Disusun oleh:
KELOMPOK 3
Segala puji pagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam
menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Tanpa Rahmat dan pertolongan-
Nya, kami tidak mampu menyelesaikan makalah dengan judul “Barisan dan
Deret” dengan baik. Tidak lupa kita curahkan shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW. yang senantiasa memberikan petunjuk dan penerang kejalan
kebaikan. Dan tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Husain syam, M.TP,. IPU,. ASEAN eng. Selaku rektor Universitas
Negeri Makassar yang telah membina Lembaga (tempat) kami menimbah ilmu
saat ini.
2. Ibu Nuraisyiah, S.Pd, M.Pd. Selaku dosen pengampuh mata kuliah Matematika
Bisnis.
3. Rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Deskripsi Singkat.........................................................................................1
B. Relevansi......................................................................................................1
C. Indikator.........................................................................................................1
BAB 2......................................................................................................................2
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
A. Pengertian Deret.........................................................................................2
B. Deret Hitung (Aritmatika).........................................................................3
C. Deret Ukur (Geometri)...............................................................................5
SOAL DAN STUDI KASUS……………………………………………………..7
BAB 3....................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................10
A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
B. Relevansi
Pada bagian ini dibahasa tentang “Barisan dan Deret” dengan dasar
pemahaman ini akan menjadi landasan bagi mahasiswa untuk memahami:
a. Apa yang dimaksud dengan deret?
b. Bagaimana cara menghitung dan menentukan jumlah deret hitung?
c. Bagaimana cara menghitung dan menentukan jumlah deret ukur?
C. Indikator
Mahasiswa mampu:
a. Mendeskripsikan pengertian deret.
b. Memaparkan cara menghitung dan menentukan jumlah deret hitung.
c. Memaparkan cara menghitung dan menentukan jumlah deret ukur.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Deret
Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan
memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan
pembentuk sebuah deret dinamakan suku. Keteraturan rangkaian bilangan yang
membentuk sebuah deret terlihat pada pola perubahan bilangan-bilangan tersebut
dari satu suku ke suku berikutnya.
Dilihat dari jumlahnya suku yang membentuk, deret digolongkan atau
deret terhingga dan tak terhingga. Deret berhingga adalah deret yang jumlah suku-
suku tertentu, sedangkan deret tak terhingga adaalah deret yang jumlah suku-
sukunya tidak terbatas. Sedangkan dilihat dari segi pola perubahan bilangan ada
suku-sukunya, deret bisa dibedakan menjadi deret hitung, deret ukur dan deret
harmoni.
Contoh:
Jumlah kursi pada setiap barisnya dalam ruang seminar tersebut dapat
dinyatakan dengan barisan bilangan 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, ....
Urutan tersebut merupakan barisan bilangan karena memiliki pola, yaitu
"ditambah 2".
terdapat 7 baris kursi maka jumlah seluruh kursi dalam ruang seminar
tersebut dapat dihitung dengan cara:
3 + 5 + 7 + 9 + 11 + 13 + 15 = 63
Selanjutnya, diperoleh jumlah seluruh diperoleh jumlah seluruh
kursi dalam ruang seminar terebut adalah 63 kurssi. Hasil penjumlahan 7
suku pada suatu deret disimbolkan dengan S7 maka pada deret
3 + 5 + 7 + 9 + 11 + 13 + 15 + ... diperoleh
S7 = 63
Uraian tersebut memperjelas definisi deret berikut.
Berikut dapat dilihat beberapa contoh deret.
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 dinamakan deret 6 bilangan asli pertama
2 + 3 + 5 + 7 + 11 dinamakan deret 5 bilangan prima pertama
2
0 + 2 + 4 + 6 + 8 + 10 + 12 dinamakan deret 7 bilangan genap pertama.
Dalam ilmu ekonomi deret hitung an deret ukur banyak digunakan
dalam hal menghitung pertumbuhan penduduk dan pangan, mengukur
biaya produksi dan pendapatan, serta menghitung bunga majemuk dalam
dunia perbankan.
Contoh:
Dalam deret aritmatika diketahui U1 = 5 dan U7 = 29. Tentukan besar bedanya!
Jawab:
U1 = 5 dan U7 = 29, n = 7
3
Un = U1 + (n – 1) b
U7 = 5 + (7 - 1) b
29 = 5 + (7 – 1) b
29 – 5 = 6b
24 = 6b
24
b=
6
b=4
jadi, beda deret tersebut adalah 4.
Rumus jumlah n suku pertama
Jika n suku pertama dari deret aritmatika dinyatakan dengan Sn, maka:
Sn = U1 + U2 + U3 + ... + Un
U2 = U1 + b
U3 = U1 + 2b
Un-1 = Un – b
Un-2 = Un – 2b
Jadi Sn = U1 + (U1 + b) + (U1 + 2b) + ... + (Un – b) + (Un – 2b) + (Un )
Jika urutan suku-suku pada penjumlahan diatas dibalik urutannya maka
susunannya menjadi:
Sn = Un + (Un – b) + (Un – 2b) + ... + (U1 + b) + (U1 + 2b) + (U1)
Sn = U1 + (U1 + b) + (U1 + 2b) + ... + (Un – b) + (Un – 2b) + (Un )
Sn = Un + (Un – b) + (Un – 2b) + ... + (U1 + b) + (U1 + 2b) + (U1)
2Sn = (U1 + U2) + (U1 + Un) + (U1 + Un) + ... + (U1 + U2) + (U1 + Un) + (U1 + Un)
Maka
2Sn = n (U1 + U2)
( U 1+U 2 )
Sn =
2
1 1
Sn = n ( U 1 +U 2 ) atau Sn = n ¿
2 2
4
C. Deret Ukur (Geometri)
Deret ukut merupakan deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan
perkalian terhadap sebuah bilangan tertentu. Bilangan yang membedakan suku-
suku sebuah deret ukur dinamakan pengganda, yakni merupakan hasil bagi antar
nilai suatu suku terhadap nilai suku didepannya. Suatu deret yang memiliki rasio
U2 U 3 U 4 Un
(perbandingan) yang tetap atau hasil dari , , ,…, , selalu tetap
U1 U 2 U 3 U n−1
disebut deret geometri atau deret ukur.
Deret geometri naik dan turun
Dalam deret geometri yang dinilai suku berikutnya lebih dari nilai suku
sebelumnya, atau U n +1> U n disebut deret geometri naik, sedangkan jika nilai suku
berikutnya kurang dari nilai suku sebelumnya atau U n +1< U n disebut deret
geometri turun.
Rumus suku ke-n pada deret geometri
Dalam deret geometri U1 + U2 + U3 + ... + Un dengan rasio r dapat diperoleh
hubungan-hubungan berikut ini.
U2 = U1 + r = U1 + r2-1
U3 = U1 + r2 = U1 + r3-1
U4 = U1 + r3 = U1 + r4-1
U5 = U1 + r4 = U1 + r5-1
Un = U1 + rn-1
Berdasarkan uraian diatas, maka diperoleh rumus suku ke-n untuk deret geometri
barikut ini:
Rumus suku ke-n suatu deret geometri adalah:
Un = U1 + rn-1
5
Jika Sn merupakan hasil penjumlahan deret geometri maka:
Sn = U1 + U2 + U3 + ... + Un
Sn = U1 + U2 + U3 + ... + Un
Sn = U 1 + ( U 1 r ) + ( U 1 r ) +…+ ( U 1 r ) ........................................... (1)
2 n−1
6
SOAL-SOAL DAN STUDI KASUS
1. Diketahui barisan aritmatika dengan suku ke-5=8 dan suku ke-9=20.Suku ke-
10 adalah
Jawab:
Dik: U9=20
U5=8
U9-U5=20-8
4b =12
12
b= =3
4
U10=U9+b
=20+3
=23
2. Dalam suatu deret aritmatika diketahui U1=8 dan U7=62.Tentukan besar
bedanya!
Jawab:
Un= a+(n-1) n
U1= a+(n-1) b
8 =a
U7= a+(7-1) b
62=8+6b
54=6b
54
b =
6
=9
3. Diketahui suku pertama dan kelima barisan geometri berturut-turut adalah 5
dan 80.Suku ke-9 barisan tersebut adalah
Jawab:
U1=5 U9=U5. r4
U5=80 =80.24
U 5 80
= =80.16 =1280
U1 5
r4 = 16 r= 2
7
4. Tentukan jumlah 6 suku pertama dari deret geometri 3+6+12+24+……
Jawab:
Dik: a=3
r=2
n=6
Dit:S6……?
Sn=a(rn-1)
S6=3(26-1)
=3(64-1)
=3(63)
=189
SOAL KASUS
Penerimaan PT. Super maju pada tahun kelima adalah Rp720.000.00,00 dan pada
tahun ketujuh sebesar Rp980.000.000,00. Apabila penerimaan PT. Super maju
bertambah mengikuti pola deret hitung, maka berapa pertambahan penerimaannya
setiap tahun? Pada tahun keberapa penerimaannya sebesar Rp460.000.000,00?
Jawab:
-2b = -260.000.000
−260.000 .000
b =
−2
b = 130.000.000
a + 4b = 720.000.000 a = 720.000.000 – 4b
8
a = 720.000.000 – 4 (130.000.000)
a = 200.000.000
Sn=a+ ( n−1 ) b=460.000 .000
390.000 .000
n=
130.000 .000
n=3
9
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan
memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan
pembentuk sebuah deret dinamakan suku. Keteraturan rangkaian bilangan yang
membentuk sebuah deret terlihat pada pola perubahan bilangan-bilangan tersebut
dari satu suku ke suku berikutnya. Dari segi pola perubahan bilangan ada suku-
sukunya, deret bisa dibeda-bedakan menjadi deret hitung, deret ukur dan deret
harmoni.
Dalam ilmu ekonomi deret hitung dan deret ukur banyak digunakan dalam
hal menghitung pertumbuhan penduduk dan pangan mengukur biaya produksi dan
pendapatan, serta menghitung bunga majemuk dalam dunia perbankan.
B. Saran
Penulis menyarankan agar pembaca tidak hanya mengetahui barisan dan
deret aritmatika pada makalah ini, namun juga memperbanyak latihan
mengerjakan soal dan dapat membedakan barisan dan deret aritmatika serta
geometri.Kami menyadari makalah yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna,sehingga masih banyak kekurangan.Maka dari itu,kami masih
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,demi kesempurnaan
makalah ini.Sekian dan terima kasih.
10
DAFTAR PUSTAKA
11