Anda di halaman 1dari 36

1

Materi
• Deret Hitung
- Suku ke-n dari Deret Hitung
- Jumlah n suku
• Deret Ukur
- Suku ke-n dari Deret Ukur
- Jumlah n suku
Dan penerapannya dalam dunia ekonomi
Definisi
• Deret : Rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur
dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu.
• Suku : Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan
pembentuk deret.
• Macam-macam deret :
- Deret Hitung/ Aritmatika
- Deret Ukur /Geometri
- Deret Harmoni deret yang suku-sukunya berupa
pecahan, dan suku pertamanya adalah 1/1. Deret tersebut
pembilangnya tetap angka 1. Tetapi, penyebutnya berjalan
dimulai dari 1, 2, 3, 4, … dan seterusnya.
Cth :
1 1 1 1 1
1, , , , ,...
2 3 4 5 n
DERET HITUNG
DEFENISI

Deret hitung : deret yang perubahan suku-sukunya


berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan
tertentu.
Bilangan yang membedakan suku-suku dari deret
hitung dinamakan pembeda (simbol=b), yang tak lain
adalah selisih antara nilai dua suku yang berurutan.
Contoh :
7,14,21,28,35,42 (pembeda 7)
42, 36, 30,24,18,12 (pembeda -6)
SUKU KE –N DARI DERET HITUNG

5, 10, 15, 20, 25, 30


U1, U2, U3, U4, U5, U6

U1 = 5 = a
U2 = 10 = a + b = a + (2 - 1)b Un = a + (n - 1)b
U3 = 15 = a + 2b = a + (3 - 1)b
U = suku pertama /U1
U4 = 20 = a + 3b = a + (4 - 1)b
b = pembeda
U5 = 25 = a + 4b = a + (5 - 1)b
U6 = 30 = a + 5b = a + (6 - 1)b n = indeks suku
Jumlah n Suku
• Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku
tertentu tidak lain adalah jumlah nilai suku-
sukunya.
n
S n   U i  U 1  U 2  ...........  U n
i 1
4
S 4   U i  U1  U 2  U 3  U 4
i 1
5
S5   U i  U1  U 2  U 3  U 4  U 5
i 1
6
S 6   U i  U1  U 2  U 3  U 4  U 5  U 6
i 1

7
Berdasarkan rumus suku ke-n 
Un = a + (n - 1)b, maka dapat diuraikan:
S4 = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) = 4a + 6b
S5 = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b)
= 5a + 10b
S6 = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + (a + 5b)
= 6a + 15b

8
Masing-masing Si dapat ditulis
4 
S 4  4a  6b  4a  (4  1)b 
2

5  n
S5  5a  10b  5a  (5  1)b S n  na  (n  1)b
2  2
6 
S 6  6a  15b  6a  (6  1)b 
2 
atau S n  2a  (n  1)b
n
2

 a  a  (n  1)b
n Un
2
n
 (a  U n )
2 9
1. Diketahui: sebuah deret aritmatika :
5,11,17,23,29, 35,41,47,53

Tentukan:

a. Jumlah suku ke 7

b. Suku ke 100
2. Jika diketahui:
U6 = 74
U10 = 90
Hitunglah :
suku pertama
beda(b)
suku ke 15
3. Diketahui nilai dari suku ke 20 suatu

deret aritmatika adalah 61 beda adalah 3,

maka hitunglah suku pertama dan jumlah

10 suku nya?
3. Perusahaan ABC berproduksi pada bulan ke 6

sebanyak 190 unit. Jumlah produksi hingga bulan

ke enam sebanyak 840 unit. Hitunglah nilai

produksi pada bulan pertama dan pada bulan ke 8

13
4. Diketahui sebuah deret aritmetika 600,550,500...
Tentukanlah nilai n saat Un = 0 ?

5. Sebuah deret aritmatika mempunyai suku kedua


sama dengan 3 dan suku pertama dan suku
keempat jika dijumlah sama dengan 10, tentukan
jumlah 6 suku pertama deret tersebut?

6. Diketahui suku ke-7 sebuah barisan aritmetika


adalah 7√2 + 5 dan suku ke-11 nya adalah 11√2 + 9.
Tentukanlah suku ke-10 dari barisan tersebut?
• Jika deret aritmatika diketahui:

U1+ U3+U5+ U7+U9+ U11 =72

maka U1+U6+U11=…..
• Jika barisan aritmatika : gabungan suku

ke 3 dengan suku ke -9 dan suku ke -11

adalah 75. Suku tengah =68, dan banyak

suku 43. maka besar suku ke -43 adalah…


Berapakah jumlah bilangan kelipatan 5

antara 200 dan 250


• Sebuah toko baju menjual
pakaian merk B 1960 lembar baju
Setiap bulan jumlah penjualan
menurun sebesar 20 lembar baju
sampai bulan ke 10. Total seluruh
penjualan yang dicapai sampai bulan
ke 10 adalah…
DERET UKUR

• Deret ukur : deret yang perubahan suku-sukunya


berdasarkan perkalian terhadap sebuah bilangan
tertentu.
• Bilangan yang membedakan suku-suku sebuah deret
ukur dinamakan pengganda/rasio (r).
Contoh
5, 10, 20, 40, 80, 160 (rasio =2)
512, 256, 128, 64, 32, 16 (rasio= 0,5)

20
Suku ke-n dari Deret Ukur
U1  5  a 
2 1 
U 2  10  ar  ar 
31 
U 3  20  arr  ar  ar 
2

4 1 
U n  ar n-1

U 4  40  arrr  ar  ar 
3

51 
U 5  80  arrrr  ar  ar
4

U 6  160  arrrrr  ar 5  ar 61 
a  suku pertama
r  rasio
n  indeks suku
21
Jumlah n Suku
n
S n   U i  U1  U 2  U 3  U 4 ...........  U n
i 1

berdasarkan rumusU n  ar n-1 maka :


n 1
S n  a  ar  ar  ar  ....... ar
2 3
(1)
jika dikalikan dengan bilangan rasio r , maka :
rS n  ar  ar 2  ar 3  ar 4  ....... ar n 1  ar n (2)

selisih antara persamaan (1) dan persamaan (2)


22
selisih antara persamaan (1) dan persamaan (2)

S n  rS n  a  ar n

S n (1  r )  a(1  r ) n

a(1  r ) n
a(r  1) n
Sn  atau S n 
1 r r 1

r 1 r 1

23
1. Diketahui deret geometri:
• U1, U2, U3, U4, U5, U6, U7, U8,…
• 4, 8, 16, 32, 64, 128, 256, 512,…
Dari deret diatas, tentukan:
a. U10 = ….
b. U15 = ….

25
2. Rasio sebuah deret ukur diketahui sebesar 5. Jika
suku ke enamnya adalah 6.250, hitunglah:
• U1= ….
• S8= ….
Tentukan jumlah suku ke 3 jika
dijumlah dengan suku 5 dari deret
geometri 12, 6,3,….
Pada suatu deret : X+2, 9, dan

X+26. Tentukan nilai X agar

dapat disusun menjadi

sebuah deret geometri…


Model Perkembangan Usaha

• Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam


kegiatan usaha, misalnya : produksi, biaya,
pendapatan, penggunaan tenaga kerja dll. Memiliki
pola seperti deret hitung, maka prinsip-prinsip deret
hitung dapat diterapkan dalam menganalisis
perkembangan variabel tersebut.
Model Bunga Majemuk
 Modal pokok P dibungakan secara majemuk, suku bunga pertahun
i, maka jumlah akumulatif modal F setelah n tahun adalah:

setelah 1 tahun : F1  P  P.i  P (1  i )


setelah 2 tahun : F2  P (1  i )  P (1  i )i  P (1  i ) 2
setelah 3 tahun : F3  P (1  i ) 2  P (1  i ) 2 i  P (1  i ) 3
setelah n tahun : Fn  (.........)  (..........)  P (1  i ) n
• Jumlah di masa datang dari jumlah sekarang :

Bunga dibayar 1x
Fn  P(1  i) n Sn  apn-1 setahun

30
• Bila bunga dibayar lebih sekali dalam setahun, misal m kali,
maka :
i mn
Fn  P (1  )
m

m = frekuensi pembayaran bunga dalam setahun

Suku (1+i) dan (1 + i/m) disebut “faktor bunga


majemuk” (compounding interest factor), yaitu suatu
bilangan yang lebih besar dari 1, yang dapat dipakai
untuk menghitung jumlah dimasa mendatang dari
suatu jumlah sekarang. 31
• Dengan manipulasi matematis, bisa diketahui nilai
sekarang (present value) :

1 1
P F atau P  F
(1  i ) n
(1  i / m) mn

Suku 1/(1+i)n dan 1/(1+i/m)mn dinamakan “faktor


diskonto” (discount factor), yaitu suatu bilangan
lebih kecil dari 1 yang dapat dipakai untuk
menghitung nilai sekarang dari suatu jumlah dimasa
datang.
1. Uang sebesar Rp 800.000,- disimpan di bank
dengan suku bunga majemuk 8% sebulan, hitunglah
jumlah uang tersebut setelah 10 bulan?

Diket :
M: Rp 800.000,- i : 0,08
n : 10
Dit : Mn
Jawab :
M10 = M ( 1 + 0,08 )10
= Rp 800.000 ( 1,08 )10
= Rp 800.000 (2,1589)
= Rp 1.727.139,998
Jadi jumlah uang tersebut menjadi Rp 1.727.139,998
Model Pertumbuhan Penduduk

Pt = P1 R t-1
Dimana
R =1+r
P1 = jumlah pada tahun pertama (basis)
Pt = jumlah pada tahun ke-t
r = persentase pertumbuhan per-tahun
t = indeks waktu (tahun)
Penduduk Kota Medan berjumlah 1.000.000 jiwa pada tahun 1991,
tingkat pertumbuhan 4% per tahun, hitung jumlah penduduk kota
tersebut pada tahun 2006?

Dik: P1= 1.000.000


Pt= tahun 2006- tahun 1991 = 16
r= 4%= 0,04
R= 1+r = 1+0,04= 1,04
t= 16-1 = 15
Dit : P16

Penyelesaian : Pt = P1 Rt-1
P16 = 1.000.000 (1,04)15
= 1.000.000. (1,800943)
= 1.800.943 jiwa

Anda mungkin juga menyukai