Anda di halaman 1dari 19

Komposisi Diapet

June 10, 2015 Amri MF Obat

Komposisi Diapet, inilah komposisi atau kandungan bahan dari salah satu produk Obat yang
diproduksi oleh SOHO Group, lihat komposisi atau kandungan bahan pembuat Diapet di sini.
Komposisi Diapet (Kapsul Untuk Mencret/Diare)

Bahan

Berat

Pasidii Folium (daun jambu biji)

240 mg

Curcuma domesticae (rimpang kunyit)

204 mg

Chebulae fructus (buah mojokeling)

84 mg

Granati pericarpium(kulit buah delima)


Aturan Pakai

72 gram

Dewasa dan anak-anak : sehari 2 kali @2 kapsul.

Untuk penyembuhan diare akut: 2 kali @2 kapsul, dengan selang waktu 1 jam.

Peringatan dan Perhatian

Tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun dan penderita harus minum oralit.

Bila penggunaan 3 hari tidak sembuh, hubungi dokter.

http://www.komposisiproduk.com/obat/diapet/

Khasiat dan Kegunaan Diapet Kapsul untuk Mencret


BAB yang cair atau mencret dengan frekuensi yang lumayan sering, obat yang
tepat adalah DIAPET dari SOHO Indonesia yang berbentuk kapsul terbuat dari
ekstrak jambu biji.

Keampuhannya bisa terasa dalam satu jam kemudian. Diapet kapsul untuk mencret ini setiap satu
kaplet berisi 4 butir kapsul seberat 600 mg. Diapet terbuat dari ekstrak daun jambu biji dan kunyit.

Komposisi
Tiap kapsul mengandung:

Pasidii Folium (daun jambu biji) ....... 240 mg

Curcuma domesticae (rimpang kunyit) ....... 204 mg

Chebulae fructus (buah mojokeling) ....... 84 mg

Granati pericarpium(kulit buah delima) ....... 72 gram


Dalam bentuk ekstraknya.

Khasiat dan Kegunaan


Membantu mengurangi frekuensi buang air besar.

Takaran Pemakaian

Dewasa dan anak-anak : sehari 2 kali @2 kapsul.

Untuk penyembuhan diare akut: 2 kali @2 kapsul, dengan selang waktu 1 jam.

Peringatan dan Perhatian

Tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun dan penderita harus minum
oralit.
Bila penggunaan 3 hari tidak sembuh, hubungi dokter.

SIMPAN DI TEMPAT SEJUK DAN KERING


TERLINDUNG DARI CAHAYA

OBAT DIARE (2)


Ketiga golongan di atas merupakan kelompok obat yang paling sering digunakan
untuk mengatasi diare. Anda mungkin bertanya: kalau begitu Diapet yang
menjadi top brand itu masuk kelompok mana? Entrostop sudah jelas masuk
kategori pertama, yaitu adsorben.

Kita perlu membahasnya karena Diapet termasuk salah satu produk yang banyak
dikonsumsi. Diapet sedikit berbeda dari kebanyakan obat diare. Obat ini
sebetulnya termasuk kategori obat tradisional, satu tingkat di atas jamu. Selain
Diapet, masih ada beberapa merek dagang obat diare lainnya yang isinya mirip
tapi kalah terkenal karena kurang banyak diiklankan, misalnya Fitodiar .

Dua kandungan utama Diapet adalah ekstrak daun jambu biji dan rimpang kunyit.
Di kemasan obat, bahan-bahan ini tertulis dalam bahasa Latin yang mungkin tak
terpahami oleh orang awam. Daun jambu biji tertulis sebagai Psidii folium. Rimpang
kunyit
tertulis
sebagai Curcuma
domesticae
rhizoma.
(Folium berarti
daun. Rhizoma berarti rimpang.)

Menurut berbagai penelitian, ekstrak daun jambu biji dan rimpang kunyit punya
khasiat antibakteri dan menghambat pengeluaran feses. Meski begitu, tidak berarti
obat ini bisa digunakan untuk berbagai kasus diare sebab tidak semua kuman bisa
dibasmi oleh obat tradisional ini.

Selain itu, apabila penyebab diare adalah racun dari makanan, penggunaan obat
diare yang menghambat pengeluaran feses malah akan berbahaya. Bagaimanapun,
racun harus dikeluarkan meskipun konsekuensinya adalah harus bolak-balik ke
belakang.

Diare sendiri sebetulnya adalah mekanisme tubuh membuang sesuatu yang


berbahaya. Mencret sendiri sebetulnya tidak berbahaya. Yang berbahaya dari diare
adalah kehilangan cairan dan elektrolit yang keluar terus-menerus lewat feses. Jika
penderita mengalami kekurangan cairan dan elektrolit (dehidrasi) dalam tingkat
parah, ia bisa semaput (pingsan), gagal ginjal, dan gagal jantung.

Agar tidak sampai kekurangan cairan, penderita harus minum oralit. Ini
adalah obat diare terbaik. (Pada bayi, cairan dan elektrolit bisa diperoleh dari
ASI.) Apa pun penyebab diarenya, pertolongan yang harus diberikan adalah oralit.
Oralit memang tidak menghentikan mencret tapi minuman ini bisa menghindarkan
penderita diare dari dehidrasi.

Walhasil, sebelum memilih obat, langkah paling penting adalah mengenali


penyebab diare. Ingat-ingat kembali apa saja yang masuk ke dalam perut, dan apa
saja yang terjadi sebelum diare itu. Setelah itu kita bisa menentukan apakah kita
perlu pergi ke dokter atau membeli obat di apotek. Jika kita memutuskan membeli
obat di apotek, kita juga bisa menentukan obat apa yang akan kita pilih.

Obat

Contoh merek dagang

Karbon aktif

Norit, Bekarbon

Attapulgit

Biodiar, Neo Enterodiastop, New Diatabs,


Teradi, Neo Enterodine

Kaolin & pektin

Diaend, Envios-fb, Neo Diaform, Neo


Kaocitin, Neo Kaolana, Kanina, Kaolimec, Neo
Kaocitin, Neo Kaominal, Opidiar, Omegdiar

Attapulgit &
pektin

Diagit, Entrogard, Entrostop, Licopec,


Molagit, Neo Diastop, Neo Entrostop, Neo
Envios

Ekstrak daun
jambu, kunyit, dsj

Diapet, Fitodiar, Anstrep, Antrexol, Diarem,


Entrodiar, Lesdiar, Primadia

Loperamid

Imodium, Amerol, Colidium, Diadium,


Diasec, Diaston, Gradilex, Imodan, Imosa,
Inamid, Lexadium, Licodium, Lodia,
Lopamid, Motilex, Normotil, Normudal,
Opox, Primodium, Renamid, Rhomuz,
Xepare

(BUKAN OBAT
BEBAS)

Oralit, Penting Tapi Sering Dilupakan

Dalam kondisi normal, usus besar menyerap kembali cairan yang melewati saluran
cerna. Pada saat diare, mekanisme ini terganggu sehingga cairan ikut terbuang
bersama feses.

Hal ini menyebabkan tubuh kerurangan cairan dan elektrolit-elektrolit penting.


Berkurangnya elektrolit-elektrolit penting, seperti natrium dan kalium, bisa
menyebabkan terganggunya fungsi-fungsi penting di dalam tubuh, misalnya detak
jantung, tekanan darah, dan kontraksi otot. Inilah yang paling berbahaya, dan
paling sering dilupakan.

Pada saat diare, penderita memang biasanya juga kehilangan nafsu makan. Ini
kadang menyebabkan penderita merasa ingin muntah jika minum oralit. Untuk
meminimalkan rasa mual, oralit tidak dianjurkan untuk diminum sekaligus satu
gelas, tapi disesap sedikit demi sedikit. Dengan demikian, cairan bisa masuk pelanpelan lewat lambung tanpa menyebabkan muntah.

Sebelum menyeduh oralit, pastikan serbuknya masih bisa mengalir dengan baik
dari bungkusnya. Pasalnya, oralit terbuat dari garam dan glukosa. Keduanya
termasuk bahan yang sangat mudah menyerap air (higroskopis). Jika tidak disimpan
secara benar, serbuk oralit bisa menggumpal dan rusak di dalam kemasannya. Bila
sudah menggumpal, oralit sebaiknya tidak digunakan lagi. Minum oralit yang telah
rusak sama saja dengan menyelesaikan masalah dengan masalah.

Kapan Perlu ke Dokter?

Diare bisa merupakan masalah ringan, bisa pula menjadi masalah berat. Kalau masalahnya karena
makanan pedas atau susu, diare bisa berhenti dengan sendirinya. Tapi dalam beberapa kondisi, diare
bisa menjadi masalah serius, dan penderita sebaiknya pergi ke dokter.

Sebagai pedoman sederhana pada orang dewasa, penderita perlu ke dokter jika:

Diare tidak sembuh dalam tiga hari.


Penderita mengalami dehidrasi, dengan tanda-tanda haus hebat, mulut dan kulit kering, tidak berkemih
atau berkemih sangat sedikit, kesadaran berkurang.

Disertai nyeri di daerah perut atau dubur.

Ada darah di dalam tinja.

Demam lebih dari 39 C.

Sebagai pedoman sederhana pada bayi dan anak-anak, penderita sebaiknya dibawa ke dokter jika:

Disertai muntah atau demam di atas 39 C.

Popok harus diganti setiap kurang dari tiga jam.

Ada darah di dalam tinja.

Terus mengantuk, rewel, dan tidak responsif.

Perut dan pipinya cekung.

Jika kulitnya dicubit, bekas cubitan tidak lekas hilang.

DIARE
Dr. Suparyanto, M.Kes

DIARE

1.Pengertian Diare

Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami buang air besar yang sering dan
masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum
kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun (Utami, 2005).

Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah
atau lendir saja (Soetjiningsih, 2004).

Diare atau gastroenteritis (GE) adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan keadaan faeces
bayi encer dan/atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali perhari, dan kadang disertai muntah.
Muntah dapat berlangsung singkat, namun diare bisa berlanjut sampai sepuluh hari. Kondisi ini dapat
merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), penyakit dari makanan atau kelebihan
vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain
yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang
melebihi 200 gram per hari (Safitri, 2006).
2.Penyebab Diare
1.
Virus (penyebab diare tersering dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air
(watery), berbusa, tidak ada darah lendir, berbau asam.
2.

GE (Gastro enteritis atau flu perut) terbanyak karena virus.

3.
Bakteri. Berak-berak dengan darah/lendir, sakit perut. Memerlukan antibioka sebagai terapi
pengobatan.
4.
Parasite (Giardiasis). Berak darah positif atau negatif dan lendir, sakit perut perlu antiparasite
agar parasit yang ada didalam perut mati sehingga diare dapat teratasi.
5.
Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotika. Bila diare terjadi saat anak sedang dalam
pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
6.
Alergi susu formula, diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu
tersebut, biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
7.
Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain; misalnya infeksi saluran kencing,
infeksi telinga, campak dll.
8.

Pengolahan makanan yang salah

9.

Konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan.

10.
Tumbuhnya gigi pada anak sering disertai diare. Hal ini diduga berhubungan dengan kondisi
psikologis anak.
11.
Kepekaan terhadap suatu makanan dalam diet. Diet yang salah misalnya mengurangi makan dan
mengkonsumsi obat-obat pelangsing dapat menyebabkan diare.
12.

Terlalu banyak buah, sari buah (terutama apel atau anggur) atau makan jenis pencahar lainnya.

Menurut Nelson (2003) faktor penyebab diare, antara lain :

a. Faktor infeksi

Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada balita. Jenis infeksi
yang umumnya menyerang adalah sebagai berikut :
1.

Infeksi bakteri oleh kuman E.colly, salmonella, dan vibrio cholerae (kolera).

2.

Infeksi basil (disentri)

3.

Infeksi virus, entero virus dan adeno virus.

4.

Infeksi parasit oleh cacing (Asculis)

5.

Infeksi jamur (candidiasis)

6.

Infeksi akibat orang lain (radang tonsil dan radang tenggorokan).

b. Faktor Malabsorsi

1). Malabsorbsi karbohidrat

Kepekaan balita ke dalam laktobacillus ke dalam susu formula menyebabkan diare, tinja berbau
sangat asam, sakit di daerah perut jika sering terkena diare maka pertumbuhan anak akan terganggu.
2). Malabsorbsi lemak
Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trigliserida dengan bantuan kelenjuar limpase
mengubah lemak menjadi unisel yang siap absorbinya di usus. Jika tidak ada lipase akan terjadi
kerusakan mukosa usus. Diare dapat muncul karena lemak tidak terserat dengan baik.
c). Faktor makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu
banyak lemak, sayuran mentah dan kurang matang.
d). Faktor psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare kronis.
3.Jenis Diare

Karakteristik diare :
a. Mayor (harus terdapat satu atau lebih)
1.
Feses lunak, cair atau
2.

Peningkatan frekuensi defekasi

b. Minor (mungkin terdapat)


1.
Dorongan
2.

Kram atau nyeri abdomen

3.

Frekuensi bising usus meningkat

4.

Peningkatan dalam keenceran atau volume feses. (Lynda Juall, 2006).

Penatalaksanaan diare bergantung pada jenis klinis penyakitnya, yang dengan mudah ditentukan
saat anak pertama kali sakit. Pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan. Empat jenis klinis diare antara
lain:
1.
Diare akut bercampur air (termasuk kolera) yang berlangsung selama beberapa jam/hari: bahaya
utamanya adalah dehidrasi, juga penurunan berat badan jika tidak diberikan makan/minum
2.
Diare akut bercampur darah (disentri): bahaya utama adalah kerusakan usus halus (intestinum),
sepsis (infeksi bakteri dalam darah) dan malnutrisi (kurang gizi), dan komplikasi lain termasuk dehidrasi.
3.
Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih lama): bahaya utama adalah malnutrisi
(kurang gizi) dan infeksi serius di luar usus halus, dehidrasi juga bisa terjadi.
4.
Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor): bahaya utama adalah infeksi
sistemik (menyeluruh) berat, dehidrasi, gagal jantung, serta defisiensi (kekurangan) vitamin dan mineral
(Safitri, 2006).
4. Gejala Diare
1.
Tinja yag encer : tinja tampak seperti air cucian beras atau air tajin
2.
Lebih sering buang air besar : frekuensi buang air besar meningkat sehingga mengakibatkan
dehidrasi yang disertai keadaan turgor kulit menurun, mata cekung.

3.

Tinja berlendir

4.

Muntah : timbulnya muntah disebabkan karena asam lambung meningkat.

5. Pencegahan Diare
Diare tidak selalu dapat dicegah, tetapi resikonya dapat dikurangi :
1.

Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)

2.
Melarutkan sari buah yg diberikan kepada bayi; membatasi jumlah total pemberian sari buah
(beberapa bayi dan anak kecil diketahui mengalami diare khronis akibat meminum sekitar 1 liter sari apel
atau anggur setiap harinya).
3.
Menerapkan perilaku mencuci tangan dengan sabun pada saat yang tepat. Waktu yang tepat di
sini menunjukkan pada aktivitas berkontak langsung dengan benda-benda yang kotor.
4.
Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian makanan pendamping ASI
setelah bayi berusia 4 bulan.
5.
Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan. Juga kebersihan
perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
6. Penatalaksanaan Diare

a. Untuk bayi yang menyusui ASI


1.

Hentikan makanan padat

2.

Berikan cairan suplemen cairan jernih

3.

Lanjutkan menyusu ASI

b. Untuk bayi menyusu formula


1.
Hindari cairan cairan carbohidrat tinggi (mis: minuman ringan gelatin,jus jeruk, minuman
berkafein,kaldu ayam atau daging)

2.
Gunakan larutan rehidrasi oral (mis: Pedialite, lytran, reselite, resol). Berikan 60-80 ml/kg selama
lebih dari dua jam untuk diare ringan sampai sedang.
3.
Secara bertahap tambahan pada diet reguler (kecuali produk susu setelah 36 sampai 48 jam
setelah 3 sampai 5 hari, secara bertahap tambahkan susu skim pada susu encer sampai menjadi susu
kental.
4.

Secara bertahap kenalkan formula (formula encer pada formula kental)

5.

Jelaskan diet BRATT (banana, rice, aplecouce, teh dan touse) untuk mengatasi efek diare

c. Penatalaksanaan diare yang lain, antara lain :


1.

Lakukan observasi awal penyebab diare..

2.
Anak penderita diare ringan tetap dapat mengkonsumsi makanan biasa, termasuk susu. ASI
tetap dapat diberikan.Jika anak terlihat kembung setelah minum susu sapi atau formula, hubungi DSA.
Diskusikan kemungkinan mengganti susu. Biasanya susu yang digunakan yaitu susu free-lactose (FL).
Cairan khusus (pengganti cairan tubuh) umumnya belum diperlukan pada anak penderita diare ringan.
3.
Anak penderita diare sedang dapat dirawat di rumah dengan pengawasan ekstra dan petunjuk
dari DSA-nya.
4.

Jangan membuat sendiri cairan ini. Takaran dan kandungan dari oralit sangat kompleks.

5.

Untuk diare berat dengan gejala-gejala dehidrasi berat harus diberi cairan infus.

6.
diare.

Banyak minum (paling sedikit 55 cc air setiap jam) untuk menggantikan cairan yg hilang melalui

7.

Lanjutkan makanan padat, jika bayi sudah biasa makan makanan padat.

8.
Jika ada muntah, makanan padat biasanya tidak diberikan sampai muntah ini berhenti. Tetapi
tawarkan cairan yang bening (sari buah yang diencerkan atau cairan rehidrasi, jika dianjurkan oleh
dokter) atau untuk anak yg sudah lebih besar, tawarkan es lilin yang dibuat dari sari buah yang
diencerkan.
9.
Ketika tinja mulai normal kembali, biasanya setelah dua atau tiga hari, dokter akan menganjurkan
anda untuk kembali ke diet bayi yang biasanya, tetapi tetap membatasi susu dan produk susu lainnya
(kecuali asi atau susu formula untuk satu atau dua hari lebih lama.
10.
Pada diare yang berlangsung selama dua minggu atau lebih, pada bayi yang minum susu botol,
dokter mungkin menganjurkan perubahan susu formulanya.
11.

Pengobatan untuk membantu meringankan gejala :

a. Loperamide (Imodium)
Petunjuk penggunaan: untuk mengawali, konsumsi dua butir tablet. Kemudian gunakan satu
tablet tiap kali anda buang air besar (jangan konsumsi lebih dari 8 tablet dalam jangka waktu 24 jam).
Jangan berikan obat ini pada bayi, anak-anak dan wanita hamil.
b. Bismuth subsalicylate (Pepto-bismol)
Pentunjuk penggunaan: apabila anda menggunakan tablet, minum dua butir tablet tiap 30 menit
hingga diare berkurang. Jangan mengkonsumsi lebih dari 16 tablet dalam jangka waktu 24 jam. Apabila
anda menggunakan obat cair, minum 6 sendok teh (30 mls) setiap 30 menit hingga diare berkurang.
Jangan mengkonsumsi obat lebih dari 8 kali dalam jangka waktu 24 jam. Jangan berikan pada bayi dan
anak-anak. (Suririnah, 2007)
7. Kriteria Dehidrasi Karena Diare
Derajat dehidrasi dinilai dari tanda dan gejala yang menggambarkan kehilangan cairan tubuh.
Pada tahap awal, yang ada hanya mulut kering dan rasa haus. Seiring meningkatnya dehidrasi, muncul

tanda-tanda seperti: meningkatnya rasa haus, gelisah, elastisitas (turgor) kulit berkurang, membran
mukosa kering, mata tampak cekung, ubun-ubun mencekung (pada bayi), dan tidak adanya air mata
sekalipun menangis keras.
a. Dehidrasi minimal atau tanpa dehidrasi (kehilangan < 3% cairan tubuh)
1.
Status mental: baik, waspada
2.

Rasa haus: minum baik, mungkin menolak cairan

3.

Denyut nadi: normal

4.

Kualitas kecukupan isi nadi: normal

5.

Pernapasan: normal

6.

Mata: normal

7.

Air mata: ada

8.

Mulut dan lidah: lembap (basah)

9.

Elastisitas kulit: cepat kembali setelah dicubit

10.

Pengisian kapiler darah: normal

11.

Suhu lengan dan tungkai: hangat

12.

Produksi urin: normal sampai berkurang

b.Dehidrasi ringan sampai sedang (kehilangan 3 9% cairan tubuh)


1.
Status mental: normal, lesu, atau rewel
2.

Rasa haus: haus dan ingin minum terus

3.

Denyut nadi: normal sampai meningkat

4.

Kualitas kecukupan isi nadi: normal sampai berkurang

5.

Pernapasan: normal; cepat

6.

Mata: agak cekung

7.

Air mata: berkurang

8.

Mulut dan lidah: kering

9.

Elastisitas kulit: kembali sebelum 2 detik

10.

Pengisian kapiler darah: memanjang (lama)

11.

Suhu lengan dan tungkai: dingin

12.

Produksi urin: berkurang

c. Dehidrasi berat (kehilangan > 9% cairan tubuh)


1.
Status mental: lesu, sampai tidak sadar
2.

Rasa haus: minum sangat sedikit, sampai tidak bisa minum

3.

Denyut nadi: meningkat, sampai melemah pada keadaan berat

4.

Kualitas kecukupan isi nadi: lemah, sampai tidak teraba

5.

Pernapasan: dalam

6.

Mata: sangat cekung

7.

Air mata: tidak ada

8.

Mulut dan lidah: pecah-pecah

9.

Elastisitas kulit: kembali setelah 2 detik

10.

Pengisian kapiler darah: memanjang (lama), minimal

11.

Suhu lengan dan tungkai: dingin, biru

12.

Produksi urin: minimal (sangat sedikit) (Safitri, 2006)

d. Penanganan Dehidrasi Karena Diare Di Rumah

1). Pemberian makanan bayi

Jika ibu menyusui, ASI terus diberikan dan diberikan lebih sering. Bayi dengan susu formula
boleh diberikan cairan rehidrasi oral selama 12 jam pertama, setelah itu dilanjutkan dengan pemberian
susu formula lebih sedikit dari jumlah yang biasa diberikan, namun diberikan lebih sering.
2). Cairan Rehidrasi Oral (CRO)/Clear fluid
Anak dengan diare harus terus minum CRO atau clear fluid. CRO yang kita kenal bisanya oralit
(dalam bentuk kantung sachet dengan atau tanpa rasa tambahan) atau CRO khusus anak (yang tersedia
dalam kemasan botol plastik dengan aneka rasa). Cairan tersebut dapat dibeli di apotek atau toko obat,
tapi bila tidak tersedia dapat diberikan CRO lain seperti yang disebutkan di bawah ini. Untuk bayi hingga
usia sembilan bulan, pembuatan CRO harus menggunakan air mendidih yang telah didinginkan.

Cara membuat CRO


1.

Oralit satu sachet dilarutkan dengan dua gelas (400 ml) air

2.

CRO khusus anak (kemasan botol) siap digunakan

3.

Larutan gula satu sendok makan gula dilarutkan dengan dua gelas (200 ml) air

4.

Limun (bukan yang rendah kalori) satu gelas limun dilarutkan dgn 4 gelas (800mL) air

5.
Jus Buah satu gelas jus dilarutkan dengan empat gelas (800 ml) air . Perhatian : Minuman
mengandung gula harus diencerkan, karena terlalu banyak gula pada bayi kecil dapat memperberat
diare. (Safitri, 2006)
DAFTAR PUSTAKA

1.

Alimul Aziz.2003. Metode dan Riset Keperawatan. PT.Rineka Cipta. Jakarta.

2.

Amirudin. 2007. Praktik Menyusui di Dunia. http://www.nakita.com. diakses tanggal 7 Maret 2009

3.

Arikunto, S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

4.
2009.

BKKBN, 2008. Cakupan ASI Eksklusif. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7 Maret

5.
Dinkes, Jatim. 2007. Standar Pelayanan Minimal. http://www.dinkes-jatim.com. diakses tanggal 7
Maret 2009.
6.
2009.

Heather. 2001. Promosi ASI Eksklusif. http://www.info-balita.com.id diakses tanggal 7 Maret

7.
Jensen. 2005. Kebutuhan Cairan Ibu Menyususi. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal
7 Maret 2009.
8.

Kristina.2007. ASI Eksklusif dan Diare. http://www.info ibu.com. diakses tanggal 7 Maret 2009

9.

Linda, Juall.2006. Diagnosa Keperawtan. Jakarta:EGC

10.
2009.

Lita. 2007. Rendahnya Pemberian ASI. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7 Maret

11.

Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

12.

Markum.2003.Diare Pada Balita. http://www.info ibu.com. diakses tanggal 7 April 2009

13.

Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta.

14.

Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

15.

Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

16.
Nursalam, 2003. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
17.
2009.

Pekey. 2007. Prevalensi Pemberian ASI. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7 April

18.

Safitri.2006. ASI Eksklusif. http://www.info ibu.com. diakses tanggal 7 Maret 2009

19.

SKRT.2004. Angka Kejadian Diare. Jakarta:PT. Rineka Cipta

20.
2009

Suciningsih.2004.Susu Formula dan Diare. http://www.kompas.com. diakses tanggal 7 Maret

21.

Sugiyono. 2006. Statistik Untuk Kesehatan. ALFABETA. Bandung

22.

Supariasa.2001. Pemantauan Status Gizi. Jakarta:EGC

23.
2009

Suradi, 2006. ASI Menyelamatkan Jiwa Bayi. http://www.kompas.com. diakses tanggal 7 Maret

24.
Suririnah. 2007.Faktor Penyebab Diare. http://WWW. Info-Balita.com.id diakses pada tanggal 7
Maret 2009
25.

Tarmudji.2003.Faktor Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta:Salemba Medika

26.
Utami, Roesli. 2004. ASI dan Manfaatnya. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7
Maret 2009.
27.
2009

Utami. 2005. Diare Pada Balita. . http: // WWW. Info-kia.com. id diakses pada tanggal 7 Maret

28.

Warta.2006. Diare. http: // WWW. Info-balita.com. id diakses pada tanggal 7 Maret 2009

DIARE

Pengertian

Gejala

Penyebab

Diagnosis

Pengobatan

Pencegahan

PENYEBAB DIARE
Ketika seseorang mengalami diare, tinja menjadi encer karena banyaknya cairan yang
disekresikan ke dalam usus. Atau sebaliknya, cairan di dalam usus tidak dapat diserap
dan diedarkan ke seluruh tubuh. Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang juga
bisa menjadikan diare berlangsung singkat atau lama.
Diare singkat (jangka pendek) dapat disebabkan oleh:

Infeksi bakteri yang juga bisa menyebabkan keracunan makanan


(campylobacter, clostridum difficile, escherichia coli, salmonella, dan shigella).
Infeksi virus (rotavirus dan norovirus).
Parasit giardia intestinalis.

Radang usus buntu.


Alergi makanan.
Kerusakan lapisan usus akibat radioterapi.

Masalah psikologi (misalnya gangguan kecemasan).

Makanan yang mengandung pemanis buatan.

Intoleransi fruktosa (pemanis alami pada madu dan buah-buahan) dan


intoleransi laktosa (pada susu dan produk sejenisnya).

Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

Efek samping obat (statin, obat-obatan kemoterapi, obat pencahar,


antibiotik, antasida dengan kandungan magnesium, obat selective serotonin
reuptake inhibitor/SSRI, dan obat antiinflamasi nonsteroid / NSAID).

Sedangkan diare yang berlangsung lama (jangka panjang) biasanya disebabkan oleh:
Penyakit Crohn, yaitu radang pada lapisan sistem pencernaan.
Kolitis ulseratif, yaitu suatu kondisi yang berdampak kepada usus

besar.
Sindrom iritasi usus atau terganggunya fungsi normal usus.

Penyakit coeliac atau penyakit yang menyebabkan tubuh menolak


protein gluren.

Kolitis mikroskopik atau sejenis penyakit radang usus yang


menyebabkan diare encer.

Fibrosis kistik atau penyakit turunan yang berdampak kepada paruparu dan sistem pencernaan.
Kanker usus.
Radang pankreas kronis.
Efek samping pengangkatan bagian perut (gastrektomi).

Anda mungkin juga menyukai