Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JOURNAL REVIEW

PSIKOLOGI

Nama :
Nim :
Kelas :
Dosen Pengampu :
Mata Kuliah :

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka Critical Journal
Review mata kuliah Psikologi. Terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pengampu
mata kuliah psikologi yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat menjadi acuan dan pedoman bagi para pembaca. Penulis
harapkan semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat kepada para
pembaca. Mungkin makalah ini tidak sesuai atau banyak memiliki kekurangan didalamnya.
Penulis harapkan sudilah kiranya pembaca untuk memberikan kritikan serta masukan yang
bersifat membangun sehingga dapat meningkatkan kualitas makalah ini nantinya.

Medan, 5 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Jurnal Review .......................................... 1

B. Tujuan Penulisan Critical Jurnal Review ....................................................... 2

C. Manfaat Critical Jurnal Review ..................................................................... 3

BAB II : PEMBAHASAN JURNAL

A. Identitas Jurnal ............................................................................................... 4

B. Isi Jurnal ......................................................................................................... 4

C. Keunggulan dan Kelemahan Jurnal 1 ............................................................. 13

D. Keunggulan dan Kelemahan Jurnal 2 ............................................................. 14

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya Critical Jurnal Riview

Dewasa ini, pendidikan Indonesia mengalami transformasi yang luar biasa. Hal ini
dapat dilihat pergeseran paradigma pendidikan yang didominasi oleh aspek kognitif saja
menuju pendidikan yang lebih menekankan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
berdasarkan proses dan pengalaman belajar. Selain itu, aspek kognitif yang dilatih bukan
hanya pada level mengingat, memahami, dan menerapkan saja, namun telah meningkat pada
kemampuan analisis, sintesis, evaluasi, dan kemampuan mencipta.

Pendidikan di abad ini penting untuk menjamin peserta didik—siswa maupun


mahasiswa—memiliki keterampilan belajar dan berinovasi serta terampil menggunakannya
sebagai life skill. Keterampilan belajar dan berinovasi meliputi kemampuan berpikir kritis
dan pemecahan masalah, kreativitas dan inovasi, serta kemampuan berkomunikasi dan
berkolaborasi. Kemampuan mengomunikasikan hasil pemikiran dapat dilakukan secara lisan
maupun tulisan.

Salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan bagi mahasiswa pada jenjang satra
satu adalah Critical Journal Review. Secara harfiah, Critical Journal Review adalah kegiatan
mengkritisi sebuah jurnal penelitian. Namun Critical Journal Review bukan sekedar membuat
laporan atau tulisan tentang isi sebuah penelitian atau artikel, tetapi lebih menitikberatkan
pada evaluasi (penjelasan, interpretasi dan analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan
sebuah penelitian, menyoroti hal yang menarik dari penelitian tersebut, serta menganalisis
pengaruh gagasan tersebut terhadap cara berpikir kita dan menambah pemahaman kita
terhadap suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui Critical Journal Review kita
menguji kemampuan pikiran tingkat tinggi seseorang untuk kemudian menuliskannya
kembali berdasarkan sudut pandang, pengetahuan, dan pengalaman yang kita miliki.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengembangkan budaya membaca, berpikir sistematis
dan kritis, dan mengekspresikan pendapat (Rosen, 2006: 325) yang sebelumnya harus diawali
dengan proses berpikir kritis. Dengan berpikir kritis berarti kita mengontrol proses berpikir
secara sadar (Troyka, 2006:115). Critical Journal Review menggunakan langkah-langkah
dalam proses berpikir kritis terdiri dari beberapa tahap, yaitu: merangkum (menyatakan
kembali), menganalisis (menggali informasi tersirat), mensistesiskan (menghubungkan apa
yang telah dirangkum dan dianalisis dengan pengetahuan dan pengalaman kita), dan
mengevaluasi (membuat penilaian).

Berdasarkan uraian di atas, maka Critical Journal Review menjadi kegiatan


pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang komprehensif. Critical
Journal Review pula sangat bermanfaat ketika membahas isu-isu atau permasalahan yang
sentral. Dalam laporan ini, penulis mereview sebuah penelitian yang membahas tentang
komunikasi interpersonal.

B. Tujuan Penulisan Critical Journal Review

Critical Journal Review ini disusun bertujuan untuk:

1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi Pendidikan;


2. Menambah wawasan mahasiswa dalam menggali informasi dan menganalisis gagasan
dalam sebuah penelitian;
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam meringkas, menganalisa, dan
membandingkan jurnal;
4. Meningkatkan kemampuan nalar dan berpikir kritis dalam mencari informasi yang
terdapat dalam sebuah penelitian;
5. Menguatkan teori yang berhubungan dengan psikologi komunikasi sehingga dapat
disintesis menjadi gagasan utama dalam tulisan dan/atau penelitian baru;

C. Manfaat Critical Journal Review

Secara sederhana, penulisan Critical Journal Review memiliki beberapa manfaat


sebagai berikut:

1. Merangkum gagasan yang dituangkan dalam penelitian yang dilaporkan;


2. Sebagai rujukan bagaimana untuk menyempurnakan sebuah jurnal dan mencari
sumber bacaan yang relevan;
3. Melatih kemampuan berpikir kritis analitis serta menuangkannya kembali dalam
gagasan tertulis;
4. Menambah pengetahuan tentang Psikologi pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN
REVIEW JURNAL

A. IDENTITAS JURNAL

Jurnal 1 Jurnal 2
Judul PERSPEKTIF FILSAFAT TELAAH ALIRAN PENDIDIKAN
PENDIDIKAN TERHADAP PROGRESIVISME DAN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN ESENSIALISME
HUMANISTIK DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT
PENDIDIKAN
Nama Jurnal Jurnal Sains Psikologi Jurnal Cakrawala Pendas
Download https://media.neliti.com/media/ https://jurnal.unma.ac.id/index.php/CP/
publications/128781-ID- article/view/319
perspektif-filsafat-pendidikan-
terhadap.pdf
Volume dan Jilid 6, No.1 halaman 31-36 Vol. 2, NO. 1, 11 Halaman
Halaman
Tahun Maret 2017 Januari 2016
Penulis Fadhil Hikmawan H. A. Yunus
Reviewer Ayu Nababan Ayu Nababan
Tanggal 5 Maret 2023 5 Maret 2023

B. ISI JURNAL
Jurnal 1

Tujuan Penelitian Tujuan ditulisnya perspektif filsafat pendidikan terhadap


psikologi humanistik adalah untuk mendeskripsikan secara
kritis perspektif filsafat pendidikan yang ada dalam psikologi
pendidikan humanistik.
Subjek / objek Subjek / objek penelitian adalah perspektif filsafat pendidikan
Penelitian terhadap Psikologi humanistik
Metode penelitian Metode dalam kajian ini adalah penelitian kepustakaan
(library research). Alat pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah dokumen. Data dalam penelitian ini adalah buku dan
jurnal yang relevan dengan filsafat, filsafat pendidikan, dan
psikologi pendidikan humanistik. Teknik analisis data dalam
kajian ini adalah analisis tematik.
Pembahasan Filsafat adalah disiplin yang mempelajari objek-objek
kemanusiaan secara menyeluruh (komprehensif), merangkum,
spekulatif rasional, dan mendalam sampai ke akarnya
(radiks), sehingga diperoleh inti hakiki dari objek yang
dipelajari (Hanurawan, 2012).
Masalah-masalah kemanusiaan utama dalam hidup ini
meliputi 3 hubungan penting manusia dalam
kehidupannya, yaitu:
 Hubungan manusia dengan keberadaan Tuhan.
 Hubungan manusia dengan keberadaan alam semesta.
 Hubungan manusia dengan keberadaan manusia, baik secara
individual maupun kelompok.
Seorang tokoh filsafat pendidikan Indonesia, Barnadib (1994)
menjelaskan filsafat sebagai pandangan yang menyeluruh dan
sistematis. Filsafat bersifat menyeluruh karena filsafat bukan
hanya pengetahuan, melainkan juga suatu pandangan yang
dapat menembus sampai di balik pengetahuan itu sendiri.
Filsafat bersifat sistematis karena filsafat menggunakan
berpikir secara sadar, teliti, dan teratur sesuai dengan hukum-
hukum yang ada.
Cabang-Cabang filsafat Cabang-cabang filsafat yang
utama adalah sebagai berikut :
 Metafisika (ontologi). Metafisika adalah cabang filsafat
yang mempelajari hakekat realitas terdalam dari segala
sesuatu, baik yang bersifat fisik maupun yang bersifat non
fisik.
 Epistemologi adalah cabang filsafat yang melakukan
penelaahan tentang hakekat pengetahuan manusia. Secara
khusus, dalam epistemologi dilakukan kajian-kajian yang
mendalam tentang hakekat terjadinya perbuatan mengetahui,
sumber pengetahuan, tingkat-tingkat pengetahuan, metode
untuk memperoleh pengetahuan, kesahihan pengetahuan, dan
kebenaran pengetahuan.
 Aksiologi adalah cabang filsafat yang mempelajari hakekat
nilai. Berdasar pada pokok penekanannya, aksiologi dapat
dibagi menjadi etika (filsafat tentang baik buruk perilaku
manusia) atau filsafat moral dan estetika atau filsafat
keindahan.
Cabang filsafat khusus itu antara lain adalah: filsafat
manusia, filsafat ketuhanan, filsafat alam (kosmologi), filsafat
agama, filsafat sosial dan politik, filsafat seni, filsafat politik,
filsafat ekonomi dan filsafat pendidikan (Hanurawan, 2012).
Filsafat pendidikan adalah cabang filsafat yang
mempelajari hakekat pendidikan Filsafat pendidikan
memandang kegiatan pendidikan sebagai objek yang perlu
dikaji.
Apabila ditelaah secara lebih mendalam filsafat pendidikan
merupakan salah satu cabang filsafat maka dapat
dikemukakan bahwa dasar dasar berpikir dalam melakukan
perenungan filsafat pendidikan harus mengacu pada dasar
dasar filsafat yang utama, yaitu :
 Dasar metafisika (ontologi) dalam bidang pendidikan
Metafisika adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan
proses analitis atas hakikat fundamental mengenai keberadaan
dan realitas terdalam dari sesuatu.
 Dasar epistemologi dalam bidang pendidikan Epistemologi
adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat,
karakter dan jenis pengetahuan.
 Dasar Aksiologi dalam bidang pendidikan Aksiologi
merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana dasar aksiologi dalam bidang-bidang pendidikan,
seperti dalam pembuatan tujuan pendidikan, kurikulum
pendidikan, dan metode pendidikan.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari dan menjelaskan
fenomena mental dan perilaku manusia. Santrock (2010)
menjelaskan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang
dari ilmu psikologi yang secara khusus mendeskripsikan,
menganalisis, dan meramal proses pengajaran dan belajar
dalam lingkungan pendidikan.
Psikologi pendidikan humanistik adalah aliran psikologi
pendidikan yang terkonstruksi berdasar paradigma psikologi
humanistik. Ini berarti psikologi pendidikan humanistik
adalah psikologi pendidikan yang menerapkan prinsipprinsip
dan teori-teori yang ada dalam psikologi humanistik ke dalam
masalah-masalah pendidikan dan pengajaran.
Perspektif filsafat pendidikan terhadap psikologi
pendidikan humanistik dapat ditinjau dari tiga aspek
kefilsafatan yang ada dalam pendidikan, yaitu dasar
metafisika dalam pendidikan, dasar epistemologi dalam
bidang pendidikan, dan dasar epistemologi dalam bidang
pendidikan.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan filsafat pendidikan psikologi
pendidikan humanistik adalah filsafat pendidikan yang
memandang pendidikan sebagai proses memanusiakan peserta
didik sehingga mampu berkembang dan beraktualisasi diri
dengan segenap potensi asli yang ada dalam dirinya.
Kesimpulan Menurut hasil penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa Filsafat pendidikan psikologi pendidikan humanistik
adalah filsafat pendidikan yang memandang pendidikan
sebagai proses memanusiakan peserta didik sehingga mampu
berkembang dan beraktualisasi diri dengan segenap potensi
asli yang ada dalam dirinya. Perspektif filsafat pendidikan
terhadap psikologi pendidikan humanistik dapat dilihat dari
aspek ontologi pendidikan, epistemologi pendidikan, dan
aksiologi pendidikan. Dari sudut ontologi kependidikan,
psikologi pendidikan humanistik menjelaskan bahwa
pendidikan adalah proses memanusiaan subjek didik atau
peserta didik sebagai manusia yang memiliki potensi-potensi
baik untuk mencapai aktualisasi diri. Dasar epistemologi
psikologi pendidikan humanistik adalah plural (rasional,
intuisionisme, dan fenomenologi). Berbeda dari psikologi
pendidikan behavioristik yang cenderung memiliki
pendekatan bebas nilai (value free approach), psikologi
pendidikan humanistik memiliki pendapat bahwa proses
pendidikan semestinya adalah lekat nilai atau terkandung nilai
(value laden).
Daftar Pustaka Barnadib, Imam. 1994. Filsafat Pendidikan: Sistem dan
Metode. Yogyakarta: Andi Offset.
Bugenthal, J. 1964. The Third Force in Psychology.
Journal of Humanistic Psychology, 4 (1): 19-26.
Hanurawan, F. 2012. Filsafat Ilmu Psikologi. Malang:
BKP Universitas Negeri Malang.
Hanurawan, F., Syam, M., & Samawi. 2006. Filsafat
Pendidikan. Malang: FIP Universitas Negeri Malang.
Saifulah, A. 1983. Antara Filsafat dan Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional.
Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Kencana.

Jurnal 2

Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Peserta didik


Teori yang Teori pendidikan yang dirancang berdasarkan filsafat
digunakan progresivisme yang digagas Jhon Dewey, pada dasarnya
mengutamakan lima hal, yaitu :
a) Kurikulum yang baik disusun berdasarkan pengalaman
edukatif bersifat eksperimental, disusun secara sistematis
dan teratur serta tidak memaksakan diri untuk mengikuti
kehendak pembuat kurikulum.
b) Guru harus memiliki keunggulan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan sekaligus menguasai bidang ilmu tersebut.
Dalam proses mendidik, guru tidak sepatutnya bertindak
otoriter terhadap peserta didik, sehingga tugas guru adalah
mengarahkan dan membimbing bagaimana cara belajar
yang baik dan benar bagi peserta didik. Dalam hal ini, guru
dapat dikatakan memiliki fungsi sebagai petunjuk jalan
yang bijak.
c) Peserta didik memiliki potensi masing-masing
(individual) yang harus diberi kesempatan untuk
berkembang secara wajar, aktif, kreatif, dan memiliki
kebebasan untuk mengaktualisasikan dirinyadalam
menentukan langkah dan tujuannya.
d) Lingkungan merupakan hal penting yang tidak dapat
dipisahkan dengan proses pendidikan sebagai penunjang
keberhasilan. e) Metode yang digunakan dalam proses
pendidikan harus diutamakan dibanding materi ajar, karena
metode menunjang proses.
Pembahasan Perkembangan Semula, dalam menempuh perjalanan
hidup dan kehidupannya selama berabadabad silam
manusia menghadapi dunia ini hanya dengan kekuatan
ototnya. Dengan cara tersebut tidak banyak yang
dihasilkan, tidak banyak pula kemajuan yang dialami,
sehingga berpengaruh kepada tingkat peradaban
masyarakat.
2. Pandangan Tentang Pendidikan
a. Pendidikan Aliran progresivisme ini pernah berjaya
di Amerika. Dalam pendidikan, progresivisme merupakan
bagian dari gerakan reformis umum bidang sosialpolitik
yang menandai kehidupan orang Amerika. Progresivisme
merupakan teori yang mucul dalam reaksi terhadap
pendidikan tradisional yang selalu menekankan kepada
metode formal pengajaran. Pada dasarnya teori ini
menekankan beberapa prinsip, antara lain; 1) Proses
pendidikan berawal dan berakhir pada peserta didik; 2)
Peserta didik adalah sesuatu yang aktif, bukan pasif; 3)
Peran guru hanya sebagai fasilitator, pembimbing, dan
pengarah; 4) Sekolah harus menciptakan iklim yang
bersifat kooperatif dan demokratif; 5) Aktifitas
pembelajaran lebih focus pada pemecahan masalah bukan
untuk mengajarkan materi kajian.

b. Kurikulum Dalam pendidikan, terutama jalur


pendidikan formal, kurikulum memegang peranan penting.
Kurikulum sebagai jantung pendidikan tidak saja dimaknai
sebagai seperangkat mata pelajaran yang dirancang untuk
disajikan dalam sebuah program sekolah, melainkan
memiliki arti yang lebih luas.

c. Pendidik
Menurut pandangan filsafat progresivisme guru adalah
penasihat, pembimbing, pengarah dan bukan sebagai orang
pemegang otoritas penuh yang dapat berbuat apa saja
(otoriter) terhadap muridnya. Guru disebut sebagai
pembimbing karena mempunyai ilmu pengetahuan dan
pengalaman yang banyak di bidang pendidikan

d. Peserta Didik
Di Indonesia, menurut UU No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pada Pasal 1 angka 4, dinyatakan
bahwa “Peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan tertentu”.
e. Pandangan Belajar
Menurut Gagne (1977), “belajar merupakan sejenis
perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah
laku, yang kebaradaannya berbeda dari sebelum individu
ada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu”. Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan.

Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan Upaya memanusiakan


manusia melalui pendidikan memerlukan paradigma yang
jelas, guna dijadikan dasar dalam penetapan tujuan yang
ingin dicapai. Banyak aliran filsafat yang dapat dijadikan
acuan sebagai landasan, diantaranya adalah aliran
progresivisme dan essensialisme yang masing-masing
memiliki karakter dan ciri tersendiri.
Pendidikan esensialisme merupakan suatu aliran yang
kurang setuju terhadap praktek pendidikan progressivisme,
dengan alasan bahwa pergerakan progresivisme dianggap
akan merusak standar intelektual dan moral kaum muda
dengan diberikannya kebebasan. Bagi aliran essensial,
metode yang digunakan adalah metode tradisional yang
menekankan pada inisiatif guru. Dalam hal ini, guru harus
orang terdidik dan menguasai ilmu pengetahuan. Selain itu,
seluruh aktifitas kelas harus berada di bawah kendali dan
penguasaan guru. Secara kelembagaan, esensialis
menginginkan agar sekolah berfungsi sebagai subjek proses
pewarisan budaya dan sejarah yang mengandung nilainilai
luhur dari para filosof sebagai ahli pengetahuan dimana
nilai-nilai kebudayaan itu masih tetap terjaga dan
diterapkan dalam tata kehidupan seharihari. Nilai-nilai
moral yang berakar pada budaya masyarakat dijadikan
dasar bagi pembentukan mental para peserta didik. Di
Indonesia, para pengambil kebijakan bidang pendidikan
perlu meningkatkan intensitasnya dalam mengkaji aliran-
aliran filsafat tersebut guna diambil manfaatnya demi
kemajuan pendidikan secara menyeluruh. Mewaspadai
kelemahan disertai dengan mempertimbangkan keunggulan
dari aliran progresivisme dan esensialisme merupakan
tindakan bijak.

Kesimpulan Menurut hasil penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan


bahwa Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan
memerlukan paradigma yang jelas, guna dijadikan dasar
dalam penetapan tujuan yang ingin dicapai. Banyak aliran
filsafat yang dapat dijadikan acuan sebagai landasan,
diantaranya adalah aliran progresivisme dan essensialisme
yang masing-masing memiliki karakter dan ciri tersendiri.
Teori pendidikan yang dirancang berdasarkan filsafat
progresivisme yang digagas Jhon Dewey, pada dasarnya
mengutamakan lima hal, yaitu :
a) Kurikulum yang baik disusun berdasarkan pengalaman
edukatif bersifat eksperimental, disusun secara sistematis
dan teratur serta tidak memaksakan diri untuk mengikuti
kehendak pembuat kurikulum.
b) Guru harus memiliki keunggulan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan sekaligus menguasai bidang ilmu tersebut.
Dalam proses mendidik, guru tidak sepatutnya bertindak
otoriter terhadap peserta didik, sehingga tugas guru adalah
mengarahkan dan membimbing bagaimana cara belajar
yang baik dan benar bagi peserta didik. Dalam hal ini, guru
dapat dikatakan memiliki fungsi sebagai petunjuk jalan
yang bijak.
c) Peserta didik memiliki potensi masing-masing
(individual) yang harus diberi kesempatan untuk
berkembang secara wajar, aktif, kreatif, dan memiliki
kebebasan untuk mengaktualisasikan dirinya. dalam
menentukan langkah dan tujuannya.
d) Lingkungan merupakan hal penting yang tidak dapat
dipisahkan dengan proses pendidikan sebagai penunjang
keberhasilan.
e) Metode yang digunakan dalam proses pendidikan harus
diutamakan dibanding materi ajar, karena metode
menunjang proses. Pendidikan esensialisme merupakan
suatu aliran yang kurang setuju terhadap praktek
pendidikan progressivisme, dengan alasan bahwa
pergerakan progresivisme dianggap akan merusak standar
intelektual dan moral kaum muda dengan diberikannya
kebebasan. Di Indonesia, para pengambil kebijakan bidang
pendidikan perlu meningkatkan intensitasnya dalam
mengkaji aliran-aliran filsafat tersebut guna diambil
manfaatnya demi kemajuan pendidikan secara menyeluruh.
Mewaspadai kelemahan disertai dengan
mempertimbangkan keunggulan dari aliran progresivisme
dan esensialisme merupakan tindakan bijak.
Daftar Pustaka Abudin, Nata. 1996. Filsafat Pendidikan Islam. Ciputat:
Wacana Ilmu dan Pemikiran.
---------------, 2003. Metodologi Studi Islam, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Anwar, Muhammad. 2015. Filsafat Pendidikan. Jakarta:
Prenada Media Group As’adi.
Anwar, Saeful. 2007. Filsafat Ilmu AlGhazali Dimensi
Ontologi dan Aksiologi. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Abdullah, M. Yatimin. 2007. Studi Akhlak dalam
Perspektif Al-Qur’an. Jakarta: Amzah.
Al-Abrasyi, Muhammad, Athiyah. 1974. Dasar-Dasar
Pokok Pendidikan Islam. terj. Bustami Abdul Ghani dan
Bohar Bahri. Jakarta: Bulan Bintang.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Barnabid, Imam. 1997. Filsafat Pendidikan, Sistem dan
Metode, Yogyakarta: Andi Offset
----------------. 1994. Filsafat Pendidikan, Sistem dan
Metode. Yogyakarta.
Djumransyah. 2004. Filsafat Pendidikaan, Malang: Bayu
Media.
Edward, P. dan Yusnadi. 2015. Filsafat Pendidikan,
Medan: UNIMED Press.
Muis, I.S. (2004). Pendidikan Partisiptif Menimbang
Konsep Fitrah dan Progesivisme Jhon Dewey, Yogyakarta:
Safaria Insania Press.
Pidarta, M. 2000. Landasan Kepedidikan, Jakarta :
Rineka Cipta.
Tafsir, Ahmad. 2004. Filsafat Ilmu Mengurai Ontologi,
Epistimologi dan Aksiologi Pengetahuan, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
C. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN JURNAL 1

KEUNGGULAN KELEMAHAN

 Identitas Jurnal lengkap  Terdapat beberapa istilah asing


 Pembuatan penelitian dilakukan sehingga pembaca yang baru melihat
secara berurutan sehingga kalimat tersebut akan sulit untuk
Pembahasan mudah untuk dimengerti memahaminya
 Cara penyajian isi permasalahan
terlihat efektif dan efisien terbukti
dengan pola-pola pengembangan
pembahasan berdaya guna dan
bertepat guna yang mempermudah
pembaca dalam meriview jurnal.
 Rangkuman yang terletak setelah
penjabaran materi menyimpulkan
poin-poin penting yang dibahas. Hal
ini sangat baik untuk membantu
pembaca mereview kembali hal-hal
pokok yang mesti diingat dan
dipahami dengan baik.
 Sumber-sumber acuan dalam daftar
pustaka yang ada mempermudah
pembaca mencari sumber asli jika
digunakan sebagai acuan untuk
memperdalam pemahamannya.
 Terdapat judul kecil sesuai
pembahasan mempermudah pembaca
mengetahui masihkah berada pada
pembahasan yang sama atau tidak.
D. KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN JURNAL 2

KEUNGGULAN KELEMAHAN

 Cara penyajian isi permasalahan  Tidak tertera teori yang digunakan


terlihat efektif dan efisien terbukti peneliti
dengan pola-pola pengembangan  Tidak tertera metode yang digunakan
pembahasan berdaya guna dan oleh peneliti
bertepat guna yang mempermudah  Terlalu banyak pembahasan
pembaca dalam meriview jurnal.  Tidak ada penjabaran dari peneliti
 Rangkuman yang terletak setelah
penjabaran materi menyimpulkan mengenai apa yang menjadi tujuan
poin-poin penting yang dibahas. Hal penelitian berdasarkan jurnal tersebut.
ini sangat baik untuk membantu
pembaca mereview kembali hal-hal
pokok yang mesti diingat dan
dipahami dengan baik.
 Sumber-sumber acuan dalam daftar
pustaka yang ada mempermudah
pembaca mencari sumber asli jika
digunakan sebagai acuan untuk
memperdalam pemahamannya.
 Penulisan desain dengan temperamen
sesuai dengan perkembangan zaman.
 Terdapat judul kecil sesuai
pembahasan mempermudah pembaca
mengetahui masihkah berada pada
pembahasan yang sama atau tidak.
 Penulis menggunakan istilah peserta
didik, karena istilah tersebut
mengandung arti lebih luas dan lebih
sopan dibanding menggunakan istilah
anak didik atau objek didik.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil review yang telah penulis lakukan maka penulis menyimpulkan bahwa
kedua jurnal membahas tentang Psikologi. Kedua jurnal memiliki kelemahan dan kelebihan
dalam setiap bentuk,isi maupun materi penelitian yang dilakukan.Namun,secara keseluruhan
jurnal ini sudah baik dan cocok untuk para pembaca yang menyukai materi filsafat
pendidikan dan juga dapat digunakan sebagai pembantu dalam proses belajar mengajar mata
kuliah filsafat pendidikan di perkuliahan.

Anda mungkin juga menyukai