Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JOURNAL REPORT

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI

PENDIDIKAN HUMANISTIK

FILSAFAT PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :
Drs. Daulat Saragih M. Hum

Disusun Oleh :
Dhea Ani Clarissa Sitohang
(2213121070)

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS


PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu, dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas Critical Jurnal Riview mata
kuliah Filsafat Pendidikan. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen yaitu Bapak
Drs. Daulat Saragih M. Hum yang telah memberikan arahan dan bimbingannya.
Terlepas dari itu, saya menyadari bahwa dalam tulisan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh sebab itu saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari
pembaca. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Tarutung, 3 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Jurnal Riview........................................4
B. Tujuan Penulisan Critical Journal Review..................................................5
C. Manfaat Critical Journal Review.................................................................5
BAB II RINGKASAN ARTIKEL (JURNAL).....................................................6
A. Identitas Jurnal............................................................................................6
B. Resume Jurnal.............................................................................................6
BAB III KEBARUAN DALAM TULISAN......................................................11
BAB IV PENUTUP............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Jurnal Riview


Dewasa ini, pendidikan Indonesia mengalami transformasi yang luar biasa. Hal
inidapat dilihat pergeseran paradigma pendidikan yang didominasi oleh aspek kognitif
sajamenuju pendidikan yang lebih menekankan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang berdasarkan proses dan pengalaman belajar. Selain itu, aspek kognitif yang
dilatih bukanhanya pada level mengingat, memahami, dan menerapkan saja, namun
telah meningkat padakemampuan analisis, sintesis, evaluasi, dan kemampuan
mencipta.Pendidikan di abad ini penting untuk menjamin peserta didik siswa maupun
mahasiswa memiliki keterampilan belajar dan berinovasi serta terampil
menggunakannyasebagai life skill. Keterampilan belajar dan berinovasi meliputi
kemampuan berpikir kritisdan pemecahan masalah, kreativitas dan inovasi, serta
kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi. Kemampuan mengomunikasikan hasil
pemikiran dapat dilakukan secara lisanmaupun tulisan.Salah satu strategi
pembelajaran yang diterapkan bagi mahasiswa pada jenjang satrasatu adalah Critical
Journal Review. Secara harfiah, Critical Journal Review adalah kegiatanmengkritisi
sebuah jurnal penelitian. Namun Critical Journal Review bukan sekedar
membuatlaporan atau tulisan tentang isi sebuah penelitian atau artikel, tetapi lebih
menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai
keunggulan dan kelemahansebuah penelitian, menyoroti hal yang menarik dari
penelitian tersebut, serta menganalisis pengaruh gagasan tersebut terhadap cara
berpikir kita dan menambah pemahaman kitaterhadap suatu bidang kajian tertentu.
Dengan kata lain, melalui Critical Journal Review kitamenguji kemampuan pikiran
tingkat tinggi seseorang untuk kemudian menuliskannyakembali berdasarkan sudut
pandang, pengetahuan, dan pengalaman yang kita miliki.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan budaya membaca,
berpikirsistematis dan kritis, dan mengekspresikan pendapat (Rosen, 2006: 325) yang
sebelumnya harus diawali dengan proses berpikir kritis. Dengan berpikir kritis berarti
kita mengontrol proses berpikir secara sadar (Troyka, 2006:115). Critical Journal
Review menggunakanlangkah-langkah dalam proses berpikir kritis terdiri dari
beberapa tahap, yaitu: merangkum(menyatakan kembali), menganalisis (menggali
informasi tersirat), mensistesiskan(menghubungkan apa yang telah dirangkum dan
dianalisis dengan pengetahuan dan pengalaman kita), dan mengevaluasi (membuat
penilaian).
Berdasarkan uraian di atas, maka Critical Journal Review menjadi kegiatan
pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang komprehensif.
CriticalJournal Review pula sangat bermanfaat ketika membahas isu-isu atau
permasalahan yangsentral. Dalam laporan ini, penulis mereview sebuah penelitian
yang membahas tentangkomunikasi interpersonal.
B. Tujuan Penulisan Critical Journal Review
Critical Journal Review ini disusun bertujuan untuk:
1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan;
2. Menambah wawasan mahasiswa dalam menggali informasi dan menganalisis
gagasandalam sebuah penelitian;
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa,
danmembandingkan jurnal;
4. Meningkatkan kemampuan nalar dan berpikir kritis dalam mencari informasi
yangterdapat dalam sebuah penelitian;
5. Menguatkan teori yang berhubungan dengan psikologi komunikasi sehingga
dapatdisintesis menjadi gagasan utama dalam tulisan dan/atau penelitian baru;
C. Manfaat Critical Journal Review
Secara sederhana, penulisan Critical Journal Review memiliki beberapa
manfaatsebagai berikut:
1. Merangkum gagasan yang dituangkan dalam penelitian yang dilaporkan;
2. Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah jurnal dan
mencarisumber bacaan yang relevan;
3. Melatih kemampuan berpikir kritis analitis serta menuangkannya kembali dalam
gagasan tertulis;
4. Menambah pengetahuan tentang filsafat pendidikan.
BAB II
RINGKASAN ARTIKEL (JURNAL)
A. Identitas Jurnal
Judul PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN
TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN
HUMANISTIK
Nama Jurnal Jurnal Sains Psikologi
Download https://media.neliti.com/media/publications/128781-
ID-perspektif-filsafat-pendidikan-terhadap.pdf
Volume dan Halaman Jilid 6, No.1 halaman 31-36
Tahun 2017
Penulis Fadhil Hikmawan
Penilai(Reviewer) Drs. Daulat Saragih M. Hum
Tanggal 3 Oktober 2021

B. Resume Jurnal
Tujuan Penelitian Tujuan ditulisnya perspektif filsafat pendidikan terhadap
psikologi humanistik adalah untuk mendeskripsikan secara
kritis perspektif filsafat pendidikan yang ada dalam psikologi
pendidikan humanistik.
Subjek / objek Subjek / objek penelitian adalah perspektif filsafat pendidikan
Penelitian terhadap Psikologi humanistik
Metode penelitian Metode dalam kajian ini adalah penelitian kepustakaan
(library research). Alat pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah dokumen. Data dalam penelitian ini adalah buku dan
jurnal yang relevan dengan filsafat, filsafat pendidikan, dan
psikologi pendidikan humanistik. Teknik analisis data dalam
kajian ini adalah analisis tematik.
Pembahasan Filsafat adalah disiplin yang mempelajari objek-objek
kemanusiaan secara menyeluruh (komprehensif), merangkum,
spekulatif rasional, dan mendalam sampai ke akarnya
(radiks), sehingga diperoleh inti hakiki dari objek yang
dipelajari (Hanurawan, 2012).
Masalah-masalah kemanusiaan utama dalam hidup ini
meliputi 3 hubungan penting manusia dalam
kehidupannya, yaitu:
 Hubungan manusia dengan keberadaan Tuhan.
 Hubungan manusia dengan keberadaan alam semesta.
 Hubungan manusia dengan keberadaan manusia, baik secara
individual maupun kelompok.
Seorang tokoh filsafat pendidikan Indonesia, Barnadib (1994)
menjelaskan filsafat sebagai pandangan yang menyeluruh dan
sistematis. Filsafat bersifat menyeluruh karena filsafat bukan
hanya pengetahuan, melainkan juga suatu pandangan yang
dapat menembus sampai di balik pengetahuan itu sendiri.
Filsafat bersifat sistematis karena filsafat menggunakan
berpikir secara sadar, teliti, dan teratur sesuai dengan hukum-
hukum yang ada.
Cabang-Cabang filsafat Cabang-cabang filsafat yang
utama adalah sebagai berikut :
 Metafisika (ontologi). Metafisika adalah cabang filsafat
yang mempelajari hakekat realitas terdalam dari segala
sesuatu, baik yang bersifat fisik maupun yang bersifat non
fisik.
 Epistemologi adalah cabang filsafat yang melakukan
penelaahan tentang hakekat pengetahuan manusia. Secara
khusus, dalam epistemologi dilakukan kajian-kajian yang
mendalam tentang hakekat terjadinya perbuatan mengetahui,
sumber pengetahuan, tingkat-tingkat pengetahuan, metode
untuk memperoleh pengetahuan, kesahihan pengetahuan, dan
kebenaran pengetahuan.
 Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari hakekat
nilai. Berdasar pada pokok penekanannya, aksiologi dapat
dibagi menjadi etika (filsafat tentang baik buruk perilaku
manusia) atau filsafat moral dan estetika atau filsafat
keindahan.
Cabang filsafat khusus itu antara lain adalah: filsafat
manusia, filsafat ketuhanan, filsafat alam (kosmologi), filsafat
agama, filsafat sosial dan politik, filsafat seni, filsafat politik,
filsafat ekonomi dan filsafat pendidikan (Hanurawan, 2012).
Filsafat pendidikan adalah cabang filsafat yang
mempelajari hakekat pendidikan Filsafat pendidikan
memandang kegiatan pendidikan sebagai objek yang perlu
dikaji.
Apabila ditelaah secara lebih mendalam filsafat pendidikan
merupakan salah satu cabang filsafat maka dapat
dikemukakan bahwa dasar dasar berpikir dalam melakukan
perenungan filsafat pendidikan harus mengacu pada dasar
dasar filsafat yang utama, yaitu :
 Dasar metafisika (ontologi) dalam bidang pendidikan
Metafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan
proses analitis atas hakikat fundamental mengenai keberadaan
dan realitas terdalam dari sesuatu.
 Dasar epistemologi dalam bidang pendidikan Epistemologi
adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat,
karakter dan jenis pengetahuan.
 Dasar Aksiologi dalam bidang pendidikan Aksiologi
merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana dasar aksiologi dalam bidang-bidang pendidikan,
seperti dalam pembuatan tujuan pendidikan, kurikulum
pendidikan, dan metode pendidikan.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari dan menjelaskan
fenomena mental dan perilaku manusia. Santrock (2010)
menjelaskan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang
dari ilmu psikologi yang secara khusus mendeskripsikan,
menganalisis, dan meramal proses pengajaran dan belajar
dalam lingkungan pendidikan.
Psikologi pendidikan humanistik adalah aliran psikologi
pendidikan yang terkonstruksi berdasar paradigma psikologi
humanistik. Ini berarti psikologi pendidikan humanistik
adalah psikologi pendidikan yang menerapkan prinsipprinsip
dan teori-teori yang ada dalam psikologi humanistik ke dalam
masalah-masalah pendidikan dan pengajaran.
Perspektif filsafat pendidikan terhadap psikologi
pendidikan humanistik dapat ditinjau dari tiga aspek
kefilsafatan yang ada dalam pendidikan, yaitu dasar
metafisika dalam pendidikan, dasar epistemologi dalam
bidang pendidikan, dan dasar epistemologi dalam bidang
pendidikan.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan filsafat pendidikan psikologi
pendidikan humanistik adalah filsafat pendidikan yang
memandang pendidikan sebagai proses memanusiakan peserta
didik sehingga mampu berkembang dan beraktualisasi diri
dengan segenap potensi asli yang ada dalam dirinya.
Kesimpulan Menurut hasil penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa Filsafat pendidikan psikologi pendidikan humanistik
adalah filsafat pendidikan yang memandang pendidikan
sebagai proses memanusiakan peserta didik sehingga mampu
berkembang dan beraktualisasi diri dengan segenap potensi
asli yang ada dalam dirinya. Perspektif filsafat pendidikan
terhadap psikologi pendidikan humanistik dapat dilihat dari
aspek ontologi pendidikan, epistemologi pendidikan, dan
aksiologi pendidikan. Dari sudut ontologi kependidikan,
psikologi pendidikan humanistik menjelaskan bahwa
pendidikan adalah proses memanusiaan subjek didik atau
peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi-potensi
baik untuk mencapai aktualisasi diri. Dasar epistemologi
psikologi pendidikan humanistik adalah plural (rasional,
intuisionisme, dan fenomenologi). Berbeda dari psikologi
pendidikan behavioristik yang cenderung memiliki
pendekatan bebas nilai (value free approach), psikologi
pendidikan humanistik memiliki pendapat bahwa proses
pendidikan semestinya adalah lekat nilai atau terkandung nilai
(value laden).
Daftar Pustaka Barnadib, Imam. 1994. Filsafat Pendidikan: Sistem dan
Metode. Yogyakarta: Andi Offset.
Bugenthal, J. 1964. The Third Force in Psychology.
Journal of Humanistic Psychology, 4 (1): 19-26.
Hanurawan, F. 2012. Filsafat Ilmu Psikologi. Malang:
BKP Universitas Negeri Malang.
Hanurawan, F., Syam, M., & Samawi. 2006. Filsafat
Pendidikan. Malang: FIP Universitas Negeri Malang.
Saifulah, A. 1983. Antara Filsafat dan Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional.
Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
BAB III
KEBARUAN DALAM TULISAN
Dasar epistemologi psikologi pendidikan dapat dilihat pada cara-cara pemerolehan
pengetahuan dalam proses pendidikan. Secara khusus, pada cara-cara pemerolehan
pengetahuan dalam proses pendidikan adalah mengarah pada metode pengajaran dan belajar
dalam pendidikan. Secara epistemologi psikologi pendidikan humanistik cenderung
mengarahkan metode pengajaran dan belajar berdasar prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Pilihan bebas dalam diri peserta didik dan kontrol mandiri dalam belajar. Ini berarti guru
hanya menjadi fasilitator dalam proses belajar mengajar.
2. Interes siswa. Ini berarti dalam pengajaran dan belajar, siswa secara mandiri menentukan
minat alam belajar mereka. Psikologi pendidikan humanistik menekankan pendidikan dan
pengajaran yang berpusat pada anak (child centred education).
3. Pribadi komprehensif. Dalam belajar, peserta didik melibatkan tidak hanya aspek kognitif
tapi juga aspek perasaan (afektif).
4. Evaluasi mandiri. Peserta didik melakukan evaluasi progres belajar secara mandiri
terhadap segenap aktivitas belajarnya. Ini berarti dalam melakukan evaluasi belajar,
psikologi pendidikan humanistik lebih menekankan pada evaluasi yang langsung
berhubungan dengan pengalaman belajarnya atau sering disebut dengan istilah evaluasi
otentik. Metode evaluasi ini menentang metode evaluasi yang terlalu menonjolkan pada
tes-tes kognitif (memorisasi) yang mengabaikan aspek-aspek afektif.
5. Guru sebagai fasilitator. Guru memiliki fungsi membantu dan mendampingi peserta didik
mengembangkan potensi-potensi asli dalam dirinya.

Berdasarkan kajian epistemologi pendidikan di atas, epistemologi dasar psikologi


pendidikan humanistik adalah pluralistik (rasionalisme, intuisionisme dan fenomenologi).
Rasional berarti perolehan pengetahuan berdasarkan akal, intuisi berarti perolehan
pengetahuan berdasarkan rasa dan fenomenologi berarti perolehan pengetahuan
berdasarkan interaksi siswa dengan dunia gejala). Selama proses pendidikan, psikologi
pendidikan humanistik menekankan nilai-nilai asli siswa sehingga mereka dapat
mencapai pengembangan mandiri dalam hal harga diri dan kompetensi. Dari uraian di
atas, dapat disimpulkan bahwa ada filsafat pendidikan dalam psikologi pendidikan
humanistik. Filsafat pendidikan psikologi pendidikan humanistik adalah filsafat
pendidikan yang memandang pendidikan sebagai proses memanusiakan peserta didik
agar mampu mengembangkan dan mengaktualisasikan dengan segala potensi asli yang
ada pada dirinya.
BAB IV
PENUTUP
1. Kelebihan
• Metode penyajian isi masalah tampak efektif dan efisien, terbukti dengan
model pengembangan diskusi yang efektif dan efisien sehingga memudahkan
pembaca untuk mereview jurnal.
• Rangkuman yang ditemukan setelah mengolah materi menyimpulkan poin-
poin penting yang dibahas. Hal ini sangat berguna untuk membantu pembaca
meninjau hal-hal utama yang perlu diingat dan dipahami dengan baik.
• Sumber referensi dalam daftar pustaka yang ada memudahkan pembaca untuk
menemukan sumber asli jika digunakan sebagai referensi untuk memperdalam
pemahamannya.
• Terdapat judul kecil sesuai thread untuk memudahkan pembaca mengetahui
apakah masih berada di thread yang sama atau tidak.
• Penulis menggunakan istilah mahasiswa, karena istilah tersebut memiliki
makna yang lebih luas dan lebih santun daripada istilah mahasiswa atau
peserta didik.
2. Kekurangan
• Tidak disebutkan teori yang digunakan oleh peneliti
• Metode yang digunakan oleh peneliti tidak dicantumkan
• Terlalu banyak pembahasan
• Tidak ada penjelasan dari peneliti tentang apa tujuan penelitian berdasarkan
jurnal
Secara keseluruhan jurnal ini bagus dan cocok bagi pembaca yang menyukai materi filsafat
pendidikan dan juga dapat dijadikan sebagai pembantu dalam proses belajar mengajar mata
kuliah filsafat pendidikan sambil menuntut ilmu.

Anda mungkin juga menyukai