Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK

REVIEW
MK. FILSAFAT
PENDIDIKAN

Skor Nilai :

NAMA MAHASISWA : SUHARDI

NIM : 5202131002

DOSEN PENGAMPU : WAN NOVA LISTIA

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR
Pertama, puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dimana atas
berkat dan anugerah penyertaannya sehingga Critical Book Review (CBR) ini dapat
terselesaikan. Judul dari makalah ini adalah ”CRITICAL BOOK REVIEW FILSAFAT
PENDIDKAN”. Penulisan Critical Book Review ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas
FILSAFAT PENDIDIKAN.

Penulis tidak lupa berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung penulis
dalam menyusun Critical Book Review (CBR) ini, terutama kepada dosen mata kuliah Filsafat
Pendidikan maupun bagi saudara/i sekalian yang ikut ambil bagian dalam penyusunan makalah
ini.

Penulis menyadari sebagaimana sebagai manusia, penulis juga pasti mempunyai


kekurangan dan kelemahan dalam hal penyusunan Critical Book Review (CBR) ini baik dalam
isi yang terlampir maupun dalam hal kesalahan dalam pengetikan sehingga kritik dan saran
pembaca sangat dibutuhkan dalam memperbaiki makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan
Terima Kasih.

Medan, Oktober 2020

SUHARDI

2
DAFTAR ISI

PENGANTAR.............................................................................................................................2

DAFTAR ISI KATA...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4

A Rasionalisasi Pentingnya CBR...........................................................................................4

B. Tujuan Penulisan CBR...................................................................................................…4

C. Manfaat CBR.....................................................................................................................4

D. Identitas Buku yang direview............................................................................................5

BAB II RINGKASAN ISI BUKU.............................................................................................6

A. Ringkasan Buku Utama.....................................................................................................6

BAB III......................................................................................................................................15

PEMBAHASAN........................................................................................................................15

A. Pembahasan Isi Buku........................................................................................................15

B. Kelebihan dan kekurangan buku.......................................................................................16

BAB IV......................................................................................................................................17

PENUTUP.................................................................................................................................17

A KESIMPULAN...............................................................................................................17

B SARAN...........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................18

3
BAB  I

PENDAHULUAN

A Rasionalisasi Pentingnya CBR          

Dalam Critical Book Review (CBR) ini mahasiwa dituntut untuk mengkritisi sebuah
buku, dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dipahami oleh mahasiswa
yang melakukan Critical Book Review ini, termasuk didalamnya mengerti akan kelemahan dan
keunggulan dari buku yang akan dikritisi. Dalam hal ini saya mengkritik buku
utama “FILSAFAT PENDIDIKAN”  dan membandingkan dengan buku lainnya yang relevan.

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah filsafat pendidikan.

2. Menambah wawasan dan Pengetahuan penulis dan pembaca.

3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas,menganalisa dan


membandingkan serta memberikan kritik pada suatu buku berdasarkan fakta yang ada.

4. Menguatkan pemahaman pembaca tentang filsafat pendidikan dalam hakekat ilmu


pendidikan.

C. Manfaat CBR
Bagi penulis :

            Penulis menjadi lebih memahami secara keseluruhan mengenai cakupan materi filsafat
pendidikan dan hakekatnya didalam sistem pendidikan yang ada berkat menuntaskan
tugas Critical Book Review ini. Tugas ini juga bermanfaat langsung dalam melatih penulis dalam
hal  ini saya sendiri sebagai mahasiswa menjadi lebih terasah dalam meringkas isi suatu
buku,lalu membandingkannya dengan buku yang relevan setelah itu menganalisa demi
menemukan kelemahan dan kelebihan dari buku yang telah saya kritikalisasi.

Bagi pembaca :

Pembaca,dalam hal ini siapapun yang membaca hasil dari tugas Critical Book Review
ini,mulai dari kalangan akademitas hingga masyarakat umum menjadi lebih paham bagaimana

4
filsafat pendidikan dan hakekatnya yang diterapkan didalam sistem pendidikan serta cakupan
materinya didalam setiap pembahasan yang terdapat dalam tugas ini.tugas ini juga dapat menjadi
rujukan bagaimana menyempurnakan suatu buku yang ada karena didalam tugas ini merupakan
suatu rangkuman pembahasan dari ringkasan hingga analisis kelemahan dan kelebihan
berdasarkan fakta yang ada dan perbandingan pada buku yang relevan.

D. Identitas Buku yang direview


Buku Utama

1. Judul : FILSAFAT PENDIDIKAN

2. Edisi : Cetakan Pertama

3. Pengarang : Yusnadi

Ibrahim Gultom

Wildansyah Lubis

Arifin Siregar

4. Penerbit : halamanmoeka

5. Kota Terbit : Bogor

6. Tahun Terbit : 2019

7. ISBN : 978-602-269-343-7

5
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB 1. Hakekat manusia dalam kajian filsafat.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, eksistensinya ditentukan secara
mutlak oleh sang pencipta, tersusun atas kesatuan jiwa, dan raga, serta eksis sebagai individu
yang bermasyarakat.

A, Manusia sebagai makhluk individu (Individual Being)

Individu terdiri dari dua kata in dan devided. Dalam bahasa inggris in adalah tidak,
sedangkan devided berarti terbagi. Jadi individu dapat diartikan ‘tidak terbagi’, atau satu
kesatuan

B. Manusia sebagai makhluk social ( Social Being)

Sebagai makhluk social dengan ciri masing masing dalam kehdupan sehari hari. Kita
tidak akan mampu hidup sendiri, Sejak dilahirkan sudah memerlukan bantuan, orang lain, tanpa
adanya individu tersebut dengan sendirinya akan mati.

C. Manusia sebagai makhluk berbudaya

Manusia sebagai makhluk budaya maksdunya adalah manusia mampu menciptakan dan
melaksanakan kebaikan, kebenaran, kedilann. Kajian dalam berfikir . dua kelebihan utama
manusia yang membedakannya dengan makhluk lain.

D. Manusia sebagai makhluk ekonomi

Hidup dan kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai kegiatan yang intinya adalaj
masuk, mulai seperti; sandang (pakaian), pangan (makanan) dan papan tempat tinggal.

6
E. Manusia sebagai makhluk terdidik (homo education)

Manusia sebagai makhluk terdidik ialah makhluk yang dilahirkan membawa potensi
dapat dididik dan dapat mendidik. Dialah yang memiliki potensi dapat dididik dan mendidik
sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan.

F. Manusia sebagai makhluk berfikir

Berfikir adalah proses mental yang melibatkan otak yang menghubung hubungkan
konsep konsep untuk mendapatkan suatu kejelasan. Keberadaan akal budi manusia membuat
manusia tidak pernah berhenti berfikir, tidak pernah puas dengan pengetahuan yang dimilikinya
dan rasa keingintahuan manusia selalu mendorong manusia untuk melakukan penelitian yang
bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul dalam fikirannya.

G. Manusia sebagai makhluk Religius (Homo Religious)

Pada dasarnya manusia mengakui pada kekuatan lain(gaib) diluar kekuatan dirinya yang
menggerakkan seluruh isi alam secara teratur. Tidak mungkin seluruh alam jagat raya ini dapat
berdiri sendiri teratur tanpa ada yang mengatur yaitu Tuhan sang pencipta alam semesta.

BAB II. Hakikat Filsafat Pendidikan

A. Pengertian Filsafat

Secara umum dalam memaknai filsafat dapat ditelusuri secara etimologi dan terminology.

1. Tinjauan Etimologi

Secara etimologi, filsafat diambil dari bahasa Yunani Philoshopos. Pulo artinya cinta,
shopos artinya kebijaksanaan. Dengan demikian, kata majemuk “philosophos” berarti “daya
upaya pemikiran dan renungan manusia untuk mencari kebenaran”.

7
2. Tinjauan Terminologi

Pengertian Terminologi maksudnya adalah arti yang yang dikandung oleh filsafat itu
sendiri. Seperti yang dikemukakan Plato “Arti filsafat adalah suatu ilmu yang mencoba untuk
mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang sebenarnya”.

B. Pengertian Filsafat Pendidikan

Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses utk mengembangkan semua aspek
kepribadian manusia yang mencakup pengetahuan , nilai, sikap, dan ketrampilannya.

C. Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem

Secara umum terdapat empat system filsafat umum yaitu: Realisme, Idealisme,
Experimentalisme, dan Eksistensialisme. Berdasarkan Filsafat idealisme, pendidikan perlu
mendinamisasi dua hal. Pertama, meningkatkan kesadaran dan keakraban peserta didik terhadap
seluruh potensi potensi rohaniah yang dimiliki. Kedua, mengembangkan hubungan yang selaras
antara unsur rohaniah peserta didik dengan lingkungannya.

D. Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Pendidikan

Filsafat dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, baik dari proses,
jalan, serta tujuannya. Bila dihubungkan dengan persoalan pendidikan secara luas dapat
disimpulkan bahwa filsafat merupakan arah dan pedoman atau landasan dasar agar tercapainya
pelaksanaan pendidikan dan tujuan pendidikan. Dengan demikan, filsafat pendidikan . dapat
dipahami sebagai ilmu yang pada dasarnya merupakan jawaban dari pertanyaan pertanyaan
dalam bidang pendidikan yang merupakan implementasi analisis filosofis dalam lapangan
pendidikan. Antara filsafat dan filsafat pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan
tidak terpisahkan .

BAB III. Kajian Filsafat tentang ontologi, epistomologi, dan aksiologi

A. Ontologi Ilmu

1. Pengertian Ontologi

Ontologi adalah salah satu kajian filsafat yang paling kuno. Istilah ontology terdiri dari 2
suku kata yakni ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu

8
pengetahuan. Dengan demikian pengertian ontology adalah pengetahuan tentang wujud dan
hakekat keberadaan sesuatu atau bisa juga disebut studi yang membahas keberadaan, realitas
sesuatu yang bersifat konkrit.

BAB IV. Aliran aliran filsafat pendidikan

A. Aliran Filsafat Pendidikan Idealisme

Aliran ini berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan roh yang bersifat
dualistis yaitu fisik dan rohani, dalam pendidikan ada subjek yang mengetahui tentang manusia
dan alam.

B. Aliran Filsafat Pendidikan Perenialisme

Perenialisme memandang bahwa kepercayaan kepercayaan aksiomatis zama kuno dan


abad pertengahan perlu dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan zaman
sekarang.

C. Aliran Filsafat Pendidikan Essensialisme

Aliran ini menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lamaD. Aliran
Filsafat Pendidikan Eksistensialisme.

Aliran ini memfokuskan pada pengalaman pengalaman individu.

E. Aliran Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Filsafat ini dipandang sebagai filsafat Amerika asli, pada hal kenyataan yang sebenarnya
adalah berpangkal pada filsafat empirisme.

F. Aliran Filsafat Pendidikan Progresivisme

Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan


bahwa manusia itu mempunyai kemampuan kemampuan yang wajar.

9
G . Aliran Filsafat Pendidkan Rekonstruksionisme

Rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berfikir progresifisme
dalam pendidikan. Dalam filsafat pendidikan aliran aliran rekusntrionisme adalah aliran yang
berusaha merombak.

BAB V. Perbandingan pendidikan Barat vs Indonesia dari persfektif filsafat pendidikan

A. Pendidikan Barat

Untuk mengkaji objek yang disoroti dalam filsafat pendidikan sebagaiman dikemukakan
pada butir butir diatas bisa saja kita mengadopsi dari beberapa paham atau aliran filsafat yang
sudah ada (filsafat barat). Selama tidak bertentangan dengan nilai dan budaya serta falsafah yang
kita anut.

B. Aliran pokok pendidikan di Indonesia.

1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa

Ajaran K.H. Dewantara yang saat ini dipakai sebagai lambing Departemen Pendidikan
Nasional, yaitu Ing Ngarso Sung Tulado (memberi teladan kepada peserta didik ketika berada
didepan), Ing Madya Mangun Karso ( membangun semangat kepada peserta didik ketika berada
ditengah), dan Tut Wuri Handayani (memberikan dorongan kepada peserta didik ketika berada
dibelakang).

2. Ruang Pendidik INS Kayu Taman

INS (Indonesia Nederhlandshce Scholl) ddidirikan oleh M. Sjafei ( lahir di Matan, Kalbar
tahun 1895) pada tanggal 31 oktober 1926 di Kayu Taman (Sumbar).

BAB VI. Falsafah Pancasila Sebagai Referensi Filsafat Pendidikan

Disamping pancasila sebagai dasar dan ideology bangsa dan Negara Indonesia, Pancasila
juga dipandang sebagai jiwa bangsa Indonesia, kepribadian Bangsa Indonesia, pandangan hidup
bangsa, perjanjian luhur bangsa dan sumber hokum bangsa Indonesia.

Disebut sebagai rujukan bersikap dan berperilaku karena Pancasila memiliki nilai luhur
yang digali oleh para bangsa dari akar budaya bangsa itu sendiri. Nilai luhur itu terterain dalam
sila demi sila pancasila.
10
1. Pengertian Toleransi

Toleransi berasa; dari kata Tolerate (Inggris) yang berarti mentolerir, membiarkan dan
sabar mengahadapi. Sedang pengertian toleransi secara bahasa bermakna sifat atau sikap
menegang dan menghargai pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan
seseorang atau kelompok yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

2. Toleransi dalam Pandangan Pancasila

Didalam UUD 1945 pasa; 29 ayat 2 disebutkan bahwa: “Negara menjamin kemerdekaan
tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya sendiri sendiri dan untuk beribadat menurut agama
dan kepercayaannya.

3. Toleransi dalam Berbagai Agama

a. Toleransi dalam pandangan Islam

Didalam Islam tidak ada paksaan dalam beragama sebagaimana termaktub dalam surat
Albaqoroh 256( laa ikrooha fiddiin) = (tidak ada paksaan dalam agama islam) Selanjutnya,
yang menjadi pegangan bagi seorang muslim dalam berinteraksi dengan Agama lain dijelaskan
seperti bunyi ayat “bagi kamu agama kamu, bagiku agamaku”

B. Toleransi dalam pandangan Kristen Protestan

Didalam ajaran agama Kristen pun ada juga doktrin toleransi yang mengharuskan
penganutnya untuk mengamalkan sikap toleransi. Ulangan 10:18-19 “sebab itu haruslah kamu
menunjukkan kasih kepada orang asing”. Selanjutnya dijelaskan bahwa orang asing yang tinggal
padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, “Kasihilah dia seperti
dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu ditanah Mesir.

Kamu telah mendengar firman : “Kasihilah sesama manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi aku berkata kepadamu :”Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu”. Dalam ayat ini Yesus mengajarkan para murid-Nya untuk dapat mengasihi
musuh musuh mereka.

11
C. Toleransi dalam pandangan Katolik

Pada asal kisah rasul rasul 17:26” adapun segala bangsa itu merupakan satu masyarakat
dan asalnya pun satu juga, karena Tuhan menjadikan seluruh bangsa manusia untuk menghuni
seluruh bumi. Dalam bagian lain dari Mukadimah Deklarasi tersebut disebutkan “dalam zaman
kita ini, dimana bangsa, manusia makin hari makin erat bersatu, hubungan antara bangsa menjadi
kokoh, gereja lebih seksama mempertimbangkan bagaiman hubungannya dengan agama agam
lain.

D. Toleransi dalam pandangan Agama Hindu

Dalam agama Hindu diajarkan pula tentang masalah kerukunan antar umat umat
beragama. Manusia harus mempunyai dasar hidup yang dalam agama Hindu disebut dengan
Catur Purusa Artha, yang mencakup Dharma, Artha, dan Moksha. Dharma berarti susila atau
berbudi luhur.

E. Toleransi dalam Agama Budha

Pandangan agama Budha mengenai kerukunan hidup untuk beragama dapat dicapai
dengan melalui 4 jalan kebenaran, yakni:

1. Hidup adalah suatu penderitaan (dukha)

2. Penderitaan disebabkan karena keinginan yang rendah (samudaya)

3. Apabila keinginan sudah dapat dihilangkan maka penderitaan akan berakhir.

F, Toleransi dalam pandangan Kong Hu Chu

Kongzi (semacam nabi) bersabda “sesungguhnya kemuliaan seseorang itu bergantung


dari usaha orang itu sendiri”: Maka, janganlah menilai orang dari apa Agama yang
dianutnya, dan jangan menilai Agama dari orang yang menganutnya. Dari sabda ini berarti
Agama Kong Hu Chu mengajarkan kerukunan dalam perbedaan.

BAB VII. Permasalahan Pendidikan dari Perspektif Filsafat Pendidikan

Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan. Masalah pendidikan


adalah harapan harapan yang telah ditetapkan tapi tidak dapat terwujud sebagaimana mestinya,
tentunya banyak factor yang mempengaruhi ketidaktercapaian harapan dimaksud. Berikut
12
dekemukakan beberapa sumber persoalan yang menjadi hambatan dalam ketercapaian tujuan
pendidikan.

A. Masalah manajemen pendidikan

Manajemen pendidikan adalah system pengelolaan pendidikan yang dilaksanakan


berdasarkan paham yang diyakini dapat mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien. Permasalahan dilihat dari manajemen pendidikan ada masalah diantaranya:

1. Filosofi tujuan pendidikan

2. Rekrutmen calon guru

B. Masalah Implementasi dalam dunia pendidikan

Permasalahan yang muncul dalam penyelenggaraan pendidikan, diantaranya adalah:

1. Mahalnya biaya pendidikan

2. Rendahnya pemerataan pendidikan

3. Relevansi pendidikan

4. Meningkatnya angka putus sekolah

5. Kesejahteraan guru

C. Pemecahan Permasalahan Pendidikan dari Perspektif Filsafat Pendidikan

Dari pemasalahan pendidikan yang dikemukakan diatas, bukanlah sesuati yang mudah
diperbaiki, hal ini menyangkut masalah yang kompleks yang dihadapi pemerintah, ada yang
harus diselesaikan ditingkat pusat, ada juga yang harus diselesaikan pada tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota.

Terkait dengan kesejahteraan Guru, Pemerintah telah berusaha menignkatkan


kesejahteraan Guru melalui pemberian Tunjangan Profesi yang nilainya sebesar gaji pokok yang
diberikan setiap bulan.

13
Terkait dengan pemerataan pendidikan, pemerintah telah meluncurkan program SM3T (Sarjana
Mendidik Di Daerah Tertinggal, Terluar dan Terdepan). Program ini adalah memberi
kesempatan kepada guru yang baru tamat S1 untuk mengajar didaerah 3T, yang masyarakatnya
tertinggal dibandingkan dengan masyarakat yang sudah maju.

14
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku


1. Pembahasan Bab 1 tentang

Pembahasan buku ini yaitu tentang praktik pendidikan dan teori pendidikan. Jadi,
filsafat adalah sebuah konsep pemikiran seseorang tentang suatu hakikat yang benar
benar ada dan sesuatu yang akan dituju.

2. Pembahasan Bab 2 tentang

Pembahasan isi buku ini yaitu mengenai filsafat pendidikan

Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang berfikir dan mengkaji seputar dunia
pendidikan seperti seluk beluk pendidikan, teori pendidikan aturan dan tujuan
pendidikan.

3. Pembahasan Bab 3 tentang

Pembahasan buku ini yaitu tentang kajian ontologi, epistomologi, dan aksilogi.

4. Pembahasan Bab 4 tentang

Pembahasan buku ini yaitu tentang aliran – aliran yang ada di filsafat pendidikan
seperti idealisme, perenealisme, essensialisme, pragmatisme, progresivisme, dan
rekonstruksionisme.

5. Pembahasan Bab 5 tentang

Pembahasan buku ini yaitu tentang perbandingan pendidikan barat vs pendidikan


Indonesia di dalam persfektif Filsafat Pendidikan.

15
6. Pembahasan Bab 6 tentang

Pembahasa buku ini yaitu tentang falsafah pancasila sebagai referensi Fiksafat
Pendidikan supaya kita untuk bersikap dan beperilaku sesuai Pancasila dikarenakan
memiliki nilai luhur yang digali oleh para bangsa dari akar budaya bangsa.

B. Kelebihan dan kekurangan buku

1. Dilihat dari tampilan buku (face value), buku yang direview adalah: Dari segi tampilan, buku
ini memiliki tampilan cukup menarik dan unik. Sehingga ketika kita melihatnya pasti akan
timbul ketertarikan untuk mengambil dan membaca buku tersebut.

2. Dari aspek tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font adalah: Dalam

Aspek ini yaitu tata letak, saya melihat adanya kekurangan dalam aspek ini dimana

Setelah daftar isi penulisan mulai Bab I sampai Bab terakhir terlalu keatas sehingga

kurang menarik untuk dilihat pada buku ini.

3. Dari aspek isi buku: Dari aspek isi buku kita dapat melihat bahwa semuanya tersusun rapi dan
jelas. Sehingga,mempermudah bagi kita yang baru belajar tentang filsafat pendidikan, karna
dalam buku ini materi tersusun secara sistematis dan kita dapat memahami nya bab per bab.

4. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut adalah:Tata Bahasa yang digunakan dalam penulisan
buku ini masih digolongkan bahasa yang dapat dipahami dan mudah dimengerti mahasiswa yang
baru belajar ilmu filsafat. Tidak banyak terdapat bahasa yang tinggi dan sulit untuk dimengerti.

16
BAB IV

PENUTUP

A KESIMPULAN
Filsafat adalah ilmu dari segala ilmu, ilmu yang mencari suatu kebenaran dengan cara berpikir
dan karena adanya suatu keragu raguaan. Dan untuk mendalami apa yang ada pada materi
tersebut diberikan tugas Critical Book Report sebagai salah satu cara dalam membantu
mahasiswa dalam memhami isi buku tersebut.

Dari buku ini yang sudah di kritik bisa kita simpulkan :

1.Buku ini memiliki Indikator pembelajaran dan evaluasi dalam setiap babnya.

2.Buku ini tidak menampilkan biografi pengarang dan tidak dilengkapi dengan gambar
pendukung.

B SARAN
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview menyarankan
agar filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan baik guru, orang tua maupun
masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan. Selain itu, juga
disarankan agar adanya perkembangan tindak lanjut mengenai isi buku sehingga nantinya
dilengkapi dengan gambar agar peserta didik yang membacanya lebih tertarik. Buku Filsafat
Pendidikan ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku pegangan mahasiswa yang
menjalani mata kuliah filsafat pendidkan, karena kedua buku ini memiliki bahasa yang dapat
dimengerti mahasiswa yang baru belajar filsafat dan penyusunan materi yang sistematis. Namun
tidak menutup kemungkinan agar mahasiswa.

17
DAFTAR PUSTAKA
Yusnadi. 2019. Filsafat pendidikan: Halamanmoeka

Gultom, Ibrahim. 2019. Filsafat pendidikan: Halamanmoeka

Lubis, wildyansyah. 2019. Filsafat pendidikan: Halamanmoeka

Siregar, arifin. 2019. Filsafat pendidikan: Halamanmoeka

18

Anda mungkin juga menyukai