Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMODELAN MATEMATIKA

ATURAN PERKALIAN DAN PERMUTASI

Oleh :

EKA NURILMI
105361104018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU


PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR

2020
Aturan Perkalian dan Permutasi

1. Kaidah Pencacahan

Terdapat dua prinsip dasar dalam pencacahan yaitu aturan perkalian dan aturan penjumlahan.
Dalam kehidupan sehari-hari sering dihadapkan pada pemecahan masalah yang berkaitan dengan
menentukan atau menghitung berapa banyak cara yang mungkin terjadi dari sebuah percobaan.
Sebagai ilustrasi, simaklah contoh berikut ini:

Pada waktu liburan sekolah, Rully bersama keluarganya berlibur ke Bali. Ia mencoba 3
macam kaos dan 2 celana jeans. Ia memadukan ketiga kaos dan kedua jeans tersebut. Berapa banyak
pasangan warna kaos dan celana yang dapat disusun Rully?

Permasalahan di atas dapat diselesaikan dengan menggunakan kaidah pencacahan (counting


rules). Kaidah pencacahan memudahkan untuk menentukan banyaknya cara yang mungkin, jika
beberapa kejadian digabungkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa:

Kaidah pencacahan adalah suatu cara atau aturan untuk menghitung semula kemungkinan yang
dapat terjadi dalam suatu percobaan.

Banyak cara yang mungkin terjadi dari sebuah percobaan dapat ditentukan dengan menggunakan
salah satu gabungan dari metode, yaitu metode aturan pengisian tempat, metode permutasi, dan
metode kombinasi.

A. Aturan Perkalian
Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam m cara dan setiap kejadian pertama diikuti oleh
kejadian kedua yang terjadi dalam n cara maka kejadian pertama dan kejadian kedua tersebut
secara bersama-sama terjadi dalam (m × n) cara.

Contoh:

1. Berapakah banyaknya kejadian yang mungkin muncul jika dua dadu dilempar satu kali?
Jawab:
Dadu pertama dapat muncul dalam m = 6 cara yang berbeda yaitu {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan untuk
setiap cara-cara tersebut dadu kedua dapat muncul dalam n = 6 cara yaitu {1, 2, 3, 4, 5, 6}.
Sehingga kedua dadu dapat muncul dalam m × n = 6 × 6 = 36 cara.

2. Ucok ingin bepergian dari kota Surabaya ke kota Jakarta. Dari kota Surabaya ke kota
Semarang dapat ditempuh melalui 3 jalur, sedangkan dari kota Semarang ke kota Jakarta
dapat ditempuh melalui 2 Jalan. Berapa banyak cara yang dapat ditempuh Ucok jika ingin
bepergian dari kota Surabaya ke kota Jakarta?
Penyelesaian:
Dari kota Surabaya ke kota Semarang terdapat 3 cara.
Dari kota Semarang ke kota Jakarta terdapat 2 cara.
Dari kota Surabaya ke kota Jakarta melalui kota Semarang, terdapat 3 x 2 = 6 cara.
Jadi banyak cara yang dapat dipilih Ucok untuk bepergian dari kota Surabaya ke kota Jakarta
melalui kota Semarang adalah 6 cara.
Bagan Aturan Perkalian:

Aturan Perkalian

Aturan Pengisian
Notasi Faktorial
Tempat

Strategi Diagram Strategi Tabel Strategi Pasangan


Pohon Silang Terurut

B. Aturan Pengisian Tempat


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah semua kemungkinan yang terjadi
dalam suatu percobaan. Misalnya, seorang siswa tiap kali ulangan nialainya selalu kurang
baik, adakah kemungkinan siswa itu naik kelas?

Contoh Soal:

Dalam contoh tersebut tersedia 3 buah kaos, misalnya berwarna abu-abu, kuning, dan putih,
serta 2 buah celana jeans, misalnya berwarna biru dan hitam. Banyak pasangan warna celana
dan kaos yang mungkin disusun dapat dicari dengan beberapa cara, antara lain:

a. Diagram Pohon
Perhatikan diagram pohon berikut ini!

Warna celana Warna kaos Pasangan warna

Abu-abu(a) (b, a)
Biru (b)
Kuning(k) (b, k)

Putih (p) (b, p)

Abu-abu(a) (h, a)

Kuning(k) (h, k)

Putih(p) (h, p)
Hitam (h)

Berdasarkan diagram pohon di atas, pasangan warna celana jeans dan kaos yang dapat
disusun ada 6 macam, yaitu (b, a), (b, k), (b, p), (h, a), (h, k), dan (h, p). Pasangan (b, a)
artinya celana jeans biru dan kaos abu-abu, demikian seterusnya.

b. Tabel Silang
Perhatikan tabel silang berikut ini!
Warna Kaos
Warna Abu-abu (a) Kuning (k) Putih (p)
Celana Jeans
Biru (b) (b, a) (b, k) (b, p)
Hitam (h) (h, a) (h, k) (h, p)

Berdasarkan tabel silang di atas, terlihat bahwa pasangan warna celana jeans yang dapat
disusun ada 6 macam.

c. Pasangan Berurutan
Dimisalkan, himpunan celana jeans dinyatakan dengan A: {b, a} dan himpunan kaos
dinyatakan dengan B: {a, k, p}. himpunan pasangan berurutan dari himpunan A dan
himpunan B ditulis sebagai: {(b, a), (b, k), (b, p), (h, a), (h, k), (h, p)}. Jadi, pasangan
warna celana jeans dan kaos yang dapat disusun ada 6 macam.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan Mita di atas, diperoleh 6 macam pasangan warna.
Cara lain untuk menentukan banyak pasangan warna celana jeans dan kaos yang dapat
disusun adalah dengan menggunakan aturan, yaitu:
1) Pertama dipilih warna celana: ada 2 cara
2) Kedua dipilih warna kaos: ada 3 cara
Maka, untuk memilih pasangan warna celana jeans dan kaos seluruhnya ada 2 × 3 = 6
cara. Aturan yang digunakan tersebut dikenal sebagai aturan pengisian tempat (filling
slots).

Karena dalam menentukan banyak cara untuk mengisi n tempat yang tersedia,
maka aturan tersebut sering dikenal sebagai aturan perkalian.

Misalkan terdapat n buah tempat yang tersedia dengan k1 menyatakan banyak cara untuk
mengisi tempat pertama, k2 menyatakan banyak cara untuk mengisi tempat kedua setelah
tempat pertama terisi, demikian seterusnya sampai kn menyatakan banyak cara untuk
mengisi tempat ke-n setelah tempat pertama, kedua, …, dan (n – 1) terisi. Maka:

Banyak cara untuk mengisi n tempat yang tersedia secara keseluruhan adalah:
k1 × k2 × …. × kn

1. Alfia mempunyai 3 buah baju berwarna putih, cokelat, dan batik. Ia juga memiliki 2
buah celana warna hitam dan putih yang berbeda. Ada berapa pasang baju dan celana
yang dapat dipakai dengan pasangan yang berbeda?
Penyelesaian:

Hitam Putih, Hitam


Putih
Coklat Putih, Coklat

Hitam Batik, Hitam


Batik
Coklat Batik, Coklat

Hitam Coklat, Hitam


Coklat
Coklat Coklat, Coklat

Jadi banyaknya pasangan baju dan celana secara bergantian sebanyak 3 x 2 = 6 cara.

2. Seseorang ingin membuatkan nomor kendaraan yang terdiri dari 4 angka, padahal
tersedia angka-angka 1, 2, 3, 4, 5 dan dalam plat nomor itu tidak boleh ada angka
yang sama. Berapa banyak plat nomor yang bisa dibuat?
Penyelesaian:
Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita memakai aturan pengisian tempat kosong
seperti di bawah ini.

a b c d

Dibuat 4 buah kotak kosong yaitu a, b, c, dan d karena nomor kendaraan tersebut
terdiri dari 4 buah angka.

a b c d

Kotak a dapat diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, maka terdiri dari 5 cara.

a b c d
5

Kotak b hanya dapat diisi dengan 5-1= 4 cara karena 1 cara telah di isikan di kotak a.

a b c d
5 4
Kotak c hanya dapat diisi dengan 5-2= 3 cara karena 2 cara telah di isikan di kotak a
dan b.

a b c d
5 4 3

Kotak d hanya dapat diisi dengan 5-3= 2 cara karena 3 cara telah diisikan di kotak a,
b, dan kotak c.

a b c d
5 4 3 2

Jadi posisi tersebut dapat membuat plat nomor sebanyak 5 x 4 x 3 x 2 = 120 cara.

Dapat disimpulkan bahwa jika kejadian a dapat diselsaikan dengan a cara dan kejadian kedua
dapat diselesaikan dengan b cara, maka persoalan pertama dan kedua dapat diselesaikan dengan a
x b cara.

2. Definisi dan Notasi Faktorial

Tiga bendera berbeda akan ditempatkan berjajar ke belakang. Ketiga bendera tersebut
misalnya bendera negara Indonesia, bendera negara Arab, dan bendera negara Inggris. Dalam
berapa cara susunan bendera ini dapat dilakukan?
Dengan menggunakan aturan perkalian, diperoleh banyak susunan bendera adalah 3 × 2 × 1 = 6
pilihan. Perkalian 3 × 2 × 1 dapat dinyatakan dengan 3! (dibaca 3 faktorial).

Contoh :
Menghitung Pernyataan Faktorial berikut.
a. 4! =.... c. =

b. =.... d =....

Penyelesaian:
a. 4! = 4 x 3 x 2 x 1 = 24 c.

b. d.
3. Permutasi

Coba Anda sediakan kartu-kartu yang berisi huruf-huruf abjad a sampai dengan z. Misalkan,
Anda akan membuat kata sandi yang terdiri atas 3 huruf tanpa ada huruf yang diulang.
Contohnya, pula kata acd berbeda dengan adc. Kata aac tidak termasuk yang diminta karena
huruf a diulang dua kali. Berapa banyak kata sandi yang dapat Anda buat dari 26 kartu (seluruh
huruf ada 26)? Coba Anda praktikkan dengan kartu tersebut. Untuk menyelesaikan masalah ini,
Anda dapat menggunakan aturan perkalian. Pada pemilihan pertama, ada 26 huruf yang dapat
dipilih. Pada pemilihan kedua, ada 25 huruf yang dapat dipilih karena satu huruf sudah
digunakan pada pemilihan pertama. Pada pemilihan ketiga, ada 24 huruf yang dapat dipilih.
Mengapa? Coba Anda jelaskan. Dengan aturan perkalian, banyak kata sandi 3 huruf yang tepat
dibuat dari 26 kartu huruf tanpa ada yang diulang adalah 26 × 25 × 24 = 15.600 Uraian tersebut
menggambarkan masalah pencacahan yang disebut permutasi.
Bersama teman sebangku, coba Anda diskusikan contoh-contoh kasus dalam kehidupan
sehari-hari yang termasuk permutasi. Permutasi sangat memperhatikan urutan. Misalnya, kata
sandi abc berbeda dengan acb. Perhatikan kembali uraian mengenai penyusunan kata sandi.
Permutasi banyak kata sandi yang terdiri atas 3 huruf dari 26 huruf ditulis P(26, 3), yaitu P(26, 3)
= 26 × 25 × 24 Dalam notasi faktorial, dapat ditulis sebagai berikut.

Hasil ini dapat diperumum untuk permutasi r elemen dari n elemen atau P(n, r) sebagai berikut.

Banyak Permutasi r Elemen dari n Elemen

Banyak susunan berbeda r elemen dari n elemen dengan r <


n yang memenuhi
1. seluruh n elemen berbeda,
2. tidak ada elemen yang diulang, dan
3. urutan diperhatikan, dapat dirumuskan P(n,r) =

Bagaimana jika r = n? Dari teorema sebelumnya, diperoleh

Untuk lebih jelasnya, pelajari contoh soal berikut.

Contoh :
Menghitung Permutasi P(n, r)
Hitunglah permutasi-permutasi berikut.
a. P(6, 3)
b. P(5, 4)
c. P(5, 5)

Penyelesaian:
a.

b.

c.

Contoh :
Membentuk Bilangan Berbeda dengan Permutasi
Tersedia angka-angka 1, 2, 3, 5, 7.
a. Berapa banyak bilangan puluhan ribu dapat dibuat dari angkaangka tersebut tanpa ada angka
yang diulang?
b. Berapa banyak bilangan ribuan dapat dibuat dari angka-angka tersebut tanpa ada angka yang
diulang?
c. Berapa banyak bilangan ratusan yang lebih dari 300 yang dapat dibuat dari angka-angka
tersebut tanpa ada angka yang diulang?

Penyelesaian:
a. Bilangan puluhan ribu adalah bilangan dari 10.000 sampai dengan 99.999. Jelas bahwa
bilangan puluhan ribu terdiri atas 5 angka. Dengan demikian, masalahnya adalah mengambil
lima angka dari lima angka yang tersedia. Perhatikan, bilangan 12.357 ≠ bilangan 13.257. Ini
adalah kasus permutasi, karena urutan yang berbeda memberikan hasil yang berbeda. Dengan
demikian, banyak bilangan puluhan ribu yang dapat dibuat adalah P (5, 5) = 5! = 5 × 4 × 3 × 2 ×
1 = 120

b. Bilangan ribuan adalah bilangan dari 1.000 sampai dengan 9.999. Jelas bahwa bilangan ribuan
terdiri atas 4 angka. Dengan demikian, masalahnya adalah mengambil empat angka dari lima
angka yang tersedia. Dengan demikian, banyak bilangan ribuan yang dapat dibuat adalah
permutasi 5 elemen diambil 4 elemen atau P(5, 4) diberikan oleh

c. Bilangan ratusan (terdiri atas 3 angka) yang lebih dari 300 hanya bisa diperoleh jika tempat
pertama bilangan ratusan tersebut adalah 3, 5, atau 7.
Angka Angka Angka
Pertama Kedua Ketiga
3 ... ...
5 ... ...
7 ... ...

Angka pertama diisi angka 3, dua angka lainnya dapat diisi oleh angka-angka 1, 2, 5, dan 7.
Banyak bilangan yang bisa diperoleh adalah permutasi 2 elemen dari 4 elemen atau P (4, 2),
yaitu
Untuk angka pertama 5 atau 7 juga diperoleh banyak bilangan = P(4,2). Jadi, banyak bilangan
ratusan > 300 adalah 3 × P(4, 2) = 3 × 12 = 36

Contoh :
Masalah Urutan Duduk yang Di selesaikan dengan Permutasi

Lima putra dan tiga putri duduk berderet pada 8 kursi kosong, sesuai dengan 8 lembar karcis
bioskop yang mereka miliki. Berapa banyak cara duduk yang diperoleh dengan urutan berbeda
jika
a. putra dan putri dapat duduk di sembarang kursi;
b. putra dan putri masing-masing duduk berkelompok sehingga hanya sepasang putra dan putri
yang dapat duduk berdampingan?

Penyelesaian:
a. Terdapat 8 orang yang menempati 8 kursi dimana perbedaan urutan duduk memberikan hasil
yang berbeda. Ini adalah masalah permutasi 8 elemen dari 8 elemen atau P(8, 8), diberikan oleh
P(8, 8) = 8! = 8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 40.320
b. Pada masalah ini, 5 orang putra duduk pada 5 kursi tertentu dan pertukaran duduk hanya
boleh pada ke 5 kursi tersebut. Banyak cara duduk putra adalah P(5, 5).
Demikian juga 3 putri duduk pada 3 kursi tertentu dan pertukaran duduk di antara mereka hanya
boleh pada ke 3 kursi ini. Banyak cara duduk putri adalah P(3, 3). Dengan demikian, banyak cara
duduk 5 putra dan 3 putri yang masing-masing mengelompok adalah
P(5, 5) × P(3, 3) = 5! × 3! = (5 × 4 × 3 × 2 × 1) × (3 × 2 × 1) = 120 × 6 = 720

C. Permutasi dengan Beberapa Unsur yang Sama


Permutasi yang memuat beberapa unsur yang sama hanya berlaku untuk permutasi n unsur yang
tersedia dengan simbol P.
Dirumuskan dengan:
Banyaknya permutasi yang memuat a unsur yang sama ditentukan dengan rumus:

Jika dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama, l unsur yang sama, dan m unsur yang
sama dengan k + l + m ≤ n, maka banyaknya permutasi dari unsur itu adalah:

Contoh:
1. Berapa banyak permutasi 6 huruf yang diambil dari kata KELAPA?
Jawab:
Kata KELAPA tersusun dari 6 huruf, dan huruf yang sama yaitu huruf A sebanyak 2 unsur.
Banyak permutasinya adalah:
2. Berapa banyak permutasi 5 huruf yang diambil dari kata MAMAN?
Jawab:
Kata MAMAN tersusun dari 5 huruf, huruf yang sama yaitu 2 unsur huruf A dan 2 unsur huruf
M.

D. Permutasi Siklis
Merupakan permutasi yang dilakukan pada kurva tertutup berupa lingkaran.

A A

C B B C
C
Permutasi siklis yang diperoleh adalah:
ABC = BCA = CAB
ACB = BAC = CBA
Sehingga hasil permutasi yang diperoleh hanyalah 2.

Banyaknya permutasi siklis dari n unsur


ditentukan dengan Psiklis = (n – 1)!
Contoh:
Berapa cara yang mungkin dapat dibuat jika dalam suatu pesta makan terdapat 7 orang yang
duduk dalam:
a. Berjajar satu baris
b. Meja makan bundar
Jawab:
a. Posisi duduk berjajar dalam satu baris merupakan permutasi 7 unsur dari 7 unsur.
7P7 =
b. Posisi duduk mengelilingi meja makan bundar merupakan permutasi siklis dari 7 unsur.
Psiklis = (7 – 1)! = 6! = 6 x 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 720 cara
Skenario Pembelajaran “ Aturan perkallian dan Permutasi “

 Aturan Perkalian
1. Guru menyiapkan siswa untuk memulai pelajaran
2. Guru mulai bercerita seperti berikut ini:
Bagong kebingungan dalam memilih pakaian yang akan dikenakan pada pesta temannya. Dia
mempunyai 3 celana yang berbeda dan 4 baju yang berbeda pula. Celana yang dimiliki
Bagong berwarna coklat, hitam dan abu-abu, sedangkan baju yang dimiliki bagong berwarna
putih, biru, merah dan kuning.
3. Kemudian guru bertanya kepada siswa : Ada berapa macam pasangan baju dan celana yang
bisa dipilih oleh Bagong?
4. Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.
5. Kemudian guru menginformasikan, bahwa di dalam matematika juga membahas materi yang
berkaitan seperti contoh diatas yang akan dibahas pada pertemuan ini.
6. Guru menjelaskan materi aturan perkalian
7. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
8. Guru meminta siswa untuk mendiskusikan dan mencari contoh dalam lingkungan sekitar yang
berkaitan dengan aturan perkalian dan mencari penyelesaiannya.
9. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas

 Notasi Faktorial dan Permutasi


1. Siswa diberikan stimulus berupa materi tentang definisi dan notasi faktorial.
Definisi:
Hasil perkalian semua bilangan bulat positif dari 1 sampai dengan n disebut n fakctorial, dan
diberi notasi n!
Jadi, n! = n x (n-1) x (n-2) x … x 3 x 2 x 1, dengan 1! = 1 dan 0! = 1
Contoh:

1) Hitunglah nilai dari:


a. 5!
b.
2) Nyatakan dengan notasi faktorial:

3) Sederhanakanlah bentuk berikut:

4) Hitunglah nilai n dari persamaan .

2. Siswa mengerjakan soal latihan di LKS dengan metode latihan terkontrol.

3. Siswa dengan sukarela mengerjakan soal di papan tulis secara ajak. (bagi peserta didik yang
berani diberi point tersendiri)

4. Siswa
5. Siswa diberi stimulus tentang permutasi.
Pengertian permutasi
Susunan r objek dari n objek yang berbeda yang memperhatikan urutan.
Macam – macam permutasi:
 Permutasi r objek dari n objek yang berbada dengan r ≤ n, yang dinotasikan dengan:

P(n,r) = n Pr
dan
n Pr =

Contoh:
a. Disediakan angka 1, 2, 3, … , 9. Dari angka tersebut akan dibuat nomer kendaraan yang
terdiri dari 4 angka dan tidak ada angka berulang. Berapa banyak nomer berbeda yang dapat
dibuat?
b. Dari 40 anggota akan dipilih seorang ketua, sekretaris, dan bendahara. Berapa banyak
susunan pengurus yang berbeda yang dapat dibentuk?
c. Tentukan banyaknya cara menyusun 3 buku matematika (X, XI IPA, XI IPS), 4 buku sejarah
(Xa, Xb, XIa, XIb) dan 3 buku seni rupa (X, XI, XII) pada rak perpustakaan sedemikian
sehingga:
1. Buku matematika berdampingan
2. Buku sejenis berdampingan

5. Siswa mengerjakan soal latihan-latihan dari guru.


6. Siswa dan guru melakukan refleksi.
7. Siswa diberi pekerjaan rumah tentang permutasi.
8. Guru menginformasikan pada siswa bahwa permutasi ada dua macam yaitu permutasi dengan
unsur yang sama dan permutasi siklis.
9. Guru menyampaikan pada siswa bahwa metode pembelajaran kali ini adalah diskusi kelompok
10. Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya
11. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan kemampuan yang heterogen
12. Guru memberikan permasalahan pertama kepada siwa, yaitu :
13. Tentukan berapa banyak kata yang berbeda yang dapat disusun dari kata ” H A T I ” !
14. Guru menunjuk 1 siswa yang merupakan wakil masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
15. Guru bersama siswa menanggapi hasil presentasi tersebut
16. Guru membimbing siswa menyusun kesimpulan atas permasalahan pertama tersebut
17. Guru menjelaskan tentang pengertian dan rumusan dari permutasi yang merupakan kesimpulan
dari penyelesaian permasalahan di atas.
18. Guru memberikan permasalahan tentang penjelasan rumusan dari permutasi r unsur dari n
unsur yang berbeda untuk dipecahkan siswa bersama kelompoknya, yaitu :
19. Tentukan berapa banyak susunan 3 huruf dari huruf-huruf A, B, C, D, E, dan F
20. Guru menunjuk 1 siswa yang merupakan wakil masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
21. Guru bersama siswa menanggapi hasil presentasi tersebut
22. Guru menjelaskan bahwa permasalahan tersebut merupakan jenis permutasi yang memuat
unsur yang berbeda dan memberikan kesimpulan dari pengertian dan rumusan dari permutasi
yang memuat unsur yang berbeda.
23. Guru memberikan permasalahan rumusan dari permutasi yang memuat unsur yang sama
untuk dipecahkan siswa bersama kelompoknya, yaitu :
24. Tentukan berapa banyak kata yang berbeda yang dapat disusun dari kata ” K A T A K ”
dan ” M A L A M ” !
25. Guru menunjuk 1 siswa yang merupakan wakil masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
26. Guru bersama siswa menanggapi hasil presentasi tersebut
27. Guru menjelaskan bahwa permasalahan tersebut merupakan jenis permutasi yang memuat
unsur yang sama dan memberikan kesimpulan dari pengertian dan rumusan dari permutasi
yang memuat unsur yang sama.
28. Guru memberikan permasalahan berikutnya, yaitu :
29. Ada 3 siswa yang sedang duduk di sebuah kantin sekolah. Mereka duduk di depan meja yang
melingkar. Jika mereka ingin bergantian tempat duduk, ada berapa susunan posisi duduk yang
berbeda yang dapat mereka pilih ?
30. Guru menunjuk 1 siswa yang merupakan wakil masing-masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
31. Guru bersama siswa menanggapi hasil presentasi tersebut.
32. Guru menjelaskan bahwa permasalahan tersebut merupakan jenis permutasi siklis dan
memberikan kesimpulan dari pengertian dan rumusan dari permutasi silkis.
33. Siswa diberikan pekerjaan rumah hal ini bermaksud agar siswa belajar lagi di rumah dan tidak
melupakan materi yang telah dipelajari hari ini.
DAFTAR PUSTAKA

Soedyarto, Nugroho dan Maryanto. 2008. Matematika Jilid 2 untuk SMA dan MA Kelas XI Program
IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tampomas, Husein. 2006. Seribu Pena Matematika SMA untuk Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga

Djumanta, Wahyudin dan Sudrajat, R. 2008. Mahir Mengembangkan Kemapuan Matematika Kelas
XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Lestari, Sri dan Diah,Ayu Kurniasih Kanginan. 2008. Matematika 2 untuk SMA dan MA Program
Studi IPS Kelas XI. Pusat Perbukuan Depdiknas : Jakarta

Wirodikromo, Sartono. 2007. Matematika untuk SMA Kelas XI Program Ilmu Sosial. Jakarta :
Penerbit Erlangga

Listya, Tri Dewi dan Herawati. 2002. Matematika untuk Kelas 2 SMA. Jakarta : Yudhistira

Aksin,Nur dan Miyanto.2012. Detik – Detik Ujian Nasional Matematika. Klaten: PT Intan Pariwara

Anda mungkin juga menyukai