Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 7

Nama Anggota: Tsaabitah Alyaa Rofifah Maimun (2205046002)


Siti Nur Maulidah (2205046003)
Nur Syifa Azizah (2205046008)
Masita (2205046013)

Indikator Penguasaan Materi


Kombinatorika dan Peluang

1. Menjelaskan kaidah pencacahan aturan penjumlahan dan aturan perkalian


2. Menjelaskan definisi dan notasi faktorial
3. Menjelaskan konsep permutasi semua unsur berbeda dengan menggunakan
kaidah pencacahan aturan perkalian
4. Menjelaskan konsep kombinasi dan kaitannya dengan permutasi beberapa
unsur sama
5. Menjelaskan konsep permutasi siklik
6. Menjelaskan pengertian percobaan, ruang sampel, dan kejadian
7. Menjelaskan cara menentukan nilai peluang suatu kejadian secara empiris dan
teoritis
8. Menjelaskan cara menentukan frekuensi harapan suatu kejadian
9. Menentukan peluang komplemen dari suatu kejadian
10. Menjelaskan peluang majemuk berdasarkan beberapa kejadian
Nama Anggota: Tsaabitah Alyaa Rofifah Maimun (2205046002)
Siti Nur Maulidah (2205046003)
Nur Syifa Azizah (2205046008)
Masita (2205046013)

Penjelasan dan Soal-Soal


Kombinatorika dan Peluang

1. Menjelaskan konsep kaidah pencacahan aturan penjumlahan dan aturan


perkalian
Kaiadah pencacahan adalah aturan untuk menentukan banyaknya
kemungkinan kejadian yang mungkin terjadi. Banyaknya kemungkinan yang
terjadi dapat dilakukan dengan cara:
a. Aturan penjumlahan
Jika kejadian pertama dapat terjadi dalam m cara dan kejadian kedua
secara terpisah dapat terjadi dalam n cara, maka kejadian pertama atau
kejadian kedua dapat terjadi dalam (m + n) cara.
Contoh 1
Ardi dan Nugroho di kota yang berbeda ingin menuju ke kota yang sama.
Ardi berangkat dari kota A ke kota C dalam 4 cara, sedangkan Nugroho
berangkat dari kota B ke kota C dalam 3 cara. Dalam berapa cara mereka
bertemu di kota C?

Permasalahan di atas dapat diselesaikan sebagai berikut.


a. Ardi berangkat dari kota A ke kota C dapat memilih 4 jalan berbeda
atau 4 cara.
b. Nugroho berangkat dari kota B ke kota C dapat memilih 3 jalan
berbeda atau 3 cara.
Jadi, banyak cara Ardi dan Nugroho dapat bertemu di kota C adalah 4 + 3=
7 cara.
b. Aturan perkalian
Jika suatu operasi terdiri dari 2 tahap, tahap pertama dapat dilakukan
dengan m cara yang berbeda dan tahap kedua dapat dilakukan dengan n
cara yang berbeda, maka keseluruhan operasi dapat dilakukan dengan m x
n cara. Cara pencacahan seperti ini disebut kaidah perkalian.
Contoh 2
Berikut ini jalan yang dapat dilalui pengendara motor dari kota A ke kota
C melalui kota B.
Ada berapa cara yang dapat dilakukan dari A ke C?

Jawab:
Dari A ke B dapat dilakukan dengan 4 cara.
Dari B ke C dapat dilakukan dengan 3 cara.
Jadi, dari A ke C dapat dilakukan dengan = 4 x 3 = 12 cara, yaitu:
jalan 1,5 ; jalan 1,6 ; jalan 1,7
jalan 2,5 ; jalan 2,6 ; jalan 2,7
jalan 3,5 ; jalan 3,6 ; jalan 3,7
jalan 4,5 ; jalan 4,6 ; jalan 4,7
contoh 3
Dalam ruang tunggu suatu apotik terdapat 4 kursi. Ahmad, Umar, Ali dan
Said sedang berada di ruang tunggu apotik tersebut. Berapa banyak cara
yang berbeda keempat anak itu menduduki kursi tersebut ?

Jawab:
Misalkan, 4 kotak berikut menampilkan 4 kursi dalam ruang tunggu.
a. Kotak (kursi) pertama dapat diisi dengan 4 pilihan (cara), yaitu oleh
siapa saja dari keempat anak.
b. Kotak kedua dapat diisi dengan 3 pilihan (cara), yaitu oleh siapa saja
dari ketiga anak yang tersisa.
c. Kotak ketiga dapat diisi dengan 2 pilihan (cara), yaitu oleh siapa saja
dari kedua anak yang tersisa.
d. Kotak keempat dapat diisi dengan 1 pilihan (cara), yaitu oleh anak
terakhir yang tersisa.

Dengan demikian banyaknya pilihan (cara) menyusun posisi duduk


sebagai berikut.

Dengan menggunakan aturan perkalian, maka banyaknya cara yang


berbeda keempat anak menduduki kursi tersebut adalah : 4 ×3 ×2 ×1=24
cara

2. Menjelaskan definisi dan notasi faktorial


Dalam ruang tunggu suatu bioskop tersedia 5 kursi. Siti, Syifa, Tata, Diva dan
Azha sedang berada di ruang tunggu bioskop tersebut. Kelima anak itu akan
menduduki masing-masing kursi tersebut sehingga diperoleh?
Jawab:
Misalkan, 5 kotak berikut menampilkan 5 kursi dalam ruang tunggu.
a. Kotak (kursi) pertama dapat diisi dengan 5 pilihan (cara), yaitu oleh siapa
saja dari kelima anak.
b. Kotak kedua dapat diisi dengan 4 pilihan (cara), yaitu oleh siapa saja dari
ketiga anak yang tersisa.
c. Kotak ketiga dapat diisi dengan 3 pilihan (cara), yaitu oleh siapa saja dari
kedua anak yang tersisa.
d. Kotak keempat dapat diisi dengan 2 pilihan (cara), yaitu oleh anak terakhir
yang tersisa.
e. Kotak kelima dapat diisi dengan 1 pilihan (cara), yaitu oleh anak terakhir
yang tersisa.

5 4 3 2 1
pilihan pilihan pilihan pilihan pilihan

Maka kelima anak menduduki kursi tersebut adalah : 5 × 4 ×3 ×2 ×1=5 !


Sehingga dapat didefinisikan bahwa hasil kali bilangan bulat positif (bilangan
asli) berturut-turut dari n sampai 1 disebut n faktorial, ditulis : n!
Jadi n !=n × ( n−1 ) × ( n−2 ) ×...× 4 ×3 × 2× 1
Misal:
4 !=4 ×3 × 2× 1
3 !=3× 2× 1
2 !=2×1
1 !=1
0 !=1
Pembuktian 0 !=1
 4 !=4 ×3 !
4!
3 != =6
4
 3 !=3× 2!
3!
2 != =2
3

 2 !=2×1 !
2!
1 != =1
2

1!
 0 != =1
1

2. Menjelaskan konsep permutasi semua unsur berbeda dengan


menggunakan kaidah pencacahan aturan perkalian
Permutasi adalah sebuah jajaran dari unsur-unsur yang urutannya
diperhatikan. Notasi dari permutasi dapat ditulis sebagai berikut:
P atau Pnr
n r

di mana:
n ¿ total unsur
r ¿ banyak unsur yang disusun
Contoh 1:
Diketahui 3 abjad pertama, yaitu A, B, dan C. Berapa banyak susunan yang
mungkin dari 3 huruf yang berbeda itu?
Jawab:
 3 abjad pertama: A, B, C
Akan dimasukkan ke dalam 3 kotak di bawah dengan susunan yang
berbeda

Maka,
 Kotak pertama dapat diisi A, B, C, sehingga pada kotak pertama
memiliki 3 pilihan.
 Misal kotak pertama telah diisi oleh A, untuk kotak kedua tersisa B, C,
sehingga pada kotak kedua memiliki 2 pilihan.
 A dan B sudah terpilih, maka untuk kotak ketiga tersisa C, sehingga
pada kotak ketiga hanya memiliki 1 pilihan.

3 2 1

Berdasarkan kaidah pencacahan aturan perkalian, kita bisa mengalikan


pilihan di atas menjadi 3 ×2 ×1=6cara. Dimana 3 ×2 ×1 juga dapat
ditulis sebagai3 ! Jadi, banyak susunan yang mungkin dari 3 huruf yang
berbeda itu adalah 6 cara.
Contoh 2:
Berapa banyak permutasi dari 4 huruf, yaitu A, I, U, E yang terdiri atas:
a. 3 huruf yang berbeda
b. 2 huruf yang berbeda
c. 1 huruf yang berbeda
Jawab:
a. 3 huruf yang berbeda
4 huruf: A, I, U, E
Akan dimasukkan ke dalam 3 kotak di bawah dengan susunan yang
berbeda

 Kotak pertama dapat diisi A, I, U, E, sehingga pada kotak pertama


memiliki 4 pilihan.
 Misal kotak pertama telah diisi oleh A, untuk kotak kedua tersisa I, U,
E, sehingga pada kotak kedua memiliki 3 pilihan.
 A dan I sudah terpilih, maka untuk kotak ketiga tersisa U, E, sehingga
pada kotak ketiga memiliki 2 pilihan.
4 3 2
Berdasarkan kaidah pencacahan aturan perkalian, kita bisa mengalikan
pilihan di atas menjadi 4 ×3 ×2=24cara. Dimana 4 ×3 ×2 juga dapat
dibuat dalam bentuk faktorial seperti berikut:
4 × 3× 2× 1 4 !
=
1 1!
4!
¿
(4−3)!
Jadi, banyak permutasi dari 4 huruf, yaitu A, I, U, E yang terdiri atas 3
huruf yang berbeda adalah 24 cara.
b. 2 huruf yang berbeda
Jawab:
4 huruf: A, I, U, E
Akan dimasukkan ke dalam 2 kotak di bawah dengan susunan yang
berbeda

 Kotak pertama dapat diisi A, I, U, E, sehingga pada kotak pertama


memiliki 4 pilihan.
 Misal kotak pertama telah diisi oleh A, untuk kotak kedua tersisa I, U,
E, sehingga pada kotak kedua memiliki 3 pilihan.
4 3
Berdasarkan kaidah pencacahan aturan perkalian, kita bisa mengalikan
pilihan di atas menjadi 4 ×3=12cara. Dimana 4 ×3 juga dapat dibuat
dalam bentuk faktorial seperti berikut:
4 × 3× 2× 1 4 !
=
2 ×1 2!
4!
¿
(4−2)!
Jadi, banyak permutasi dari 4 huruf, yaitu A, I, U, E yang terdiri atas 2
huruf yang berbeda adalah 12 cara.
c. 1 huruf yang berbeda
4 huruf: A, I, U, E
Akan dimasukkan ke dalam 1 kotak di bawah dengan susunan yang
berbeda

Maka, satu kotak di atas dapat diisi oleh A, I, U, E, sehingga terdapat 4


pilihan.
4
Di mana 4 juga dapat dibuat dalam bentuk faktorial seperti berikut:
4 × 3× 2× 1 4 !
=
3 ×2 ×1 3!
4!
¿
(4−1)!
Jadi, banyak permutasi dari 4 huruf, yaitu A, I, U, E yang terdiri atas 1
huruf yang berbeda adalah 4 cara.
Maka, berdasarkan contoh soal di atas, kita dapat menyimpulkan untuk
rumus dari permutasi ialah:
n n!
Pr =
(n−r )!
Di mana:
n ¿ total unsur
r ¿ banyak unsur yang disusun

3. Menjelaskan konsep kombinasi dan kaitannya dengan permutasi


beberapa unsur sama
Kombinasi adalah sebuah jajaran dari unsur-unsur yang urutannya tidak
diperhatikan. Notasi dari kombinasi dapat ditulis dengan:
nC r atau C (n, r) atau C nr
di mana:
n ¿ total unsur
r ¿banyak unsur yang dipilih
Menentukan rumus kombinasi dari contoh soal permutasi
Diketahui 3 abjad pertama, yaitu A, B, dan C. Berapa banyak susunan yang
terdiri atas 2 huruf yang berbeda?
Jawab:
3 abjad tersebut dapat disusun seperti berikut.
AB BA
AC CA
BC CB
Susunan di atas juga dapat ditentukan dengan rumus permutasi, yaitu:
3 3! 3 ! 3 ×2 ×1 !
P 2= = = =6 cara
(3−2)! 1 ! 1!
Dalam menyusun sebuah unsur kita melalui dua langkah, yaitu memilih, lalu
menyusun. Dengan kaidah pencacahan aturan perkalian yang mengatakan
bahwa, “Jika suatu operasi terdiri dari 2 tahap, tahap pertama dapat
dilakukan dengan m cara yang berbeda dan tahap kedua dapat dilakukan
dengan n cara yang berbeda, maka keseluruhan operasi dapat dilakukan
dengan m × n cara”. Sehingga,
Cara memilih × Cara menyusun = 6 cara
3 × 2 = 6 cara
 Karena kita menyusun 2 unsur yang berbeda dari 3 unsur, maka dapat
diartikan pula dari 3 unsur dipilih 2. Hal ini dapat dinotasikan dengan C 32
 Kemudian, disusun 2 unsur dari 2 unsur yang dipilih. Hal ini dapat
dinotasikan dengan P22
Maka,
Cara memilih × Cara menyusun = 6 cara
3 × 2 = 6 cara
3 2
C2 × P2 = P32

3 3!
C2 × 2! =
(3−2)!
1 3!
3
C2 = ×
2! (3−2)!
3 3!
C2 =
2! (3−2)!
Berdasarkan contoh soal di atas, kita dapat menyimpulkan untuk rumus
dari kombinasi ialah:
n n!
Cr=
r ! (n−r )!
Di mana:
n : total unsur
r : banyak unsur yang dipilih

Permutasi beberapa unsur sama dengan rumus kombinasi


Contoh 1:
Berapa banyak cara menjajar huruf-huruf pada kata STATISTIKA?
Jawab:
Banyak huruf pada kata STATISTIKA ialah 10 buah. Terdapat unsur yang
sama, yaitu:
 Huruf T ada 3 buah
 Huruf S ada 2 buah
 Huruf A ada 2 buah
 Huruf I ada 2 buah
 Huruf K ada 1 buah
Jika huruf-huruf tersebut ditempatkan dalam 10 kotak di bawah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Dapat terjadi kemungkinan kotak 1, kotak 2, dan kotak 3 terisi huruf T


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
T T T

Hal ini boleh dianggap sebagai kombinasi, sebab T pada kotak 2 jika ditukar
dengan T pada kotak 1 tidak terlihat perbedaan urutan.
Selain itu, dapat terjadi pula kemungkinan huruf T berada pada kotak 4, kotak
7, dan kotak 9 dalam 10 tempat:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
T T T
 Artinya, dalam menempatkan huruf T perlu memilih 3 kotak dari 10 kotak,
dapat dinotasikan pula sebagai C 10
3 .

 Tersisa 7 kotak untuk menempatkan huruf S, A, I, K


 Huruf S ada 2 buah, sehingga membutuhkan 2 kotak dari 7 kotak,
dapat dinotasikan pula sebagai C 72.

 Tersisa 5 kotak untuk menempatkan huruf A, I, K


 Huruf A ada 2 buah, sehingga membutuhkan 2 kotak dari 5 kotak,
dapat dinotasikan pula sebagai C 52.
 Tersisa 3 kotak untuk menempatkan huruf I, K
 Huruf I ada 2 buah, sehingga membutuhkan 2 kotak dari 3 kotak, dapat
dinotasikan pula sebagai C 32.
 Tersisa 1 kotak untuk menempatkan huruf K, dapat dinotasikan pula
sebagai C 11
Maka, banyak cara menjajarkan huruf-huruf pada kata STATISTIKA ialah
Banyak cara ¿ C 10 7 5 3 1
3 ×C 2 × C 2 ×C 2 × C 1

10 ! 7! 5! 3! 1!
¿ × × × ×
3! (10−3)! 2! (7−2)! 2 !(5−2)! 2 !(3−2)! 1 ! (1−1)!
10 ! 7! 5! 3! 1!
¿ × × × ×
3! 7 ! 2 ! 5! 2 ! 3 ! 2 ! 1! 1 ! 0 !
10!
¿
3! × 2! × 2 ! ×2 ! ×1 !
10× 9 ×8 ×7 × 6 ×5 × 4 ×3 !
¿
3 ! ×2 ×2 ×2 ×1
¿ 10 ×9 ×7 × 6 ×5 × 4 = 75.600
Jadi, banyak cara menjajarkan huruf-huruf pada kata STATISTIKA ialah
75.600 cara
Berdasarkan contoh soal di atas, kita dapat menyimpulkan untuk
menyelesaikan soal permutasi beberapa unsur sama dengan aturan
kombinasi sebagai berikut:
Dengan aturan perkalian, diperoleh banyak permutasi n unsur yang terdiri dari
n1 unsur jenis pertama, n2 unsur jenis kedua, n3 unsur jenis ketiga, …, n k unsur
jenis ke-k sama dengan
n n−n1 n−n1−n2 n −n1−n2−n3−…−nk−2 n−n1−n2−n3−…−nk−1
C n ×C n
1 2
×C n 3
× …× Cn k−1
×C n k

n! ( n−n 1)! (n−n1−n2)! (n−n1−n 2−n3−…−n k−2)! (n−n 1−n2−n


¿ × × ×… × ×
n !(n−n1 )! n2 !(n−n1−n2)! n3 ! (n−n1−n 2−n3 )! n k−1 !( n−n 1−n2−n3−…−nk−2−nk−1)! nk ! (n−n1−n2−n
n!
¿
n1 ! × n2 ! ×n3 ! ×… × nk !
Jadi, rumus permutasi n unsur yang terdiri dari n1 unsur jenis pertama, n2 unsur
jenis kedua, n3 unsur jenis ketiga, …, n k unsur jenis ke-k (n=n1 +n2 +n3 + …+nk ¿
n!
adalah
n1 ! × n2 ! ×n3 ! × …× nk !

4. Menjelaskan konsep permutasi siklis


Permutasi siklis adalah banyaknya cara menyusun n objek berlainan dalam
suatu lingkaran, dengan memandang susunan yang searah putaran jarum jam
dan berlawanan arah putaran jarum jam.
Contoh 1:
Diketahui 3 abjad pertama, yaitu A, B, dan C. Berapa banyak cara menyusun 3
abjad tersebut berbeda secara siklis?
Jawab:
Jika putaran nomor 2 dan nomor 3 diputar
1 2 3 searah jarum jam maka urutannya tetap A ke
B ke C, dinamakan ABC, sehingga susunan
ini sudah terwakili oleh putaran nomor 1

Jika putaran nomor 5 dan nomor 6 diputar


4 5 6 searah jarum jam maka urutannya tetap A ke
C ke B, dinamakan ACB, sehingga susunan
ini sudah terwakili oleh putaran nomor 4

Maka secara siklis, cara menyusun 3 abjad tersebut berbeda secara siklis ialah
dengan 2 cara. Untuk menghindari perhitungan yang double dalam menyusun
unsur, salah satu unsur dianggap “diam”, kemudian susun unsur-unsur lainnya
agar terjadi urutan yang berbeda.
Contoh 2:
Dalam rapat divisi himpunan dihadiri oleh Adi (A), Budi (B), Candra (C), dan
Denis (D). Rapat tersebut dilakukan di meja bundar. Berapa banyak susunan
duduk Adi (A), Budi (B), Candra (C), dan Denis (D) dalam rapat yang
berbeda?
Jawab:
Jika Adi dimisalkan A
Budi dimisalkan B
Candra dimisalkan C
Denis dimisalkan D
Berdasarkan contoh soal sebelumnya, ketika A diangggap diam, kemudian
susun B, C, D untuk diletakkan di tiga tempat, hal ini termasuk ke dalam
3 3!
permutasi yang dinotasikan P3= =3 ×2 ×1=6 cara, digambarkan
( 3−3 ) !
seperti berikut.

Jika A, B, C, dan D tidak disusun secara siklis maka dapat dinotasikan


4 4!
P4 = =4 ×3 ×2 ×1=24 cara.
( 4−4 ) !
Dalam melakukan permutasi, kita melalui 2 langkah, yaitu memilih dan
menyusun. Kali ini jika dipilih 4 unsur dan disusun secara siklis menghasilkan
24 cara maka untuk mengetahui banyak cara menyusun secara siklis adalah
sebagai berikut.
Cara memilih × Cara menyusun = 24
4 × Ps (4) = 4!
4!
Ps ( 4) =
4
Jika cara memilih terjadi dalam n cara maka
Cara memilih × Cara menyusun = n!
n × Ps (n) = n!
n!
Ps ( n) =
n
n(n−1)!
Ps (n) =
n
Ps ( n ) = (n−1)!

Maka, berdasarkan contoh soal di atas, kita dapat menyimpulkan untuk


rumus dari permutasi ialah:
Ps ( n ) = ( n−1 ) !
Dimana:
n = banyaknya unsur

5. Menjelaskan pengertian percobaan, ruang sampel, dan kejadian


Percobaan bisa disebut sebagai eksperimen. Percobaan diartikan setiap proses
yang menghasilkan suatu kejadian.
Misal:
 Percobaan pelemparan sebuah koin
 Percobaan pelemparan sebuah dadu.
a. Pertama, percobaan pelemparan sebuah koin sebanyak satu kali. Ketika
kita melempar sebuah koin, koin tersebut memiliki dua sisi, yaitu sisi
angka (A) dan sisi gambar (G). Sisi angka dan sisi gambar ini disebut
dengan ruang sampel.
Ruang sampel adalah semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan.
Dalam penulisannya, ruang sampel ditulis dengan huruf kapital, yaitu S.
Banyak anggota dari ruang sampel disimbolkan n(S).
Jika sebuah koin dilempar satu kali maka kemungkinan hasil yang muncul
adalah angka (A) atau gambar (G), hal ini yang dimaksud sebagai ruang
sampel. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
S={ A , G}
n ( S )=2
b. Kedua, percobaan pelemparan sebuah dadu sebanyak satu kali. Dadu
memiliki 6 sisi, yaitu mata dadu 1 sampai dengan mata dadu 6, ini
merupakan ruang sampel dari dadu, artinya jika sebuah dadu dilempar satu
kali maka kemungkinan hasil yang muncul adalah mata dadu 1, 2, 3, 4, 5,
6. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
S={1 ,2 , 3 , 4 ,5 , 6 }
n ( S )=6
Dalam suatu percobaan kita mungkin berkepentingan dengan terjadinya suatu
kejadian tertentu. Misalnya, kita memfokuskan perhatian pada bilangan ganjil
pada sebuah pelambungan sebuah dadu, maka ruang sampelnya adalah
S={1 ,2 , 3 , 4 ,5 , 6 }
Sedangkan kejadian munculnya mata dadu ganjil memberikan hasil yaitu 1, 3,
dan 5 atau jika dinyatakan dengan notasi matematika yaitu A={1 , 3 ,5 }. Jika
kita membandingkan hasil antara ruang sampel dan kejadian dari
permasalahan tersebut, ternyata kejadian adalah himpunan bagian (Subset)
dari ruang sampel, atau A ⊂ S. Berikut definisi kejadian.
Sebuah kejadian adalah sebuah himpunan bagian dari ruang sampel S.
Setiap himpunan bagian dari ruang sampel S merupakan sebuah peristiwa
Notasi untuk menyatakan sebuah peristiwa biasanya ditulis dengan huruf
kapital, misalnya A, B, C, D, dan sebagainya kecuali S.
Karena sebuah peristiwa itu merupakan himpunan bagian dari ruang sampel S,
maka ada tiga kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu:
1) S itu sendiri merupakan sebuah kejadian.
2) Himpunan kosong (∅) juga merupakan sebuah peristiwa.
3) Beberapa hasil yang mungkin dari S merupakan sebuah kejadian.
6. Menjelaskan peluang dan cara menentukan nilai peluang suatu kejadian
secara empiris dan teoritis
 Peluang (probabilitas)
”harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu
peristiwa atau kejadian yang akan terjadi.”
Ketika sebuah dadu dilemparkan 1 kali, maka kemungkinan angka yang
muncul yaitu angka {1, 2, 3, 4, 5, 6}. ini bisa juga disebut dengan ruang
sampel, dimana n(S) = 6.
Misal: berapa kejadian munculnya angka genap, maka
A= anggota himpunan angka genap
A={2, 4, 6}
n(A)= 3
apabila ingin mencari rasio perbandingan antara jumlah himpunan A
(munculnya angka genap) dengan jumlah rasio ruang sampel maka
n( A) 3 1
= =
n (S) 6 2
Ketika membandingkan kejadian yang diamati dengan ruang sampelnya,
itu berarti kita sedang menghitung peluang kejadian tersebut. Dengan
n( A)
rumus P( A)=¿ , 0 ≤ P( A)≤ 1
n (S)
P( A)=0 , mustahil terjadi
P( A)=1 , pasti terjadi
Contoh :
2 buah dadu dilempar 1 kali, berapa peluang kejadian yang bisa terjadi
munculnya mata dadu berjumlah 8?

1 2 3 4 5 6
1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6
2 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6
3 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6
4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6
5 5,1 5,2 5,3 5,4 5,5 5,6
6 6,1 6,2 6,3 6,4 6,5 6,6

Kejadian yang bisa saja terjadi / ruang sampel = {(1,1), (1,2), (1,3), ...,
(6,6)}
n(S)=3 6
A=¿ munculnya mata dadu berjumlah 8
A={(2 ,6),(3 , 5), (4 , 4),(5 ,3),(6 ,2)}
n( A)=5
n( A ) 5
P( A)= =
n( S) 36
Ada 2 cara menentukan peluang suatu kejadian, yaitu secara empiris ddan
teoritis.
1. ”Peluang empiris(frekuensi relatif) adalah nilai perbandingan antara
banyak kemungkinan suatu kejadian dengan banyak percobaan yang
dilakukan.”
Contoh 1:
Suatu koin dilempar sebanyak 100 kali, jika mata koin angka muncul
sebanyak 40 kali. Tentukan peluang empirik kemunculan mata angka
tersebut.
diket.
banyak kemunculan 40 kali, k= 40 kali
banyak percobaan 100 kali, n=100 kali
40 2
maka ¿
100 5
contoh 2:
sebuah dadu dilempar 30 kali, dan didapatkan hasil data berikut.
Angka dadu 1 2 3 4 5 6
Frekuensi 3 4 5 7 6 5
Tentukan peluang empiris munculnya mata dadu 3
diket.
banyak kemunculan mata dadu 3 yaitu 5 kali, k=5 kali
banyak percobaan 30 kali, n=30 kali
5 1
maka ¿
30 6
k
maka dapat disimpulkan bahwa F r=
n
2. ”Peluang teoritis adalah nilai perbandingan antara banyak kejadian
dengan semua kemungkinan yang akan terjadi.” dapat memperkirakan
kemunculan suatu kejadian tanpa harus melakukan percobaan
sesungguhnya.
Contoh 1:
Sebuah kantong berisi 5 kelereng merah, 6 kelereng kuning dan 9 kelereng
hijau. Sebuah kelereng diambil dari kantong tersebut. Peluang terambil
kelereng kuning adalah?
Ruang sampel = 5+6+9
= 20 kelereng
Banyak kemungkinan kejadian terambil = 6 kelereng kuning
6 3
Maka =
20 10
Contoh 2:
Tiga buah uang koin dilempar bersamaan 1 kali, peluang munculnya paling
sedikit dua angka adalah?
Jawab:
AAA GAA
AAG GAG
AGA GGA
AGG GGG
Maka banyak kemungkinan yang mungkin terjadi 8 kali
n(S) = 8
banyak kejadian yaitu 4 kali
n(D) = 4
4 1
Maka =
8 2
n( A )
maka dapat disimpulkan bahwa P=
n(S)
7. Menjelaskan cara menentukan frekuensi harapan suatu kejadian
”adalah banyaknya kejadian yang diharapkan dapat terjadi pada suatu
percobaan. Jika suatu percobaan dilakukan sebanyak n kali dan nilai
kemungkinan terjadi suatu kejadian (k) setiap percobaan adalah P(k).”
Contoh:
Sekeping uang logam dilempar 24 kali. Berapa frekuensi harapan munculnya
sisi angka?
diket.
Sekeping logam terdapat 1 angka dan 1 gambar.
A= sisi angka
1
P(A) =
2
n= 24 kali
1
maka, Fh ¿ ×24
2
= 12 kali
8. Menentukan peluang komplemen dari suatu kejadian

9. Menjelaskan peluang majemuk berdasarkan beberapa kejadian

Anda mungkin juga menyukai