Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Pancasila

DiSusun Oleh
Dhea Alfira
(0303233120)

Dosen Pengampu : Drs. Purbatua Manurung, M.Pd


Mata Kuliah : Pancasila
Kelas : BKPI-1/ Semester-1

PRODI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TA 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat
dan hidayahNYA penyusun dapat menyelesaikan Critikal Journal Review dengan tujuan untuk
memenuhi tugas Pancasila “Review Jurnal “. Review Jurnal ini disusun untuk mengetahui
perbedaan antara penulisan dan penyusunan dua buku yang disusun oleh penulis dengan judul
yang berbeda namun memiliki konsep yang sama yaitu : mengulas identitas nasional berdasarkan
urgensi pendidikan multikultur dalam pengembangan nasionalisme Indonesia .
Penyusun menyadari bahwa Critikal Journal Review ini belum sempurna, karena dalam
banyak hal masih merupakan himpunan dari sumber buku dan sumber lain yang dipergunakan.
Untuk itu penyusun dengan senang hati menerima kritik dari pembaca demi perbaikan. Saya
sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian CJR ini,
khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah ini bapak Drs. Purbatua Manurung, M.Pd.

Medan , Oktober 2023

Dhea Alfira

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………......1

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR………………………………………………………....1


B. Tujuan Penulisan CJR………………………………………………………………....1
C. Manfaat CJR……………………………………………………………………....…..2
D. Identitas Artikel dab Journal Yang di Review………………………………………...2

BAB II RINGKASAN ISI ARTIKEL………………………………………………………..3

A. Pendahuluan…………………………………………………………………...……...3
B. Deskripsi Isi…………………………………………………………………………...3

BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………....…6

A. Pembahasan Isi Journal…………………………………………………………….....6


B. Kelebihan dan Klemahan Journal………………………………………………..…...6

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………….....8

A. Kesimpulan………………………………………………………….....…………......8
B. Rekomendasi……………………………………………………………………........8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR
Pendidikan di abad ini penting untuk menjamin peserta didik, siswa
maupu ,mahasiswa memiliki keterampilan belajar dan berinovasi sertaterampil
menggunakannya sebagai life skill. Keterampilan belajar danberinovasi meliputi
kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah, kreativitas dan inovasi, serta
kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi.Kemampuan mengomunikasikan hasil
pemikiran dapat dilakukan secara lisanmaupun tulisan.Salah satu strategi pembelajaran
yang diterapkan bagi mahasiswa padajenjang pascasarjana adalah Critical Journal
Review.
Secara harfiah, Critical Journal Review adalah kegiatan mengkritisi sebuah jurnal
penelitian. Namun Critical Journal Review bukan sekedar membuat laporan atau tulisan
tentang isi sebuah penelitian atau artikel, tetapi lebih menitik beratkan pada evaluasi
(penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan sebuah
penelitian, menyoroti hal yang menarik dari penelitian tersebut, serta menganalisis
pengaruh gagasan tersebut terhadap cara berpikir kita dan menambah pemahaman kita
terhadap suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui Critical Journal Review
kita menguji kemampuan pikiran tingkat tinggi seseorang untuk kemudian
menuliskannya kembali berdasarkan sudut pandang, pengetahuan, dan pengalaman yang
kita miliki. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan budaya membaca.
Critical Journal Review menggunakan langkah-langkah dalam proses berpikir
kritis terdiri dari beberapa tahap, yaitu: merangkum (menyatakan kembali), menganalisis
(menggali informasi tersirat), mensistesiskan (menghubungkan apa yang telah dirangkum
dan dianalisis dengan pengetahuan dan pengalaman kita), dan mengevaluasi (membuat
penilaian).
Berdasarkan uraian di atas, maka Critical Journal Review menjadi kegiatan
pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang komprehensif. Critical
Journal Review pula sangat bermanfaat ketika membahas isu-isu atau permasalahan yang
sentral. Dalam laporan ini, penulis mereview sebuah penelitian yang membahas tentang
komunikasi interpersonal.

1
B. Tujuan Penulisan CJR
Critical Journal Review ini disusun bertujuan untuk:
1. Penyelesaian tugas individu pada mata kuliah Pancasila
2. Menambah wawasan mahasiswa dalam menggali informasi dan menganalisis
gagasan dalam sebuah penelitian;
3. Meningkatkan kemampuan nalar dan berpikir kritis dalam mencari informasi
yang terdapat dalam sebuah penelitian;
4. Menguatkan teori yang berhubungan dengan Pancasila

C. Manfaat CJR
Secara sederhana, penulisan Critical Journal Review memiliki beberapa
manfaat sebagai berikut:
1. Merangkum gagasan yang dituangkan dalam penelitian yang dilaporkan.
2. Menemukan kelebihan dan kekurangan dari yang penelitian dilaporkan dengan
melakukan analisis secara seksama.
3. Melatih kemampuan berpikir kritis analitis serta menuangkannya kembali dalam
gagasan tertulis.
4. Menjadi bahan referensi dasar dalam merekayasa ide menjadi sebuah tulisan baru
dan sebuah penelitian.

D. Identitas Journal
a. Jurnal 1
1. Judul Artikel : MEMAKNAI KEMBALI MULTIKULTURALISME
INDONESIA DALAM BINGKAI PANCASILA
2. Pengarang Artikel : Abd Mu’id Aris Shofa
3. Nama Journal : Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan,
4. ISSN : 2528-0767 (p) dan 2527-8495 (e)
5. Edisi Terbit : Vol. 1, No. 1, Juli 2016
6. Kota Terbit : Malang

b. Jurnal 2
1. Judul Artikel : HAKEKAT NILAI PERSATUAN DALAM KONTEKS
INDONESIA (Sebuah Tinjauan Kontekstual Positif Sila Ketiga Pancasila)
2. Pengarang Artikel : Hanafi

2
3. Nama Journal : Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
4. ISSN : 2528-0767 (p) dan 2527-8495 (e)
5. Edisi Terbit : Volume 3, Nomor 1, Halaman 56-63, Juni 2018
6. Kota Terbit : Malang

3
BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL

A. Pendahuluan
Multikulturalitas bangsa merupakan realitas dalam komunitas indonesia yang tak
mungkin dipungkiri dan dihindari, bangsa Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan
bahasa, suku, bangsa dan agama. Kondisi ini merupakan berkah dan hikmah apabila kita
mampu mengaransemennya dalam sebuah keterpaduan yang menghasilkan keindahan dan
kekuatan, tetapi juga bisa menjadi musibah disintregasi bangsa manakala multikulturalitas
itu tidak terakomodasi dengan baik.
Kondisi realitas masyarakat Indonesia sekarang ini masih ada anggapan dari sebagian
kelompok masyarakat bahwa perbedaan itu adalah musuh yang harus dikalahkan, perbedaan
itu adalah suatu ancaman yang harus dihilangkan. Kelihatannya terlalu berlebihan,
keberagaman suku, agama, budaya, ras dan antar golongan bukanlah suatu ancaman dan
potensi konflik yang berakibat terjadinya disintegrasi bangsa. Tetapi justru perbedaan itu
adalah jalan menuju pengintegrasian bagi bangsa Indonesia. Artinya, kondisi masyarakat
yang sangat multikultural itu bisa mendorong masyarakat untuk secara otomatis melakukan
pengintegrasian secara menyeluruh.
Untuk itu diperlukan suatu pemahaman dan kemauan mengapresiasi keberagaman
multikultural dalam masyarakat dan kebudayaan Indonesia bahwa pihak mayoritas atau
superior dalam mempertahankan eksistensinya, baik langsung maupun tidak memerlukan
sumbangan pihak minoritas dan inferior. Dikotomi mayoritas-minoritas, superior-inferior
pada aspek multikulturalisme bisa menjadi tragedi besar, bila ditumpangi dengan muatan
politik-ideologis ataupun ketimpangan dalam kesempatan kinerja ekonomi
(Kusumohamidjojo, 2000). Dengan demikian, pembangunan masyarakat Indonesia yang
bhinneka memerlukan kesadaran penuh tentang ketunggalan dalam keberagaman.

B. Deskripsi Isi
1. Degradasi Semangat Persatuan dan Kesatuan
Sesuai dengan tujuan dari semangat proklamasi kemerdekaan bahwa bangsa
Indonesia merdeka ingin membentuk suatu negara yang berdiri diatas satu pondasi

4
semangat persatuan dan kesatuan, sehingga mampu mewujudkan cita-cita bangsa
Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Hal itu ditegaskan di dalam Pancasila sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia. Artinya
berangkat dari realitas sejarah bangsa Indonesia yang sangat multikultural itulah maka
bangsa Indonesia mempunyai cita-cita bersama untuk hidup bersama didalam satu
bangunan rumah yang disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun
melihat kondisi kekinian sering kita jumpai banyak permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh bangsa Indonesia terkait dengan masalah multikulturalisme dalam bingkai
kebhinekaan.
Membangun kesadaran multikulturalisme dalam sebuah negara-bangsa, seperti
Indonesia bukanlah upaya yang mudah. Bhinneka Tunggal Ika sebagai teks ideal yang
diharapkan dapat menyelesaikan persoalan multikultural di Indonesia, ternyata
mengalami penafsiran yang berbeda-beda dalam setiap orde pemerintahan pasca
kemerdekaan. Keberhasilan membangun semangat kebangsaan melalui wacana
perlawanan terhadap kolonial, ternyata tidak dibarengi dengan keberhasilan yang sama
dalam konsolidasi politik nasional.

2. Bhineka Tungga Ika Perekat nasionalisme Indonesia


Akar nasionalisme Indonesia sejak awal justru didasarkan pada tekad yang
menekankan pada pentingnya cita-cita bersama, di samping pengakuan sekaligus
penghargaan pada perbedaan sebagai pengikat kebangsaan. Secara substansi, sesanti
Bhineka Tunggal Ika adalah sesanti yang mengingatkan kita semua untuk menjaga
persatuan dan kesatuan. Sesanti ini lengkapnya berbunyi Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana
Dharma Mangrva. Yang artinya berbeda-beda atau beragam, namun tetap satu, karena
tidak ada kebenaran yang mendua. Didalam kakawin sutasoma mpu tantular secara
lengkap menyinggung bhineka tunggal ika yang pada awalnya karena adanya perbedaan
antara agama budha dan hindu (siwa). Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari
konflik. Kemudian dalam sejarah bangsa indonesia dipilihnya kata-kata Bhineka Tunggal
Ika dalam pita lambing burung garuda semata-mata dimaksudkan karena kata tersebut
sangat bermakna dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Keberagaman yang
dimiliki bangsa Indonesia dengan multi etnisnya, agamanya, rasnya, antar golongannya

5
adalah suatu keberagaman yang sejatiya berada dalam satu bangsa dan Negara Indonesia
berdasarkan pancasila sebagai falsafah bangsa.

3. Pancasila: Falsafah Bangsa dan Pemersatu Bangsa Samapai Akhir Masa


Indonesia adalah negara yang multikultural yang berdasarkan atas multi etnik, multi
bahasa, multi agama dan multi budaya. Jika kenyataan ini tidak bisa diolah dan di
aransemen dengan baik, maka akan bisa menimbulkan kekacauan yang bisa
membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Hal ini sudah sering terlihat
dalam konteks kehidupan masyarakat kita dengan banyaknya konflik-konflik yang terjadi
baik di poso, ambon, papua, aceh dan daerah-daerah lainnya. Akan tetapi jika bangsa
indonesia mampu mengelola perbedaan-perbedaan itu dengan baik maka itu menjadi satu
kekuatan besar yang tidak tertandingi. Bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaan
melalui semangat persatuan dan kesatuan yang kuat.
Ideologi memberi bangsa Indonesia hal-hal yang ideal untuk diyakini akan kebenaranya,
fungsi penting dari ideologi adalah membentuk identitas kelompok yang majemuk dan
multikultural. Ideologi memiliki kecenderungan untuk memisahkan kita (ingrouop) dari mereka
(outgroup). Dengan demikian maka ideologi berfungsi mempersatukan. Apabila dibandingkan
dengan agama, agama juga berfungsi mempersatukan manusia dari berbagai kalangan yang
majemuk dengan berbagai pandangan hidup masing-masing, bahkan mempersatukan manusia
dari berbagai negara yang diikat dengan ideologinya masing-masing.sebaliknya ideologi
mempersatukan orang dari berbagai agama dan untuk mengatasi konflik atau ketegangan sosial.

6
BAB III
PEMBAHASAN

1. Pembahsan Isi Jurnal


 Jurnal I
Sesuai dengan tujuan dari semangat proklamasi kemerdekaan bahwa bangsa
Indonesia merdeka ingin membentuk suatu negara yang berdiri diatas satu
pondasi semangat persatuan dan kesatuan, sehingga mampu mewujudkan cita-cita
bangsa Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Hal itu ditegaskan di dalam Pancasila sila ketiga yaitu
Persatuan Indonesia. Artinya berangkat dari realitas sejarah bangsa Indonesia
yang sangat multikultural itulah maka bangsa Indonesia mempunyai cita-cita
bersama untuk hidup bersama didalam satu bangunan rumah yang disebut dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meskipun melihat kondisi kekinian sering
kita jumpai banyak permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia terkait dengan masalah multikulturalisme dalam bingkai kebhinekaan.
 Jurnal II
Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan
negara atas kepentingan pribadi atau golongan. muatan ini menghendaki warga
negara Indonesia menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan. Oleh sebab itu, perang antar suku, dan agama tidak perlu lagi
terjadi, kita harus saling menghormati dan bersatu demi Indonesia. Pemain politik
dan ekonomi tidak boleh mengorbankan kepentingan negara demi kelompoknya
seperti penjualan asset negara dan masyarakat dirugikan. Oleh sebab itu, setiap
warga negara harus melakukan pengawasan yang bersifat aktif terhadap
penyelamatan kepentingan negara.

7
2. Kelebihan dan Kekurangan Isi Journal

a. Kelebihan Journal I
1) Artikel yang disusun sudah baik, karena cara penulisan didasarkan oleh pendapat
para ahli ataupun rujukan dari buku.
2) Artikel yang disusun sudah baik, karena Penulisan artikel dilakukan secara ilmiah.
3) Isi dan judul sangat bersesuaian, serta hasil penelitian dari judul tersebut
menimbulkan hal yang positif.

Kekurangan Journal I
1) Kata-kata yang digunakan terlalu rumit, sehingga pembaca tidak mudah dalam
memahami isi artikelnya.
2) Pada bagian abstrak tidak ada terjemahan abstrak dalam bahasa inggris.

b. Kelebiahan Journal II
1) Artikel yang disusun sudah baik, karena cara penulisan didasarkan oleh pendapat
para ahli ataupun rujukan dari buku
2) Pada bagian abstrak ada terjemahan dalam bahasa indonesi dan bahasa inggris

Kekurangan Journal II
1) Tidak ada bagian pendahuluan
2) Jurnal tidak mencantumkan metode penelitian

8
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Multikulturalisme bukan saja hanya menuntut kehidupan bersama berdsarkan atas
bhineka tunggal ika yang penuh toleransi, dan rukun-rukun saja tetapi juga pengertian dan
penghargaan antar budaya, antar agama, antar etnik dalam membina suatu tatanan
masyarakat yang penuh dengan kedamaian, ketentraman dan cinta kasih. Masih banyaknya
masalah-masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini bukanlah suatu masalah yang
tidak bisa dipecahkan. Apabila setiap orang mempunyai kemauan yang kuat untuk
menciptakan kedamaian dan ketentraman di bumi pertiwi ini maka semua permasalahan-
permasalahan itu bisa diselesaikan dengan satu jalan yaitu melalui Pancasila. Dengan
demikian, Pancasila menjadi pemersatu bagi seluruh masyarakat dan tidak sebaliknya
menjadi alat pemecah belah persatuan Indonesia dan Pancasila akan kekal abadi sepanjang
zaman selama negara bangsa Indonesia masih ada di dunia.

B. Rekomendasi
Dari kesimpulan di atas, ada beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan terkait
dengan penelitian ini, yaitu:
1) Peneliti dapat merevisi penyajian penelitian ini agar dapat mencantumkan
hal-hal yang penting dalam penelitian ini.
2) Penelitian ini sangat menarik untuk diungkap dalam lingkup yang lebih
luas lagi. Direkomendasikan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian yang sejenis dengan menggunakan konteks dan aspek yang
berbeda atau dengan mengubah metodologi penelitian.

9
DAFTAR PUSTAKA

Shofa, Abd Mu’id Aris,. 2016. Memaknai Kembali Multikulturalisme Indonesia Dalam Bingkai
Pancasila. Jurnal Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 1
Hanafi. 2018. Hakekat Nilai Persatuan Dalam Konteks Indonesia. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 3, No. 1

10

Anda mungkin juga menyukai