REVIEW
MK. FILSAFAT
PENDIDIKAN
Skor Nilai :
NIM : 5202131002
Penulis tidak lupa berterima kasih pada semua pihak yang telah mendukung penulis
dalam menyusun Critical Book Review (CBR) ini, terutama kepada dosen mata kuliah Filsafat
Pendidikan maupun bagi saudara/i sekalian yang ikut ambil bagian dalam penyusunan makalah
ini.
SUHARDI
2
DAFTAR ISI
PENGANTAR.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................4
C. Manfaat CBR.....................................................................................................................4
BAB III......................................................................................................................................15
PEMBAHASAN........................................................................................................................15
BAB IV......................................................................................................................................17
PENUTUP.................................................................................................................................17
A KESIMPULAN...............................................................................................................17
B SARAN...........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Critical Book Review (CBR) ini mahasiwa dituntut untuk mengkritisi sebuah
buku, dan meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh sehingga dapat dipahami oleh mahasiswa
yang melakukan Critical Book Review ini, termasuk didalamnya mengerti akan kelemahan dan
keunggulan dari buku yang akan dikritisi. Dalam hal ini saya mengkritik buku
utama “FILSAFAT PENDIDIKAN” dan membandingkan dengan buku lainnya yang relevan.
C. Manfaat CBR
Bagi penulis :
Penulis menjadi lebih memahami secara keseluruhan mengenai cakupan materi filsafat
pendidikan dan hakekatnya didalam sistem pendidikan yang ada berkat menuntaskan
tugas Critical Book Review ini. Tugas ini juga bermanfaat langsung dalam melatih penulis dalam
hal ini saya sendiri sebagai mahasiswa menjadi lebih terasah dalam meringkas isi suatu
buku,lalu membandingkannya dengan buku yang relevan setelah itu menganalisa demi
menemukan kelemahan dan kelebihan dari buku yang telah saya kritikalisasi.
Bagi pembaca :
Pembaca,dalam hal ini siapapun yang membaca hasil dari tugas Critical Book Review
ini,mulai dari kalangan akademitas hingga masyarakat umum menjadi lebih paham bagaimana
4
filsafat pendidikan dan hakekatnya yang diterapkan didalam sistem pendidikan serta cakupan
materinya didalam setiap pembahasan yang terdapat dalam tugas ini.tugas ini juga dapat menjadi
rujukan bagaimana menyempurnakan suatu buku yang ada karena didalam tugas ini merupakan
suatu rangkuman pembahasan dari ringkasan hingga analisis kelemahan dan kelebihan
berdasarkan fakta yang ada dan perbandingan pada buku yang relevan.
3. Pengarang : Yusnadi
Ibrahim Gultom
Wildansyah Lubis
Arifin Siregar
4. Penerbit : halamanmoeka
7. ISBN : 978-602-269-343-7
5
BAB II
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna, eksistensinya ditentukan secara
mutlak oleh sang pencipta, tersusun atas kesatuan jiwa, dan raga, serta eksis sebagai individu
yang bermasyarakat.
Individu terdiri dari dua kata in dan devided. Dalam bahasa inggris in adalah tidak,
sedangkan devided berarti terbagi. Jadi individu dapat diartikan ‘tidak terbagi’, atau satu
kesatuan
Sebagai makhluk social dengan ciri masing masing dalam kehdupan sehari hari. Kita
tidak akan mampu hidup sendiri, Sejak dilahirkan sudah memerlukan bantuan, orang lain, tanpa
adanya individu tersebut dengan sendirinya akan mati.
Manusia sebagai makhluk budaya maksdunya adalah manusia mampu menciptakan dan
melaksanakan kebaikan, kebenaran, kedilann. Kajian dalam berfikir . dua kelebihan utama
manusia yang membedakannya dengan makhluk lain.
Hidup dan kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai kegiatan yang intinya adalaj
masuk, mulai seperti; sandang (pakaian), pangan (makanan) dan papan tempat tinggal.
6
E. Manusia sebagai makhluk terdidik (homo education)
Manusia sebagai makhluk terdidik ialah makhluk yang dilahirkan membawa potensi
dapat dididik dan dapat mendidik. Dialah yang memiliki potensi dapat dididik dan mendidik
sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan.
Berfikir adalah proses mental yang melibatkan otak yang menghubung hubungkan
konsep konsep untuk mendapatkan suatu kejelasan. Keberadaan akal budi manusia membuat
manusia tidak pernah berhenti berfikir, tidak pernah puas dengan pengetahuan yang dimilikinya
dan rasa keingintahuan manusia selalu mendorong manusia untuk melakukan penelitian yang
bertujuan untuk mencari jawaban atas berbagai persoalan yang muncul dalam fikirannya.
Pada dasarnya manusia mengakui pada kekuatan lain(gaib) diluar kekuatan dirinya yang
menggerakkan seluruh isi alam secara teratur. Tidak mungkin seluruh alam jagat raya ini dapat
berdiri sendiri teratur tanpa ada yang mengatur yaitu Tuhan sang pencipta alam semesta.
A. Pengertian Filsafat
Secara umum dalam memaknai filsafat dapat ditelusuri secara etimologi dan terminology.
1. Tinjauan Etimologi
Secara etimologi, filsafat diambil dari bahasa Yunani Philoshopos. Pulo artinya cinta,
shopos artinya kebijaksanaan. Dengan demikian, kata majemuk “philosophos” berarti “daya
upaya pemikiran dan renungan manusia untuk mencari kebenaran”.
7
2. Tinjauan Terminologi
Pengertian Terminologi maksudnya adalah arti yang yang dikandung oleh filsafat itu
sendiri. Seperti yang dikemukakan Plato “Arti filsafat adalah suatu ilmu yang mencoba untuk
mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang sebenarnya”.
Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses utk mengembangkan semua aspek
kepribadian manusia yang mencakup pengetahuan , nilai, sikap, dan ketrampilannya.
Secara umum terdapat empat system filsafat umum yaitu: Realisme, Idealisme,
Experimentalisme, dan Eksistensialisme. Berdasarkan Filsafat idealisme, pendidikan perlu
mendinamisasi dua hal. Pertama, meningkatkan kesadaran dan keakraban peserta didik terhadap
seluruh potensi potensi rohaniah yang dimiliki. Kedua, mengembangkan hubungan yang selaras
antara unsur rohaniah peserta didik dengan lingkungannya.
Filsafat dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, baik dari proses,
jalan, serta tujuannya. Bila dihubungkan dengan persoalan pendidikan secara luas dapat
disimpulkan bahwa filsafat merupakan arah dan pedoman atau landasan dasar agar tercapainya
pelaksanaan pendidikan dan tujuan pendidikan. Dengan demikan, filsafat pendidikan . dapat
dipahami sebagai ilmu yang pada dasarnya merupakan jawaban dari pertanyaan pertanyaan
dalam bidang pendidikan yang merupakan implementasi analisis filosofis dalam lapangan
pendidikan. Antara filsafat dan filsafat pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan
tidak terpisahkan .
A. Ontologi Ilmu
1. Pengertian Ontologi
Ontologi adalah salah satu kajian filsafat yang paling kuno. Istilah ontology terdiri dari 2
suku kata yakni ontos dan logos. Ontos berarti sesuatu yang berwujud dan logos berarti ilmu
8
pengetahuan. Dengan demikian pengertian ontology adalah pengetahuan tentang wujud dan
hakekat keberadaan sesuatu atau bisa juga disebut studi yang membahas keberadaan, realitas
sesuatu yang bersifat konkrit.
Aliran ini berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan roh yang bersifat
dualistis yaitu fisik dan rohani, dalam pendidikan ada subjek yang mengetahui tentang manusia
dan alam.
Aliran ini menginginkan agar manusia kembali kepada kebudayaan lamaD. Aliran
Filsafat Pendidikan Eksistensialisme.
Filsafat ini dipandang sebagai filsafat Amerika asli, pada hal kenyataan yang sebenarnya
adalah berpangkal pada filsafat empirisme.
9
G . Aliran Filsafat Pendidkan Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berfikir progresifisme
dalam pendidikan. Dalam filsafat pendidikan aliran aliran rekusntrionisme adalah aliran yang
berusaha merombak.
A. Pendidikan Barat
Untuk mengkaji objek yang disoroti dalam filsafat pendidikan sebagaiman dikemukakan
pada butir butir diatas bisa saja kita mengadopsi dari beberapa paham atau aliran filsafat yang
sudah ada (filsafat barat). Selama tidak bertentangan dengan nilai dan budaya serta falsafah yang
kita anut.
Ajaran K.H. Dewantara yang saat ini dipakai sebagai lambing Departemen Pendidikan
Nasional, yaitu Ing Ngarso Sung Tulado (memberi teladan kepada peserta didik ketika berada
didepan), Ing Madya Mangun Karso ( membangun semangat kepada peserta didik ketika berada
ditengah), dan Tut Wuri Handayani (memberikan dorongan kepada peserta didik ketika berada
dibelakang).
INS (Indonesia Nederhlandshce Scholl) ddidirikan oleh M. Sjafei ( lahir di Matan, Kalbar
tahun 1895) pada tanggal 31 oktober 1926 di Kayu Taman (Sumbar).
Disamping pancasila sebagai dasar dan ideology bangsa dan Negara Indonesia, Pancasila
juga dipandang sebagai jiwa bangsa Indonesia, kepribadian Bangsa Indonesia, pandangan hidup
bangsa, perjanjian luhur bangsa dan sumber hokum bangsa Indonesia.
Disebut sebagai rujukan bersikap dan berperilaku karena Pancasila memiliki nilai luhur
yang digali oleh para bangsa dari akar budaya bangsa itu sendiri. Nilai luhur itu terterain dalam
sila demi sila pancasila.
10
1. Pengertian Toleransi
Toleransi berasa; dari kata Tolerate (Inggris) yang berarti mentolerir, membiarkan dan
sabar mengahadapi. Sedang pengertian toleransi secara bahasa bermakna sifat atau sikap
menegang dan menghargai pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan
seseorang atau kelompok yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.
Didalam UUD 1945 pasa; 29 ayat 2 disebutkan bahwa: “Negara menjamin kemerdekaan
tiap tiap penduduk untuk memeluk agamanya sendiri sendiri dan untuk beribadat menurut agama
dan kepercayaannya.
Didalam Islam tidak ada paksaan dalam beragama sebagaimana termaktub dalam surat
Albaqoroh 256( laa ikrooha fiddiin) = (tidak ada paksaan dalam agama islam) Selanjutnya,
yang menjadi pegangan bagi seorang muslim dalam berinteraksi dengan Agama lain dijelaskan
seperti bunyi ayat “bagi kamu agama kamu, bagiku agamaku”
Didalam ajaran agama Kristen pun ada juga doktrin toleransi yang mengharuskan
penganutnya untuk mengamalkan sikap toleransi. Ulangan 10:18-19 “sebab itu haruslah kamu
menunjukkan kasih kepada orang asing”. Selanjutnya dijelaskan bahwa orang asing yang tinggal
padamu harus sama bagimu seperti orang Israel asli dari antaramu, “Kasihilah dia seperti
dirimu sendiri, karena kamu juga orang asing dahulu ditanah Mesir.
Kamu telah mendengar firman : “Kasihilah sesama manusia dan bencilah musuhmu.
Tetapi aku berkata kepadamu :”Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu”. Dalam ayat ini Yesus mengajarkan para murid-Nya untuk dapat mengasihi
musuh musuh mereka.
11
C. Toleransi dalam pandangan Katolik
Pada asal kisah rasul rasul 17:26” adapun segala bangsa itu merupakan satu masyarakat
dan asalnya pun satu juga, karena Tuhan menjadikan seluruh bangsa manusia untuk menghuni
seluruh bumi. Dalam bagian lain dari Mukadimah Deklarasi tersebut disebutkan “dalam zaman
kita ini, dimana bangsa, manusia makin hari makin erat bersatu, hubungan antara bangsa menjadi
kokoh, gereja lebih seksama mempertimbangkan bagaiman hubungannya dengan agama agam
lain.
Dalam agama Hindu diajarkan pula tentang masalah kerukunan antar umat umat
beragama. Manusia harus mempunyai dasar hidup yang dalam agama Hindu disebut dengan
Catur Purusa Artha, yang mencakup Dharma, Artha, dan Moksha. Dharma berarti susila atau
berbudi luhur.
Pandangan agama Budha mengenai kerukunan hidup untuk beragama dapat dicapai
dengan melalui 4 jalan kebenaran, yakni:
3. Relevansi pendidikan
5. Kesejahteraan guru
Dari pemasalahan pendidikan yang dikemukakan diatas, bukanlah sesuati yang mudah
diperbaiki, hal ini menyangkut masalah yang kompleks yang dihadapi pemerintah, ada yang
harus diselesaikan ditingkat pusat, ada juga yang harus diselesaikan pada tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota.
13
Terkait dengan pemerataan pendidikan, pemerintah telah meluncurkan program SM3T (Sarjana
Mendidik Di Daerah Tertinggal, Terluar dan Terdepan). Program ini adalah memberi
kesempatan kepada guru yang baru tamat S1 untuk mengajar didaerah 3T, yang masyarakatnya
tertinggal dibandingkan dengan masyarakat yang sudah maju.
14
BAB III
PEMBAHASAN
Pembahasan buku ini yaitu tentang praktik pendidikan dan teori pendidikan. Jadi,
filsafat adalah sebuah konsep pemikiran seseorang tentang suatu hakikat yang benar
benar ada dan sesuatu yang akan dituju.
Filsafat pendidikan adalah pengetahuan yang berfikir dan mengkaji seputar dunia
pendidikan seperti seluk beluk pendidikan, teori pendidikan aturan dan tujuan
pendidikan.
Pembahasan buku ini yaitu tentang kajian ontologi, epistomologi, dan aksilogi.
Pembahasan buku ini yaitu tentang aliran – aliran yang ada di filsafat pendidikan
seperti idealisme, perenealisme, essensialisme, pragmatisme, progresivisme, dan
rekonstruksionisme.
15
6. Pembahasan Bab 6 tentang
Pembahasa buku ini yaitu tentang falsafah pancasila sebagai referensi Fiksafat
Pendidikan supaya kita untuk bersikap dan beperilaku sesuai Pancasila dikarenakan
memiliki nilai luhur yang digali oleh para bangsa dari akar budaya bangsa.
1. Dilihat dari tampilan buku (face value), buku yang direview adalah: Dari segi tampilan, buku
ini memiliki tampilan cukup menarik dan unik. Sehingga ketika kita melihatnya pasti akan
timbul ketertarikan untuk mengambil dan membaca buku tersebut.
2. Dari aspek tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font adalah: Dalam
Aspek ini yaitu tata letak, saya melihat adanya kekurangan dalam aspek ini dimana
Setelah daftar isi penulisan mulai Bab I sampai Bab terakhir terlalu keatas sehingga
3. Dari aspek isi buku: Dari aspek isi buku kita dapat melihat bahwa semuanya tersusun rapi dan
jelas. Sehingga,mempermudah bagi kita yang baru belajar tentang filsafat pendidikan, karna
dalam buku ini materi tersusun secara sistematis dan kita dapat memahami nya bab per bab.
4. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut adalah:Tata Bahasa yang digunakan dalam penulisan
buku ini masih digolongkan bahasa yang dapat dipahami dan mudah dimengerti mahasiswa yang
baru belajar ilmu filsafat. Tidak banyak terdapat bahasa yang tinggi dan sulit untuk dimengerti.
16
BAB IV
PENUTUP
A KESIMPULAN
Filsafat adalah ilmu dari segala ilmu, ilmu yang mencari suatu kebenaran dengan cara berpikir
dan karena adanya suatu keragu raguaan. Dan untuk mendalami apa yang ada pada materi
tersebut diberikan tugas Critical Book Report sebagai salah satu cara dalam membantu
mahasiswa dalam memhami isi buku tersebut.
1.Buku ini memiliki Indikator pembelajaran dan evaluasi dalam setiap babnya.
2.Buku ini tidak menampilkan biografi pengarang dan tidak dilengkapi dengan gambar
pendukung.
B SARAN
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview menyarankan
agar filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua lapisan baik guru, orang tua maupun
masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal kehidupan. Selain itu, juga
disarankan agar adanya perkembangan tindak lanjut mengenai isi buku sehingga nantinya
dilengkapi dengan gambar agar peserta didik yang membacanya lebih tertarik. Buku Filsafat
Pendidikan ini merupakan buku yang cocok dan tepat sebagai buku pegangan mahasiswa yang
menjalani mata kuliah filsafat pendidkan, karena kedua buku ini memiliki bahasa yang dapat
dimengerti mahasiswa yang baru belajar filsafat dan penyusunan materi yang sistematis. Namun
tidak menutup kemungkinan agar mahasiswa.
17
DAFTAR PUSTAKA
Yusnadi. 2019. Filsafat pendidikan: Halamanmoeka
18