DERET
Dosen Pengampu:
Ribut Wahyudi, S.Pd, M.M.Pd
Disusun oleh:
Azwar Rizaldi Taryana
2202145
Dyah Ratih
2202142
Fitria Hairani
2202137
Finky Permata Heryani
2202141
PRODI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
MIFTAHUL HUDA SUBANG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puja hanya bagi Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Berkat limpahan karunia nikmatNya saya dapat menyelesaikan
makalah yang bertajuk “DERET” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas Mata Pelajaran Matematika Ekonomi yang diampu oleh
Bpk RibutWahyudi, S.Pd, M.M.Pd.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Deret 2
2.2. Macam - macam Deret 2
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 6
Daftar pustaka 7
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam ilmu matematika ekonomi yang kita pelajari salah satunya adalah
tentang Deret. Deret adalah suatu penjumlahan suku-suku dari suatu
barisan.
Mungking kita tidak asing dengan kata deret karena sudah di bahas sejak
sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, mungkin hanya
penggunaan kata atau penyebutan istilah yang berbeda. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai deret Hitung dan deret ukur. Dalam kehidupan
sehari-hari, sering dijumpai sesuatu yang bersipat teratur dan memiliki pola
suatu bilangan seperti kenaikan jumlah penduduk suatu daerah ataupun
pembelahan suatu sel.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah matematika ekonomi, dan untuk mengingat kembali materi tentang
deret.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan perubahan pola barisan deret dibagi menjadi dua yaitu deret
hitung dan deret ukur.
a. Deret Hitung
+5 +5 +5 +5 +5 Pembeda
2
Apabila a adalah suku pertama suatu deret dan b adalah beda antara dua suku yang
berurutan maka sesuai dengan pengertian deret hitung
suku pertama =a
suku kedua =a+b
suku ketiga = a + 2b
suku keempat = a + 3b
suku ke n = a + (n – 1) b = Sn
Jadi suku ke n suatu deret hitung, ditentukan oleh
Sn = a + (n - 1) b
Deret hitung jumlahnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus
𝒏 𝒏
Jn = 𝟐 (a + Sn) atau Jn = na+𝟐 (n-1)b
di mana:
Jn = banyaknya suku
a = suku pertama
Sn = suku ke n
b = Beda
Contoh soal:
2, 5, 8, 11, 14, 17, ....
Tentukan nilai suku ke-10 dan jumlahnya sampai suku ke-10 dari deret hitung
tersebut
Sn = a + (n - 1) b
S10 = 2 + (10-1) 3
S10 = 2 + (9) 3
S10 = 2 + 27
S10 = 29
Jadi, suku ke-10 dari deret hitung tersebut adalah 29
3
𝑛
Jn = 2 (a + Sn)
10
J10 = (2 + 29)
2
J10 = 5 (31)
J10 = 155
B. Deret Ukur
x3 x3 x3 x3 x3 Penganda
Bila suatu banjar ukur memiliki suku pertama a dan pembeda sebesar p maka
secara matematis dapat ditulis:
suku pertama = a
suku kedua = ap
suku ketiga = 𝐚𝒑𝟐
suku ke n = 𝐚𝒑𝒏−𝟏 = Sn
Jadi suku ke n suatu banjar ukur ditentukan oleh
𝑺𝒏 = 𝐚𝒑𝒏−𝟏
4
Jumlah n suku suatu deret ukur dapat ditentukan dengan rumus
𝒂( 𝒑𝒏 −𝟏)
𝑱𝒏 = Untuk 𝑷 > 𝟏
𝒑−𝟏
Atau
𝒂(𝟏−𝑷𝒏 )
𝑱𝒏 = Untuk 𝑷 < 𝟏
𝟏−𝒑
Contoh soal:
2, 6, 18, 54, 162, 486, ….
Tentukan suku ke-8 dan jumlahnya dari deret hitung tersebut
𝑆𝑛 = a𝑝𝑛−1
𝑠8 = 2. 38−1
𝑠8 = 2.37
𝑠8 = 2(2.187)
𝑠8 = 4.374
Jadi, suku ke-8 dari deret ukur tersebut adalah 4.374
𝑎( 𝑝𝑛 − 1)
𝐽𝑛 =
𝑝−1
2( 38 − 1)
𝐽8 =
3−1
2(6.561 − 1)
𝐽8 =
2
𝐽8 = 6.560
Jadi, jumlah deret sampai suku ke-8 adalah 6.560
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Deret adalah rangkaian bilangan yang disusun secara teratur dan memenuhi
kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk
sebuah deret yaitu suku. Keteraturan rangkaian bilangan yang membentuk sebuah
deret terlihat pada pola perubahan bilangan tersebut dari satu suku ke suku
berikutnya. Dari segi pola perubahan bilangan, deret bisa dibeda-bedakan menjadi
deret hitung dan deret ukur. Deret hitung perubahan polanya dengan penjumlahan.
Sedangkan, deret ukur perubahan polanya dengan perkalihan atau pengganda.
Dalam ilmu ekonomi deret hitung dan deret ukur banyak digunakan dalam
menghitung pertumbuhan penduduk dan pangan. Seperti yang di ungkapkan ahli
ekonomi teori Malthus bahwa penduduk memiliki kecenderungan untuk tumbuh
seperti deret ukur, sedangkan bahan makanan tumbuh menurut deret hitung. Kita
telah mengenal deret hitung dan deret ukur maka dari pernyataan Malthus terebut
mengandung arti bahwa pertumbuhan penduduk sangat cepat dibandingkan
pertumbuhan makanan.
6
Daftar pustaka
KBBI. https://kbbi.web.id/deret