02
Ekonomi dan Bisnis Manajemen S1 MK 84006 Dra. Yuni Astuti, MS
Abstract Kompetensi
Membahas deret hitung dan deret ukur Mahasiswa diharapkan mengenal dan
dalam kehidupan sehari-hari yang memahami penggunaan deret hitung
berhubungan dengan ekonomi dan dan deret ukur dalam menyelesaikan
busnis masalah ekonomi dan bisnis
I. DERET HITUNG
Contoh :
Besarnya nilai suku tertentu (ke-n) dari sebuah deret hitung dapat dihitung melalui sebuah
rumus :
S1 S2 S3 S4 S5 S6
S1 = 7 = a
S2 = 12 = a + b = a + (2-1)b
S3 = 17 = a + 2b = a + ( 3-1)b
S4 = 22 = a + 3b = a + ( 4-1)b
b : pembeda
n : Indeks suku
Berdasarkan rumus di atas, dengan mudah dan cepat dapat menghitungnilai-nilai suku
tertentu. Misalkan menghitung nilai suku ke 10 dan ke 23 dari deret hitung di atas.
Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu adalah jumlah nilai suku-
sukunya, sejak suku pertama ( S1 atau a) sampai dengan suku ke n (Sn) yang bersangkutan.
n
J n Si S1 S 2 ........ S n
i 1
4
J 4 S i S1 S 2 S 3 S 4 ,
i 1
5
J 5 Si S1 S 2 S3 S 4 S5 Berdasarkan rumus Sn = a + (n-1)b,
i 1
4
J 4 4a 6b 4a ( 4 1)b
2
5 n
J 5 5a 10b 5a (5 1)b , J n na ( n 1)b atau
2 2
n n
Jn 2a n 1 b = a a (n 1)b
2 2
n
Jn (a S n )
2
Untuk menghitung jumlah sebuah deret hitung sampai suku tertentu (n) terdapat 4 bentuk
rumus yang dapat digunakan :
n n
Jn (a S n ) J n na ( n 1)b
2 2
10
J 10 (7 S10 ) 5 7 52 295 J 10 70 5(9)5 295
2
Contoh :
S1 = 5=a
S2 = 10 = ap = ap2-1
p : pengganda
n : indeks suku
101
a). S10 (5)( 2) (5)(512) 2560
Jumlah sebuah deret ukur sampai dengan suku tertentu adalah jumlah nilai suku-sukunya
dari suku pertama sampai dengan suku ke n
n
J n S i S1 S 2 S 3 ......... S n , Berdasarkan S n ap n 1 maka masing-masing S
i 1
J n a ap ap 2 ap 3 ........ ap n 2 ap n 1 (1)
pJ n ap ap 2 ap 3 ap 4 ........ ap n 1 ap n (2)
J n pJ n a ap n
ke n, yaitu :
a (1 p n ) a p n 1
Jn atau Jn
1 p p 1
a (1 p n )
Apabila p <1 sebaiknya menggunakan rms. Jn
1 p
Pada deret ukur a). 5, 10, 20, 40, 80, 160 ( pengganda = 2 )
a).
Jn
a p n 1
= J 10
5 210 1 5(1023)
5115
p 1 2 1 1
b).
Jawab :
a). S5 c). J5
2. Dari sebuah deret ukur yang suku-sukunya 10, 30, 90, 270, ………….., hitunglah :
a). S6 c). J6
3. Deret ukur X mempunyai nilai a = 512 dan p = 0,5, sedangkan deret ukur Y mempunyai
nilai S3 = 16 dan p = 4. Pada suku keberapa nilai suku-suku dari kedua deret ini sama ?
4. Perolehan keuntungan kapital (capital gain) seorang pialang berpola deret hitung. Pada
bulan ke 5 aktivitasnya di Bursa Saham ia beruntung Rp 700 ribu. Selama 7 bulan
pertama, ia meraih keuntungan total sebesar Rp 4,62 juta.
Pertanyaan :
c). Hitunglah keuntungan kapital total pialang selama setahun pertama operasinya di Bursa
Saham.
Kasus 1
Perusahaan genteng “ Sokajaya” menghasilkan 3000 buah genteng pada bulan pertama
produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan peningkatan produktivitas, perusahaan
mampu menambah produksinya sebanyak 500 buah setiap bulan. Jika perkembangan
produksinya konstan, berapa buah genteng yang dihasilkannya pada bulan ke lima ? Berapa
buah yang telah dihasilkan sampai dengan bulan tersebut ?
Jawab :
a = 3000 S n a ( n 1)b
n
n=5 Jn (a S n )
2
5
= 3.000 5.000 20.000
2
Jumlah produksi genteng pada bulan ke lima adalah 5.000 buah, sedangkan jumlah
seluruh genteng yang dihasilkan sampai bulan tersebut : 20.000 buah.
Kasus 2.
Besarnya penerimaan PT cemerlang dari hasil penjualan barangnya Rp 720 juta pada
tahun kelima dan Rp 980 juta pada tahun ketujuh. Apabila perkembangan penerimaan
penjualan tersebut berpola seperti deret hitung, berapa perkembangan penerimaannya per
tahun? Berapa besar penerimaan pada tahun pertama dan pada tahun keberapa peneri
maannya sebesar Rp 460 juta ?
S5 = a + 4b 720 = a + 4b
Model bunga majemuk merupakan penerapan deret ukur dalam kasus simpan pinjam dan
kasus investasi. Dengan model ini dapat dihitung, misalnya
n : jumlah tahun
Rumus di atas mengandung anggapan bahwa bunga diperhitungkan dibayarkan satu kali
dalam setahun
Apabila bunga diperhitungkan dibayarkan lebih dari satu kali (misalnya m kali, masing-
masing i/m per termin) dalam setahun, maka jumlah di masa mendatang menjadi :
i mn
Suku (1 + i) dan (1 + ) dalam dunia bisnis disebut “factor bunga majemuk”,
m
Yaitu suatu bilangan lebih besar dari 1 yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah
dimasa datang dari suatu jumlah sekarang.
Nilai sekarang dari suatu jumlah uang tertentu dimasa datang adalah :
1 1
P F P F
(1 i ) n atau i
mn
1
m
Kasus 3.
Seorang nasabah meminjam uang di Bank sebanyak 5 juta rupiah untuk jangka waktu 3
tahun dengan tingkat bunga 2% pertahun. Berapa jumlah seluruh uang yang akan
dikembalikan pada saat pelunasan? Seandainya perhitungan pembayan bunga bukan tiap
tahun, melainkan tiap semester, berapa jumlah yang harus dikembalikan ?
Jawab :
p = 5.000.000, n = 3, i = 2% = 0,02
Jadi setelah 3 tahun nasabah harus mengembalikan uang sebesar Rp 5.306.040,- yaitu
pada saat pelunasan.
i mn
Fn P (1 ) ------- F3 5.000.000(1 0,01) 6
m
Kasus : 4.
Jawab :
F = 532.400,-
n =3
i = 10% = 0,1
1
P .F
1 i n
1
.532.400 400000
1 0,1 3
Kasus : 5.
Jawab :
R : 1,025
LATIHAN SOAL
1. Pak Agus 6 tahun yang lalu menabung di sebuah bank dengan setoran pertama Rp
1000.000,- dan kini telah mencapai Rp 2.700.000,- dengan pembayaran bunga
tabungan setiap bulan. Berapakah sebenarnya bunga tabungan (%) pak Agus
tersebut ?
Daftar Pustaka
‘17 Matematika Bisnis
12 Dra. Yuni Astuti, MS
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dumairy. 1999. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. BPFE.Yogyakarta.
Kalangi, J.B. 2003. Matematika Ekonomi dan Bisnis. Salemba Empat. Jakarta