Anda di halaman 1dari 23

DERET

Di susun oleh : Kelompok 3

1. Dewita Gusasi
2. Yusni T. Iti
3. Defrianti Abd Bobihu
4. Sifanda Mo'otalu
5. Alan Abdullah
BARISAN
Pengertian Barisan
Barisan bilangan adalah susunan bilangan yang diurutkan menurut aturan tertentu. Bentuk
umum barisan bilangan , , .…, . Setiap unsur pada barisan bilangan disebut suku. Suku ke-n dari
suatu barisan ditulis dengan simbol ( n merupakan bilangan asli). Berdasarkan banyaknya suku,
barisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu barisan berhingga, dimana jumlah suku-
sukunya terbatas. Dan barisan tak berhingga, dimana jumlah suku-sukunya tidak terbatas.
Sedangkan apabila suatu barisan dilihat dari segi perubahan di antara suku yang berurutan maka
mempunyai dua jenis, yaitu barisan aritmatika dan barisan geometri.
Jenis-jenis Barisan
01 Barisan Aritmatika 01
Barisan aritmetika atau sering juga disebut barisan hitung adalah barisan bilangan yang setiap sukunya diperoleh dari suku
sebelumnya dengan menambah atau mengurangi dengan suatu bilangan tetap. Bilangan tetap tersebut dinamakan pembeda.
Secara umum , , , , …, adalah barisan aritmatika apabila – = – = – = .… = – = konstanta. Konstanta ini disebut beda dan
dinyatakan dengan b.
Pada setiap barisan aritmatika berlaku sebagai berikut :
= a + ( n - 1 )b
Keterangan :
= suku ke n
a = suku pertama
b = beda
Jenis-jenis Barisan
Jika suku pertama barisan aritmatika dinamakan a dan bedanya b maka diperoleh :
= a = a + ( 1 – 1)
– = b ↔ = + b = a + b = a + (2-1) b
– = b ↔ = + b = a + b + b = a + 2b = a + (3-1) b
dan seterusnya.
Berdasarkan suku ke-n barisan aritmatika dengan melihat pola di atas adalah:
= a + (n – 1) b

Keterangan :
= besar suku ke-n
a = suku pertama , b = beda
Jenis-jenis Barisan
02 Barisan Geometri
Barisan geometri adalah barisan bilangan yang mempunyai rasio (Pembanding) yang tetap antara dua suku yang
berurutan dan dinotasikan dengan r. Secara umum , , ,…., adalah barisan geometri bila :

, konstanta

Konstanta ini disebut rasio (perbandingan) dan dinyatakan dengan r. Pada setiap barisan geometri berlaku :
=r
Keterangan :
= suku ke-n
r = rasio
Jenis-jenis Barisan
Jika suku pertama barisan geometri dinamakan a dan rasionya atau perbandingannya r maka diperoleh:
=a=
=r↔.r=
= r ↔ . r = dan seterusnya.
Besarnya suku ke-n barisan geometri dengan melihat pola di atas adalah sebagai berikut :
=

Keterangan :
= suku ke-n
a = suku pertama
r = rasio
DERET
Pengertian Deret
Deret ialah rangkaian bilangan yang tersusun secara sistematis dan memenuhi kaidah-kaidah tertentu.
Bila suku-suku pada suatu baris dijumlah maka jumlah tersebut dinamakan deret. Bilangan-bilangan
yang merupakan unsur dan pembentuk sebuah deret dinamakan suku. Keteraturan rangkaian bilangan
yang membentuk sebuah deret terlihat pada “pola perubahan” bilangan-bilangan tersebut dari satu suku
ke suku berikutnya. Dilihat dari jumlah suku yang membentuknya deret digolongkan atas deret berhingga
dan deret tak berhingga. Yang dimaksud deret berhingga adalah deret yang jumlah suku-sukunya tertentu,
sedangkan deret tak berhingga adalah deret yang jumlah suku-sukunya tidak terbatas. Sedangkan dilihat
dari segi pola perubahan bilangan pada suku-sukunya, deret bisa dibeda-bedakan menjadi deret hitung
dan deret ukur.
Jenis-jenis Deret
01 Deret Hitung/Deret Aritmatika
Deret hitung ialah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan terhadap sebuah bilangan tertentu. Bilangan
yang membedakan suku-suku dari deret hitung ini dinamakan pembeda, yang merupakan selisih antara nilai-nilai dua suku
yang berurutan.
Contoh:
 4, 9, 14, 19, 24, 29 (pembeda = 5)
 92, 82, 72, 62, 52 (pembeda = -10)
 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15 (pembeda = 2)
Besarnya nilai suku tertentu (ke-n) dari sebuah deret hitung dapat dihitung melalui suatu rumus. Dalam membentuk rumus
yang dimaksud, kita pergunakan contoh di atas. Dalam contoh tersebut, nilai suku pertamanya (a) adalah 4 dan pembedanya
(b) adalah 5.
Jenis-jenis Deret
4 9 14 19 24 29

=4=a
= 9 = a + b = a + (2 – 1)b
14 = = a + 2b = a + (3 – 1)b
19 = = a + 3b = a + (4 – 1)b
24 = = a + 4b = a + (5 – 1)b
29 = = a + 5b = a + (6 – 1)b
……
……
……
= a + (n – 1)b
a : Suku pertama
b : pembeda
n : indeks suku
Jenis-jenis Deret
Berdasarkan rumus di atas, dengan mudah dan cepat dapat dihitung dengan mudah apabila mau menghitung nilai-nilai
suku tertentu. Sebagai contoh, nilai suku ke-15, suku ke-27 dari contoh deret hitung ialah:
= a + (n – 1)b = 4 + (15 – 1)5 = 4 + 70 = 74
= a + (n – 1)b = 4 + (27 – 1)5 = 4 + 130 = 134
Hal yang sama dapat dilakukan pula pada contoh yang kedua dan ketiga, misalkan pada contoh yang kedua ingin
dihitung berapa nilai suku ke-10, suku ke-15, maka nilainya ialah:
= a + (n – 1)b = 92 + (10 – 1) (-10) = 92 - 90 = 2
= a + (n – 1)b = 92 + (15 – 1) (-10) = 92 - 140 = -48
Kemudian untuk contoh ketiga, misalkan ingin diketahui suku ke-24, suku ke- 45, maka nilainya ialah:
= a + (n – 1)b = 3 + (24 – 1)2 = 3 + 46 = 49
= a + (n – 1)b = 3 + (45 – 1)2 = 3 + 88 = 91
Jenis-jenis Deret
Jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu tak lain adalah jumlah nilai suku-sukunya, sejak suku

pertama (atau a) sampai dengan suku ke-n () yang bersangkutan.

= = + + …+

= = + ++

= = + ++ +

= = + ++ + +

Berdasarkan rumus = a + (n – 1)b, maka masing-masing dapat diuraikan, sehingga akan menjadi sebagai berikut:

= a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) = 4a + 6b

= a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) = 5a + 10b

= a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + (a + 4b) + (a + 5b) = 6a + 15b


Jenis-jenis Deret
Masing-masing dapat disederhanakan atau ditulis ulang menjadi
sebagai berikut:
Atau,
= 4a + 6b = 4a + (4 – 1)b
= [2a + (n – 1)b]
= 5a + 10b = 5a + (5 – 1)b
Rumus = [2a + (n – 1)b] dapat disederhanakan kembali menjadi:
= 6a + 15b = 6a + (6 – 1)b
= [2a + (n – 1)b]
….
= [a + a + (n – 1)b]; misal : = a + (n – 1)b
….
= (a + )
….

= na + (n – 1)b
Jenis-jenis Deret
Dengan demikian untuk menghitung jumlah sebuah deret hitung sampai dengan suku tertentu n, terdapat empat bentuk
rumus yang dapat digunakan, yaitu:
1. = = + + …+
2. = na + (n - 1)b
3. = [2a+ (n - 1)b]
4. = (a+ )
Dalam kasus deret hitung pada contoh petama, jumlahnya sampai dengan suku ke-15 adalah
= (4 + )
=7,5 (4+74)
=585
Jenis-jenis Deret
01 Deret Ukur/Deret Geometri
02
Deret ukur ialah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan perkalian sebuah bilangan tertentu. Bilangan yang
membedakan suku-suku sebuah deret ukur dinamakan pengganda, yaitu merupakan hasil bagi nilai suatu suku terhadap
nilai suku di depannya.
Contoh:
• 4,8,16,32,64 (pengganda = 2)
• 3,15,75,375,1875 (pengganda = 5)
• 512,256,128,64,32 (pengganda = 0,5)
Untuk dapat membentuk rumus perhitungan suku tertentu dari sebuah deret ukur, dengan contoh pertama di atas dapat
disajikan dalam bentuk:
=4=a
= 8 = ap =
Jenis-jenis Deret
01
= 16 = app =
= 32 = appp =
………
………
………
=
Dimana:
• a ialah suku pertama
• p ialah pengganda
• n ialah indeks suku
Jenis-jenis Deret
01
Berdasarkan rumus di atas, nilai suku ke-6 dalam contoh diatas masing-masing ialah:
• S6 = (4) (2)6-1 = 128

• S6 = (3) (5)6-1 = 9375

• S6 = (512) (0,5)6-1 = 16
Seperti halnya dalam deret hitung, jumlah sebuah deret ukur sampai dengan suku tertentu adalah jumlah nilai suku-
sukunya sejak suku pertama sampai dengan suku ke-n yang bersangkutan.
Jn = = S1 + S2 + …+ Sn

Berdasarkan Sn = apn-1, maka masing-masing Si dapat dijabarkan sehingga:

Jn = a + ap + ap2 + ap3 + …+ apn-2 + apn-1


Apabila persamaan di atas dikalikan dengan pengganda p, maka
pJn = ap + ap2 + ap3 + ap4 + …+ apn-1 + apn
Dengan mengurangkan persamaan kedua dari persamaan pertama, diperoleh selisih antara kedua persamaan ini yaitu:
Jn – pJn = a – apn

Jn (1 – p) = a(1 – pn)
Jenis-jenis Deret
01
Sehingga dapat dibentuk rumus jumlah deret ukur sampai dengan suku ke-n:
1. Jn = , atau

2. Jn =
Dalam hal  p  < 1, pengunaan rumus yang pertama akan lebih mempermudah perhitungan. Sedangkan jika  p  > 1,
rumus yang kedua akan lebih mempermudah dalam perhitungan.
Pada contoh deret ukur yang pertama, dimana a = 4 dan p = 2, maka jumlahnya sampai dengan suku ke-15 adalah:
J15 = = = 131068
Sedangkan pada ketiga, dimana a = 512 dan p =0,5, maka jumlahnya sampai dengan suku ke-10 adalah:
J10 = = = 1023
Latihan Soal
Latihan Soal
1. Suku pertama dari barisan aritmetika adalah 4 dan bedanya adalah (-3). Suku yang nilainya sama dengan -68 adalah
suku ke....
2. Nilai suku ke 101 dari deret hitung 3, 5, 7, 9, 11, … adalah….
3. Berapa jumlah semua suku s/d suku yang ke 25 dari deret 3, 5, 7, 9, 11, …
4. Pertambahan penduduk pada kota Pasuruan tiap tahun mengikuti aturan barisan geometri. Pada tahun 1996
pertambahannya sebanyak 6 orang, di tahun 1998 sebanyak 54 orang. Sebanyak berapa orang pertambahan penduduk
pada tahun 2001?
5. Penduduk suatu kota berjumlah 1 juta jiwa pada tahun 1991,tingkat per tumbuhannya 4% per tahun. Hitunglah jumlah
penduduk kota tersebut pada tahun 2006. Jika mulai tahun 2006 pertumbuhannya menurun menjadi 2,5%, berapa
jumlahnya 11 tahun kemudian ?
Referensi
Al-Arif, R. (2013).Matematika Terapan Untuk Ekonomi. Bandung : Pustaka Setia
Prasetyawan, Enggar. Dkk. (2019). Matematika Ekonomi. Tanggerang Selatan: UNPAM
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai