Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MATEMATIKA DASAR

TENTANG
BARISAN dan DERET

DISUSUN OLEH :
Sirka Ayu Arini - E1R022026
Nisa Husniatissibhi - E1R022121
Widiatmi Ningsih - E1R022131
Riska Indisia Putri - E1R022021
Prodi : S1 Pendidikan Matematika
Dosen Pengampu : Dra. Sri Subarinah, M.Si.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam

semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua

ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.

Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah yang

bersangkutan yang diamanatkan oleh dosen pengampu kami. Kami menyadari bahwa dalam

penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangan baik cara penulisan maupun isi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami yang membuat dan

umumnya bagi yang membaca makalah ini.

Mataram, September 2022

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................... 01

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 02

DAFTAR ISI .................................................................................................................. 03

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 04

A. Latar Belakang ................................................................................................... 04

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 04

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 04

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 05

A. Pengertian Barisan ................................................................................................ 05

B. Pengertian Deret ................................................................................................... 07

C. Barisan dan Deret Arimetika ................................................................................ 07

D. Barisan dan Deret Geometri ................................................................................. 09

E. Deret Geometri Tak Hingga ................................................................................. 10

F. Aplikasi/Penerapan Barisan dan Deret ................................................................. 11

G. Contoh Soal dan Pembahasan .............................................................................. 12

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 21

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 21

B. Saran .................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 22


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Barisan dan deret yang disajikan meliputi pengertian tentang barisan dan deret,

barisan dan deret aritmetika, serta barisan dan deret geometri. Perhitungan bunga

bank, penyusutan nilai barang, merupakan salah satu contoh penerapan dari barisan

dan deret dalam bidang ekonomi. Dalam kehidupan sehari-sehari, sering kita jumpai

sesuatu yang bersifat teratur dan memiliki pola suatu bilangan. Misalnya, suatu koloni

bakteri akan membelah menjadi dua setiap lima menit. Jika pada permulaan terdapat

90 bakteri, maka berapakah jumlah bakteri setelah setengah jam?. Nah untuk

menyelesaikan masalah tersebut kita bisa menggunakan konsep barisan dan deret.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan barisan dan deret bilangan?

2. Apa itu barisan dan deret aritmetika?

3. Apa itu barisan dan deret geometri?

4. Apa perbedaan deret geometri dengan deret geometri tak hingga?

5. Apa saja penerapan barisan dan deret pada kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisannya sebagai berikut :

1. Mengetahui makna barisan dan deret suatu bilangan.

2. Mengetahui makna barisan dan deret aritmetika.


3. Mengetahui makna barisan dan deret geometri.

4. Mengetahui perbedaan deret geometri dengan deret geometri tak hingga.

5. Mengetahui penerapan barisan dan deret pada kehidupan sehari-hari.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Barisan

Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan tertentu

antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya. Jika bilangan pertama 𝑈1, bilangan

kedua 𝑈2, bilangan ketiga 𝑈3, …, dan bilangan ke-n adalah 𝑈𝑛 maka barisan

bilangan itu dituliskan sebagai 𝑈1, 𝑈2, 𝑈3, … . , 𝑈𝑛.

B. Pengertian Deret

Misalkan 𝑈1, 𝑈2, 𝑈3, … , 𝑈𝑛 merupakan suku-suku suatu barisan. Jumlah beruntun

dari suku- suku barisan itu disebut sebagai deret dan dituliskan sebagai 𝑈1 + 𝑈2 +

𝑈3, . . +𝑈𝑛.

C. Barisan dan Deret Aritmetika

a. Barisan Aritmetika

Barisan aritmetika adalah barisan bilangan yang selisih antara dua suku yang

berurutan sama atau tetap. Selisih dua suku yang berurutan disebut beda b.

𝑏 = 𝑈𝑛 − 𝑈𝑛−1

Jadi, rumus suku ke-n barisan aritmetika adalah :

𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

Dengan : Un = Suku ke-n

a = Suku pertama

b = Beda atau selisih


b. Deret Aritmetika

Deret aritmetika adalah jumlah dari seluruh suku-suku pada barisan aritmetika.

Jika barisan aritmetikanya adalah U1, U2, U3, …., Un maka deret aritmetikanya

U1+ U2+ U3+ ….+ Un dan dilambangkan dengan Sn.

1 atau 1
𝑆𝑛 = 𝑛(𝑎 + 𝑈𝑛) 𝑆𝑛 = 𝑛(2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
2 2

Dengan : Sn = jumlah n suku pertama deret aritmetika

Un = suku ke-n deret aritmetika

a = suku pertama

b = beda

n = banyaknya suku

Untuk menentukan suku ke-n selain menggunakan rumus Un = a + (n – 1)b dapat

juga digunakan rumus yang lain yaitu :

𝑈𝑛 = 𝑆𝑛 − 𝑆𝑛−1

D. Barisan dan Deret Geometri

a. Barisan Geometri

Barisan geometri adalah suatu barisan bilangan yang hasil bagi dua suku yang

berurutan selalu tetap. Hasil bagi dua suku yang berurutan disebut rasio r.

𝑈2 𝑈3
𝑟= = =⋯
𝑈1 𝑈2

Jadi, rumus suku ke-n barisan geometri adalah :

𝑈𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1
b. Deret Geometri

Deret geometri adalah jumlah dari semua suku-suku pada barisan geometri dan

dilambangkan dengan Sn.

𝑎(1 − 𝑟 𝑛 ) atau 𝑎(𝑟 𝑛 − 1)


𝑆𝑛 = , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑟 < 1 𝑆𝑛 = , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑟 > 1
1−𝑟 𝑟−1

E. Deret Geometri Tak Hingga

Deret geometri tak hingga adalah deret geometri dengan banyak suku tak berhingga.

Deret geometri tak hingga dengan rasio |r| >1 tidak dapat dihitung. Sedangkan deret

geometri dengan rasio antara –1 dan 1 tetapi bukan 0 dapat dihitung sebab nilai

sukunya semakin kecil mendekati nol jika n semakin besar. Deret geometri takhingga

yang tidak mempunyai nilai disebut Deret Divergen sedangkan Deret geometri

takhingga yang mempunyai nilai disebut Deret Konvergen dan dirumuskan sebagai

berikut.

𝑎
𝑆∞ =
1−𝑟

Penerapan Deret Geometri Tak Hingga

Salah satu penerapan deret tak hingga yaitu untuk menghitung panjang lintasan bola

yang jatuh. Selain itu, aplikasi deret tak hingga dapat pula digunakan untuk

menghitung pertumbuhan sebuah bakteri tertentu.

• Bola dilempar ke atas

𝑎
𝑃𝐿 = 2( )
1−𝑟

• Bola dijatuhkan ke bawah

𝑎
𝑃𝐿 = 2 ( )−𝑎
1−𝑟
F. Aplikasi/Penerapan Barisan dan Deret

Banyak sekali penerapan materi Barisan dan Deret dalam kehidupan sehari- hari,

yaitu:

1. Pertumbuhan

a) Perkembangbiakan bakteri

b) Pertumbuhan penduduk

Rumus Pertumbuhan Aritmetika :

𝑀𝑛 = 𝑀𝑂 (1 + 𝑖𝑛) atau 𝑀𝑛 = 𝑀𝑂 + 𝑏𝑛

Dengan : Mn = jumlah suatu objek setelah n waktu


Mo = jumlah suatu objek mula-mula
i = presentase pertumbuhan
b = nilai beda pertumbuhan
n = jangka waktu pertumbuhan

Rumus Pertumbuhan Geometri :

𝑀𝑛 = 𝑀𝑂 (1 + 𝑖)𝑛 atau 𝑀𝑛 = 𝑀𝑂 𝑟 𝑛

Dengan : Mn = jumlah suatu objek setelah n waktu


Mo = jumlah suatu objek mula-mula
i = presentase pertumbuhan

r = ratio pertumbuhan (𝑟 > 1)


n = jangka waktu pertumbuhan
2. Peluruhan

a) Penurunan nilai jual mobil

b) Penurunan jumlah populasi hewan

Rumus Peluruhan Aritmetika :

𝑀𝑛 = 𝑀𝑂 (1 − 𝑖𝑛) atau 𝑀𝑛 = 𝑀𝑂 − 𝑏𝑛

Dengan : Mn = jumlah suatu objek setelah n waktu


Mo = jumlah suatu objek mula-mula
i = presentase peluruhan
b = nilai beda peluruhan
n = jangka waktu peluruhan

Rumus Peluruhan Geometri :

𝑀𝑛 = 𝑀𝑂 (1 − 𝑖)𝑛 atau 𝑀𝑛 = 𝑀𝑂 𝑟 𝑛

Dengan : Mn = jumlah suatu objek setelah n waktu


Mo = jumlah suatu objek mula-mula
i = presentase peluruhan
r = ratio peluruhan (𝑟 < 1)
n = jangka waktu peluruhan

3. Bunga Majemuk

a) Bunga Tunggal (barisan aritmetika)

Yaitu metode pemberian imbalan jasa bunga simpanan yang dihitung berdasarkan

modal pokok pinjaman atau modal awal simpanan saja.

𝑀𝑛 = 𝑀𝑂 (1 + 𝑖𝑛)
Dengan : Mn = nilai modal simpanan periode ke-n
Mo = nilai awal modal simpanan
i = presentase bunga simpanan
n = periode pembungaan
b) Bunga Majemuk (barisan geometri)

Yaitu metode pemberian imbalan jasa bunga simpanan yang dihitung berdasarkan

besar modal atau simpanan pada periode bunga berjalan.

𝑀𝑛 = 𝑀𝑂 (1 + 𝑖)𝑛

Dengan : Mn = nilai modal simpanan periode ke-n


Mo = nilai awal modal simpanan
i = presentase bunga simpanan
n = periode pembungaan

4. Anuitas

Anuitas bukan hal yang baru dalam kehidupan ekonomi semisal pembayaran sewa

rumah, atau angsuran kredit (motor, rumah, bank, dll) atau pun uang tabungan kita di

bank yang setiap bulan mendapatkan bunga, semuanya contoh konkret dari anuitas.

Ada dua macam anuitas, yaitu :

a) Anuitas pasti, yaitu anuitas yang tanggal pembayarannya mulai dan terakhirnya

pasti. Contohnya KPR, kredit bank, kredit mobil, dll.

b) Anuitas tidak pasti, yaitu anuitas yang jangka pembayarannya tidak pasti.

Contohnya pembayaran santunan asuransi kecelakaan.

Anuitas adalah rangkaian pembayaran atau penerimaan yang sama jumlahnya dan

harus dibayarkan atau yang harus diterima pada tiap akhir periode atas sebuah

pinjaman atau kredit. Jika suatu pinjaman akan dikembalikan secara anuitas, maka

ada tiga komponen yang menjadi dasar perhitungan yaitu :


a) Besar pinjaman

b) Besar bunga

c) Jangka waktu dan jumlah periode pembayaran

Anuitas yang diberikan secara tetap pada setiap akhir periode mempunyai dua fungsi

yaitu membayar bunga atas hutang dan mengangsur hutang itu sendiri. Sehingga

konsepnya : 𝐴𝑛𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 + 𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛 ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

Jika utang sebesar 𝑀𝑂 mendapat bunga sebesar b per bulan dan anuitas sebesar A,

maka dapat ditentukan :

• Besar Bunga pada Akhir Periode ke-n

𝐵𝑛 = (1 + 𝑏)𝑛−1 (𝑏𝑀 − 𝐴) + 𝐴

• Besar Angsuran pada Akhir Periode ke-n

𝐴𝑛 = (1 + 𝑏)𝑛−1 (𝐴 − 𝑏𝑀)

• Sisa Hutang pada Akhir Periode ke-n

𝐴 𝐴
𝑀𝑛 = (1 + 𝑏)𝑛 (𝑀 − ) +
𝑏 𝑏

Besar anuitas untuk membayar hutang sebesar 𝑀o dengan bunga sebesar b perbulan

selama n bulan adalah : 𝑏 − 𝑀𝑂 (1 + 𝑏)𝑛


𝐴=
(1 + 𝑏)𝑛 − 1
G. Contoh Soal dan Pembahasan

1. Dari barisan 3, 5, 7, 9, 11, … suku ke 21 adalah

A 40 B 43 C 46 D 49

Diketahui : Barisan 3, 5, 7, 9, 11, , …

Ditanyakan : 𝑈21 = ⋯ ?

Jawab: Dari barisan diperoleh a = 3; b = 2 dan disubtitusi ke rumus 𝑈𝑛

𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

𝑈21 = 3 + (21 − 1)2

𝑈21 = 3 + 40

𝑈21 = 43

2. Suatu barisan aritmatika diketahui suku ke 4 adalah 6 dan bedanya 3. Suku ke 8

adalah

A 18 B 31 C 34 D 37

Diketahui : 𝑈4 = 6 ; 𝑏 = 3

Ditanyakan : 𝑈8 = ⋯ ?

Jawab : 𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

𝑈4 = 6 𝑎 = −3

𝑎 + (4 − 1)𝑏 = 6 𝑈8 = (−3) + (8 − 1)(3)

𝑎 + 3𝑏 = 6 𝑈8 = (−3) + (7)(3)

𝑎 + 3(3) = 6 𝑈8 = (−3) + 21 = 18

𝑎+9=6

3. Rumus umum suku ke-n dari barisan 4, 9, 14, 19, 24, …. adalah

A 5𝑛 + 2 B 5𝑛 − 1 C 5𝑛 + 1 D 5𝑛 − 2
Diketahui : barisan 4, 9, 14, 19, 24, …

Ditanyakan : 𝑈𝑛 = ⋯ ?

Jawab: dari barisan diperoleh a = 4 ; b = 5

𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

𝑈𝑛 = 4 + (𝑛 − 1)5

𝑈𝑛 = 4 + 5𝑛 − 5

𝑈𝑛 = 5𝑛 – 1

4. Hasil dari 5 + 7 + 9 + 11 + … + 41 adalah

A 379 B 437 C 471 D 407

Diketahui : 5 + 7 + 9 + 11 + ⋯ + 41

Ditanyakan : Hasil penjumlahan barisan = ⋯ ?

Jawab: Dari barisan diperoleh : a = 5; b = 2; 𝑈𝑛 = 41

Menentukan n

𝑈𝑛 = 41 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 = 41 𝑛 = 19
𝑛
5 + (𝑛 − 1)2 = 41 𝑆𝑛 = 2 (𝑎 + 𝑈𝑛)

5 + 2𝑛 − 2 = 41 19
𝑆19 = (5 + 41)
2
2𝑛 + 3 = 41
19
𝑆19 = (46)
2
2𝑛 = 38
𝑆19 = 437

5. Jika 4 + 6 + 8 + 10 + … + x = 130, maka nilai x adalah

A 10 B 15 C 18 D 22

Diketahui : 4 + 6 + 8 + 10 + ⋯ + 𝑥 = 130

Ditanyakan : 𝑥 = ⋯ ?
Jawab: Dari barisan diatas diperoleh :

a = 4 ; b = 2 ; 𝑈𝑛 = 𝑥 ; 𝑆𝑛 = 130

Menentukan n :
2
𝑈𝑛 = 𝑥 (𝑥− )
2
(4 + 𝑥) = 130
2
𝑎 + (n − 1)b = x
(𝑥 − 2)
(4 + 𝑥) = 130
4 + (n − 1)2 = x 4

4 + 2n − 2 = x (𝑥 − 2)(4 + 𝑥) = 520

2n = x − 2 4𝑥 + 𝑥 2 − 8 − 2𝑥 = 520

n=
𝑥−2 𝑥 2 + 2𝑥 − 528 = 0
2

(𝑥 + 24)(𝑥 − 22) = 0
Sn = 130
𝑛 𝑥 = −24 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = 22
(𝑎 + 𝑈𝑛) = 130
2

6. Dari suatu deret aritmatika diketahui jumlah n suku pertamanya ditentukan dengan
𝑛
rumus 𝑆𝑛 = 2 (3𝑛 + 5). Suku ke 6 adalah

A 19 B 33 C 36 D 39
𝑛
Diketahui : 𝑆𝑛 = 2 (3𝑛 + 5)

Ditanyakan : 𝑈6 = ⋯ ?

Jawab :

𝑈𝑛 = 𝑆𝑛 − 𝑆𝑛−1 𝑆6 = 69

6 5
𝑆6 = (3(6) + 5) 𝑆5 = (3(5) + 5)
2 2

𝑆6 = 3(18 + 5) 5
𝑆5 = (15 + 5)
2
6
𝑆6 = (23) 5
2 𝑆5 = (20)
2
𝑆5 = 50

𝑀𝑎𝑘𝑎, 𝑈6 = 𝑆6 − 𝑆5

𝑈6 = 69 − 50

𝑈6 = 19

7. Jumlah bilangan bulat antara 10 dan 60 yang habis dibagi 3 adalah

A 552 B 486 C 462 D 312

Diketahui :

𝑎 = 12 (habis dibagi 3)

𝑏=3

𝑈𝑛 = 57 (habis dibagi 3)

Ditanyakan : Jumlah bilangan bulat antara 10 dan 60 yang habis dibagi 3 = … ?

Jawab :

𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 𝑛 = 16
𝑛
57 = 12 + (𝑛 − 1)3 𝑆𝑛 = 2 (𝑎 + 𝑈𝑛)

57 = 12 + 3𝑛 − 3 16
𝑆16 = (12 + 57)
2
57 = 9 + 3𝑛
𝑆16 = 8(69)
3𝑛 = 48
𝑆16 = 552

16 8 4
8. Rasio dari barisan 27 , 9 , 3 , 2, … adalah

A 3⁄ B 4⁄ C 3⁄ D 2⁄
4 3 2 3
16 8 4
Diketahui : Barisan 27 , 9 , 3 , 2, …

Ditanyakan : r = … ?
𝑈𝑛
Jawab : 𝑟 = 𝑈
𝑛−1
2
𝑟= 4
3

3
𝑟=2×4

6
𝑟=4

3
𝑟=2

9. Suatu barisan geometri diketahui suku ke 3 adalah 3 dan suku ke 6 adalah 81. Maka

suku ke 8 adalah …

A 729 B 612 C 542 D 712

Diketahui : 𝑈3 = 3 ; 𝑈6 = 81

Ditanyakan : 𝑈8 = … ?

Jawab :

𝑈6 81 𝑎×9=3
=
𝑈3 3
1
5 𝑎=
𝑎𝑟 81 3
=
𝑎𝑟 2 3
𝑈8 = 𝑎𝑟 7
𝑟 3 = 27
1
𝑈8 = × (3)7
𝑟=3 3

𝑎𝑟 2 = 3 𝑈8 = 36

𝑎(3)2 = 3 𝑈8 = 729

10. Diketahui barisan 2, 2√2, 4, 4√2, … Suku keberapakah 64√2 ?

A 11 B 12 C 13 D 14

Diketahui : 2, 2√2, 4, 4√2, … ; 𝑈𝑛 = 64√2

Ditanyakan : 𝑛 = … ?

Jawab : Dari barisan diperoleh a = 2 ; 𝑟 = √2 ;𝑈𝑛 = 64√2


𝑛
𝑎𝑟 𝑛−1 =64√2 (2) 2 = 26
𝑛−1
2 × (√2) = 64√2 𝑛
= 6,
2
𝑛
(√2)
2× == 64√2 𝑛 = 12
√2

𝑛 64 × 2
(√2) =
2

11. Jumlah n suku pertama deret geometri dinyatakan dengan 𝑆𝑛 = 2𝑛+2 − 3. Rumus

suku ke-n adalah

A 2𝑛−1 B 2𝑛+1 C 2𝑛+3 D 2𝑛−3

Diketahui : 𝑆𝑛 = 2n+2 − 3

Ditanyakan : 𝑈𝑛 = … ?

Jawab :

𝑈𝑛 = 𝑆n – 𝑆n-1

𝑈𝑛 = ( 2n+2 − 3 ) − ( 2( 𝑛 − 1 ) + 2 − 3 )

𝑈𝑛 = ( 2 𝑛. 2 2 − 3 ) − ( 2 𝑛. 2 1 − 3 )

𝑈𝑛 = 4.2 𝑛 − 2.2 𝑛

𝑈𝑛 = 2.2 𝑛

𝑈𝑛 = 2 𝑛 + 1

12. Diketahui empat bilangan, tiga bilangan pertama merupakan barisan aritmatika dan

tiga bilangan terakhir merupakan barisan geometri. Jumlah bilangan kedua dan

keempat adalah 10. Jumlah bilangan pertama dan ketiga adalah 18. Jumlah keempat

bilangan tersebut adalah …

A 28 B 31 C 44 D 52
Diketahui :

𝑎,𝑏,𝑐,𝑑

𝑎 , 𝑏 , 𝑐 (𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠𝑎𝑛 𝑎𝑟𝑖𝑡𝑚𝑒𝑡𝑖𝑘𝑎 )

𝑏 , 𝑐 , 𝑑 (𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖 )

𝑏 + 𝑑 = 10

𝑎 + 𝑐 = 18

Ditanyakan : 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 + 𝑑 = ⋯ ?

Jawab :

Berdasarkan barisan aritmetika diperoleh :

𝑏−𝑎=𝑐–𝑏 c2 = 𝑏𝑑

2𝑏 = 𝑎 + 𝑐 𝑐2 = 9

2𝑏 = 18 𝒄=𝟑

𝒃=𝟗 𝑎 + 𝑐 = 18

𝑏 + 𝑑 = 10 𝑎 + 3 = 18

9 + 𝑑 = 10 𝒂 = 𝟏𝟓

𝒅=𝟏 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 + 𝑑 = 15 + 9 + 3 + 1 = 28

𝑐 𝑑
=
𝑏 𝑐

13. Seutas tali dipotongmenjadi 8 bagian. Panjang masing-masing potongan tersebut

mengikuti barisan geometri.Panjang potongan taliyang paling pendek adalah4 cmdan

Panjang potongan tali yang paling Panjang adalah 512 cm. Panjang tali semula ... cm

A 512 B 1020 C 1024 D 2032

Jawab :

Potongan tali tersebut mengikuti barisan geometri

Paling pendek : U1 = 4 cm
Paling Panjang U8 = 512 cm

Panjang tali semula U1+U2+U3+……..+U8

U8 = 512 Sehingga

a.r7 = 512 𝑎(𝑟 𝑛 −1)


𝑆𝑛 = , 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑟 > 1
𝑟−1

4.r7 = 512 4(28 −1)


S8 = ,
2−1
7 512
r = 4 4(256−1)
S8= ,
1
r7 = 128
S8= 1020
r 7 = 27 , r = 2

3 3 3
14. Jumlah deret geometri tak hingga 1 + 4 + + + …. adalah….
16 64

Jawab :
3
2-1 4 3
r = = 12
3

3
S∞ = 1
1−
4

3
S∞ = 3
4

S∞ = 4

1 1 1
15. Jumlah deret geometri tak hingga 1 + 4 + + + …. adalah…
16 64

Jawab :
1
2-1 4 1
r = =4
1

1
S∞ = 1
1−
4

1
S∞ = 3
4
4
S∞ = 3

16. Setiap awal bulan, Susi menabung sejumlah uang di bank dengan besar selalu naik.

Bulan pertama menabung Rp 10.000,00, bulan kedua Rp 12.000,00 dan bulan ketiga

Rp 14.000,00, dan seterusnya. Jumlah tabungan Susi setelah 10 bulan tanpa bunga

adalah…

Jawab:

Diketahui:

a = Rp 10.000,00

b = Rp 12.000,00 – Rp 10.000,00 = Rp 2.000,00

n = 10

Dengan menggunakan rumus deret aritmetika diperoleh:


1
Sn = n (2a + (n – 1) b)
2

1
S10 = 2 . 10 (2 . Rp 10.000,00 + (10 – 1) Rp 2.000,00)

S10 = 5 (Rp 20.000,00 + Rp 18.000,00)

S10 = 5 (Rp 38.000,00) = Rp 180.000,00

Jadi jumlah tabungan Susi setelah 10 bulan adalah Rp 180.000,00.

17. Dalam suatu rapat kooperasi dihadiri oleh 15 orang yang saling berjabat tangan satu

sama lain. Tentukan jumlah jabat tangan yang terjadi dalam rapat tersebut....

Jawab:

Orang pertama akan menyalami 14 orang, orang kedua akan menyalami 13 orang,

orang ketiga akan menyalami 12 orang dan orang ke 14 akan menyalami 1 orang. Jadi

terbentuk barisan bilangan 1 + 2 + 3 + … + 14.


Diketahui:

a=1

b=1

n = 14

Cara menghitung jumlah jabat tangan gunakan rumus deret aritmetika dan hasilnya

sebagai berikut:
1
Sn = 2 n (2a + (n – 1) b)

1
S14 = 2 . 14 (2 . 1 + (14 – 1) 1)

S14 = 7 (15) = 105

Jadi banyak jabat tangan dalam rapat tersebut adalah 105 jabat tangan.

18. Diketahui deret geometri dengan suku pertama 6 dan suku keempat adalah 48. Jumlah

enam suku pertama deret tersebut adalah …

A 368 B 369 C 378 D 384

Diketahui :

𝑎=6

𝑈4 = 48

Ditanyakan : 𝑆6 = … ?

Jawab :

𝑈4 = 48 𝑎(𝑟 𝑛 −1)
𝑆6 = 𝑟−1
3
𝑎𝑟 = 48 6(26 −1)
𝑆6 = 2−1
6𝑟3 = 48
𝑆6 = 6 (64 − 1 )
𝑟3 = 8
S6 = 6 (63 )
𝑟=2
𝑆6 = 378
19. Jika diketahui suku ke-1 dari sebuah barisan aritmetika adalah 5 dan suku

keenamnyaadalah 25, tentukan pembedanya....

Jawab:

a = 5 dan U6 = 25

Maka :

Un = a + ( n – 1) b

25 = 5 + (6 - 1) b

25 = 5 + 5b

20 = 5b

b=4

20. Jumlah 50 suku pertama dari deret log 5 + log 55 + log 605 + log 6.655 adalah…

Jawab :

Deret di atas merupakan deret aritmetika dengan suku pertama a = log 5 dan b = log

11. Untuk itu, U2 = log 5 + log 11

Dengan demikian,
𝑛
Sn = 2 (2a + (n – 1) b)

50
S50 = (2 . log 5 + (50 – 1) . log 11)
2

S50 = 25 (log 25 + log 1149)

S50 = log 2525 + log (1149)25

S50 = log 2525 + log 111.225

S50 = log (2525 . 111.225)


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dalam pembuatan makalah ini yaitu :

1. Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang memiliki pola atau aturan tertentu

antara satu bilangan dengan bilangan berikutnya.Sedangkan, jumlah beruntun dari

suku- suku barisan itu disebut sebagai deret.

2. Barisan aritmetika adalah barisan bilangan yang selisih antara dua suku yang

berurutan sama atau tetap. Selisih dua suku yang berurutan disebut beda b.

3. Deret aritmetika adalah jumlah dari seluruh suku-suku pada barisan aritmetika.

4. Barisan geometri adalah suatu barisan bilangan yang hasil bagi dua suku yang

berurutan selalu tetap. Hasil bagi dua suku yang berurutan disebut rasio r.

5. Deret geometri adalah jumlah dari semua suku-suku pada barisan geometri dan

dilambangkan dengan Sn. Sedangkan, deret geometri tak hingga adalah deret

geometri dengan banyak suku tak berhingga.

6. Penerapan barisan dan deret antara lain yaitu pertumbuhan, peluruhan, bunga

majemuk, dan anuitas.

B. Saran

Semoga dengan penjabaran tadi mengenai Barisan dan Deret ini menjadi suatu

langkah awal kita untuk lebih memahami salah satu materi Matematika Dasar dan

tentunya dapat kita terapkan dalam studi kita serta dalam kehidupan sehari-hari.

Adanya makalah ini pula kami sebagai tim penyusun meminta kritik dan saran apabila

ada kesalahan penulisan, simbol, atau pun pendapat yang berbeda dari pembaca,

dengan tujuan agar makalah ini lebih sempurna kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai