Anda di halaman 1dari 7

Penerapan Deret 

dan Baris
By : Zulaili, SE, M.Si
     Dalam Ilmu Ekonomi baris dan deret banyak digunakan dalam hal menghitung
pertumbuhan penduduk dan pangan, mengukur biaya produksi dan pendapatan, serta
menghitung bunga majemuk dalam dunia perbankan.

DASAR-DASAR BARIS DAN DERET

 Barisan Aritmatika (Hitung)

Barisan Aritmatika (Hitung) ialah barisan yang perubahan suku-sukunya mempunyai selisih
atau perbedaan (b) yang sama. Barisan aritmatika diperoleh dengan menjumlahkan bilangan
tertentu ke bilangan sebelumnya untuk mendapatkan suku berikutnya. Bentuk umum suku ke-
n dalam barisan aritmatika ialah:

Dimana : Un  = Suku ke n


a = Suku pertama
b = Beda atau selisih
n = Banyaknya suku

Contoh Soal 1:

Suku ke-40 dari barisan 7, 5, 3, 1, … adalah …

Pembahasan:

Diketahui: a = 7
b = –2
ditanya ?

Jawab:

= 7 + 39 . (-2)
= 7 + (-78)
= – 71
Jadi, suku ke-40 barisan aritmatika tersebut adalah –71.

Contoh Soal 2:

Rumus suku ke-n dari barisan 5, –2, –9, –16, … adalah …

Pembahasan:

Diketahui: a = 5
b = –7

Ditanya: rumus suku ke-n barisan aritmatika tersebut = ?

Jawab:

Jadi, rumus suku ke-n barisan aritmatika tersebut adalah

 Deret Aritmatika (Hitung)

Deret Aritmatika (Hitung) ialah penjumlahan dari suku-suku suatu barisan aritmatika. Bentuk
umum jumlah n suku pertama deret aritmatika ialah:

1
2
[ 2 a+ ( n−1 ) b ]
atau

Sn = 1/2 n ( a + Un )

Dimana : Sn = Suku ke n
a = Suku pertama
b = Beda atau selisih
n = Banyaknya suku

Contoh :

HitungLah jumlah nilai dari suku ke-5 (S5) dari deret aritmatika berikut ini : 4, 8, 16, 24, ….?

Penyelesaiannya :

Diketahui :
a=4
b=8–4=4
n=5

Ditanya : Jumlah pada suku ke-5 (S5) ?

Jawaban :
Un = a + (n-1) b
Un = 4 + (5-1)4
Un = 4 + 16
Un = 20

Sn = 1/2 n ( a + Un )
S5 = 1/2 .5 (4 +20)
S5 = 5/2 (24)
S5 = 60

Jadi jumlah nilai pada suku ke-5 dari deret aritmatika tersebut adalah : 60

HitungLah jumlah nilai dari suku ke-8 (S8) dari deret aritmatika berikut ini : 5, 10, 15, 20,
….?

Penyelesaiannya :

Diketahui :
a=5
b = 10 – 5 = 5
n=8

Ditanya : Jumlah pada suku ke-8 (S8) ?

Jawaban :

Un = a + (n-1) b
Un = 5 + (8-1)5
Un = 5 + 35
Un = 40

Sn = 1/2 n ( a + Un )
S8 = 1/2 .8 (5 +40)
S8 = 8/2 (45)
S8 = 180

Jadi jumlah nilai pada suku ke-8 dari deret aritmatika tersebut adalah : 180. (B)

 Barisan Geometri (Ukur)

Barisan Geometri (Ukur) ialah barisan bilangan dengan perbandingan setiap suku dengan
suku sebelumnya selalu sama. Perbandingan setiap suku berurutannya disebut rasio (r).
Bentuk umum dari Barisan Geometri (Ukur) ialah:

Un = arn-1

Contoh :

Baris geometri 2, 4, 8, 16… berapa suku ke 6

Jawab

a=2
r = 8/4 = 2
U6 = ?

Un = arn-1
U6 = 2.26-1

U6 = 2.25

U6 =64

 Deret Geometri (Ukur)

Deret Geometri (Ukur) ialah penjumlahan dari suku-suku suatu barisan geometri (Ukur).
Bentuk umum dari Deret Geometri (Ukur) ialah:

Dimana : Un = Suku ke n
a = Suku pertama
r = rasio
n = Banyaknya suku

Contoh :

Deret geometri yaitu 3, 6, 12, 24 hitung Sn ke 4 dan ke 8

Jawab:

Sn yaitu menjumlahkan deret geometri yaitu

S4 = 3 + 6 + 12+ 24 = 45

selanjutnya mencari S8 menggunakan rumus

a=3

r =6/3 = 2

Sn = a (rn-1) / (r-1)

S8 = 3 (28-1) / (2-1)

S8 = 3 (28-1) / (1) =765

C. Penggunaan Deret dalam Ekonomi

Dalam bidang bisnis dan ekonomi, teori atau prinsip-prinsip deret sering diterapkan dalam
kasus-kasus yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan. Apabila perkembangan atau
pertumbuhan suatu gejala tertentu berpola seperti perubahan nilai-nilai suku sebuah deret
hitung atau deret ukur, maka teori deret yang bersangkutan relevan ditetapkan untuk
menganalisisnya.
1. Model perkembangan usaha

Jika perkembangan variable-variable tertentu dalam kegiatan usaha. Misalnya produksi,


biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau penanaman modal. Berpola seperti deret
hitung, maka prinsip-prinsip deret hitung dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan
variable tersebut.

Berpola seperti deret hitung maksudnya disini ialah bahwa variable yang bersangkutan
bertambah secara konstan dari satu periode ke periode berikutnya.

Contoh soal:
Besarnya penerimaan PT. ABC dari hasil penjualan barangnya Rp 720 juta  pada tahun ke
lima dan Rp 980 juta pada tahun ketujuh. Apabila perkembangan penerimaan penjualan
tersebut berpola seperti  deret hitung, berapa perkembangan penerimaannya per tahun?
Berapa besar penerimaan pada tahun pertama dan pada tahun keberapa penerimaannya
sebesar Rp 460 juta?

Diketahui : S5 = 720.000.000 | S7 = 980.000.000


Ditanya  : b, a, n dari Sn = 460.000.000?

Jawab  :

Sn   = a + (n – 1) b
  720 = a + (5-1) b
  980 = a + (7-1) b

720    = a + 4b
980      = a + (6b) –
 -260     = -2b
 130      = b

720 = a + (5 – 1) b
720 = a + 4 x 130
720 = a + 520
a = 720 – 520
a = 200
460 = 200 + (n – 1) 130
460 = 200 + 130n – 130
460 = 70 + 130n
n = (460-70): 130
n = 390:130
n=3

2. Deret untuk pertumbuhan penduduk


Robert Malthus menyatakan, bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur,
sedangkan pertumbuhan pangan mengikuti deret hitung. Dengan demikian model
pertumbuhan penduduk lebih sesuai dengan deret ukur. Secara sistematis dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Pt = P1 ( 1 + r )t-1
Keterangan :
Pt = total penduduk pada periode t
r = tingkat pertumbuhan
p1 = total penduduk pada peride awal periode (%) pertahun
t = peride waktu (tahun)

Contoh soal :
Di kota A pada tahun 2000 total penduduknya sebanyak 2.000.000 jiwa dan menurut historis
perhitungan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 2% pertahun. Berapakah total penduduk
di kota A tahun 2004?
Diketahui :
P1 = 2.000.000
r = 2%=0,02
t = 2004-2000 = 4 tahun
Pt = ?
Jawab :
Pt = P1 ( 1 + r )t-1
= 2.000.000 (1+0,02)4-1
= 2.000.000 (1,02)3
= 2.122.416

3.        Deret untuk Usaha Bisnis


Penerapan deret bagi dunia bisnis yang lebih sesuai adalah daret hitung, karena jika
diukur dengan deret ukur, variable-variable ekonomi seperti biaya, produksi, modal,
pendapatan, tenaga kerja akan kesulitan untuk mengikutinya, dalam arti untuk segera
memenuhinya
Contoh soal:
Sebuah dealer sepeda motor merek SPEED baru setahun membuka usahanya. Bulan pertama
stok persediaan sepeda motor sebanyak 10 buah, dan pada akhir tahun dievaluasi ternyata
rata-rata jumlah permintaan sepeda motor sebanyak 7 buah. Berapakah jumlah stok
persediaan bulan ketujuh?

Jawab:
S7 = a + (n – 1)b
= 10 + (7 – 1)7
= 10 + 42
= 52

Anda mungkin juga menyukai