Anda di halaman 1dari 25

MODUL PEMBELAJARAN MATEMATIKA EKONOMI

“DERET”

DOSEN PEMBIMBING

TIUR MALASARI SIREGAR,S.Pd.,M.Si

DISUSUN OLEH :

NURUL IZZA (4191111038)

ISMI SALWA THOHIRAH (4191111040)

LENNY ANGGRAINI LUBIS (4191111060)

LULU MADAME SILALAHI (4192111009)

PENDIDIKAN MATEMATIKA B 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya, saya dapat
menyelesaikan laporan Modul Deret ini untuk memenuhi tugas Matematika Ekonomi.

Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tiur MalaSari Siregar,
S.Pd.,M.Si. Selaku dosen Matematika Ekonomi di Universitas Negeri Medan atas bimbingan
dan segala kesempatan yang telah diberikan kepada saya dalam penulisan laporan Modul ini.

Tak lepas dari kekurangan, saya sadar bahwa laporan modul ini masih jauh dari kata
sempurna. Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kara yang lebih baik dimasa
yang akan mendatang. Semoga laporan modul ini membawa manfaat bagi pembaca dan bagi
penulis sendiri khususnya.

Medan, 10 Maret 2021

Kelompok
MODUL MATERI DERET
Matematika adalah satu ilmu dasar, yang semakin dirasakan interaksinya dengan
bidang-bidang lainnya seperti Ekonomi dan Bisnis. Peran matematika dalam interaksi ini
terletak pada struktur ilmu dan peralatan yang digunakan dalam berbagai bidang seperti
indutri, asuransi, ekonomi, peralatan, dan banyak bidang sosial maupun teknik.
Oleh karena itu pembuatan modul yang berjudul “Deret dan Terapannya dalam
Ekonomi” ini dilatar belakangi untuk memenuhi tugas mata kuliah matematika ekonomi,
bahan bacaan / referensi tambahan dalam mata kuliah matematika ekonomi, menambah
wawasan penulis dan pembaca modul serta mempermudah proses belajar mengajar mata
kuliah Matematika Ekonomi dan Bisnis. Prinsip deret banyak diterapkan untuk menelaah
perilaku bisnis dan ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Prinsip deret
hitung banyak diterapkan dalam menganalisis perilaku perkembangan. Sedangkan prinsip
deret ukur, bersama-sama dengan konsep logaritma, serta digunakan untuk menganalisis
perilaku pertumbuhan.

1. PENGERTIAN DERET
Deret merupakan serangkaian bilangan yang terbentuk dengan pola yang teratur.
Bilangan - bilangan yang merupakan unsur pembentuk deret disebut suku. Suku baik
dalam deret hitung maupun deret ukur dinotasikan dengan huruf U, beberapa literatur lain
menggunakan huruf S (perhatikan bahwa notasi tersebut menggunakan huruf kapital).
Jumlah nilai suku-suku umumnya dinotasikan dengan huruf S namun literatur lain juga
menggunakan huruf J.
Suku dilambangkan dengan huruf U dan jumlah nilai suku dilambangkan dengan
huruf S (perlu diketahui sebelumnya bahwa terdapat perbedaan antara jumlah suku dengan
jumlah nilai suku).
Deret adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan memenuhi
kaidahkaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah
deret dinamakan suku. Keteraturan rangkaian bilangan yang membentuk sebuah deret
terlihat pada “pola perubahan” bilangan-bilangan tersebut dari satu suku ke suku
berikutnya.
Dilihat dari jumlahnya suku yang membentuk, deret digolongkan atau deret terhingga
dan takberhingga. Deret berhingga adalah deret yang jumlah suku-suku tertentu,
sedangkan deret berhingga adalah deret yang jumlah suku-sukunya tidak terbatas.
Sedangkan dilihat dari segi pola perubahan bilangan ada suku-sukunya, deret bisa
dibedabedakan menjadi deret hitung, deret ukur dan deret harmoni.
Dalam Ilmu Ekonomi Deret Hitung dan Deret Ukur banyak digunakan dalam hal
menghitung pertumbuhan penduduk dan pangan, mengukur biaya produksi dan
pendapatan, serta menghitung bunga majemuk dalam dunia perbankan.

2. MACAM – MACAM DERET


1) Deret Hitung
Deret hitung adalah deret yang perubahan suku – sukunya berdasarkan
penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu.
Bilangan yang membedakan suku – suku dari deret hitung ini dinamakan
pembeda, yaitu selisih antara nilai – nilai dua suku yang berurutan.
Contoh :
1.) 7, 12, 17, 22, 27, 32 (pembeda = 5)
2.) 93, 83, 73, 63, 53, 43 (pembeda = -10)
3.) 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 (pembeda = 2)

❖ Deret Suku ke – n dari Deret Hitung


Besarnya nilai suku tertentu ( ke – n) dari sebuah deret hitung dapat dihitung
melalui sebuah rumus.

S_n=a+(n-1)b
a : suku pertama atau S_1
b : pembeda n : indeks
suku
Sebagai contoh, nilai suku ke-10 (S_10) dari deret hitung 7, 12, 17, 22, 32
adalah
𝑆10 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

𝑆10 = 7 + (10 − 1)5

𝑆10 = 7 + 45

𝑆10 = 52
Suku ke-10 dari deret hitung 7,12, 17, 22, 27, 32 adalah 52.
Dalam deret hitung, perbedaan atau selisih dari satu suku ke suku berikutnya
selalu sama. Selisih suku ke-1 dengan suku ke-2 akan sama dengan selisih
suku ke-2 dengan suku ke-3, atau suku ke-3 dengan suku ke-4 dan seterusnya.
Jadi selisih dari suku ke n dengan suku ke n+1 dalam deret hitung adalah
selisih yang tetap. Selisih ini dinamakan pembeda. Di bawah ini adalah contoh
deret hitung:
1 2 3 4 5 6 7 8 —> pembeda = 1
2 4 6 8 10 12 14 —–> pembeda = 2

❖ Nilai Dari Suku Ke – n


Untuk mencari nilai dari suatu suku kita dapat langsung menggunakan rumus.
Namun untuk lebih memahami deret hitung sebaiknya kita juga memahami
bagaimana rumus tersebut dibentuk. Perhatikan contoh di bawah ini.
Terdapat sebuah deret hitung dengan suku awal a = 3 dan pembeda = 3, nilai
suku-suku berikutnya yang terbentuk otomatis adalah:
U2 = 6
U3 = 9
U4 = 12
U5 = 15
U6 = 18
U7 = 21
U8 = 24
Jadi deret hitungnya adalah 3 6 9 12 15 18 21 24. Bila kita perhatikan dengan
seksama, nilai dari setiap suku mengikuti pola berikut:
U2 = a + b = a + (2-1)b ——-> U2 = a + (2-1)b
U3 = a + 2b = a + (3-1)b ——> U3 = a + (3-1)b
U4 = a + 3b = a + (4-1)b ——> U4 = a + (4-1)b
U5 = a + 4b = a + (5-1)b ——> U5 = a + (5-1)b
U6 = a + 5b = a + (6-1)b ——> U6 = a + (6-1)b
U7 = a + 6b = a + (7-1)b ——> U7 = a + (7-1)b
U8 = a + 7b = a + (8-1)b ——> U8 = a + (8-1)b
Berdasarkan pola tersebut maka rumus untuk mencari nilai dari suatu suku
berarti:
Un = a + (n-1)b
Misalkan kita ingin mencari nilai dari suku ke 20 (U20) dari deret hitung di
atas maka dengan menggunakan rumus yang sudah ada nilai U20 dapat kita
tentukan.
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

𝑈20 = 3 + (20 − 1)3

𝑈20 = 3 + (19)3

𝑈20 = 3 + 57

𝑈20 = 60

❖ Jumlah Nilai Suku Ke – n


Jumlah suku ke-n dapat dihitung menggunakan rumus yang dapat kita pahami
melalui contoh berikut (kita gunakan deret hitung yang sama dengan yang di
atas).
Misalkan terdapat deret hitung 3 6 9 12 15 18 21 24. Suku pertama (a) = 3 dan
pembeda = 3 maka jumlah suku-sukunya adalah
S1 = a
𝑆2 = a + U2 = a + a + b =2a + b
𝑆3 = a + U2 + U3 = 2a + b + a + 2b = 3a + 3b
𝑆4 = a + U2 + U3 + U4 = 3a + 3b + a + 3b = 4a + 6b
𝑆5 = S4 + U5 = 4a + 6b + a + 4b = 5a + 10b
𝑆4 = 4a + 6b = 4a + ((4/2)(4-1))b
𝑆5 = 5a + 10b = 5a + ((5/2)(5-1))b
𝑆6 = 6a + 15b = 6a + ((6/2)(6-1))b
Dengan demikian, rumus untuk mencari jumlah nilai suku-suku deret hitung
adalah:
Sn = na + ((n/2)(n-1))b
Atau
Sn = n/2(2a + (n-1)b)
Rumus di atas bisa lebih disederhanakan menjadi
Sn = n/2(2a + (n-1)b)
Sn = n/2(a + a + (n-1)b)
Sn = n/2(a + Un)

2) Deret Ukur
Deret ukur adalah deret yang suku-sukunya emiliki perbandingan yang sama
(jika dibandingkan dengan suku sebelumnya secara beruturan). Jadi, jika deret
hitung dibentuk melalui pertambahan selisih suku yang berurutan maka deret ukur
dibentuk melalui perkalian terhadap perbandingan suku. Contoh deret ukur di
bawah ini :
1. 3 9 27 81 243 729 ——–> pembanding = 3
2. 2 4 8 16 32 64 128 256 —-> pembanding = 2
Suku-suku di atas memiliki perbandingan yang sama dengan suku sebelumnya,
U2/U1 =U3/U2 = U4/U3 dan seterusnya. Pembanding (dilambangkan dengan huruf
‘r’)pada contoh 1 adalah 3, dan 2 pada contoh 2.

❖ Nilai Dari Suku Ke – n


Sama dengan deret hitung, pada deret ukur kita dapat mencari nilai tertentu
dari suatu suku dan jumlah nilai dari beberapa suku yang berurutan dengan
menggunakan rumus yang ada. Namun, sebaiknya kita juga memahami
bagaimana rumus tersebut diperoleh sehingga kita lebih faham dengan deret
ukur itu sendiri. Perhatikan uraian di bawah ini (kita gunakan deret ukur pada
contoh 1).

A U2 U3 U4 U5 U6

3 9 27 81 243 729

r = U2/U1 = 3

U2 = a x 3^(1) = a x 3^(2-1) ———-> U2 = a x 3^(2-1)

U3 = a x 3^(2) = a x 3^(3-1) ———-> U3 = a x 3^(3-1)

U4 = a x 3^(3) = a x 3^(4-1) ———-> U4 = a x 3^(4-1)

U5 = a x 3^(4) = a x 3^(5-1) ———-> U5 = a x 3^(5-1)

U6 = a x 3^(5) = a x 3^(6-1) ———-> U6 = a x 3^(6-1)


*tanda ^ adalah pangkat
Persamaan yang dicetak tebal di atas merupakan perhitungan untuk
menentukan nilai dari setiap suku. Dapat kita lihat pada persamaan tersebut
terdapat suatu pola perhitungan yang teratur di setiap suku sehingga jika kita
ganti setiap angka yang berubah dengan ‘n’ maka kita akan memperoleh rumus
untuk mengetahui nilai dari suku tertentu dalam deret ukur. Dengan demikian,
rumus untuk menentukan nilai dari suatu suku dalam deret hitung adalah:

Un = a x r^(n-1)
Dengan menggunakan rumus tersebut kita dapat mencari nilai suku ke 10

(U10) dari contoh 1 sebagai berikut.

U10 = a x r^(10-1)
U10 = 3 x 3^(9)
U10 = 3 x 19.683
U10 = 59.049

❖ Jumlah Nilai Suku Ke – n


Jumlah nilai dari suku pertama sampai dengan suku tertentu dalm deret ukur
dapat kita hitung juga menggunakan sebuah rumus.
Perhatikan uraian di bawah ini.
Sn = a + U2 +U3 + U4 + U5 + ……… + Un
Sn = ar + ar^2 + ar^3 + ar^4 + ……. + ar^(n-1) ——————> (Pers. 1) Jika
persamaan (Pers.1) diatas kita kalikan dengan pengganda(r), maka :
rSn = ar + ar2 + ar^3 + ar^4 + ar^5 + ……… + ar^(n-1) + ar^n ———->
(Pers. 2)
Dengan mengurangkan persamaan 1 terhadap persamaan 2, kita akan
memperoleh rumus untuk menghitung jumlah nilai deret hitung sampai suku
tertentu.
Sn – rSn = a – ar^n
Sn (1 –r) = a (1 – r^n)
Sn = (a(1 – r^n))/(1 – r)
Untuk mempermudah perhitungan, jika r < 1 maka rumus yang digunakan
adalah rumus yang diatas. Namun r > 1 maka rumus yang digunakan adalah :
Sn = (a( r^n – 1))/(r – 1)

3. PENERAPAN DERET PADA MATEMATIKA EKONOMI


Dibidang bisnis dan ekonomi, teori atau prinsip-prinsip deret sering diterapkan dalam
kasus-kasus yang menyangkut perkembangan dan pertumbuhan. Apabila perkembangan
dan pertumbuhan suatu gejala tertentu berpola seperti perubahan nilai-nilai suku sebuah
deret, baik deret hitung ataupun deret ukur, maka teori deret yang bersangkutan penad
( relevant ) diterapkan untuk menganalisisnya.
1) Deret Hitung
Penerapan deret hitung pada matematika ekonomi yaitu :
➢ Model perkembangan usaha
Jika perkembangan variable-variable tertentu dalam kegiatan usaha.
Misalnya produksi, biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau
penanaman modal. Berpola seperti deret hitung, maka prinsip-prinsip deret
hitung dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan variable tersebut.
Berpola seperti deret hitung maksudnya disini ialah bahwa variable yang
bersangkutan bertambah secara konstan dari satu periode ke periode
berikutnya.
a) Kasus 1
Perusahaan genteng “Sokajaya” menghasilkan 3.000 buah genteng pada bulan
pertama produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan peningkatan
produktivitasnya, perusahaan mampu menambah
produksinya sebanyaj 500 buah setiap bulan. Jika perkembangan produksinya
konstan, berapa buah yang dihasilkan pada bulan kelima?
Berapa buah yang telah dihasilkan sampai bulan tersebut?
Penyelesaian :
Diketahui
: a = 3.000
b = 500 c
=5
jawab:

S5 = 3.000 + (5 – 1) 500 = 5.000


J6 = (3.000 + 5.000) = 20.000
b) Kasus 2
Besarnya penerimaan PT. ABC dari hasil penjualan barangnya Rp 720
juta pada tahun ke lima dan Rp 980 juta pada tahun ketujuh. Apabila
perkembangan penerimaan penjualan tersebut berpola seperti deret
hitung, berapa perkembangan penrimaannya per tahun? Berapa besar
penerimaan pada tahun pertama dan pada tahun keberapa penerimaannya
sebesar Rp 460 juta?
Penyelesaian :
Diketahui : S5 = 720.000.000 | S7 = 980.000.000 Ditanya
: b, a, n dari Sn = 460.000.000?
Jawab :
Sn = a + (n – 1) b
720 = a + (5-1) b
980 = a + (7-1) b
720 = a + 4b
980 = a + (6b) –
-260 = -2b
130 = b

720 = a + (5 – 1) b
720 = a + 4 x 130
720 = a + 520 a
= 720 – 520
a = 200

460 = 200 + (n – 1) 130


460 = 200 + 130n – 130
460 = 70 + 130n n
= (460-70): 130
n = 390:130 n =
3
2) Deret Ukur
➢ Model bunga majemuk
Model bunga majemuk merupakan Deret Ukur dalam kasus simpan dan
kasus investasi. Dengan model ini dapat dihitung nilai modal di masa yang
akan datang ditambah dengan akumulasi penambahan bunga, misalnya
besarnya pembelian kredit di masa yang akan datang berdasarkan tingkat
bunganya, mengukur nilai sekarang dari jumlah hasil investasi yang akan
diterima di masa yang akan datang, dan sebagainya.
• Jika pembayaran bunga dilakukan Fn = P
• Jika pembayaran bunga dilakukan per hari, per triwulan,
per caturwulan, dan per semester Keterangan :
Fn = Jumlah Investasi Di Masa yang Akan Datang
P = Jumlah Investasi Sekarang/Awalnya i =
Tingkat Bunga per tahun n = Jumlah Tahun
m = Frekuensi Pembayaran Bungan dalam setahun Contohnya
:
a) Jika Bapak Joni mendepositokan uangnya di bank sebesar Rp.
5.000.000dengan tingkat bunga 12% pertahun, berapakah nilai total
deposito Bapak Joni pada akhir tahun ke-enam ?
Dik :
P = 5.000.000
n = 6 i = 12 % =
0,12 Dit :
F6 = ?
Jawab :
Fn = P
F6 = 5.000.000 (1 + 0,12)6
F6 = 5.000.000 (1,973)
F6 = Rp. 9.865.000
Analisis : Jadi, jumlah uang yang diterima Bapak Joni adalah Rp.
9.865.000
b) Susi membeli sebuah laptop dengan merek Toh Iba. Secara kredit
selama 36 bulan seharga RP 4.800.000 dengan bunga sebesar 5 % per
tahun. Susi melakukan pembayaran bunga per triwulan. Berapakah
jumlah yang harus dibayarkan Susi ?
Dik :
P = 4.800.000
n = 36 / 12 = 3 m
= 12 / 3 = 4
i = 5 % =
0,05 Dit :
F3 = ?
Jawab :
F3 = P
F3 = 4.800.000
F3 = 4.800.000
F3 = Rp. 5.571.621

➢ Model bunga sinambung


Jika frekuensi pembayaran bunga per tahun (m) sangat besar, bunga yang
diperhitungkan sangat sering (terus-menerus)dalam setahun, maka model deret
ukur yang digunakan aalah metode deret ukur tak terhingga atau sinambung.
Fn = P.e.n Keterangan :
Fn = Jumlah Investasi Di Masa yang Akan Datang
P = Jumlah Investasi Sekarang/Awalnya e =
Eksponensial (2,71828) n = Jumlah Tahun
Contohnya :
Dita mempunyai tabungan deposito di Bank ABC, dengan frekuensi
pembayaran bunga setiap 5 menit sekali selama 15 tahun. Nilai tabungan
Amin di Bank tersebut yaitu Rp 1.000.000 pada saat pertama kali
setoran. Berapakah jumlah uang Dita 15 tahun kemudian?

Dik : P =
1.015.015 n =
15 tahun Dit :
F15 = ?
Jawab :
F15 = P . e . n
F15 = 1.000.000 . 2,71828 . 15
F15 = 40.774.200
Analisis : Jadi, jumlah uang Dita 15 tahun kemudian adalah Rp
40.774.200

➢ Model Present Value


Present value (nilai sekarang) merupakan kebalikan dari compound value (nilai
majemuk) adalah besarnya jumlah uang, permulaan priode atas dasar tingkat
tertentu dari sejumlah uang yang baru akan kita terima beberapa waktu/periode
yang akan datang.
• Jika pembayaran bunga dilakukan per tahun P = Fn / (1 +
𝑖)𝑛
• Jika pembayaran bunga dilakukan per hari, per triwulan,
per kuartai, dan per semester

Keterangan :

Fn = Jumlah Investasi Di Masa yang Akan Datang

P = Jumlah Investasi Sekarang/Awalnya i =

Tingkat Bunga per tahun n = Jumlah Tahun m =

Frekuensi Pembayaran Bunga dalam Setahun

Contohnya :

a) Gatot menginginkan agar uangnya menjadi Rp 65.750.000 pada 5


tahun yang akan datang, berapakah jumlah uang yang harus ditabung
Gatot saat ini seandainya diberikan bunga sebesar 25 % per tahun ?
Dik :
F5 =
65.750.000 i = 25 %
= 0,25 n = 5 Dit :
P?
Jawab :
P = Fn / ( 1 + i )n
P = 65.750.000 / ( 1 + 0,25 )5
P = 65.750.000 / 3,018
P = 21.785.950,96 = 21.785.951 (dibulatkan)
Analisis : Jadi, jumlah uang yang harus ditabung Gatot saat ini adalah
Rp 21.785.951

b) Dana membeli sebuah motor dengan merek Ya Murah, secara kredit


selama 5 tahun dengan bunga sebesar 8 % per tahun. Dana melakukan
pembayaran bunga per triwulan. Jika jumlah uang yang dibayarkan
oleh Dana adalah Rp 23.255.900 berapakah mula-mula harga motor
tersebut ?
Dik :
F5 =
23.255.900 i = 8 %
= 0,08 n = 5 m =
12/3 = 4 Dit : P = ?
Jawab :
P = Fn /
P = 23.255.900 /
P = 23.255.900 / 1,486
P = 27.9
Analisis : Jadi, mula-mula harga motor tersebut adalah Rp 15.650.000

➢ Model pertumbuhan penduduk


Robert Malthus menyatakan, bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret
ukur, sedangkan pertumbuhan pangan mengikuti deret hitung. Dengan
demikian model pertumbuhan penduduk lebih sesuai dengan deret ukur.

Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :


Pt = P1 ( 1 + r )t-1 Keterangan
:
Pt = total penduduk pada periode t r = tingkat pertumbuhan
p1 = total penduduk pada peride awal periode (%) pertahun
t = periode waktu (tahun) Contohnya :
Di kota A pada tahun 2000 total penduduknya sebanyak 2.000.000 jiwa
dan menurut historis perhitungan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar
2% pertahun. Berapakah total penduduk di kota A tahun 2004?
Penyelesaian :
Diketahui : P1 = 2.000.000 r =
2% = 0,02 t = 2004 - 2000 = 4
tahun Ditanya : Pt = ?
Jawab :
Pt = P1 ( 1 + r ) t-1
= 2.000.000 (1+0,02)4-1
= 2.000.000 (1,02)3
= 2.122.416

LATIHAN SOAL
DERET HITUNG
Peryataan untuk menjawab soal No 1 dan 3
Sebuah pabrik rumahan yang memproduksi kerupuk, pada tahun ke-5
memproduksi 30.000 ball kerupuk, namun produksinya secara konstan terus menurun
sehingga pada tahun ke-15 hanya memproduksi 10.000 ball kerupuk.

1. berdasarkan pernyataan di atas berapa penurunan produksi kerupuk tersebut? a)


36.000 ball
b) 37.000 ball
c) 38.800 ball
d) 39.000 ball
Jawab:

𝑆𝑛 = 𝑎 + ( 𝑛 – 1 )𝑏
𝑆5 = 𝑎 + 4𝑏 𝑆15 = 𝑎 + 14𝑏
= 30.000 = 10.000

𝑎 + 4𝑏 = 30.000
𝑎 + 14𝑏 = 10.000 −
−10𝑏 = 20.000
𝑏 = −2000

𝑎 + 4𝑏 = 30.000
𝑎 + 4(−2000) = 30.000
𝑎 − 8000 = 30.000
𝑎 = 38.000

jadi penurunan produksi kerupuk tersebut adalah 38.000 ball

2. Berdasarkan pernyataan di atas berapa ball kerupuk yang diproduksi selama 10 tahun
usaha tersebut berproduksi?
a) 260.000 ball
b) 255.000 ball
c) 240.000 ball
d) 235.000 ball
Jawab:

𝑛{𝑛 − 1}𝑏
𝐽𝑛 = 𝑛. 𝑎 +
𝑏

𝐽10 = 10(38.000) + . (14). (−2000)


= 380.000 + 5. (−28.000)
= 380.000 − 140.000
= 240.000

Jadi kerupuk yang diproduksi selama perusahaan berproduksi adalah 240.000


3. Berdasarkan pernyataan di atas berapa ball kerupuk yang diproduksi selama
perusahaan berproduksi?
a) 360.000 ball
b) 366.000 ball
c) 368.000 ball
d) 350.000 ball

Jawab:

𝑛{𝑛 − 1}𝑏
𝐽𝑛 = 𝑛. 𝑎 +
𝑏

𝐽15 = 15(38.000) + . (14). (−2000)


= 570.000 + 7,5. (−28.000)
= 570.000 − 210.000
= 360.000

Jadi kerupuk yang diproduksi selama perusahaan berproduksi adalah 360.000

Peryataan untuk menjawab soal No 4 dan 5


ABC merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi alat tulis berupa
pulpen. Pada bulan Januari perusahaan menghasilkan 10.000 buah pulpen. Karena
permintaan terus menerus meningkat diiringi dengan penambahan tenaga kerja dan
modal kerja, setiap bulannya perusahaan mampu menambah jumlah produksi
sebanyak 500 buah.

4. Jika pertambahan jumlah produksi setiap bulannya adalah tetap, berapakah jumlah
produksi pada bulan ke-7 di tahun yang sama?
a) 13.800
b) 13.000
c) 14.000
d) 14.800 Jawaban:

A = 10.000 B
= 500

Ditanya = U7 dan S8
U7 = a + 6b
U7 = 10.000 + 6 (500)
U7 = 10.000 + 3000 U7
= 13.000

Jadi, produksi pada bulan ke tujuh adalah sebanyak 13.000 buah

5. Dan berapa banyak pulpen yang telah dihasilkan dari bulan pertama (Januari) sampai
bulan ke-8?
a) 93.800
b) 93.000
c) 93.500
d) 94.000

Jawab:

Sn = n / 2 (a + Un)
S8 = 8/2 (10.000 + U8)
S8 = 4 (10.000 + 10.000 + 7b)
S8 = 4 (20.000 + 7 (500))
S8 = 4 (20.000 + 3.500)
S8 = 4 (23.500)
S8 = 94.000
Jadi, jumlah produksi yang telah dihasilkan dari bulan januari sampai dengan bulan
agustus (bulan ke-8) adalah sebanyak 94.000

DERET UKUR
Peryataan untuk menjawab soal No 6 dan 7
Apabila anda memiliki uang sebesar Rp. 1.000.0000 dibungakan di bank selama 5
tahun, dengan tingkat bunga sebesar 10% per tahun.

6. berapakah nilai uang pada akhir tahun ke-5?


a) 1.610.510
b) 1.650.000
c) 1.550.000
d) 1.655.000
Jawab:

Pn = P ( 1 + i )n
P5 = 1.000.000 ( 1 + 0,1 )5
= 1.000.0000 ( 1,61051 )
= 1.610.510

Jadi nilai uang pada akhir tahun ke-5

7. Nilai uang pada akhir tahun ke 5 apabila bunga dibayarkan setiap 6 bln?
a) 1.610.510
b) 1.650.000
c) 1.550.000
d) 1.628.895 Jawab:
Pn = P (1 + i/m )m.n
P5 = 1.000.000 ( 1 + 0,1/2 )5.2
= 1.000.000 (1,05)10
= 1.000.000 (1,628895)
= Rp. 1.628.895
Jadi Nilai uang pada akhir tahun ke 5 apabila bunga dibayarkan setiap 6 bln adalah
Rp. 1.628.895

Peryataan untuk menjawab soal No 8, 9 dan 10


Diketahui penduduk yogya tahun 1998 berjumlah 2.000.000 jiwa dengan tingkat
pertumbuhan 2,5% pertahun. Tentukan
8. Berapakah jumlah penduduk kota yogya pada tahun 2010?
a) 2.610.510
b) 2.650.000
c) 2.689.778
d) 2.655.000 Jawab:

Pn = P0 ( 1 + r )n

P12 = 2.000.000 ( 1 + 0,025 )12

= 2.000.000 ( 1,344889 )
= 2.689.778

Jadi jumlah penduduk kota yogya pada tahun 2010 adalah 2.689.778

9. Berapakah jumlah penduduk kota yogya pada tahun 2020?


a) 4.610.510
b) 4.650.000
c) 4.655.000
d) 4.689.778 Jawab:

Pn = P0 ( 1 + r )n

P22 = 2.000.000 ( 1 + 0,025 )22

= 2.000.000 ( 2,344889 )

= 4.689.778

Jadi jumlah penduduk kota yogya pada tahun 2010 adalah 4.689.778

10. Seandainya pada tahun 2010 jumlah penduduk kota yogya mencapai 3.000.000 jiwa,
berapakah tingkat pertumbuhannya.
a) 3.410%
b) 3.550%
c) 3.437%
d) 3.655% Jawaban :
Pn : P0 ( 1 + r )n
3.000.000 : 2.000.000 ( 1 + r )n
( 1 + r )12 ( 3.000.000)/( 2.000.000)
( 1 + r )12 : 1,5
1+r : 12/1,5
: 1,03437
R : 0,03437
: 3.437%
Jadi, tingkat pertumbuhannya adalah 3.437%
ESSAY
1. Perusahaan keramik menghasilkan 5000 buah keramik pada produksi pertama.
Dengan adanya penambahan tenaga kerja maka jumlah produk yang dihasilkan juga
dapat ditingkatkan. Akibatnya, perusahaan tersebut mampu menambah produksinya
sebanyak 300 buah setiap bulannya. Jika perkembangan produksinya konstan setiap
bulan. Berapa jumlah keramik yang telah dihasilkan pada bulan ke-12? Berapa buah
jumlah keramik yang telah dihasilkan selama 1 tahun pertama produksinya?
Diketahui :
a = 5000
n = 12 b = 300
Ditanya:
a. S12 = ... ?
b. J12 = ... ?
Jawab:
a. Sn = a + (n-1)b
S12 = 5000 + (12 - 1) 300
= 5000 + (11)300
= 5000 + 3300
= 8300 buah keramik
b. Jn = n/2 + (a + S12 )
J12 = 6 + (5000 + 8300)
= 6 (13.300)
= 79.800

2. Pada tahun 1990 penduduk Indonesia jumlahnya 179 juta jiwa, tingkat per-tumbuhan
penduduk 1,98%. Berapakah jumlah penduduk tahun 2000?
Diketahui: P1 =
179.000.000 r =
1,98% = 0,0198
t = 2000-1990 = 10
Jawab:
Pt = P1 (1 + r) t-1
P10 = 179.000.000 (1 + 0,0198)9
= 179.000.000 (1,0198)9
= 179.000.000 (1,193)
= 213.547.000 jiwa

3. Pak Tani 5 tahun yang lalu menabung di sebuah bank dengan setoran pertama Rp.
500.000,- dan kini telah menjadi Rp. 1.200.000,- dengan pembayaran bunga tabungan
setiap bulan. Berapakah sebenarnya bunga tabungan (%) pak tani tersebut ?
Diketahui
F5 =
1.200.000 P =
500.000 n = 5
tahun m = 12
kali
Ditanya :
i = ... ?
Jawab:
Fn = P (1 + i/m) nm
1.200.000 = 500.000 (1 + i/12)5 (12)
1.200.000 = 500.000 (1 +i/12) 70
(1+i/12)70 =

(1+i/12)70 = 2,4
1+ i/12 = (2,4) 1/70
1+ i/12 = 1,01258
i/12 = 1,01258 – 1
i/12 = 0,01258 i =
0,01258 x 12 i =
15%

4. Ketika awal bekerja, seorang karyawan sebuah perusahaan digaji Rp 700.000,00 per
bulan. Setahun berikutnya, gaji per bulannya akan naik sebesar Rp 125.000,00.
Demikian seterusnya untuk tahun-tahun berikutnya. Berapa gaji karyawan itu per
bulan untuk masa kerjanya sampai pada tahun ke-9?
Diketahui:
a = 700.000
b = 125.000 n = 9
Jawab:
Sn = a + (n-1)b
S9 = 700.000 + (9-1)125.000
= 700.000 + (8)125.000
= 700.000 + 1.000.000
= 1.700.000

5. Si tukul menabung sebesar Rp. 2.500.000,- selama 2 tahun dengan pembayaran bunga
setiap bulan dan tingkat suku bunga per tahun sebesar 6%.
Tentukan :
a. Total tabungan si tukul selama dua tahun jika pembayaran bunga setiap tahun,
b. Total tabungan si tukul selama dua tahun jika pembayaran bunga setiap bulan.
Diketahui :
P = 2.500.000 i
= 6%/tahun
a. Total tabungan si Tukul dengan pembayaran bunga tabungan/ tahun sebagai
berikut :
Fn = P (1 + i)n
F2 = 2.500.000 (1 + 6%)2
= 2.500.000 (1,06)2
= 2.500.000 x 1,1236
= 2.809.000
b. Total tabungan si Tukul dengan pembayaran bunga tabungan per bulan,
sebagai berikut :
Fn = 2.500.000 (1 + (6%/12))2 (12)
F4 = 2.500.000 (1,005)4
= 2.500.000 x 1,127159776
= 2.817.899,441
6. Jika Bapak Joni mendepositokan uangnya di bank sebesar Rp. 5.000.000dengan
tingkat bunga 12% pertahun, berapakah nilai total deposito Bapak Joni pada akhir
tahun ke-enam ?
Dik :

P = 5.000.000 n

= 6 i = 12 % =

0,12

Dit :

F6 = ?

Jawab :

Fn = P

F6 = 5.000.000 (1 + 0,12)6

F6 = 5.000.000 (1,973)
F6 = Rp. 9.865.000

Analisis : Jadi, jumlah uang yang diterima Bapak Joni adalah Rp. 9.865.000

7. Susi membeli sebuah laptop dengan merek Toh Iba. Secara kredit selama 36 bulan
seharga RP 4.800.000 dengan bunga sebesar 5 % per tahun. Susi melakukan
pembayaran bunga per triwulan. Berapakah jumlah yang harus dibayarkan Susi ?
Dik :

P = 4.800.000

n = 36 / 12 = 3

m = 12 / 3 = 4

i = 5 % =

0,05

Dit :
F3 = ?

Jawab :

F3 = P

F3 = 4.800.000

F3 = 4.800.000

F3 = Rp. 5.571.621

Anda mungkin juga menyukai