MATEMATIKA KEUANGAN
(DERET HITUNG DAN DERET UKUR)
KELAS IV B
UNIVERSITAS ASAHAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
karunia dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas matakuliah
Matematika Keuangan. Yaitu makalah deret hitung dan deret ukur ini sebagai pemenuhan
atas tuntutan tugas kelompok mata kuliah Matematika Keuangan sebagai bahan perkuliahan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan tugas ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca terutama
kepada Ibu Eva Margaretha Saragih, M.Pd selaku dosen mata kuliah Matematika Keuangan
demi perbaikan penulisan yang dapat berguna dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat
member manfaat bagi pembaca. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
LatarBelakang……………………………………………………….... 1
RumusanMasalah ……………………………………………………...1
Tujuan…………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan……………………………………………………………... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
LatarBelakang
Pada kesempatan kali ini, yang akan dibahas adalah mengenai deret ukur dan deret
hitung. Deret merupakan serangkaian bilangan yang terbentuk dengan pola yang teratur.
Bilangan-bilangan yang merupakan unsure pembentuk deret disebut suku. Suku baik dalam
deret hitung maupun deretukur dinotasikan dengan huruf U, beberapa literatur lain
menggunakan huruf S (perhatikan bahwa notasi tersebut menggunakan huruf kapital). Jumlah
nilai suku-suku umumnya dinotasikan dengan huruf S namun literatur lain juga menggunakan
huruf J. Dalam pembahasan ini suku dilambangkan dengan huruf U dan jumlah nilai suku
dilambangkan dengan huruf S (perlu diketahui sebelumnya bahwa terdapat perbedaan antara
jumlah suku dengan jumlah nilai suku).
RumusanMasalah
Bagaimana cara mengaplikasikan deret hitung dan deret ukur dalam ekonomi?
Tujuan
Untuk mengetahui cara mengaplikasikan deret hitung dan deret ukur dalam ekonomi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deret Hitung
Deret hitung ialah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap
sebuah bilangan tertentu. Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret hitung ini
dinamakan pembeda. Pembeda dapat ditentukan dari selisih 2 suku yang berurutan.
Contoh :
4,7,10,13,16,19 (pembeda = 3)
Besarnya nilai suku tertentu (ke-n) dari sebuah derert hitung dapat dihitung melalui rumus.
4 7 10 13 16 19
S1 S2 S3 S4 S5 S6
S1 = 4 = a
n :indeks suku
2
Berdasarkan rumus diatas, dengan mudah dan cepat kita dapat menghitung nilai-nilai suku
tertentu. Sebagai contoh, nilai suku ke-25 dari deret hitung diatas masing-masing adalah:
Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu tak lain adalah jumlah nilai suku-
sukunya, sejak suku pertama (S1 atau a) sampai dengan suku ke-n (Sn) yang bersangkutan.
n
J n=∑ S i=¿ S1 +S 2 +…+ Sn ¿
i=1
4
J 4 =∑ Si=¿ S1 + S2 + S3 + S 4 ¿
i=1
4
J 4 =∑ Si=¿ S1 + S2 + S3 + S 4 +S 5 ¿
i=1
4
J 4 =4 a+6 b=4 a+ ( 4−1 ) b
2
5
J 5=5 a+ 10 b=5 a+ (5−1 ) b
2
n
J n=na+ ( n−1 ) b
2
n
J n= { 2 a+( n−1)b }
2
3
n
J n= {a+ S n }
2
B. Deret Ukur
Deret ukur adalah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian terhadap sebuah
bilangan tertentu. Bilangan yang membeda-bedakan suku–suku sebuah deret ukur dinamakan
pengganda ,yaitu merupakan hasil bagi nilai suatu suku terhadap nilai suku di depannya.
Contoh :
3,9,27,81 (pengganda p= 3)
S1 =3 =a
S2 =9 = ap = ap2-1
a : sukupertamaatau S1
Maka didapat rumus
b : pembeda
n : indekssuku
Berdasarkan rumus di atas, dapat di hitung nilai suku ke-8 dari deret ukur dalam contoh a dan
b di atas.
4
3. Jumlah n Suku
Jumlah sebuah deret ukur sampai suku tertentu adalah jumlah nilai sukunya sejak suku
pertama sampai suku ke-n yang bersangkutan.
n
J n=∑ S i=¿ S1 +S 2 +…+ Sn ¿
i=1
J n− p J n =a−apn
J n (1−p)=a(1− p n)
a (1− pn ) a (p n−1)
J n= jika |p| < 1 dan J n= jika |p| > 1
1− p p−1
Dalam masalah ekonomi, tak jarang ditemukan suatu permasalahan yang berhubungan
matematika.Masalah tersebutlah yang nantinya akan diselesaikan dengan pengaplikasian ilmu
matematika dalam ekonomi, atau yang seringdisebut “MatematikaEkonomi”.
Salah satu ilmu yang ada pada matematika ekonomi ialah deret hitung dan deretukur.
Bagaimana pengaplikasiannya? Perhatikan contoh dibawahini!
5
Jawab:
Diketahui: a= 200
b = 30
n= 7
S7 = 200 + ( 7 – 1) 30 = 380
Jadi jumlah produksi bajupada bulan ketujuh380 bajudan jumlah keseluruhan yang dihasilkan
sampai bulan tersebut adalah 2030 baju.
Model Bunga majemuk merupakan penerapan deret ukur dalam kasus Investasi.
Dengan model ini bisa dihitung pengembalian kredit dimasa akan datang berdasarkan tingkat
bunganya.
Modal Pokok sebesar P dibungakan secara majemuk dengan suku bunga per tahun
setingkat i, maka jumlah akumulatif modal tersebut di masa datang setelah n tahun (Fn) dapat
di hitung sebagai berikut:
Fn= P (1 + i )n
P = Jumlah sekarang
n = jumlah tahun
Contoh soal:
Nadhia meminjam uang di BCA sebanyak Rp. 5 juta untuk jangka waktu 3 tahun,
dengan tingkat bunga 2% per tahun. Berapa jumlah uang yang dikembalikan pada saat
pelunasan? ? Seandainya perhitungan pembayar bunga bukan tiap tahun, melainkan
tiap semester, Berapa jumlah yang harus dikembalikan Nadhia?
6
Jawab:
P = 5.000.000
N=3
i = 2 % = 0,02
Fn= P (1 + i )n
F3 = 5.000.000 P (1 + 0,02 )3
= 5.000.000 (1,061208)
= 5.306.040
Jadi pada saat pelunasan, setelah 3 tahun Nadhia harus membayar Rp. 5.306.040
maka:
Fn = (1 + i/m) mn
F3 = 5.000.000 (1 + 0,01)(2)(3)
= 5.000.000 (1.0615)
= 5.307.500
Jadi jumlah yang harus dibayar lebih besar yaitu Rp. 5.307.500
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Peranan matematika sangat penting dalam menyelesaikan persoalan bisnis dan ekonomi
maka sangat penting juga untuk mempelajari dan memahami matematika yang prinsip-
prinsipnya sering kali diterapkan dalam kedua cabang ilmu tersebut. Prinsip-prinsip dalam
matematika yang berkaitan dengan bisnis dan ekonomi diantaranya adalah deret ukur, deret
hitung, hubungan fungsional (fungsi linear dannon linear), Aljabar kalkulus (limit dan
kesinambungan fungsi, diferensial fungsi sederhana, diferensial fungsi majemuk, dan
integral), dan aljabar linear (matriks, analisis masukan-keluaran, programasi linear, dan teori
permainan (game theory)). Masing-masing memiliki wilayah pembahasan tersendiri
namunsatusama lain masihsalingberkaitan.
Deret merupakan serangkaian bilangan yang terbentuk dengan pola yang teratur.
Bilangan-bilangan yang merupakan unsure pembentuk deret disebut suku. Suku baik dalam
deret hitung maupun deret ukur dinotasikan dengan huruf U, beberapa literatur lain
menggunakan huruf S (perhatikan bahwa notasi tersebut menggunakan huruf kapital). Jumlah
nilai suku-suku umumnya dinotasikan dengan huruf S namun literatur lain juga menggunakan
huruf J. Dalam pembahasan ini suku dilambangkan dengan huruf U dan jumlah nilai suku
dilambangkan dengan huruf S (perlu diketahui sebelumnya bahwa terdapat perbedaan antara
jumlah suku dengan jumlah nilai suku).
8
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.uin-malang.ac.id/syahirulalim/2013/02/28/materi-deret-hitung-deret-ukur/
diaksespada 18 September 2014 pukul 07.05