PRODI PENDIDIKAN
Skor Nilai :
FAKULTAS EKONOMI
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Kami berterima kasih kepada dosen yang telah mengajarkan materi ini
sehingga menambah pengetahuan saya dalam menyusun Critical Journal Review ini.
Critical Journal Review ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat
Pendidikan dan sebagai referensi pembaca untuk mencari jurnal yang baik. Saya
harap CJR ini dapat menambah pengeahuan pembaca serta dapat memahaminya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN
d. Identitas Jurnal 5
a. Pendahuluan 6
b. Deskripsi Isi 9
c. Metode Penilaian 13
BAB IV PENUTUP
a. Kesimpulan 19
b. Rekomendasi 20
Daftar Pustaka 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan dari review jurnal atau hasil dari penelitian sendiri adalah untuk
telah ada.
strategi untuk bisa mempermudah memahami inti dari jurnal ataupun dari
hasil penelitian yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, setiap mahasiswa harus
B. Tujuan CJR
Review.
jurnal.
C. Manfaat CJR
4
5. Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap
Tahun : 2019
Tahun : 2016
5
BAB II
A. PENDAHULUAN
Jurnal 1 : Pemuda masa kini hidup dalam dunia yang serba pragmatis
Akibatnya, pemuda masa kini belajar hanya untuk meraih hasil yang baik
menjadi budaya bagi siswa yang hanya mementingkan nilai dari pada ilmu.
generasi muda yang handal dan memiliki karakter yang kuat, salah satunya
untuk dapat menampilkan jati dirinya dan bersaing dengan bangsa lain.
Pertama, karakter bangsa yang bermoral (religius). Bangsa ini harus sarat
dan praktik. Kedua, karakter bangsa yang beradab. Beradab dalam arti luas,
6
termasuk menegakkan toleransi, tidak mungin Indonesia dapat bersatu
karakter bangsa yang berdaya, dalam arti yang luas berdaya berati menjadi
pemikiran maupun teknis. Daya saing bukan hanya sekadar dalam arti
materi dan mekanik, melainkan dalam makna secara mental, hati, dan
diperlukan untuk menghapus sikap masa bodoh, mau enaknya saja, dan
ditandai dengan penuh peduli, rasa dan sikap bertanggung jawab yang
tinggi serta komitmen yang tumbuh menjadi karakter dan watak bangsa
ilmu pengetahuan dan kemajuan, baik umat manusia maupun seluruh ilmu
tercapai, hal itu hanya sementara yang pada akhirnya menemui kegagalan
7
(Maragustam, 2015: 29). Oleh karena itu, pemikiran para tokoh pendidikan
tulisan ini adalah didasarkan atas kriteria tokoh yang dikemukakan oleh
banyak tulisan, seperti buku, makalah, jurnal atau tulisan lain yang sering
dijadikan sumber acuan atau rujukan utama sebuah aktivitas ilmiah dalam
B. DESKRIPSI ISI
8
karena pada dasarnya Ki Hadjar Dewantara merupakan produk sejarah
masa lampau. Oleh karena itu, situasi dan kondisi yang berkembang ikut
Pangeran Hadipati Harjo Surjosasraningrat yang bergelar Sri Paku Alam III
Beliau juga mendapat pelajaran falsafah Hindu yang tersirat dari cerita
keturunan dari Paku Alam III, Ki Hadjar Dewantara seorang yang sangat
1979). Pada masa itu, pendidikan sangatlah langka, hanya orang-orang dari
kalangan Belanda, Tiong Hoa, dan para pembesar daerah saja yang dapat
Belanda.
pertama kali pada tahun 1896. Akan tetapi, Ki Hadjar Dewantara merasa
sebab mereka hanya rakyat biasa. Hal ini yang kemudian mengilhami dan
9
memberikan kesan yang sangat mendalam di dalam hati nuraninya dalam
dan tidak memajukan hidup dan penghidupan manusia secara adil dan
pendidikan merupakan hak setiap manusia dan juga bekal bagi masa
depan.
(intellect) dan tubuh anak; dalam pengertian Taman Siswa tidak boleh
keseimbangan cipta, rasa, dan karsa tidak hanya sekadar proses alih ilmu
10
sebagai proses transformasi nilai (transformation of value). Dengan kata lain,
adalah pendidikan budi pekerti, kata karakter berasal dari bahasa inggris
karena dapat membangun budi pekerti yang baik dan kokoh, hingga dapat
pemarah, kikir, keras, dan lain-lain (Taman Siswa. 1977). Karakter adalah
manusia yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin, luhur
akal budinya, cerdas dan memiliki ketrampilan, sehat jasmani dan rohani
16 Oktober 1934 dari pasangan ayah Tanrasula dan ibunya Siti Aminah.
11
di tempat kelahirannya. Dimulai dari Sekolah Rakyat (Volkshool) sekarang
dan Sekolah Guru Islam di Makasar sejak tahun 1949 sampai tahun 1952
(Persis) Bangil, Jawa Timur dibawah pimpinan Ahmad Hassan (ibid: 46).
muda atau Bachelor of Arts (BA) dengan spesialisasi Islam and Arabic
Studies yang beliau peroleh dari Fakultas Dar al-Ulum, Cairo University,
gelar M.A. dalam bidang Psikologi dan Kesehatan Mental (Mental Hygiene)
Arab modern di bawah Liga Arab dan belajar dengan beberapa pakar sastra
seperti Prof. Umar Dasuki, Dr. Suhair al-Qalamawiy dan Prof. Dr. ‘Aisyah
Sastra Arab Modern dari Institute of Higher Arab Studies, Arab League,
Kairo, yaitu di tahun 1964 (ibid: 288). Selain belajar di kelas, ketika di Kairo
Langgulung juga aktif belajar dengan Malik bin Nabi seorang ulama Islam
12
Terutama mengenai “tumbuh dan runtuhnya peradaban” yang berpusat
pada tiga kerangka yaitu manusia, tanah dan waktu (ibid: 145-146).
membuatnya tidak puas dengan apa yang telah perolehnya dari Timur
Samoa, Mexico and the United States”. Di ujikan pada tanggal 15 Januari
dan mengajar.
C. Metode Penelitian
membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur
13
merupakan sistem pendidikan perjuangan. Falsafah pendidikannya
menuju ke arah masa depan yang lebih baik. Kedewasaan akan tercapai
benar siap dan tahu bahwa yang diajarkannya itu baik dan benar.
14
pada anak didik. Hal ini dapat diterapkan bila guru menggunakan
manusia itu ditentukan oleh dasar (nature) dan ajar (nurture). Anak yang
baru lahir diibaratkan kertas putih yang sudah ada tulisannya, tetapi
belum jelas.
tetapi ketika digabungkan akan menjadi sebuah tema yang baru dan
filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philare, yang berarti cinta, dan
itu mencerminkan satu segi dari segi-segi pelaksanaan filsafat umum dan
30). Pada dasarnya, teori filsafat pendidikan ialah teori rasional tentang
ilmu pendidikan ialah teori rasional dan ada bukti empiris tentang
(Tafsir, 2006: 5-6). Muzayyin Arifin (1984: xi) mengatakan bahwa filsafat
16
kependidikan yang didasarkan pada al-Qur’an dan alHadits sebagai
sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof muslim
sebagai sumber sekunder. Selain itu, filsafat pendidikan Islam dapat pula
filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam. Jadi ia bukan filsafat
dalam pemikiran filsafat pada umumnya (Nata, 1997: 15). Pada dasarnya
17
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS
terdiri atas banyak suku, ras, dan agama hendaknya memiliki kesamaan
sebagai rumah yang terdiri dari tiang, lantai, dinding, atap, tangga dan
1. Kelebihan
2. Kekurangan
18
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani) adalah
yang terdiri atas banyak suku, ras, dan agama hendaknya memiliki
sebagai rumah yang terdiri dari tiang, lantai, dinding, atap, tangga dan lain-
19
B. REKOMENDASI
jurnal ini sudah cukup baik tetapi hanya perlu sedikit perbaikan
dipahami.
20
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang. Arifin, H. M., 1984, FIlsafat Pendidikan
Islam, Jakarta: Bina Aksara. Barnadib, Imam., 1997, Filsafat Pendidikan Sistem dan
Islam, Jakarta: Fajar Dunia. Furchan, Arief dan Agus Maimun., 2005, Studi Tokoh
21
22