Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

AL-ISLAM & KEMUHAMMADIYAHAN 4 (AIK 4)

MACAM-MACAM HAJI DAN UMRAH

DOSEN : Drs. ALI KHAN, M.Pd

Oleh:

IRLAN

105831103118

4A ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020
1. PENGERTIAN HAJI
Haji merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima, di dalamnya terdapat
serangkaian ibadah yang dilaksanakan oleh setiap muslim di dunia yang mampu.
Mampu dalam artian memiliki kemampuan secara fisik, keuangan dan pengetahuan
mengenai tata cara pelaksanaan ibadah hajji. Di dalam ibadah haji juga terdapat
kegiatan di beberapa tempat tempat tertentu di Saudi Arabia dan haji hanya
dilaksanakan pada bulan haji Dzulhijjah.

Pada dasarnya umat Islam melakukan ibadah haji berdasarkan Firman Allah
SWT dalam QS. Ali Imran ayat 97 sebagai berikut yang artinya:

“Dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah


haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke
sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah
Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”

Selain itu, ada juga dalam QS. Al- Baqarah ayat 196 sebagai berikut, yang
artinya:

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah kalian karena Allah.”

Dalil Tentang Haji dalam Hadis

Sementara dalam hadis Nabi, dasar kewajiban haji berdasarkan hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, yang artinya:

“Islam dibangun atas lima perkara; bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan
zakat, puasa di bulan Ramadan dan melakukan haji ke Baitullah bagi orang yang
mampu melakukan perjalanan ke sana.”

Waktu dimulainya pelaksanaan ibadah haji sudah ditentukan mulai dari


tanggal 08 Dzulhijjah, yakni ketika seluruh jamaah hajji bermalam di Mina. Pada
tanggal 09 Dzulhijjah semua jamaah melakukan wukuf di Padang Arafah dan
diakhiri dengan melempar jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah.

2. MACAM-MACAM ATAU JENIS-JENIS IBADAH HAJI

Ibadah haji ada 3 macam, yaitu :

1) Haji Ifrad (mendahulukan Haji daripada Umrah)

Haji Ifrad yaitu seseorang yang berniat melakukan haji saja tanpa umrah pada
bulan haji, dengan kata lain melaksanakan haji dan umrah secara terpisah atau
sendiri-sendiri, caranya dengan melaksanakan ibadah haji terlebih dahulu,
kemudiam melakukan umrah dalam satu musim haji.

Setibanya di Mekkah, melakukan thowaf qudum (thowaf diawal kedatangan di


Mekkah), kemudian sholat dua raka’at di belakang maqom Ibrahim. Setelah itu
melakukan sa’i antara bukit Shofa dan Marwah untuk hajjinya tersebut (tanpa
bertahalul), lalu menetapkan diri dalam kondisi berihrom, tidaklah halal baginya
melakukan segala hal-hal yang diharamkan ketika berihram, jadi dia tetaplah dalam
keadaan berihram hingga datangnya masa tahallulnya yakni pada tanggal 10
Dzulhijjah.

Untuk haji Ifrod ini, tidak ada kewajiban untuk menyembelih hewan qurban.
Apabila ibadah hajinya sudah selesai, maka orang tersebut langsung mengenakan
ihram kembali untuk melaksanakan umrahnya.

Rincaian Pelaksanaan Haji Ifrad :

a) Ihram dari miqat untuk melaksanakan haji.


b) Ihram lagi dari miqat untuk melaksanakan umrah
c) Tidak membayar Dam, disunnahkan Tawaf Qudum
2) Haji Tamattu’ (mendahulukan Umrah lalu kemudian Haji)

Haji Tamattu’ yaitu seseorang yang berihram untuk melaksanakan umrah pada
bulan-bulan haji (yakni bulan Syawwal, Dzul-Qa’dah, 10 hari pertama dari bulan
Dzul Hijjah), ketika memasuki kota Mekkah kemudian menyelesaikan umrahnya
dengan melaksanakan thowaf umrah, sa’i umrah lalu kemudian bertahallul dari
ihramnya, dengan cara memotong pendek atau mencukur sebagian rambut
kepalanya, lalu kemudian dia tetap dalam kondisi halal (tidak berihram) hingga
nanti datangnya hari Tarwiyah, yakni tanggal 8 Dzulhijjah.

Pada hari Tarwiyah ini (tanggal 8 Dzul Hijjah) berihram kembali dari
Mekkah untuk melaksanakan hajinya hingga sempurna. Bagi yang melaksanakan
berhaji Tamattu’, wajib baginya untuk menyembelih hewan qurban (seekor
kambing/sepertujuh dari sapi/sepertujuh dari unta) pada tanggal 10 Dzul-Hijjah
atau di hari-hari tasyriq (tanggal 11,12,13 Dzul-Hijjah). Jika tidak mampu untuk
menyembelih, maka wajib baginya untuk berpuasa 10 hari; 3 hari diantaranya
berpuasa di waktu haji (boleh dilakukan di hari tasyriq).

Akan tetapi yang lebih utama adalah dilakukan sebelum jatuh tanggal 9
DzulHijjah/hari Arafah) dan 7 hari setelah nanti pulang ke kampung halaman
masing masing. Banyak dari jama’ah yang memilih untuk menunaikan Haji
tamattu, kenapa? Karena haji tamattu relatif lebih mudah karena selesai
melaksanaka thawaf dan sai langsung bertahallul supaya terbebas dari larangan
selama melaksanakan ihram.

Rincian Pelaksanaan Haji Tamattu’ :

a) Ihram dari miqat untuk melaksanakan umrah


b) Ihram lagi dari miqat untuk melaksanakan haji
c) Membayar Dam (Denda)

3) Haji Qiran (melaksanakan Haji sekaligus Umrah)


Haji Qiran yaitu seseorang yang berniat haji dan umrah sekaligus, yang
dilaksanakan pada bulan-bulan haji, dengan kata lain, berihram untuk menunaikan
ibadah umrah dan haji secara bersamaan, dan kemudian menetapkan diri dalam
keadaan ihram (tidak bertahallul) hingga nanti sampai tanggal 10 DzulHijjah.
Pertama dia berihram untuk umrah, lalu kemudian berihram untuk hajji, sebelum
memulai thowaf-nya (untuk dikerjakan sekaligus bersama umrahnya). Kemudian
tatkala memasuki kota Mekkah dan melakukan thowaf qudum (thawaf di awal
kedatangan di Mekkah), lalu kemudia shalat dua rakaat di belakang maqom
Ibrahim.

Setelah itu melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah, dilakukan untuk umrah
dan hajinya secara sekaligus dengan satu sa’i (tanpa bertahallul), lalu kemudian
masih dalam kondisi berihram, dan tidak halal baginya untuk melakukan hal-hal
yang diharammkan ketika ihrom hingga nanti datang masa tahallulnya di tanggal
10 DzulHijjah). Untuk pelaksanaan haji Qiran ini, wajib menyembelih hewan
qurban (seekor kambing, sepertujuh dari sapi, atau sepertujuh dari unta) pada
tanggal 10 Dzul Hijjah atau di hari-hari tasyriq (tanggal 11, 12, 13 Dzul Hijjah).

Bila tidak mampu untuk menyembelih, maka wajib berpuasa selama 10 hari; 3
hari diantaranya di waktu haji (boleh dilakukan di hari tasyriq, namun yang lebih
utama dilakukan sebelum tanggal 9 Dzul Hijjah/hari Arafah) dan 7 hari setelah
pulang ke kampung halamannya masing masing. Dengan melakukan cara ini,
berarti seluruh kegiatan umrahnya sudah tercakup dalam kegiatan hajjinya.

Rincian Pelaksanaan Haji Qiran :

a) Ihram dari miqat untuk melaksanakan haji dan umrah


b) Melaksanakan semua pekerjaan haji
c) Membayar Dam (Denda)

Tata cara ibadah haji maupun umrah harus dilaksanakan sesuai aturan, sebagaimana
yang telah dicontohkan oleh baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam dan
tidak boleh untuk mengubah urutannya sesuai keinginan.

Anda mungkin juga menyukai