
c) Peluang kejadian saling lepas
Kejadian A dan B merupakan kejadian saling lepas sebab irisan dari dua kejadian
tersebut adalah himpunan kosong Karena A dan B saling lepas.
d) Peluang kejadian tidak saling lepas Jika A dan B dua kejadian yang berada dalam
ruang sampel S, peluang kejadian 𝐴 ∪ 𝐵 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴
∩ 𝐵).
25
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat saya susun, saya menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Karena itu, keterbatasan ini kiranya akan dapat diminimalis
dengan partisipasi pembaca untuk memeberikan saran dann kritik yang konstruktif agar
makalah ini kedepan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Masduki dan Utomo, I.B.. 2007. Matematika Untuk SMP & MTs Kelas IX. Jakarta:Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
26