Anda di halaman 1dari 29

RUMUS BARIS BILANGAN DAN DERET

http://matasisi.blogspot.com/2012/01/rumus-baris-bilangan-dan-deret.html

https://hjaya.wordpress.com/2010/09/14/barisan-bilangan-1/

https://www.academia.edu/5672249/BAB_19_Barisan_dan_Deret_fixs?
login=hamka261@gmail.com&email_was_taken=true

1. Barisan Bilangan Genap

Barisan: 2, 4, 6, 8, ...

Deret: 2 + 4 + 6 + 8 +

Rumus Suku ke-n: Un = 2n

Jumlah n suku pertama: Sn = n + n

2. Barisan Bilngan Ganjil

Barisan: 1, 3, 5, 7, 9,

Deret: 1 + 3 + 5 + 7 + 9 +

Rumus Suku ke-n: Un = 2n 1

Jumlah n suku pertama: Sn = n

3. Barisan Bilangan Persegi ( Kuadrat )

Barisan: 1, 4, 9, 16, 25, 36,

Deret: 1 + 4 + 9 + 25 + 36 +

Rumus Suku ke-n: Un = n

Jumlah n suku pertama: Sn = 1/6 n( n + 1 )( 2n + 1 )

4. Barisan Bilngan Kubus ( Kubik )

Barisan: 1, 8, 27, 64, 125, 216,


Deret: 1 + 8 + 27 + 64 + 125 + 216 +

Rumus Suku ke-n: Un = n

Jumlah n suku pertama: Sn = 1/4 n ( n + 1 )

5. Barisan Bilangan Segitiga

Barisan: 1, 3, 6, 10, 15, 21,

Deret: 1 + 3 + 6 + 10 + 15 + 21 +

Rumus Suku ke-n: Un = 1/2 n ( n + 1 )

Jumlah n suku pertama: Sn = 1/6 n ( n + 1 ) ( n + 2 )

6. Barisan Bilangan Persegi Panjang

Barisan: 2, 6, 12, 20, 30, 42,

Deret: 2 + 6 + 12 + 20 + 30 + 42 +

Rumus Suku ke-n: Un = n ( n + 1 )

Jumlah n suku pertama: Sn = 1/3 n ( n + 1 ) ( n + 2 )

7. Barisan Bilangan Balok

Barisan: 6, 24, 60, 120,

Deret: 6 + 24 + 60 + 120 +

Rumus Suku ke-n: Un = n ( n + 1 ) ( n + 2 )

Jumlah n suku pertama: Sn = 1/4 n ( n + 1 ) ( n + 2 ) ( n + 3 )

8. Barisan Bilangan Fibonacci

Barisan Bilangan Fibonacci adalah barisan yang nilai sukunya sama dengan
jumlah dua suku di depannya.

Barisan:1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34,

Deret: 1 + 1 + 2 + 3 + 5 + 8 + 13 + 21 + 34 +

Rumus Suku ke-n: Un = Un - 1 + Un - 2


9. Barisan Aritmatika

Barisan Aritmatika adalah barisan bilangan dimana suku selanjutnya diperoleh


dari menjumlahkan bilangan tetap terhadap suku sebelumnya.

Beda (b) = U2 - U1 = U3 - U2 dst

Rumus Suku ke-n: Un = a + (n 1 )b

Jumlah n suku pertama: Sn = n/2 ( a + Un )

a = suku pertama

b = beda ( selisih )

n = banyaknya suku

Un = seku ke-n yaitu suku terakhir

10. Barisan Geometri

Barisan Geometri adalah barisan yang perbandingan di antara dua suku yang
berurutan tetap.dapat di tulis :

U2 : U1 = U3 : U2

Barisan: 1, 2, 4, 8, 16, 32,

Deret: 1 + 2 + 4 + 8 + 16 + 32 +

Rumus Suku ke-n: Un =a . rn-1

Jumlah n suku pertama:

Sn = a( rn - 1 ) / r - 1, untuk r 1

Sn = a( 1 - rn ) / 1 - r, untuk r < 1
Gampang UN Matematika hal 30-31

1. Dua suku selanjutnya dari barisan 2, 5, 8, 11, ..., ...

2. Suku ke 10 dari barisan 5, 10, 17, 26, ... adalah

3. Suku ke 8 dari barisan 2, 6, 18, 54, ... adalah


A. Tinjauan Pustaka

1. Barisan Bilangan

Barisan adalah daftar urutan bilangan dari kiri ke kanan yang mempunyai karakteristik
atau pola tertentu. Setiap bilangan dalam barisan merupakan suku dalam
barisan. Contoh :

1,2,3,4,5,6,,,,, dan seterusnya

2,4,6,8,10,12,,,, dan seterusnya

Penjumlahan suku-suku dari suatu barisan disebut deret. Jika U 1,U2,U3,..Un maka U1 +
U2 + U3 + +Un adalah deret. Contoh :

1 + 2 + 3 + 4 + + Un

2 + 4 + 6 + 8 + + Un

Barisan bilangan dibentuk oleh bilangan-bilangan yang disusun menurut aturan


tertentu. Barisan bilangan ini dapat kita teruskan suku-sukunya apabila aturan untuk
memperoleh suku berikutnya sudah ditentukan.
Perhatikan barisan bilangan berikut ini : 1, 2, 4, 7, 11, ...
Artinya :Suku pertama ditulis U1 = 1
Suku ke-dua ditulis U2 = 2
Suku ke-tiga ditulis U3 = 4
Suku ke-empat ditulis U4 = 7
Dan seterusnya ...
Suku ke-n ditulis Un

Suku berikutnya dari barisan tersebut dapat diteruskan dengan


aturan menambahkan bilangan asli berurutan mulai dari suku pertama

Suku berikutnya diperoleh dengan menambahkan bilangan asli berurutan mulai dari
suku pertama. Dengan cara di atas maka untuk menentukan suku ke-n dapat dicari
dengan meneruskan pola yang ada. Namun demikian, untuk n yang besar misalnya n =
50, kita akan mengalami kesulitan, untuk itu akan kita pelajari bagaimana menentukan
suku ke-n dengan menggunakan rumus Un. Contoh barisan bilangan khusus antara lain :

Barisan Bilangan Asli : 1, 2, 3, 4, ...


Rumus suku ke-n adalah Un = n
Suku ke-10 adalah U10 = 10

Barisan Bilangan Genap :2, 4, 6, 8, ... Rumus suku ke-n adalah Un = 2n.Suku ke-20
adalah U20 = 2 x 20 = 40
Barisan Bilangan Ganjil : 1, 3, 5, 7, ... Rumus suku ke-n adalah Un = 2n 1. Suku ke-
15 adalah U15 = 2 x 15 1 = 29

Barisan Bilangan Kuadrat / persegi : 1, 4, 9, 16, ... Rumus suku ke-n adalah Un =
n . Suku ke-12 adalah U12 = 122 = 144
2

Barisan bilangan juga dapat diperoleh dari pengembangan pola yang teratur, contoh :

Barisan Bilangan Persegi Panjang : 2, 6, 12, 20, ...

Rumus suku ke-n adalah Un = n(n+1) Suku ke-8 adalah U8 = 8 (8+1) = 8 x 9 = 72

Barisan Bilangan Segitiga : 1, 3, 6, 10, ... Rumus suku ke-n adalah Un =


n(n+1) Suku ke-10 adalah U10 = x 10 (10+1) = 5 x 11 = 55

Barisan Bilangan Pada Segitiga Pascal

Baris ke-n diperoleh dengan menjumlahkan dua suku berurutan pada baris sebelumnya.
Jumlah bilangan pada baris ke-1 = 1= 1 = 2 0 = 21-1
Jumlah bilangan pada baris ke-2 = 1 + 1= 2 = 2 1 = 22-1

Jumlah bilangan pada baris ke-3 = 1 + 2 + 1 = 4 = 22 = 23-1


Jumlah bilangan pada baris ke-4 = 1 + 3 + 3 + 1 = 8 = 2 3 = 24-1
Rumus jumlah bilangan pada baris ke-n = 2 n-1

2. Barisan Aritmetika

A. Pengertian Barisan Aritmetika

Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih antara dua suku yang berurutan
selalu tetap. Misalnya Un menyatakan suku ke-n suatu barisan, maka barisan itu disebut
barisan aritmatika jika Un - Un-1 selalu tetap.Bentuk umum barisan aritmatika seperti
berikut :U1,U2,U3,...... ,Un-1 atau a,a + b,a + 2b,,a + (n-1) b.Keterangan :U1 = a =
suku pertama
Un-Un-1 = beda = b

Un=sukuke-n
n=banyaknya suku/urutan suku
Maka rumus suku ke-n barisan aritmatika adalah Un = a + (n-1) b, dengan n=1,2,3,
B. Menentukan Rumus ke-n dari Suatu Barisan Untuk menentukan rumus ke-n , kita harus
menentukan suku pertama (a) dan beda (b).Contoh:

Tulis rumusnya 2,3,4,

Penyelesaian :
a=2
b=3-2=1
Un=a+(n-1)b
Un=2+(n-1)1
Un=2+n1
Un=n-1
C. Menentukan Suku ke-n dari Suatu Barisan
Suku ke-n suatu barisan bilangan dilambangkan dengan Un. Sedangkan untuk
menentukan suku ke-n dapat dicari dengan rumus yang dapat diketahui melalui aturan
pembentukan barisan bilangan. Contoh :
Tentukan suku ke-20 barisan bilangan 2,5,8,11,....
Penyelesaian: a = 2. b = 5-2 = 3. Un = a + (n-1)

b=2+(20-1)3=2+603=59
Dengan melihat nilai b, kita dapat menentukan barisan aritmatika itu naik atau turun,
sebagai berikut : a. Bila b > 0, maka barisan aritmatika itu naik.
b. Bila b < 0, maka barisan aritmatika itu turun.
Barisan bilangan yang memiliki suku tengah apabila banyak sukunya ganjil. Jika Suku ke-t
atau Ut merupakan suku tengah, maka banyaknya suku adalah (2t 1) dan suku terakhir
adalah suku ke-(2t 1) atau U(2t 1). sehingga diperoleh hubungan: Ut = 1/2 (U1 + U(2t
1) )
Karena U(2t 1) merupakan suku akhir dari deret tersebut dan U1 merupakan suku awal,
maka: Utengah = 1/2 ( Uawal + Uakhir)
D. Barisan Aritmatika Tingkat Banyak (Pengayaan)
Barisan aritmatika tingkat x adalah sebuah barisan aritmatika yang memiliki selisih yang
sama tiap suku yang berurutannya setelah x tingkatan. Dengan menggunakan
pembuktian Binomium Newton (tidak diuraikan disini), maka rumus umum suku ke-n
untuk barisan aritmatika tingkat banyak adalah:

Un = a + (n 1)b + 1/2 (n -1)(n -2)c + 1/3 (n -1)(n - 2)(n-3)d + .


Keterangan : a = suku ke-1 barisan mula-mula

b = suku ke-1 barisan tingkat satu ,c = suku ke-1 barisan tingkat dua,

d = suku ke-1 barisan tingkat tiga dan seterusnya

3. Deret Bilangan

Deret adalah barisan bilangan yang setiap bilangannya setelah suku pertama
diperoleh dengan menambahkan (deret hitung atau deret Aritmetika) atau mengalikan
(deret ukur atau deret geometri) bilangan sebelumnya dengan sebuah bilangan konstan
yang bukan nol.

4. Deret Aritmetika

Jika merupakan barisan aritmatika, maka

merupakan deret aritmatika.

Jumlah n suku Deret Aritmatika

Jumlah n suku pertama deret aritmatika dinotasikan dengan .


Untuk mendapatkan rumus jumlah n suku pertama deret aritmatika perhatikan langkah-
langkah berikut:
atau karena maka

Suku ke-n dari barisan aritmatika juga bisa dicari menggunakan rumus berikut:

Rumus Suku Tengah Barisan Aritmatika

Suatu barisan aritmatika dengan banyaknya suku dimana maka untuk mencari suku
tengahnya dapat digunakan rumus:

Keterangan:

5. Hubungan Barisan Aritmetika dan Deret Aritmetika

Bagaimana mencari Sn atau mencari rumus Jumlah suku n untuk barisan


Aritmetika bertingkat ?. Pada dasarnya mencari rumus Sn dari aritmatika bertingkat
( termasuk juga aritmatika biasa tidak bertingkat ), selalu bisa dilakukan dengan
memakai tips semacam ini : Sn pada barisan aritmatika biasa atau bertingkat selalu bisa
dihitung memakai Un dengan barisan aritmatika setingkat di atasnya. Untuk Menghitung
Sn aritmatika biasa identik dengan menghitung Un aritmatika bertingkat 2. Untuk
menghitung Sn aritmatika bertingkat 2, identik dengan menghitung Un aritmatika
bertingkat 3
Untuk menghitung Sn aritmatika bertingkat 3, identik dengan menghitung Un aritmatika
bertingkat 4. demikian seterusnya. Contoh : Ada barisan Arimatika biasa (tidak bertingkat
) semacam ini : 2 4 6 8 10.
Un = a + ( n-1 ) b = 2 + ( n - 1 ) 2 = 2 + 2n - 2
Un = 2n. Sn sudah ada rumusnya yaitu 1/2 n ( a + Un ) = 1/2 n ( 2 + 2n )
Sn = pn2 + qn = qn + pn2.

Hasil Sn yang diperoleh juga persis sama yaitu n2+n. Jadi selain memakai rumus
Sn standar, Sn barisan aritmatika biasa, bisa juga dicari dengan memakai Un barisan
aritmatika bertingkat . Tips ini berlaku untuk semua barisan aritmatika bertingkat
berapapun.
Jadi misalnya untuk menghitung Jumlah suku ke n ( Sn ) barisan arimatika bertingkat 3,
buat dulu barisan Sn, ini identik dengan menghitung Un bertingkat 4, lalu anda gunakan
rumus suku ke n ( Un ) barisan aritmatika bertingkat 4 untuk menyelesaikannya.
Contoh : Anggap saja ada soal begini : Carilah Sn atau rumus jumlah suku n untuk
barisan di bawah ini
1 17 69 181 377 681
Yang ingin dicari dari barisan di atas adalah Sn ya, bukan Un. Jadi kita buat saja dulu
barisan Sn 1 18 87 268 645 1326.
Perhatikan bahwa !. Mencari Sn dari 1, 17, 69, 181, 377, 681 adalah identik
dengan mencari Un dari 1, 18, 87, 268, 646, 1326.

cari rumus suku ke n atau Un dari barisan Sn tersebut.


Kita bisa saja memakai rumus spesial suku n atau Un aritmatika pangkat 4 karena
hasilnya berpangkat 4, atau bisa juga memakai rumus umum barisan aritmatika
bertingkat berapapun, seperti yang ada di sini : a = 1, b = 17, c = 52, d = 60, e = 24. Un
dari barisan Sn tersebut :

Tinggal dimasukkan : a, b, c, d, e

Jika persamaan di atas disederhanakan hasilnya adalah

Hasil tersebut adalah Un untuk 1, 18, 87 , 268, 645, 1326


yang identik dengan Sn dari : 1, 17 ,69 , 181, 377, 681.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Rumus yang Cepat,Akurat dan Tepat dalam Menyelesaikan Suatu Soal dalam
Menentukan Rumus Suku Ke-n (Un) dan Beda Barisan (b)

Setelah melakukan penelitian berdasarkan metode-metode yang digunakan.


Maka, Rumus cepat yang digunakan oleh penulis untuk mengerjakan soal barisan dan
deret bentuk Sn= pn2+qn adalah :

Un = S1 +
(n-1) 2p

Un = 2pn +
(q p )

a. untuk menentukan rumus suku ke-n penulis menggunakan dua rumus :

dan

Keterangan :

p = koefisien dari persamaan Sn yaitu pn 2

q = koefisien dari persamaan Sn yaitu qn

S1 = jumlah suku pertama dari persamaan Sn

n = suku yang ingin ditentukan (1,2,3)

b=
2p

b. Untuk menentukan beda barisan (b) penulis menggunakan rumus :

2. Pembuktian/pertanggungjawaban dengan Penggunaan Rumus dari Penulis


dalam Menentukan Rumus Suku Ke-n (Un) dan Beda Barisan (b) Berdasarkan
Rumus Dasarnya

Untuk membuktikan keabsahan rumus yang digunakan, penulis memaparkan


pertanggungjawaban rumusnya atau proses modifikasi rumus sehingga didapatkan
rumus baru :

a. Pembuktian rumus : Un = 2pn + qn

Rumus ini merupakan hasil modifikasi dari rumus dasar dari Un = S n-Sn-1
Sn = pn2+qn

Un = Sn-Sn-1

Un = (pn2+qn) (p(n-1)2 + q(n-1))

Un = (pn2+qn) ( p (n2-2n+1) + qn q)

Un = (pn2+qn) (pn2-2pn + p + qn q)

Un = pn2+qn pn2 + 2pn p qn + q

Un = 2pn +
(q- p)

Un = 2pn p +q

b. Pembuktian rumus : b = 2p

Apabila diteruskan rumus dari Un = 2pn + (q- p) maka akan didapatkan beda
barisan :

b = U2-U1 ( eliminasi suku ke -2 (U2) dan suku pertama (U1)

U2 = 2pn + (q- p) = 2p(2) + (q-p) = 4p + q p = 3p + q

U1 = 2pn + (q- p) = 2p(1) + (q-p) = 2p + q p = p + q

b=
2p

U2 U1 = 2p

c. Pembuktian rumus : Un = S1 + (n-1) 2p

Un = a +
(n-1) b

Rumus ini merupakan hasil analogi dari rumus dasar untuk mencari rumus suku ke-n (Un)
barisan aritmetika yaitu rumus :

Keterangan :

a = suku pertama (U1)

b = beda barisan

n = suku yang ingin ditentukan (1,2,3)


maka hasil analogi dari rumus ini adalah dengan menganalogkan a yaitu suku pertama
dengan S1 jumlah pertama suatu suku aritmetika karena a dan S 1 memiliki nilai yang
sama, contohnya :

barisan aritmetika : 3,5,7,9, (beda = 2)

Tentukan :

suku awal (a) dan jumlah suku pertama (S 1)

a=3

Sn = ( 2a + (n-1) b )

S1 = ( 2(3) + (1-1) 2)

a=
S1

= ( 6) = 3

Kesimpulan :

kemudian hasil pembuktian dari rumus barisan bilangan bentuk Sn= pn2+qn
didapatkan rumus : b = 2p , maka :

Un = a + (n-1) b (Rumus Dasar untuk Bilangan Aritmetika)

Un = S1 +
(n-1) 2p

dianalogkan menjadi :

a=p
+q

Selain itu juga penulis menemukan rumus lain seperti :

Keterangan : a = Suku awal pada barisan aritmetika biasa

p = Koefisien pn2 pada barisan aritmetika bertingkat bentuk Sn

q = koefisien qn pada aritmetika bertingkat bentuk Sn

3. Efektifitas Penggunaan Rumus dari Penulis dalam Menentukan Rumus Suku


Ke-n (Un) dan Beda Barisan (b) Bila Dibandingkan dengan Rumus Reduksi
Dasar.
Untuk menguji efektifitas dan perbandingan efektifitas antara rumus penulis
dengan rumus reduksi dari responden penulis memberikan 4 buah soal dengan berbagai
variasi untuk menentukan suku ke-n (Un) beda barisan (b) yang akan dikerjakan masing-
masing dari versi responden dan versi penulis yang diukur waktu pengerjaannya. berikut
adalah soalnya :

Soal 1 : Jumlah n suku pertama suatu deret aritmetika dirumuskan oleh Sn =


2n2- 3n. Suku ke-8 deret tersebut adalah .(Prediksi UN-Erlangga Fokus UN-
2013)

a. 77 b. 57 c. 44 d. 34 e. 27

Versi Responden :

Sn = 2n2- 3n

Un = Sn Sn-1

U 8 = S8 - S7

U8 = (2(8)2- 3 (8))
(2(7)2 - 3(7))

U8 = (128-24) (98-21)

U8 = 104 27 = 27

Jawaban : E (Waktu :
55 detik)

Nama responden :

Muhammad Faisal B

(SMK Telkom Sandy


Putra 2)

Versi Penulis :

Cara 1 : Un = 2pn + (q-


p)

U8 = 2(2)(8) + (-3-2)

U8 = 32 5 = 27 ,
Jawaban : E

(Waktu : 17 Detik)

Cara 2 : Un = S1 + (n-1)
2p
U8 = (2-3) + (8-1) 2 (2)

U8 = -1 + 28 = 27 ,
Jawaban E

(Waktu : 16
detik)

Soal 2 : Rumus jumlah n suku pertama suatu deret aritmetika adalah

Sn = n2+3n. Tentukan : (LKS Tuntas Matematika Kelas XII-2013)

Versi Penulis :

a) Cara 1: Un = S1 + (n-1)
2p

Un = (1+3) + (n-1) 2(1)

Un = 4 + 2n-2 = 2n +2

Waktu : 15 Detik

Cara 2 : Un = 2pn + (q-


p)

Un = 2(1)(n) + (3-1) = 2n
+2

Waktu : 13 Detik

b) b = 2p = 2(1) = 2
Waktu : 3 Detik

c) Cara 1 : U2+U4 = (2n +2)


+ (2n+2)

= (2(2)+2) + (2(4)+2) = 6
+ 10 = 16

Waktu : 16 Detik

Cara 2 : U2 + U4 = 2a +
4b

= 2 (p+q) + 4(2p) = 2
(1+3) + 4(2)

= 8 + 8 = 16

Waktu : 20 Detik

Waktu Tercepat : 32
Detik

Waktu Terlama : 38
Detik

Versi Responden :

a) Un = Sn - Sn-1

Un = (n2+3n) ((n-1)2 +
3(n-1))

Un = (n2+3n) (n2- 2n
+1+3n-3)

Un = n2+3n n2 n +2

Un = 2n + 2

Waktu : 37 Detik

b) b = U2-U1

b = (2n +2) (2n+2)

b = (2(2) + 2)
(2(1)+2)

b= 64=2

Waktu : 13 Detik
c) U2+U4 = (2n +2) +
(2n+2)

= (2(2)+2) + (2(4)+2) = 6
+ 10 = 16

Waktu : 16 Detik

Total Waktu : 66 Detik

Nama Responden : Yulianto

SMA Negeri 4 Makassar

a) Rumus suku ke-n b.) Beda deret tersebut c.) Nilai U2+U4
Soal 4 : Jumlah n buah suku pertama deret aritmetika dinyatakan oleh

Versi
Penulis :

b = 2p

= 2( )

=5

Waktu : 5
Detik

Versi Responden
:

Un = Sn-Sn-1

Un = ( (5n-19))
( (5(n-1)-19)

Un = ( ) ( )

Un =

Un = (2n-1)

b = U2-U1

= ( (2n-1)) - ( (2n-
1))

= ( (2(2)-1)
( (2(1)-1)

= (4-1) - (1)

= - = =5

Waktu : 100 Detik

Nama responden :

Muhammad Faisal B

(SMK Telkom Sandy


Putra 2)

Sn = (5n-19). Tentukan beda deret tersebut !. (LKS Tuntas Matematika) kelas XII-2013)
Soal 5 : Dari suatu deret diketahui Sn = 3n 2- 15n. Jika Un = 0 , maka n = .

(Matematika IPA Kelas 3-Bailmu-2013)

Versi Penulis :

Cara 1 : Un = S1 + (n-1)
2p

Un = (3-15) +
(n-1) 2(3)

Un = -12 + 6n-
6

0 = 6n-18

6n = 18

n= 3

Waktu : 22 Detik

Cara 2 : Un = 2pn + (q-


p)

0 = 2(3)n + (-
15-3)

0 = 6n-18

6n = 18

n= 3

Waktu : 20
Detik

Versi Responden :

Un = Sn-Sn-1

Un = (3n2- 15n) (3(n-1)2-


15(n-1))

Un = (3n2- 15n)-(3n2-6n+3-
15n+15)

Un = (3n2- 15n) - (3n2-21n+18)

Un = -15n + 21n -18

Un = 6n-18

0 = 6n-18

6n = 18

n=3

Waktu : 62 Detik

Nama Responden : Mentari


Tahir

(SMA Negeri 5 Makassar kelas


XII IPA 4)

Kesimpulan :
Nomor Waktu Responden Waktu Penulis Selisih waktu
Soal (Detik) (Detik)
(Detik)

1 55 17 atau 16 38 atau 39

2 66 38 atau 32 28 atau 34

4 100 5 95

5 62 22 atau 20 40 atau 42
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat dijawab


ketiga rumusan masalah diatas. Bahwa rumus baru yang diciptakan penulis dalam
memecahkan soal barisan dan deret aritmetika bentuk Sn = pn2+qn, terbagi atas dua
yaitu rumus untuk mencari suku ke-n (Un) dan mencari beda barisan (b).

Untuk mencari suku ke-n (Un) penulis menggunakan rumus Un = 2pn + (q p )


atau Un = S1 + (n-1) 2p. Sedangkan untuk menentukan beda barisan penulis
menggunakan rumus b=2p dan memang terbukti bahwa rumus ini cukup cepat,tepat,
dan akurat dalam memecahkan tipe soal bilangan bertingkat (bentuk pn2+qn). Rumus
inilah yang akan penulis paparkan pada karya ilmiah ini.

Rumus Un = 2pn + (q p ) merupakan hasil modifikasi dari rumus dasar untuk


mencari suku ke-n (Un) yaitu rumus Un = S n - Sn-1 (Proses modifikasi rumus dapat dilihat
pada bab empat Hasil dan pembahasan di sub Hasil Penelitian halaman 17-19).
Sedangkan rumus b=2p merupakan hasil modifikasi dari rumus Un = 2pn + (q p )
(Proses modifikasi dapat dilihat pada bab empat Hasil dan pembahasan di sub Hasil
Penelitian halaman 18). Sedangkan pada rumus Un = S 1 + (n-1) 2p merupakan rumus
hasil analogi dari rumus dasar mencari suku ke-n (Un) dari barisan aritmetika yang biasa
yaitu rumus Un = a + (n-1) b.

Rumus Un = a + (n-1) b memiliki karakteristik yang sama dengan rumus Un =


S1 + (n-1) 2p, dengan menganalogkan jumlah suku pertama S 1 sama dengan suku awal a
dan dari rumus sebelumnya didapatkan b=2p sehingga diperolehlah rumus Un = S 1 + (n-
1) 2p. Rumus ini cukup efektif dalam mengerjakan soal barisan dan deret aritmetika
bentuk Sn = pn2+qn karena bisa dilihat dari segi efisiensi waktunya yg cukup cepat dan
akurat dalam memecahkan soal.

Efisiensi waktu dalam pengerjaan soal sangat begitu efisien karena bisa dilihat
dari tabel kesimpulan pengerjaan soal selisih jarak yang cukup besar antara pengerjaan
soal versi responden dan versi penulis menunjukkan bahwa versi dari penulis lebih cepat
daripada versi dari responden sedangkan jenis soal sama dan waktu memulai
pengerjaannya bersamaan.

Pengukuran efisiensi metode pengerjaan soal penulis apabila diterapkan pada


pengerjaan Ujian Nasional (UN) dapat diukur dengan jumlah soal = 40 , waktu pengerjaan
= 120 menit , 1 soal = 3 menit = 180 detik . maka apabila bentuk soalnya seperti nomor
1 tadi maka efisiensinya dapat diukur :

efisiensi (%) = X 100 %

maka, apabila soal nomor 1 dikerjakan selama 17 detik maka :

selisih waktu pengerjaan = batas maksimal-waktu pengerjaan

= 180 - 17 = 163

efisiensi = X100 % = 90,5 %


maka efisiensinya sangat cepat,tepat,dan akurat karena mampu mencapai 90 %
keefektifan dan efisiensi rumus yang digunakan oleh penulis.

Kemudian apabila rumus penulis ini diterapkan pada Seleksi Bersama Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ataupun Ujian Mandiri (UM) lainnya, seperti SIMAK UI,
UM UGM dan sebagainya , jika diketahui jumlah soal pada Tes bidang studi diberikan
waktu 60 menit untuk Matematika IPA,Fisika,Kimia dan Biologi berarti pembagian rata
untuk waktu masing-masing bidang studi adalah 15 menit, 15 menit pengerjaan untuk
soal Matematika IPA sedangakan soal Matematika IPA ada 15 soal berarti tiap waktu
pengerjaannya adalah 1menit atau 60 detik.

Maka apabila soalnya, seperti soal pilihan 1,2,3,4 seperti contoh soal nomor 2
(lihat halaman 21) maka :

Selisih waktu = 60 - 28 = 32 detik , atau selisih waktu = 60-34 = 26

Efisiensi = X100 % = 53,33 % atau Efisiensi X100 % = 43,33 %

Maka bisa disimpulkan bahwa efisiensi waktu sebesar 53,33 % dan 43,33 % sudah dapat
dikatakan cukup baik apalagi dengan soal setingkat SBMPTN yang kebanyakan persepsi
siswa sangat sulit untuk dikerjakan.

Kemudian, masih dalam soal SBMPTN dan UM, apabila bentuk soalnya pilihan
ganda yang bentuknya seperti nomor 4, maka efisiensi waktunya :

Selisih waktu = 60 -5 = 55 detik

Efisiensi = X 100 % = 92 % (Pembulatan).

Efisiensi yang demikian itu adalah efisiensi waktu yang sudah luar biasa dalam soal
setingkat SBMPTN dan UM.

Jika melihat efektifitas dan efisiensi waktu yang telah dipaparkan, maka sudah
tidak diragukan lagi rumus mencari suku ke-n (Un) dan beda barisan (b) pada barisan dan
deret aritmetika bentuk Sn = pn2 + qn yang dipaparkan oleh penulis cukup efektif dalam
mengerjakan soal-soal barisan dan deret aritmetika bentuk pn 2 + qn.

Manfaat rumus baru yang diciptakan oleh penulis ini sangat berguna untuk
mengefisiensikan waktu pada pelaksanaan tiap ujian baik itu ujian
harian,semester,nasional atau SBMPTN sehingga cukup banyak waktu luang untuk
mengerjakan soal yang lainnya.

Selain itu, manfaat lainnya adalah kita dapat mengubah persepsi kita bahwa
matematika itu sulit sehingga dengan rumus yang dipaparkan oleh penulis dapat
mempermudah para pembaca untuk memahami dan memecahkan soal matematika,
khususnya barisan dan deret aritmetika bilangan bertingkat atau bentuk Sn = pn 2 + qn.

Dengan adanya rumus cepat yang diciptakan oleh penulis, pembaca mampu
mengerjakan dengan mudah sol matematika barisan dan deret bertingkat sehingga kita
bisa mencintai matematika, tidak menganggap matematika itu sulit.
6. Teori Pendukung Jumlah (Sn) Bilangan Bertingkat

A. Teori Diophantus (250-200 SM)

Ia merupakan Bapak Aljabar bagi Babilonia yang mengembangkan konsep-konsep


aljabar Babilonia. Seorang matematikawan Yunani yang bermukim di Iskandaria. Karya
besar Diophantus berupa buku aritmatika, buku karangan pertama tentang sistem
aljabar. Bagian yang terpelihara dari aritmatika Diophantus berisi pemecahan kira-kira
130 soal yang menghasilkan persamaan-persamaan tingkat pertama dan juga
sumbangsinya pada teori bilangan aritmetika terutama pada jumlah (Sn) pada bilangan
bertingkat.

1. Persamaan umum untuk mencari suku ken pada Barisan aritmatika tingkat dua Un
= + +
dengan m0 := suku awal pada barisan semula

m1 := suku awal pada barisan tingkat pertama yang dibentuk


m2 := suku awal pada barisan tingkat kedua yang dibentuk atau beda konstan yang
diproleh

B. Teori Johan Carl Friedrich Gauss (30 April 1777 23 Februari 1855).

Gauss sangat berjasa pada bidang matematika, tepatnya pada teori deret
aritmetika Gauss adalah matematikawan, astronom,danfisikawan Jerman yang
memberikan beragam kontribusi. Ia dipandang sebagai salah satu matematikawan
terbesar sepanjang masa selain Archimedes dan Isaac Newton. Dilahirkan
diBraunschweig,Jerman, saat umurnya belum genap 3 tahun, ia telah mampumengoreksi
kesalahan daftar gajitukang batu ayahnya.

Menurut sebuah cerita, pada umur 10 tahun, ia membuat gurunya terkagum


kagum dengan memberikan rumus untuk menghitung jumlah
suatu deretaritmatika berupa penghitungan deret1+2+3+...+100. Meski cerita ini hampir
sepenuhnya benar, soal yang diberikan gurunya sebenarnya lebih sulit dari itu

Jumlah Semua Suku Pada Deret

Alkisah, Carl Friedrich Gauss, salah satu matematikawan terbaik dan yang paling
berpengaruh sepanjang masa, menemukan metode untuk menghitung nilai dari ketika
beliau masih berusia 10 tahun. Metode yang diperkenalkan oleh Gauss di usia belia itu
masih belum tergantikan hingga saat ini. Untuk menghormati jasa beliau, metode ini
dinamai metode Gaussian.

Metode Gaussian adalah sebagai berikut :


Lantas, bagaimana caranya menghitung jumlah dari suku-suku pada sebuah deret
aritmatik?

Untuk menghitung jumlah dari suku-suku pada sebuah deret aritmatik, kita a kan
meminjam metode Gaussian ini sebentar :

Dengan demikian kita peroleh rumus untuk menghitung total nilai seluruh suku pada
deret aritmatika, yaitu . Dimana :

menyimbolkan jumlah (sum) dari suku-suku pada deret. menyimbolkan suku pertama
pada deret. menyimbolkan suku terakhir pada deret. menyimbolkan banyaknya suku
pada deret.

Karena deret aritmatika berbentuk maka kita boleh saja meng-asumsikan bahwa ada
suku yang letaknya berada di rentang (well-order principle) sehingga deret aritmatika
dapat dituliskan sebagai .

Sekarang jika kita pandang secara parsial (sebagian), yakni deret kita mulai dari
suku ke-m, maka kita memperoleh deret baru, yaitu

Anda mungkin juga menyukai