Komposisi Diapet, inilah komposisi atau kandungan bahan dari salah satu produk Obat yang
diproduksi oleh SOHO Group, lihat komposisi atau kandungan bahan pembuat Diapet di sini.
Komposisi Diapet (Kapsul Untuk Mencret/Diare)
Bahan
Berat
240 mg
204 mg
84 mg
72 gram
Untuk penyembuhan diare akut: 2 kali @2 kapsul, dengan selang waktu 1 jam.
Tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun dan penderita harus minum oralit.
http://www.komposisiproduk.com/obat/diapet/
Keampuhannya bisa terasa dalam satu jam kemudian. Diapet kapsul untuk mencret ini setiap satu
kaplet berisi 4 butir kapsul seberat 600 mg. Diapet terbuat dari ekstrak daun jambu biji dan kunyit.
Komposisi
Tiap kapsul mengandung:
Takaran Pemakaian
Untuk penyembuhan diare akut: 2 kali @2 kapsul, dengan selang waktu 1 jam.
Tidak boleh diberikan pada anak di bawah 5 tahun dan penderita harus minum
oralit.
Bila penggunaan 3 hari tidak sembuh, hubungi dokter.
Kita perlu membahasnya karena Diapet termasuk salah satu produk yang banyak
dikonsumsi. Diapet sedikit berbeda dari kebanyakan obat diare. Obat ini
sebetulnya termasuk kategori obat tradisional, satu tingkat di atas jamu. Selain
Diapet, masih ada beberapa merek dagang obat diare lainnya yang isinya mirip
tapi kalah terkenal karena kurang banyak diiklankan, misalnya Fitodiar .
Dua kandungan utama Diapet adalah ekstrak daun jambu biji dan rimpang kunyit.
Di kemasan obat, bahan-bahan ini tertulis dalam bahasa Latin yang mungkin tak
terpahami oleh orang awam. Daun jambu biji tertulis sebagai Psidii folium. Rimpang
kunyit
tertulis
sebagai Curcuma
domesticae
rhizoma.
(Folium berarti
daun. Rhizoma berarti rimpang.)
Menurut berbagai penelitian, ekstrak daun jambu biji dan rimpang kunyit punya
khasiat antibakteri dan menghambat pengeluaran feses. Meski begitu, tidak berarti
obat ini bisa digunakan untuk berbagai kasus diare sebab tidak semua kuman bisa
dibasmi oleh obat tradisional ini.
Selain itu, apabila penyebab diare adalah racun dari makanan, penggunaan obat
diare yang menghambat pengeluaran feses malah akan berbahaya. Bagaimanapun,
racun harus dikeluarkan meskipun konsekuensinya adalah harus bolak-balik ke
belakang.
Agar tidak sampai kekurangan cairan, penderita harus minum oralit. Ini
adalah obat diare terbaik. (Pada bayi, cairan dan elektrolit bisa diperoleh dari
ASI.) Apa pun penyebab diarenya, pertolongan yang harus diberikan adalah oralit.
Oralit memang tidak menghentikan mencret tapi minuman ini bisa menghindarkan
penderita diare dari dehidrasi.
Obat
Karbon aktif
Norit, Bekarbon
Attapulgit
Attapulgit &
pektin
Ekstrak daun
jambu, kunyit, dsj
Loperamid
(BUKAN OBAT
BEBAS)
Dalam kondisi normal, usus besar menyerap kembali cairan yang melewati saluran
cerna. Pada saat diare, mekanisme ini terganggu sehingga cairan ikut terbuang
bersama feses.
Pada saat diare, penderita memang biasanya juga kehilangan nafsu makan. Ini
kadang menyebabkan penderita merasa ingin muntah jika minum oralit. Untuk
meminimalkan rasa mual, oralit tidak dianjurkan untuk diminum sekaligus satu
gelas, tapi disesap sedikit demi sedikit. Dengan demikian, cairan bisa masuk pelanpelan lewat lambung tanpa menyebabkan muntah.
Sebelum menyeduh oralit, pastikan serbuknya masih bisa mengalir dengan baik
dari bungkusnya. Pasalnya, oralit terbuat dari garam dan glukosa. Keduanya
termasuk bahan yang sangat mudah menyerap air (higroskopis). Jika tidak disimpan
secara benar, serbuk oralit bisa menggumpal dan rusak di dalam kemasannya. Bila
sudah menggumpal, oralit sebaiknya tidak digunakan lagi. Minum oralit yang telah
rusak sama saja dengan menyelesaikan masalah dengan masalah.
Diare bisa merupakan masalah ringan, bisa pula menjadi masalah berat. Kalau masalahnya karena
makanan pedas atau susu, diare bisa berhenti dengan sendirinya. Tapi dalam beberapa kondisi, diare
bisa menjadi masalah serius, dan penderita sebaiknya pergi ke dokter.
Sebagai pedoman sederhana pada orang dewasa, penderita perlu ke dokter jika:
Sebagai pedoman sederhana pada bayi dan anak-anak, penderita sebaiknya dibawa ke dokter jika:
DIARE
Dr. Suparyanto, M.Kes
DIARE
1.Pengertian Diare
Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami buang air besar yang sering dan
masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling umum
kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun (Utami, 2005).
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali
pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah
atau lendir saja (Soetjiningsih, 2004).
Diare atau gastroenteritis (GE) adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan keadaan faeces
bayi encer dan/atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali perhari, dan kadang disertai muntah.
Muntah dapat berlangsung singkat, namun diare bisa berlanjut sampai sepuluh hari. Kondisi ini dapat
merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose), penyakit dari makanan atau kelebihan
vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual dan muntah. Ada beberapa kondisi lain
yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang
melebihi 200 gram per hari (Safitri, 2006).
2.Penyebab Diare
1.
Virus (penyebab diare tersering dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-berak air
(watery), berbusa, tidak ada darah lendir, berbau asam.
2.
3.
Bakteri. Berak-berak dengan darah/lendir, sakit perut. Memerlukan antibioka sebagai terapi
pengobatan.
4.
Parasite (Giardiasis). Berak darah positif atau negatif dan lendir, sakit perut perlu antiparasite
agar parasit yang ada didalam perut mati sehingga diare dapat teratasi.
5.
Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotika. Bila diare terjadi saat anak sedang dalam
pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
6.
Alergi susu formula, diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu
tersebut, biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.
7.
Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain; misalnya infeksi saluran kencing,
infeksi telinga, campak dll.
8.
9.
Konsumsi alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan.
10.
Tumbuhnya gigi pada anak sering disertai diare. Hal ini diduga berhubungan dengan kondisi
psikologis anak.
11.
Kepekaan terhadap suatu makanan dalam diet. Diet yang salah misalnya mengurangi makan dan
mengkonsumsi obat-obat pelangsing dapat menyebabkan diare.
12.
Terlalu banyak buah, sari buah (terutama apel atau anggur) atau makan jenis pencahar lainnya.
a. Faktor infeksi
Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada balita. Jenis infeksi
yang umumnya menyerang adalah sebagai berikut :
1.
Infeksi bakteri oleh kuman E.colly, salmonella, dan vibrio cholerae (kolera).
2.
3.
4.
5.
6.
b. Faktor Malabsorsi
Kepekaan balita ke dalam laktobacillus ke dalam susu formula menyebabkan diare, tinja berbau
sangat asam, sakit di daerah perut jika sering terkena diare maka pertumbuhan anak akan terganggu.
2). Malabsorbsi lemak
Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trigliserida dengan bantuan kelenjuar limpase
mengubah lemak menjadi unisel yang siap absorbinya di usus. Jika tidak ada lipase akan terjadi
kerusakan mukosa usus. Diare dapat muncul karena lemak tidak terserat dengan baik.
c). Faktor makanan
Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu
banyak lemak, sayuran mentah dan kurang matang.
d). Faktor psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare kronis.
3.Jenis Diare
Karakteristik diare :
a. Mayor (harus terdapat satu atau lebih)
1.
Feses lunak, cair atau
2.
3.
4.
Penatalaksanaan diare bergantung pada jenis klinis penyakitnya, yang dengan mudah ditentukan
saat anak pertama kali sakit. Pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan. Empat jenis klinis diare antara
lain:
1.
Diare akut bercampur air (termasuk kolera) yang berlangsung selama beberapa jam/hari: bahaya
utamanya adalah dehidrasi, juga penurunan berat badan jika tidak diberikan makan/minum
2.
Diare akut bercampur darah (disentri): bahaya utama adalah kerusakan usus halus (intestinum),
sepsis (infeksi bakteri dalam darah) dan malnutrisi (kurang gizi), dan komplikasi lain termasuk dehidrasi.
3.
Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih lama): bahaya utama adalah malnutrisi
(kurang gizi) dan infeksi serius di luar usus halus, dehidrasi juga bisa terjadi.
4.
Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor): bahaya utama adalah infeksi
sistemik (menyeluruh) berat, dehidrasi, gagal jantung, serta defisiensi (kekurangan) vitamin dan mineral
(Safitri, 2006).
4. Gejala Diare
1.
Tinja yag encer : tinja tampak seperti air cucian beras atau air tajin
2.
Lebih sering buang air besar : frekuensi buang air besar meningkat sehingga mengakibatkan
dehidrasi yang disertai keadaan turgor kulit menurun, mata cekung.
3.
Tinja berlendir
4.
5. Pencegahan Diare
Diare tidak selalu dapat dicegah, tetapi resikonya dapat dikurangi :
1.
2.
Melarutkan sari buah yg diberikan kepada bayi; membatasi jumlah total pemberian sari buah
(beberapa bayi dan anak kecil diketahui mengalami diare khronis akibat meminum sekitar 1 liter sari apel
atau anggur setiap harinya).
3.
Menerapkan perilaku mencuci tangan dengan sabun pada saat yang tepat. Waktu yang tepat di
sini menunjukkan pada aktivitas berkontak langsung dengan benda-benda yang kotor.
4.
Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untuk pemberian makanan pendamping ASI
setelah bayi berusia 4 bulan.
5.
Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan. Juga kebersihan
perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
6. Penatalaksanaan Diare
2.
3.
2.
Gunakan larutan rehidrasi oral (mis: Pedialite, lytran, reselite, resol). Berikan 60-80 ml/kg selama
lebih dari dua jam untuk diare ringan sampai sedang.
3.
Secara bertahap tambahan pada diet reguler (kecuali produk susu setelah 36 sampai 48 jam
setelah 3 sampai 5 hari, secara bertahap tambahkan susu skim pada susu encer sampai menjadi susu
kental.
4.
5.
Jelaskan diet BRATT (banana, rice, aplecouce, teh dan touse) untuk mengatasi efek diare
2.
Anak penderita diare ringan tetap dapat mengkonsumsi makanan biasa, termasuk susu. ASI
tetap dapat diberikan.Jika anak terlihat kembung setelah minum susu sapi atau formula, hubungi DSA.
Diskusikan kemungkinan mengganti susu. Biasanya susu yang digunakan yaitu susu free-lactose (FL).
Cairan khusus (pengganti cairan tubuh) umumnya belum diperlukan pada anak penderita diare ringan.
3.
Anak penderita diare sedang dapat dirawat di rumah dengan pengawasan ekstra dan petunjuk
dari DSA-nya.
4.
Jangan membuat sendiri cairan ini. Takaran dan kandungan dari oralit sangat kompleks.
5.
Untuk diare berat dengan gejala-gejala dehidrasi berat harus diberi cairan infus.
6.
diare.
Banyak minum (paling sedikit 55 cc air setiap jam) untuk menggantikan cairan yg hilang melalui
7.
Lanjutkan makanan padat, jika bayi sudah biasa makan makanan padat.
8.
Jika ada muntah, makanan padat biasanya tidak diberikan sampai muntah ini berhenti. Tetapi
tawarkan cairan yang bening (sari buah yang diencerkan atau cairan rehidrasi, jika dianjurkan oleh
dokter) atau untuk anak yg sudah lebih besar, tawarkan es lilin yang dibuat dari sari buah yang
diencerkan.
9.
Ketika tinja mulai normal kembali, biasanya setelah dua atau tiga hari, dokter akan menganjurkan
anda untuk kembali ke diet bayi yang biasanya, tetapi tetap membatasi susu dan produk susu lainnya
(kecuali asi atau susu formula untuk satu atau dua hari lebih lama.
10.
Pada diare yang berlangsung selama dua minggu atau lebih, pada bayi yang minum susu botol,
dokter mungkin menganjurkan perubahan susu formulanya.
11.
a. Loperamide (Imodium)
Petunjuk penggunaan: untuk mengawali, konsumsi dua butir tablet. Kemudian gunakan satu
tablet tiap kali anda buang air besar (jangan konsumsi lebih dari 8 tablet dalam jangka waktu 24 jam).
Jangan berikan obat ini pada bayi, anak-anak dan wanita hamil.
b. Bismuth subsalicylate (Pepto-bismol)
Pentunjuk penggunaan: apabila anda menggunakan tablet, minum dua butir tablet tiap 30 menit
hingga diare berkurang. Jangan mengkonsumsi lebih dari 16 tablet dalam jangka waktu 24 jam. Apabila
anda menggunakan obat cair, minum 6 sendok teh (30 mls) setiap 30 menit hingga diare berkurang.
Jangan mengkonsumsi obat lebih dari 8 kali dalam jangka waktu 24 jam. Jangan berikan pada bayi dan
anak-anak. (Suririnah, 2007)
7. Kriteria Dehidrasi Karena Diare
Derajat dehidrasi dinilai dari tanda dan gejala yang menggambarkan kehilangan cairan tubuh.
Pada tahap awal, yang ada hanya mulut kering dan rasa haus. Seiring meningkatnya dehidrasi, muncul
tanda-tanda seperti: meningkatnya rasa haus, gelisah, elastisitas (turgor) kulit berkurang, membran
mukosa kering, mata tampak cekung, ubun-ubun mencekung (pada bayi), dan tidak adanya air mata
sekalipun menangis keras.
a. Dehidrasi minimal atau tanpa dehidrasi (kehilangan < 3% cairan tubuh)
1.
Status mental: baik, waspada
2.
3.
4.
5.
Pernapasan: normal
6.
Mata: normal
7.
8.
9.
10.
11.
12.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
3.
4.
5.
Pernapasan: dalam
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Jika ibu menyusui, ASI terus diberikan dan diberikan lebih sering. Bayi dengan susu formula
boleh diberikan cairan rehidrasi oral selama 12 jam pertama, setelah itu dilanjutkan dengan pemberian
susu formula lebih sedikit dari jumlah yang biasa diberikan, namun diberikan lebih sering.
2). Cairan Rehidrasi Oral (CRO)/Clear fluid
Anak dengan diare harus terus minum CRO atau clear fluid. CRO yang kita kenal bisanya oralit
(dalam bentuk kantung sachet dengan atau tanpa rasa tambahan) atau CRO khusus anak (yang tersedia
dalam kemasan botol plastik dengan aneka rasa). Cairan tersebut dapat dibeli di apotek atau toko obat,
tapi bila tidak tersedia dapat diberikan CRO lain seperti yang disebutkan di bawah ini. Untuk bayi hingga
usia sembilan bulan, pembuatan CRO harus menggunakan air mendidih yang telah didinginkan.
Oralit satu sachet dilarutkan dengan dua gelas (400 ml) air
2.
3.
Larutan gula satu sendok makan gula dilarutkan dengan dua gelas (200 ml) air
4.
Limun (bukan yang rendah kalori) satu gelas limun dilarutkan dgn 4 gelas (800mL) air
5.
Jus Buah satu gelas jus dilarutkan dengan empat gelas (800 ml) air . Perhatian : Minuman
mengandung gula harus diencerkan, karena terlalu banyak gula pada bayi kecil dapat memperberat
diare. (Safitri, 2006)
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Amirudin. 2007. Praktik Menyusui di Dunia. http://www.nakita.com. diakses tanggal 7 Maret 2009
3.
Arikunto, S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
4.
2009.
5.
Dinkes, Jatim. 2007. Standar Pelayanan Minimal. http://www.dinkes-jatim.com. diakses tanggal 7
Maret 2009.
6.
2009.
7.
Jensen. 2005. Kebutuhan Cairan Ibu Menyususi. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal
7 Maret 2009.
8.
Kristina.2007. ASI Eksklusif dan Diare. http://www.info ibu.com. diakses tanggal 7 Maret 2009
9.
10.
2009.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Nursalam, 2003. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
17.
2009.
18.
19.
20.
2009
21.
22.
23.
2009
Suradi, 2006. ASI Menyelamatkan Jiwa Bayi. http://www.kompas.com. diakses tanggal 7 Maret
24.
Suririnah. 2007.Faktor Penyebab Diare. http://WWW. Info-Balita.com.id diakses pada tanggal 7
Maret 2009
25.
26.
Utami, Roesli. 2004. ASI dan Manfaatnya. http://www.Pikiran-Rakyat.com. diakses tanggal 7
Maret 2009.
27.
2009
Utami. 2005. Diare Pada Balita. . http: // WWW. Info-kia.com. id diakses pada tanggal 7 Maret
28.
Warta.2006. Diare. http: // WWW. Info-balita.com. id diakses pada tanggal 7 Maret 2009
DIARE
Pengertian
Gejala
Penyebab
Diagnosis
Pengobatan
Pencegahan
PENYEBAB DIARE
Ketika seseorang mengalami diare, tinja menjadi encer karena banyaknya cairan yang
disekresikan ke dalam usus. Atau sebaliknya, cairan di dalam usus tidak dapat diserap
dan diedarkan ke seluruh tubuh. Kondisi ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang juga
bisa menjadikan diare berlangsung singkat atau lama.
Diare singkat (jangka pendek) dapat disebabkan oleh:
Sedangkan diare yang berlangsung lama (jangka panjang) biasanya disebabkan oleh:
Penyakit Crohn, yaitu radang pada lapisan sistem pencernaan.
Kolitis ulseratif, yaitu suatu kondisi yang berdampak kepada usus
besar.
Sindrom iritasi usus atau terganggunya fungsi normal usus.
Fibrosis kistik atau penyakit turunan yang berdampak kepada paruparu dan sistem pencernaan.
Kanker usus.
Radang pankreas kronis.
Efek samping pengangkatan bagian perut (gastrektomi).