Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN TUGAS CRITICAL JOURNAL REPORT (CJR)

Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila


Dosen Pengampu: Fazli Rachman, S.Pd., M.Pd

,
NAMA: LAMRAMAWATI SIHOTANG
NIM: 4192431010
PENDIDIKAN KIMIA E 2019

PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penulis tidak akan sanggup
untuk menyusun Critical Journal Review ini dengan baik. Critical Journal Review ini disusun
untuk membahas materi mata kuliah Pendidikan P ancasila yang penyajiannya
berdasarkan pengamatan dari dua sumber yaitu jurnal internasional dan Jurnal
Nasional. Critical Jurnal Review ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu
penyusun dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih y a n g s a m a j u g a p e n u l i s
s a m p a i k a n k e p a d a k e d u a o r a n g t u a y a n g s e l a l u mendukung di saat senang maupun
susah. Penulis menyadari bahwa Critical Jurnal Review ini memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu saran dan kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan laporan ini sehingga menjadi lebih sempurna, baik, dan bermanfaat.

Penulis

Lamramawati sihotang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Identitas Jurnal

B. Relevansi

BAB II PEMBAHASAN SECARA UMUM ARTIKEL JURNAL

A. Terjemahan Jurnal Yang Dilaporkan

B. Resume Artikel Jurnal Yang Dilaporkan

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Latar belakang masalah yang dikaji

B. Permasalahan Yang Dikaji

C. Kajian Teori/ Konsep Yang Digunakan

D. Metode Yang Digunakan

E. Analisis CJR

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas Jurnal
JURNAL UTAMA
Judul Jurnal: Development Of A Unity In Diversity-Based Pancasila Education Text
Book For Indonesian Universities
Nama Pengarang:
1. Aim Abdulkarim
2. Kokom Komalasari
3. Didin Saripudin
4. Neiny Ratmaningsih
5. Diana Noor Anggraini
Jenis Jurnal: International Journal Of Instruction
Tahun Terbit: 2020
Vol (No): 13 (1)
e-ISSN : 1308-1470
Halaman: 371-386
JURNAL PEMBANDING
Judul Jurnal: Analisis Kebutuhan Pengembangan Buku Ajar Dalam Model Pembelajaran Sejarah
Islam Berbasis Kebhinekaan (PSI-BK) Sebagai Daya Tangkal Radikalisme Di Perguruan Tinggi
Nama Pengarang:
1. Heri Effendi
2. Siti Aisyah
3. Muspardi
4. Muslim
Jenis Jurnal: Jurnal Education And Development
Tahun Terbit: 2020
Vol (No): 8 (3)
e-ISSN: 2614-6061
Halaman: 330-334
B. Relevansi
Pancasila adalah sebagai sumber nilai dalamkehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara bagi bangsa Indonesia. Sebab itu, seluruh tatanan kehidupan masyarakat
dan bangsa Indonesia menggunakan pancasila sebagai dasar moral atau norma dan
sebagai tolak ukur baik buruk dan benar salahnya sikap, perubahan dan tingkah laku
sebagai bangsa Indonesia. Melalui pendidikan pancasila, mahasiswadiharapkan mampu
memahami, menganalisis dan mengaplikasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Melalui pendidikan pancasila juga, mahasiswa dapat berpartisipasi dalam
upaya mencegah dan menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan
damai.
Pendidikan pancasila adalah suatu usaha sadar, yang terencana dan terarah,
melalui pendidikan formal untuk mentransformasikan nilai-nilai yang tekandung dalam
pancasila melalui akalnya, dan menumbuhkan rasionalitas sesuai dengan kemampuan
sehingga merreka mencapai perkembangan penalaran moral seoptimal mungkin yang
dijiwai pancasila.
BAB II
ISI JURNAL
A. Terjemahan Artikel Jurnal
Paragraf asal yang diterjemahkan dari bahasa Terjemahan per paragraf dalam bahasa
inggris indonesia

ABSTRAK ABSTRAK
This study aimed to develop a Pancasila Penelitian ini bertujuan untuk
education textbook model based on Indonesia’s mengembangkan model buku teks
Bhinneka Tunggal Ika “Unity in Diversity” as pendidikan Pancasila
teaching materials for compulsory subjects in yang berbasis Bhinneka Tunggal Ika
Indonesian universities. The study used a Indonesia “ Bersatu dalam perbedaan ” sebagai
Research and Development approach, where the bahan ajar mata pelajaran wajib di perguruan tinggi
data were collected through focused group Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan
discussions and questionnaires. While qualitative Penelitian dan Pengembangan, dimana pengumpulan
data were analyzed using an interactive analysis data dilakukan melalui diskusi kelompok terfokus
and quantitative data analysis used percentages. dan kuesioner. Sedangkan data kualitatif dianalisis
The research participants consisted of lecturers dengan menggunakan analisis interaktif dan analisis
and students at nine universities in Indonesia. The data kuantitatif menggunakan persentase. Partisipan
findings reveal that 1) the conceptual model of penelitian terdiri dari dosen dan mahasiswa di
the Unity in Diversity-based Pancasila education sembilan universitas di Indonesia. Hasil temuan
textbook is applicable and contextual which menunjukkan bahwa 1) model konseptual buku teks
presents the latest issues in accordance with the pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal
issue of Indonesian diversity. This model Ika dapat diterapkan dan kontekstual yang
integrates tolerance values in the diversity of menyajikan isu terkini sesuai dengan isu
religious, physical, social, cultural, linguistic, and kebhinekaan Indonesia. Model ini mengintegrasikan
ideological aspects; 2) The content of book nilai-nilai toleransi dalam keragaman aspek agama,
constitutes the following components: chapter fisik, sosial, budaya, bahasa, dan ideologis; 2) Isi
titles, introductions, keyword and concept map, buku merupakan komponen-komponen sebagai
material presentation and elaboration of Bhinneka berikut: judul bab, pendahuluan, kata kunci dan peta
Tunggal Ika values, competence performances, konsep, penyajian materi dan penjabaran nilai-
summaries, reflections, authentic assessments, nilai Bhinneka Tunggal Ika , kinerja kompetensi,
feedback, and follow-up activities. ringkasan, refleksi, penilaian otentik, umpan balik,
dan kegiatan tindak lanjut.
INTRODUCTION PENDAHULUAN
Indonesian society is ethnically, culturally and Masyarakat Indonesia secara etnis, budaya dan
religiously a pluralistic society. Indonesian agama merupakan masyarakat yang
nationalism as a unification of ethnicity has a majemuk. Nasionalisme Indonesia sebagai pemersatu
challenge, as various ethnic conflicts arise due to etnis memiliki tantangan, karena berbagai konflik
strong regionalism (Wiriaatmadja, 2004; etnis muncul akibat kedaerahan yang kuat
Saripudin & Komalasari, 2016). Entering this era ( Wiriaatmadja , 2004; Saripudin & Komalasari ,
of disruption, Indonesian is facing yet another 2016). Memasuki era disrupsi ini, bangsa Indonesia
challenge by the emergence of social conflicts kembali menghadapi tantangan dengan munculnya
that could threaten the nation's integration, konflik sosial yang dapat mengancam integrasi
including the proliferation of massive bangsa, termasuk maraknya penyebaran ujaran
dissemination of hate speech through social kebencian melalui media sosial, meningkatnya
media, increasing intolerance, and technological intoleransi, dan evolusi teknologi yang menyasar
evolution targeting all walks of life (Indriyani & semua lapisan masyarakat ( Indriyani & Hermawan ,
Hermawan, 2018). 2018).
The basic framework of Indonesian life based on Kerangka dasar kehidupan bangsa Indonesia yang
the Pancasila ideology (the five principles) holds berlandaskan ideologi Pancasila (lima sila)
that the diversity of ethnicities, religions, and menyatakan bahwa keragaman suku, agama, dan ras
races are the assets or wealth of the nation. adalah kekayaan atau kekayaan
Through Bhinneka Tunggal Ika, the concept of bangsa. Melalui Bhinneka Tunggal Ika , konsep
togetherness and ethnic unification will bring kebersamaan dan persatuan etnis akan
back the spirit of the Indonesian people to uphold mengembalikan semangat bangsa Indonesia untuk
unity in diversity. This principle was proposed menjunjung tinggi persatuan dalam
after Indonesian independence by Indonesia's first kebhinekaan. Prinsip ini diusulkan setelah
President, Ir. Soekarno, that the beauty of kemerdekaan Indonesia oleh Presiden pertama
pluralism is well reflected in his motto "Let Indonesia, Ir. Soekarno , bahwa keindahan
jasmine, cananga, roses, chrysolite, and all kemajemukan tercermin dengan baik dalam motto
flowers bloom together in Indonesian gardens" “Biarkan melati, kenanga , mawar, krisan , dan
(Soekarno, 1964). segala bunga mekar bersama di taman-taman
Indonesia” ( Soekarno , 1964).
How is Pancasila in Indonesia able to Bagaimana Pancasila di Indonesia mampu
accommodate the diversity that exists in society? menampung keberagaman yang ada di
The state’s values contained in the Pancasila masyarakat? Nilai-nilai negara yang terkandung
precepts are not solely conceptual, but are based dalam sila Pancasila tidak semata-mata bersifat
on the cultural values of the Indonesian people konseptual, tetapi bertumpu pada nilai-nilai budaya
(Kaelan, 2004: 13). One form of integration of bangsa Indonesia ( Kaelan , 2004: 13). Salah satu
Unity in Diversity in education is realized bentuk integrasi Bhinneka Tunggal Ika dalam
through the internalization of the values of Unity pendidikan diwujudkan melalui internalisasi nilai
in Diversity in the implementation of Pancasila Bhinneka Tunggal Ika dalam
Education. The practice of such education must penyelenggaraan Pendidikan Pancasila . Praktik
render all citizens as lifelong learners pendidikan semacam itu harus menjadikan semua
(Abdulkarim, et al., 2018). Philosophically, warga negara sebagai pembelajar seumur hidup
Pancasila education lays a solid foundation for ( Abdulkarim , dkk., 2018). Secara
the Indonesia's national education system. From filosofis pendidikan Pancasila menjadi landasan
this springs the essence of national education yang kokoh bagi sistem pendidikan nasional
which can nurture and guide the development of Indonesia. Dari sinilah muncul esensi pendidikan
educational theories and the practices based on nasional yang dapat membina dan mengarahkan
the Pancasila ideology (Barnadib, 1994; perkembangan teori dan praktik pendidikan yang
Siswoyo, 2013). berlandaskan pada ideologi Pancasila ( Barnadib ,
1994; Siswoyo , 2013).
One important component of an education Salah satu komponen penting dari kurikulum
curriculum is a textbook. A textbook should pendidikan adalah buku teks. Buku teks harus
contain the basics of the subject matter and memuat dasar-dasar materi pelajaran dan
contribute to helping students understand the berkontribusi untuk membantu siswa memahami
world in a real life (UNESCO 1970; Komalasari dunia dalam kehidupan nyata (UNESCO
& Saripudin, 2017). Textbooks also have 1970; Komalasari & Saripudin , 2017). Buku teks
implications for critical thinking skills, where juga berimplikasi pada keterampilan berpikir kritis,
readers can critically understand diversity issues di mana pembaca dapat secara kritis memahami
(Abdulkarim, 2007). The development of the masalah keragaman ( Abdulkarim ,
Unity in Diversity-based Pancasila Education 2007). Pengembangan model buku teks
textbook model was intended to strengthen a Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal
commitment as a pluralistic nation and reinforce Ika dimaksudkan untuk memperkuat komitmen
the idea that Unity in Diversity, that represents sebagai bangsa yang majemuk dan mempertegas
the state’s soul and character, must be ingrained gagasan bahwa Bhinneka Tunggal Ika yang
in the life of the nation-state of Indonesia. This merepresentasikan jiwa dan budi pekerti negara
textbook is expected to raise the awareness of the harus tertanam dalam kehidupan berbangsa- negara
values of Bhinneka Tunggal Ika, so that students bagian indonesia. Buku ajar ini diharapkan dapat
have sensitivity in dealing with social symptoms menumbuhkan kesadaran akan nilai-
and problems rooted in differences in ethnicities, nilai Bhinneka Tunggal Ika , sehingga siswa
races, religions, and values that occur in the memiliki kepekaan dalam menghadapi gejala dan
community (Farisi, 2014; Awaru, 2016). permasalahan sosial yang berakar pada perbedaan
suku, ras, agama, dan nilai-nilai yang terjadi di
masyarakat ( Farisi , 2014; Awaru , 2016).
This textbook is based on educational philosophy Buku ajar ini bertumpu pada filosofi pendidikan
of constructivism with contextual approach, so konstruktivisme dengan pendekatan kontekstual,
that the material and presentation of the textbook sehingga materi dan penyajian buku ajar tersebut
can construct students'understanding and dapat membangun pemahaman dan
awareness of unity in diversity through linking kesadaran siswa akan persatuan dalam kebhinekaan
the material to the reality of Indonesian melalui pengaitan materi dengan realitas masyarakat
multicultural society. multikultural Indonesia.
The problem this research addressed in general Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini
was how to develop a Unity in Diversity-based secara umum adalah bagaimana
Pancasila Education textbook for Indonesian mengembangkan buku teks.
Universities. In particular, the research problems Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal
were specifically formulated as follows: Ika untuk Perguruan Tinggi di Indonesia. Secara
1. What is the conceptual textbook model of khusus, masalah penelitian dirumuskan secara
Unity in Diversity-based Pancasila Education for khusus sebagai berikut:
Indonesian Universities? 1. Bagaimana model buku teks
2. How to develop a draft of Unity in Diversity- konseptual Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka
based Pancasila Education textbook for Tunggal Ika untuk Perguruan Tinggi di Indonesia?
Indonesian Universities? 2. Bagaimana menyusun draft buku teks
3. What are the results of the expert validation, Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal
limited and extensive trials on the textbook draft? Ika untuk Perguruan Tinggi di Indonesia?
3. Bagaimana hasil validasi ahli, uji coba terbatas
dan ekstensif terhadap draf buku teks?

METHOD METODE PENELITIAN


This research was carried out using a Research Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
and Development approach, as it is deemed a pendekatan Research and Development, karena
suitable model to "develop and validate dianggap model yang cocok untuk "mengembangkan
educational products" (Borg and Gall, 2003). This dan memvalidasi produk pendidikan" (Borg dan
research is also called 'research-based Gall, 2003). Penelitian ini disebut juga 'penelitian
development', which serves as a strategy and aims berbasis pengembangan', yang berfungsi sebagai
to improve the quality and productivity of strategi dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
education by generating a product. In this dan produktivitas pendidikan dengan menghasilkan
research, the Research and Development suatu produk. Pendekatan Penelitian dan
approach was utilized to produce a Unity in Pengembangan dalam penelitian ini digunakan untuk
Diversity-based Pancasila Education textbook for menghasilkan buku teks
a higher education context. Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal
Ika untuk konteks pendidikan tinggi.
Process Langkah-langkah
Borg and Gall’s (2003) research and development Kerangka penelitian dan pengembangan Borg dan
framework was utilized, which consists of ten Gall (2003) digunakan, yang terdiri dari sepuluh
steps. In the context of this study, only step one to langkah. Dalam konteks penelitian ini hanya
six were used namely: dilakukan langkah satu sampai dengan enam yaitu:
1. Research and information collecting: Literature 1. Penelitian dan pengumpulan informasi: Studi
studies related to the issues studied, and pustaka yang berkaitan dengan masalah yang
preparation for formulating the research dipelajari, dan persiapan untuk merumuskan
framework. kerangka penelitian.
2. Planning: Formulate skills and expertise related 2. Perencanaan: Merumuskan keterampilan dan
to the making of Unity in Diversity-based keahlian yang terkait dengan
Pancasila Education Text Book to determine the pembuatan Buku Ajar Pendidikan Pancasila Berbasi
objectives to be achieved at each stage, and to s Bhinneka Tunggal Ika untuk menentukan tujuan
conduct feasibility studies in a limited way. yang ingin dicapai pada setiap tahapan, dan
3. Developing preliminary form of product: melakukan studi kelayakan secara terbatas.
Develop the initial form of the product to be 3. Pengembangan Produk Awal: Mengembangkan
generated the initial product of Unity in bentuk awal produk menjadi produk awal Buku Teks
Diversity-based Pancasila Education Text Book. Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal
Included in this step is the preparation of Ika . Termasuk dalam langkah ini adalah penyusunan
supporting components, preparing guidelines and komponen pendukung, penyusunan pedoman dan
manuals, and evaluating the feasibility of manual, serta evaluasi kelayakan alat pendukung.
supporting tools. 4. Uji coba lapangan pendahuluan: Meminta
4. Preliminary field testing: Requests input from masukan dari pakar dan praktisi, serta melakukan uji
experts and practitioners, and conducts initial coba produk awal Buku Teks
product piloting of Unity in Diversity-based Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal
Pancasila Education Text Book on a limited Ika dalam skala terbatas.
scale. 5. Revisi Produk Utama: Melakukan perbaikan
5. Main product revision: Make improvements to produk
the initial products of Unity in Diversity-based awal Buku Ajar Pendidikan Pancasila Berbasis
Pancasila Education Text Book that has been Bhinneka Tunggal Ika yang telah dihasilkan.
produced. 6. Uji coba lapangan utama: Membuat Buku Teks
6. Main field testing: Create Unity in Diversity- Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal
based Pancasila Education Text Book and Ika dan melakukan validasi ahli.
perform expert validation.
Data Collection Tools Alat Pengumpul Data
Measuring tools used were interview sheets and Alat ukur yang digunakan adalah lembar wawancara
questioners. The interview sheets were used to dan kuesioner. Lembar wawancara digunakan untuk
collect data on the needs analysis and preparation mengumpulkan data tentang analisis kebutuhan dan
of the textbook model, while the questionnaires to penyusunan model buku teks, sedangkan angket
validate the model by content material experts untuk validasi model oleh ahli materi dan ahli buku,
and book experts, and by students to gauge the dan oleh siswa untuk mengukur keefektifan dan nilai
effectiveness and worth of the textbook. The buku teks. Lembar wawancara berisi pertanyaan
interview sheets contains open-ended questions terbuka yang harus dijawab oleh
that must be answered by participant. The peserta. The kuesioner berisi pernyataan yang harus
questionnaires contains statements that must be dinilai oleh peserta menggunakan skala "sangat baik,
assessed by participants using the scale of "very baik, buruk, dan sangat miskin". Kuesioner diuji
good, good, poor, and very poor". The validitas dengan korelasi product-moment Pearson
questionnaires were tested for validity with dan reliabilitas diuji
Pearson’s product-moment correlation and dengan alpha Cronbach ( Shadish , et.al,
reliability tested with Cronbach’s alpha (Shadish, 2002). Berdasarkan pengujian instrumen angket
et.al, 2002). Based on the test, instruments of dinyatakan valid dengan koefisien korelasi lebih
questioner were valid with coefficient of besar dari 0,418 (r tabel) dan memiliki koefisien
correlation bigger than 0.418 (r table) and have reliabilitas alpha 0,786> 0,600
coefficient of alpha reliability 0.786 > 0.600 menunjukkan instrumen tersebut reliabel.
indicates the instrumen is reliable.
The research instruments used were focus group Instrumen penelitian yang digunakan adalah
discussion (FGD) guidelines and questionnaires. pedoman focus group discussion (FGD) dan
The guidelines were used to collect data on the angket. Pedoman digunakan untuk mengumpulkan
needs analysis and preparation of the textbook data tentang analisis kebutuhan dan penyusunan
model, while the questionnaires to validate the model buku teks, sedangkan angket untuk
model by content material experts and book memvalidasi model oleh ahli materi dan ahli buku,
experts, and by students to gauge the dan oleh siswa untuk mengukur keefektifan dan nilai
effectiveness and worth of the textbook. buku teks.
Data analysis ANALISIS DATA
Qualitative data were analyzed through: (1) Analisis data kualitatif dilakukan melalui: (1) reduksi
conducting data reduction by summarizing field data dengan merangkum laporan lapangan; (2)
reports; (2) systematically arranging the data menyusun data secara sistematis menurut kategori
according to certain categories and dan klasifikasi tertentu; (3) membuat tampilan data
classifications; (3) making display of data in the dalam bentuk tabel atau gambar agar keterkaitan
form of tables or images so that the relationship antar data menjadi jelas dan utuh; (4) melakukan
between the data becomes clear and intact; (4) analisis lintas situs dengan membandingkan dan
conducting a cross site analysis by comparing and menganalisis data secara mendalam; dan (5)
analyzing the data in depth; and (5) presenting the mempresentasikan temuan, menarik kesimpulan
findings, drawing conclusions in the form of dalam bentuk kecenderungan umum dan
general trends and implications for their implikasinya untuk penerapannya, dan rekomendasi
application, and recommendations for untuk pengembangan ( Fraenkel & Wallen ,
development (Fraenkel & Wallen, 2008). 2008). Selanjutnya analisis kuantitatif dilakukan
Furthermore, quantitative analysis was performed dalam bentuk persentase, diagram, dan pola
in the form of percentages, diagrams, and basic pemetaan kompetensi dasar (Creswell: 2012).
competency mapping patterns (Creswell: 2012).
FINDINGS TEMUAN
The Conceptual model of Unity in Deiversity- Model Konseptual dari Unity
based Pancasila education textbook for higher di Deiversity berbasis Pancasila buku teks
education in Indonesia pendidikan untuk pendidikan tinggi di Indonesia
Book development was undertaken through Pengembangan buku dilakukan
curriculum analysis, book needs analysis and melalui analisis kurikulum , analisis kebutuhan buku
content analysis. Analysis of the needs of the dan analisis isi. Analisis kebutuhan buku teks
Pancasila Education textbook reveals that the Pendidikan Pancasila mengungkapkan bahwa siswa
students need a book that, among others: 1) is membutuhkan buku yang antara lain: 1)
applicative/contextual; 2) contains the latest bersifat aplikatif / kontekstual ; 2) berisi isu terkini
issues in accordance with Unity in Diversity; and sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika; dan 3)
3) is supported by recent references. The three didukung oleh referensi terbaru. Ketiga kebutuhan
basic needs according to the students serve as a dasar tersebut menurut siswa menjadi dasar untuk
baseline for developing an appropriate textbook mengembangkan model buku teks yang sesuai. 
model.
Needs analysis of the textbook Analisis kebutuhan buku teks
Based on the needs analysis, a conceptual Berdasarkan analisis kebutuhan, maka model buku
Pancasila Education textbook model based on teks Pendidikan Pancasila yang konseptual berbasis
Unity in Diversity that incorporates the values Bhinneka Tunggal Ika yang memasukkan nilai-nilai
"unity in diversity" in physical, ethnic, religious, “persatuan dalam kebhinekaan” dalam perbedaan
cultural, political and ideological differences in fisik, suku, agama, budaya, politik dan ideologis
the content material according to the curriculum dalam materi muatan sesuai dengan kurikulum yang
set by the government by taking into account the ditetapkan oleh pemerintah dengan memperhatikan
contextual and applicative principles, and meeting prinsip kontekstual dan aplikatif, serta memenuhi
the requirements of a good book was formulated. persyaratan buku yang baik
Based on such a conceptual model, the textbook dirumuskan. Berdasarkan model konseptual tersebut,
was designed with the following outline: maka buku teks dirancang dengan garis besar sebagai
1. Book Identity, including: berikut:
a. cover: the title and authors of the book; 1. Identitas Buku, meliputi:
b. preface: foreword on the general contents of Sebuah. sampul: judul dan penulis buku;
the book; b. kata pengantar: kata pengantar tentang isi umum
c. how to use the book: a brief guide on how to buku;
read the book, so as to provide optimal c. cara menggunakan buku: panduan singkat tentang
understanding of facts, principles, procedures, cara membaca buku, sehingga memberikan
values of diversity and reflections; pemahaman yang optimal tentang fakta, prinsip,
d. table of contents: an outline of the textbook. prosedur, nilai-nilai keragaman dan refleksi;
d . daftar isi: garis besar buku teks.

2. Book contents, including: 2. Isi buku, meliputi:


a. Titles of the chapters were made meaningful Sebuah. Judul bab dibuat bermakna (mencerminkan
(reflecting the material and values of diversity) materi dan nilai-nilai keberagaman)
b. Introduction begins with a presentation of b. Pendahuluan dimulai dengan penyajian gambar,
pictures, stories, poems, cases, etc., followed by cerita, puisi, kasus, dll, dilanjutkan dengan apersepsi
an apperception of the material and reflection on materi dan refleksi nilai-nilai keberagaman yang
the values of diversity to be fostered. akan dibina.
c. Keyword and concept map is a general c. Kata kunci dan peta konsep merupakan gambaran
description of all the materials to be presented umum dari semua materi yang akan disajikan dan
and life values to be developed in each chapter. nilai-nilai kehidupan yang akan dikembangkan pada
d. Content materials and elaboration of values of setiap bab.
diversity include facts, concepts, principles, d. Materi isi dan penjabaran nilai-nilai kebhinekaan
procedures, and values of diversity (attitudes). meliputi fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan nilai
The following is an overview of the content kebhinekaan (sikap). Berikut adalah gambaran
materials to be presented. materi konten yang akan disajikan.
1) Facts: names, when, what, and where; 1) Fakta: nama, kapan, apa, dan dimana;
2) Concepts: defining, identifying, classifying, 2) Konsep: mendefinisikan, mengidentifikasi,
mentioning characteristics; mengklasifikasikan, menyebutkan karakteristik;
3) Principles: understanding and Application of a 3) Prinsip: pemahaman dan Penerapan teori, hukum,
theory, law, or formula, hypothesis, relationships atau rumus, hipotesis, hubungan antar variabel;
between variables; 4) Prosedur: membuat diagram alur, langkah-langkah
4) Procedures: making a flowchart, sequential berurutan;
steps; 5) Bhinneka Tunggal Ika Nilai: semangat toleransi
5) Unity in Diversity values: the spirit of terhadap perbedaan agama, fisik, budaya, bahasa,
tolerance to religious, physical, cultural, politik dan ideologi.
linguistic, political and ideological differences. e. Kinerja kompetensi;
e. Competence performance; f. Ringkasan berisi kesimpulan materi pembelajaran
f. Summaries contain the conclusions of the yang akan dikuasai dan nilai-nilai keberagaman yang
learning material to be mastered and the values of akan dikembangkan;
diversity to be developed; g. Refleksi berisi perenungan tentang nilai-nilai
g. Reflections contain pondering on the values of keberagaman yang harus dipraktikkan dalam
diversity to be practiced in everyday life; kehidupan sehari-hari;
h. Authentic assessments contain a series of h. Penilaian otentik berisi serangkaian instrumen
assessment instruments (tests, attitude scales, and penilaian (tes, skala sikap, dan penampilan);
performances); i . Umpan balik berisi kunci jawaban dan format
i. Feedback contains answer keys and formats of penilaian disertai rubrik penilaian;
assessment accompanied by assessment rubrics; j. Kegiatan tindak lanjut (transfer, pengayaan,
j. Follow-up activities (transfer, enrichment, remedial) berisi rekomendasi kegiatan pengayaan
remedial) contain recommendations for material materi bagi yang telah mencapai kompetensi yang
enrichment activities for those who have achieved diharapkan dan remedial bagi yang belum.
the expected competencies and remedial for those  
who have not.

3. End of the Book, including: 3. Akhir Buku, termasuk:


a. Glossary is a list of key concepts that often a.  Glosarium adalah daftar konsep utama yang
appear in the text and require explanation; sering muncul dalam teks dan membutuhkan
b. Bibliography is a collection of sources referred penjelasan;
to in the book chapters. b. Daftar Pustaka adalah kumpulan sumber yang
dimaksud dalam bab-bab buku.

The Draft of Unity in Diversity-based Rancangan Buku Ajar


Pancasila Education Textbook Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal
Bhinneka Tunggal Ika or Unity in Diversity is a Ika
concept that concerns not only tolerance of Bhinneka Tunggal Ika atau berbeda-beda tetapi tetap
religious differences but also that of physical, satu adalah suatu konsep yang tidak hanya
cultural, linguistic, political and ideological memperhatikan toleransi perbedaan agama tetapi
differences (Farisi, 2014). The integration of juga perbedaan fisik, budaya, bahasa, politik dan
Bhinneka Tunggal Ika in the Pancasila Education ideologis( Farisi,2014). Integrasi Bhinneka Tunggal
textbook material can be described as follows. Ika dalam materi buku teks Pendidikan Pancasila
dapat diuraikan sebagai berikut.
Toleransi beragama dalam "Bhinneka Tunggal Ika"
Religious tolerance in “Unity in Diversity” Semangat toleransi beragama tergambar dalam buku
The spirit of religious tolerance is depicted in the teks pada bab " Pancasila dalam Konteks Sejarah
textbook in the chapter "Pancasila in the Perjuangan Bangsa Indonesia". Pada
Historical Context of the Struggle of the masa Kerajaan Majapahit , terlihat bagaimana Hindu
Indonesian Nation". At the time of the Majapahit (Buddha) dan Budha (Siva) bersatu dalam dunia
Kingdom, it was shown how Hinduism (the Jawa Kuno. Hal ini mencerminkan realitas Indonesia
Buddha) and Buddhism (Siva) coalesced in the dalam konteks hubungan antara Hindu Bali sebagai
Old Javanese world. This reflects the reality of agama minoritas dan Islam sebagai agama mayoritas
Indonesia in the context of the relationship (Van der Meij , 2011; Santoso , 1975). Meskipun
between Balinese Hinduism as a minority religion Indonesia adalah rumah bagi jumlah Muslim terbesar
and Islam as the majority religion (Van der Meij, di dunia, konstitusinya menjamin hak-hak beragama
2011; Santoso, 1975). While Indonesia is home to untuk semua. Sedikitnya enam agama dunia
the largest number of Muslims in the world, its menemukan penganutnya di Indonesia: Islam,
constitution guarantees religious rights for all. At Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu.
least six world religions find adherents in
Indonesia: Islam, Catholicism, Protestantism,
Hinduism, Buddhism and Confucianism.

The textbook provides an illustration of Unity in Buku teks tersebut memberikan gambaran tentang
Diversity in the diversity of religions (unity Bhinneka Tunggal Ika dalam keragaman agama (asas
principle): "The God principle! Not only do the persatuan): “Asas Ketuhanan! Bukan hanya bangsa
Indonesian nation worships God, but each Indonesia yang menyembah Tuhan, tetapi setiap
Indonesian should also worship God, their own orang Indonesia juga harus menyembah Tuhan,
God. Christians worship God according to the Tuhannya sendiri. Umat Kristen menyembah Tuhan
teachings of Jesus Christ; Muslims do the same menurut ajaran Yesus Kristus; Umat Islam
according to the teachings of the Prophet melakukan hal yang sama sesuai dengan ajaran Nabi
Muhammad, the Buddhist people pray according Muhammad, umat Buddha berdoa sesuai dengan
to the books they believe. The basic principle of kitab yang mereka percaya.Prinsip dasar pengabdian
service is that you cannot have two masters, only adalah bahwa Anda tidak dapat memiliki dua tuan,
one master, namely God Almighty. That is the hanya satu guru, yaitu Tuhan Yang Maha Esa . Itu
core mission of religious messenggers, i.e. to adalah misi utama dari agama messenggers , yaitu
invite people to serve one master, namely God untuk mengundang orang untuk melayani satu
Almighty (Deuteronomy 6: 4-5, Matthew 6:24, master, yaitu Tuhan yang Maha Esa (Ulangan 6: 4-5,
Luke 16:13, Quran Chapter: Al Mu'minun [ 23]: Matius 06:24, Lukas 16:13, Quran Bab:
23 & 32) (Mulyantoro, 2012; Zoelva, 2012). Al Mu'minun [23 ] : 23 & 32) ( Mulyantoro ,
2012; Zoelva , 2012).
Tolerance in physical forms in “Unity in Toleransi dalam bentuk fisik di "Bhinneka Tunggal
Diversity” Ika"
The textbook in the chapter "Pancasila as a Buku teks pada bab " Pancasila sebagai Sistem
Philosophical System" enumerates the elements Filsafat" menyebutkan unsur-unsur Pancasila
of Pancasila ingrained in the cultures, customs, yang sudah mendarah daging dalam budaya, adat
religions and beliefs that have long been istiadat, agama dan kepercayaan yang telah lama
embraced by the people of Indonesia. The dianut oleh masyarakat Indonesia. Bukti
physical evidence of Bhinneka Tunggal Ika is fisik Bhinneka Tunggal Ika terlihat pada seni
apparent in architectural arts in places of worship arsitektur di tempat ibadah seperti masjid,
such as mosques, churches, viharas, pagodas, and gereja, vihara , pagoda, dan candi (Hindu dan
(Hindu and Buddha) temples. These buildings Buddha). Bangunan-bangunan tersebut sudah ada
have been around for a long time and utilized by sejak lama dan dimanfaatkan oleh masyarakat
Indonesian people for various activities such as Indonesia untuk berbagai kegiatan seperti ibadah,
worship, deliberation and other social activities. musyawarah dan kegiatan sosial lainnya. Arsitektur
Hindu architecture has also long inspired Hindu juga telah lama menginspirasi masjid, istana,
mosques, palaces and graves in terms of physical dan kuburan dalam hal desain fisik. Arsitektur Islam
designs. Indonesian Islamic architecture is Indonesia memang khas dan tidak dapat dipisahkan
peculiar and cannot be separated from syncretism, dari sinkretisme, sebagaimana yang dominan pada
as is dominant in Islamic buildings on the coast of bangunan-bangunan Islam di pesisir
Java. Acculturation has become the primary Jawa. Akulturasi menjadi ciri utama arsitektur masjid
feature of the architecture of Islamic mosques in Islam di Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena
Indonesia. This is made possible because "Islam “Islam adalah agama yang demokratis, dan tidak
is a democratic religion, and does not recognize mengakui perbedaan sosial dan derajat pribadi” (Ali,
social differences and personal degrees" (Ali, 2011; Pijper , 1984; Suranti & Saptriarso , 2009).
2011; Pijper, 1984; Suranti & Saptriarso, 2009).
Tolerance in cultural diversity in “Unity in Toleransi dalam keanekaragaman budaya dalam
Diversity” "Bhinneka Tunggal Ika"
The textbook also provides a pedagogical guide Buku teks juga memberikan pedoman pedagogis
to the importance of respecting differences, so tentang pentingnya menghargai perbedaan, sehingga
that conflicts between ethnic groups owing to konflik antar suku yang disebabkan oleh perbedaan
differences in their culture can be avoided. budaya dapat dihindari. Budaya daerah di Indonesia
Regional cultures in Indonesia have been used as telah dijadikan sebagai identitas bahkan ikatan yang
an identity and even a strong bond in building a kuat dalam membangun bangsa. Ada sekitar 500
nation. There are around 500 tribes in Indonesia suku bangsa di Indonesia yang tersebar
that spread from Sabang (northwesternmost) to dari Sabang (paling barat laut )
Merauke (southeasternmost). Among others are sampai Merauke (paling tenggara ). Antara lain
Aceh, Gayo, Batak, Malay, Minangkabauan, Aceh, Gayo , Batak , Melayu, Minangkabauan ,
Jambi, Palembang (the Sumatra Island), Betawi, Jambi, Palembang (Pulau Sumatera), Betawi ,
Javanese, Sundanese, Madurese (the Java Island), Jawa, Sunda , Madura (Pulau Jawa), Bali (Pulau
Balinese (the Bali Island), Sasak (the Lombok Bali), Sasak (Pulau Lombok), Flores dan suku Timor
Island), Flores and Timor ethnic groups (East and (Kepulauan Nusa Tenggara Timur dan
West Nusa Tenggara Islands), Dayak, Banjar, Barat), Dayak , Banjar , suku Melayu (Kalimantan), 
Melayu tribes (Kalimantan), Minahasa, Toraja, Minahasa , Toraja , Bugis ,
Bugis, Makassar, Mandar (Sulawesi), Asmat, Makassar, Mandar (Sulawesi), Asmat , Marind-anim 
Marind-anim, Dani, Yali, Korowai, Biak, Serui, , Dani , Yali , Korowai, Biak, Serui ,
and Artak (Papua). dan Artak (Papua).

Pancasila as a cultural identity can be traced from Pancasila sebagai identitas budaya dapat ditelusuri
the prevailing religious life in Indonesian society. dari kehidupan beragama yang berlaku di masyarakat
The traditions and cultures of the Indonesian Indonesia. Tradisi dan budaya masyarakat Indonesia
people can be seen from the vital role of major dapat dilihat dari peran penting yang dimainkan oleh
religions have played, such as: Hindu, Buddhist, agama-agama besar, seperti: peradaban Hindu,
Islamic, and Christian civilizations. These Budha, Islam, dan Kristen. Agama-agama tersebut
religions have contributed to the establishment of telah berkontribusi pada pembentukan nilai, norma,
values, norms, traditions, and habits that floursih tradisi, dan kebiasaan yang berkembang di
in society. For example, the establishment of the masyarakat. Misalnya, pembentukan tradisi dan
traditions and cultures of Malay, Minangkabau, budaya Melayu, Minangkabau , dan Aceh tidak lepas
and Acehnese cannot be separated from the role dari peran peradaban
of Islamic civilization. Meanwhile, Toraja and Islam. Sedangkan budaya Toraja dan Papua tidak
Papuan cultures are inseparable from Christian dapat dipisahkan dari peradaban Kristen. Begitu pula
civilization. Similarly, the cultural establishment dengan pembentukan budaya masyarakat Bali yang
of Balinese society has fully shaped by Hindu telah sepenuhnya dibentuk oleh peradaban Hindu
civilization (Ali, 2009). (Ali, 2009).
Tolerance in linguistic diversity in “Unity in Toleransi dalam keragaman linguistik dalam
Diversity” "Bhinneka Tunggal Ika"
There are more than 700 languages and dialects Ada lebih dari 700 bahasa dan dialek yang
used in Indonesia, which are spoken by various digunakan di Indonesia yang dituturkan oleh
ethnic groups such as Acehnese, Batak, berbagai suku bangsa seperti Aceh, Batak , Sunda ,
Sundanese, Javanese, Sasak, Tetum Timor, Jawa, Sasak , Tetum Timor, Dayak , Minahasa , Tora
Dayak, Minahasa, Toraja, Bugis, Halmahera, ja , Bugis , Halmahera, Ambon, Seram , dan jumlah
Ambon, Seram, and a number of Papuan bahasa Papua. Bahasa Indonesia kemudian menjadi
languages. Indonesian then serves as a national bahasa nasional. Bahasa Indonesia mirip dengan
language. Indonesian language is similar to bahasa Melayu dan ditulis dalam aksara Romawi
Malay and written in the Roman script based on berdasarkan ortografi Eropa. Bahasa Inggris adalah
European orthography. English is the most bahasa asing yang paling umum, sedangkan bahasa
common foreign language, while Arabic, Arab, Cina, Jepang, Jerman , dan Prancis semakin
Chinese, Japanese, German and French are populer.
increasingly popular.
In the second Indonesian Youth Congress on Dalam Kongres Pemuda Indonesia kedua pada 28
October 28, 1928, Indonesian language was first Oktober 1928, bahasa Indonesia pertama kali
declared a lingua franca for all ethnic groups dideklarasikan sebagai lingua franca bagi semua
living in what is now Indonesia. The Youth Oath suku bangsa yang tinggal di wilayah yang sekarang
event is the starting point for all groups to work Indonesia. Acara Sumpah Pemuda ini menjadi titik
together to build one motherland, one nation, and awal bagi semua kelompok untuk bersama-sama
one national language, Indonesia. This was also membangun satu tanah air, satu bangsa, dan satu
one of the crucial events before independence bahasa nasional, Indonesia. Ini juga salah satu
because it encouraged Indonesians to peristiwa krusial sebelum kemerdekaan karena
immediately fight and attain their independence mendorong orang Indonesia untuk segera berjuang
from the colonialists (the Netherlands and Japan). dan merdeka dari penjajah (Belanda dan Jepang).
Tolerance in political diversity in “Unity in Toleransi dalam keragaman politik dalam "Bhinneka
Diversity” Tunggal Ika"
This textbook also presents various educational, Buku teks ini juga menyajikan berbagai organisasi
political, social, and economic organizations pendidikan, politik, sosial, dan ekonomi yang
established during the struggle against the Dutch didirikan selama perjuangan melawan penjajahan
colonialism in the twentieth century. These Belanda di abad kedua puluh. Organisasi-organisasi
organizations include: Budi Oetomo, Sarekat tersebut antara lain:
Islam, Indische Partij, Perhimpunan Indonesia Budi Oetomo , Sarekat Islam, Indische Partij , Perhi
(PI), and the Indonesian Communist Party (PKI). mpunan Indonesia (PI), dan Partai Komunis
At first, regional organizations such as Jong Indonesia (PKI). Pada awalnya organisasi daerah
Sumatranen Bond, Pasundan Circle of Friends, seperti Jong Sumatranen Bond, Paguyuban
Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes Pasundan , Jong Minahasa , Jong Ambon, Jong Cele
(Sulawesi), Jong Batak, and other youth bes (Sulawesi), Jong Batak , dan organisasi
organizations, and religious associations, such as kepemudaan lainnya, dan perkumpulan keagamaan,
Jong Islamieten Bond, Anshor Nahdatul Ulama, seperti Jong Islamieten Bond, Anshor Nahdatul Ula
Muhammadiyah Youth, Christian Youth ma , Pemuda Muhammadiyah , Persatuan Pemuda
Association and Catholic Youth Association were Kristen dan Persatuan Pemuda Katolik sangat
abound. Although regional in nature, all of them banyak. Meski bersifat kedaerahan, namun semuanya
had the same aspirations, namely to advance the memiliki cita-cita yang sama, yakni memajukan
Indonesian Nation and were willing to be Bangsa Indonesia dan bersedia bersatu dengan
coalesced with various other more integrative, berbagai gerakan atau organisasi lain yang lebih
bigger movements or organizations. integratif dan lebih besar.

To unite Indonesian youth, a congress was held Untuk mempersatukan pemuda Indonesia, diadakan
on April 30 to May 2, 1926 in Jakarta. The aim of kongres pada tanggal 30 April hingga 2 Mei 1926 di
the First Youth Congress was to establish a Jakarta. Tujuan Kongres Pemuda Pertama adalah
national youth association. It wasagreed the untuk membentuk asosiasi pemuda
establishment of a permanent organization for the nasional. Ini wasagreed pembentukan organisasi
needs of Indonesian Unity was a necessity. Then, permanen untuk kebutuhan Persatuan Indonesia
with increasingly stronger aspirations to claim adalah suatu keharusan. Kemudian, dengan aspirasi
independence, in the second Youth Congress, a yang semakin kuat untuk menuntut kemerdekaan, di
pledge or promise called the Oath of Youth Kongres Pemuda kedua, muncul sumpah atau janji
emerged. The oath of youth was the oath of yang disebut Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda
loyalty and promise of the youth to bolster the merupakan sumpah kesetiaan dan janji pemuda
determination and the spirit of the Indonesian untuk menunjang tekad dan jiwa bangsa Indonesia
people and foster awareness for all the people of serta menumbuhkan kesadaran bagi seluruh rakyat
Indonesia in safeguarding the unity of the nation. Indonesia dalam menjaga persatuan bangsa.
Tolerance in ideological diveristy in “Unity in Toleransi di ideologis diveristy di “Bhinneka
Diversity” Tunggal Ika”
The diversed ideologies in the national movement Ideologi yang menyimpang dalam gerakan
is also represented in the textbook in the chapter nasional juga diwakili dalam buku teks dalam bab
"Pancasila as the Ideology of the State". Major " Pancasila sebagai Ideologi Negara". Ideologi utama
ideologies that penetrated Indonesia through the yang masuk ke Indonesia melalui sistem pendidikan
Western education system include liberalism, Barat termasuk liberalisme, sosialisme, komunisme
socialism, communism and capitalism. Such dan kapitalisme. Keberagaman tersebut terikat oleh
diversities are bound by the spirit and ideals of semangat dan cita-cita bangsa Indonesia dalam
Indonesia in maintaining the ideology of the mempertahankan ideologi Pancasila . Nilai-nilai dari
Pancasila. The values from external ideologies in ideologi eksternal di dunia global ini bisa jadi
this global world may conflict with the values of bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila yang
the Pancasila, which presents challenges. menghadirkan tantangan.

Pancasila fulfills the prerequisites of being an Pancasila memenuhi prasyarat menjadi ideologi yang
open ideology because it is rooted in the national terbuka karena berakar pada pandangan dan falsafah
outlook and philosophy of the nation. However, bangsa. Namun, meskipun Pancasila terbuka, bukan
even though Pancasila is open, it does not mean berarti keterbukaannya dapat merusak atau
that its openness can ruin or negate the identity of meniadakan jati diri Pancasila itu
Pancasila itself. Such openness entails that sendiri. Keterbukaan tersebut
Pancasila is always able to interact dynamically. menuntut Pancasila senantiasa mampu berinteraksi
The values will remain unchanged, but their secara dinamis. Nilai-nilai tersebut tidak akan
implementation is adapted to the real needs and berubah, namun implementasinya disesuaikan
challenges facing the people. This suggest that dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang
Pancasila is actual, dynamic, anticipatory and dihadapi masyarakat. Hal ini
always able to adjust to the times, science and menunjukkan bahwa Pancasila bersifat aktual,
technology development and the dynamics of dinamis, antisipatif dan selalu mampu menyesuaikan
people's aspirations. diri dengan perkembangan zaman, iptek, dan
dinamika aspirasi masyarakat.
The Results of Experts Validation Hasil Validasi Ahli
Based on the results of validation of four experts Berdasarkan hasil validasi empat orang ahli (ahli
(a curriculum expert, an expert on Pancasila kurikulum, ahli pendidikan pancasila dan pendidikan
Education and Citizenship Education, a linguist, kewarganegaraan, ahli bahasa, dan ahli grafik)
and a graphics expert), the following obtains. diperoleh hasil sebagai berikut.

Analysis on a survey of the textbook in terms of Analisis pada survei buku teks dalam kaitannya
the effectiveness and usability of the book reveals dengan keefektifan dan kegunaan buku tersebut
that most of the students consider the book to be mengungkapkan bahwa sebagian besar siswa
worthy of use. The book feasibility is classified as menganggap buku tersebut layak untuk
excellent at 50.82% and the integration of Unity digunakan. Kelayakan buku tergolong sangat baik
in Diversity values is likewise excellent at sebesar 50,82% dan integrasi nilai Bhinneka Tunggal
59.52%. The areas that need to be improved in Ika juga sangat baik sebesar 59,52%. Bidang yang
the components of the book are graphics and perlu ditingkatkan dalam komponen buku ini adalah
material relevance. In regards to the integration of grafik dan relevansi materi. Dalam kaitannya dengan
Unity in Diversity value, what to be improved is integrasi nilai Bhinneka Tunggal Ika, yang perlu
material that caters to nationalism and ditingkatkan adalah materi yang menyalurkan
intercultural communication. nasionalisme dan komunikasi antar budaya.
DISCUSSION DISKUSI
The above-mentioned findings can be accounted Temuan tersebut di atas dapat
for using various theories and views as follows: dipertanggungjawabkan dengan menggunakan
First, the development of the proposed textbook berbagai teori dan pandangan sebagai berikut:
constituted three stages, namely analysis, design Pertama, pengembangan buku teks yang diusulkan
and development. The book was composed of: 1) terdiri dari tiga tahap, yaitu analisis, desain, dan
book identity: cover, preface, how to use the pengembangan. Buku tersebut terdiri dari: 1)
book, and table of contents; 2) book contents: identitas buku: sampul, kata pengantar, cara
chapter titles, introductions, keyword and concept penggunaan buku, dan daftar isi; 2) isi buku: judul
map, material presentation and elaboration of bab, pengantar, kata kunci dan peta konsep,
values (facts, concepts, principles, procedures, penyajian materi dan penjabaran nilai (fakta, konsep,
values of Unity in Diversity), competence prinsip, prosedur, nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika),
performances, summaries, reflections, authentic kinerja kompetensi, ringkasan, refleksi, penilaian
assessments, feedback, and follow up activities otentik, umpan balik, dan kegiatan tindak lanjut
(transfer, enrichment, remedial); 3) end of the (transfer, pengayaan, perbaikan); 3) akhir buku:
book: glossary and bibliography. These stages of glosarium dan bibliografi. Tahapan pengembangan
developing the textbook as outlined above are in buku teks sebagaimana diuraikan di atas sesuai
accordance with the principle: a) meaningfulness, dengan prinsip: a) kebermaknaan, buku bermakna
the book is meaningful to students; b) success, we bagi siswa; b) sukses, kita dapat mengukur
can measure how the book may influence student bagaimana buku tersebut dapat mempengaruhi
behavior; c) balance, the book may develop perilaku siswa; c) keseimbangan, buku dapat
students' personality in a balanced and mengembangkan kepribadian siswa secara seimbang
comprehensive manner; and d) practicality, the dan komprehensif ; dan d) kepraktisan, buku
book addresses daily actions (Harjanto, 2008; membahas tindakan sehari-hari ( Harjanto ,
Komalasari & Saripudin, 2018). 2008; Komalasari & Saripudin , 2018).

The development of content materials in the book Perkembangan materi konten dalam buku ini sejalan
is in line with the notion of constructivism that dengan pengertian konstruktivisme bahwa
one's knowledge is one’s own construction pengetahuan seseorang adalah konstruksinya sendiri
(Glasersfeld, 1989). Students form schemes, ( Glasersfeld , 1989). Siswa membentuk skema,
categories, concepts, and knowledge structures kategori, konsep, dan struktur pengetahuan yang
needed to embrace global insight. This takes into diperlukan untuk merangkul wawasan global. Ini
account the following elements: 1) analyzing mempertimbangkan elemen-elemen berikut: 1)
learning outcomes in the curriculum; 2) choosing menganalisis hasil belajar dalam kurikulum; 2)
concepts, facts, principles, and procedures on the memilih konsep, fakta, prinsip, dan prosedur
basis of learning outcomes; 3) assessing the berdasarkan hasil belajar; 3) menilai kesesuaian isi
appropriateness of the contents of the book in buku dalam hal pencapaian tujuan mata kuliah (ranah
terms of achieving the objectives of the course kognitif, afektif, psikomotor siswa), dan penerapan
(students’ cognitive, affective, psychomotor prinsip-prinsip umum penulisan buku teks; 4)
domains), and applying the general principles of menilai kelayakan penyajian buku dengan
textbook writing; 4) assessing the feasibility of mengintegrasikan prinsip desain pembelajaran secara
presenting books by contextually integrating kontekstual; 5) menggali materi dari lingkungan
learning design principles; 5) exploring material kehidupan sehari-hari siswa, termasuk sosial budaya,
from the daily life environment of students, ekonomi, dan lingkungan siswa, dan 6)
including social culture, economy, and student mengembangkan nilai-
environment, and 6) developing values of nilai Bhinneka Tunggal Ika yaitu persatuan, rela
Bhinneka Tunggal Ika, namely unity, willing to berkorban, cinta tanah air, kebanggaan menjadi
sacrifice, love for the motherland, pride of being bagian dari Indonesia ; dan mengembangkan
part of Indonesia; and developing intercultural komunikasi antar budaya. Nilai Bhinneka Tunggal
communication. The values of Unity in Diversity Ika juga tercermin dalam beberapa konsep seperti
are also reflected in several concepts such as percampuran, akulturasi, sinkretisme, persatuan dan
intermingling, acculturation, syncretism, unity nasionalisme ( Anggraini , 2017; Utami & Widiadi ,
and nationalism (Anggraini, 2017; Utami & 2016).
Widiadi, 2016).
The content of Bhinneka Tunggal Ika material is Isi materi Bhinneka Tunggal Ika dikonsep, dihayati,
conceptualized, internalized, and actualized in dan diaktualisasikan dalam nilai-
Pancasila values. Unity in Diversity is explicitly nilai Pancasila . Bhinneka Tunggal Ika secara
portrayed in the harmony of unity and pluralism eksplisit tergambar dalam harmoni persatuan dan
which reflects the reality of the Indonesian nation. kemajemukan yang mencerminkan realitas bangsa
Diversity in all aspects of life is not described as a Indonesia. Keberagaman dalam segala aspek
threat to the unity of the Indonesian nation, but it kehidupan tidak digambarkan sebagai ancaman bagi
is expected to be able to act as a source of wealth persatuan bangsa Indonesia, tetapi diharapkan
for the Indonesian nation throughout its history mampu menjadi sumber kekayaan bagi bangsa
(Hardono, 1994). The principle of Unity in Indonesia sepanjang sejarahnya ( Hardono ,
Diversity is in line with the elaboration of the five 1994). Asas Bhinneka Tunggal Ika ini sejalan
basic principles of Pancasila that will guide the dengan penjabaran lima sila Pancasila yang akan
development of the Indonesian nation. These five menjadi pedoman dalam pembangunan bangsa
principles specifically are as follows: 1) Placing Indonesia. Kelima prinsip tersebut secara spesifik
the unity, unity, interests and safety of the nation adalah sebagai berikut: 1) Menempatkan persatuan,
and state above personal or group interests; 2) kesatuan, kepentingan, dan keamanan bangsa dan
Willingness to sacrifice for the benefit of the state negara di atas kepentingan pribadi atau golongan; 2)
and nation; 3) Love the homeland and the Kerelaan berkorban untuk kepentingan negara dan
Indonesian people; 4) Proud to be Indonesian and bangsa; 3) Cinta tanah air dan bangsa Indonesia; 4)
live in Indonesia, and 5) Promote communication Bangga menjadi Indonesia dan hidup di Indonesia,
for the unity and unity of a nation that is united in dan 5) Mendorong komunikasi untuk persatuan dan
diversity (Fitch, 2011). kesatuan bangsa yang bersatu dalam kebhinekaan
(Fitch, 2011).
Second, the results of expert validation relating to Kedua, hasil validasi ahli terkait kualitas buku teks
the quality of the textbook indicate that most menunjukkan bahwa sebagian besar komponen
components of curriculum relevance, relevansi kurikulum, penyajian, grafik dan nilai
presentation, graphics and the values of Unity in Bhinneka Tunggal Ika sudah dinilai layak. Hal ini
Diversity have been considered decent. This is so agar penulis memperhatikan dengan seksama kaidah
as the authors carefully heedthe rules of writing a penulisan buku teks yang meliputi: 1) isi faktual
textbook including: 1) academically and yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis
scientifically accountable factual contents; 2) dan ilmiah; 2) penjelasan logis dan sistematis; 3)
logical and systematic explanation; 3) penyajian dan retorika ( penuturan harus sesuai umur
presentation and rhetoric (the naration must be sesuai dengan landasan teori psikologi
age appropriate in accordance with the theoretical perkembangan jenjang pemikiran abstrak mahasiswa
basis of developmental psychology of the level of perguruan tinggi; 4) pengenalan konsep dengan
abstract thinking of students in higher education; pendekatan “spiral”, dimulai dari yang lebih
4) introduction of concepts using a "spiral" kompleks dan konsep yang relatif abstrak; 5)
approach, starting from more complex and pengaturan dan layout ilustrasi, gambar, dan foto
relatively abstract concepts; 5) informative and yang informatif dan menarik ( Sjamsuddin ,
attractive settings and layouts of illustrations, 2004). Berdasarkan ruang lingkup atau isi
images, and photos (Sjamsuddin, 2004). Based on kurikulum, berdasarkan wawancara, buku teks belum
the scope or the curriculum content, on the basis menunjukkan ruang lingkup yang
of the interview, the textbook has not shown a proporsional; Beberapa dosen berpandangan bahwa
proportional scope; some lecturers view that the buku in questio belum sepenuhnya mencakup
book in questio has not fully covered all the seluruh isi kurikulum. Mengenai urutan isi
contents of the curriculum. Regarding the order of kurikulum, terlihat bahwa urutan judul dan sub judul
curriculum contents, it can be seen that the order mata pelajaran adalah berurutan (sistematis). Namun
of the subject headings and sub-headings is isi setiap sub topik selain tidak ada relevansinya juga
sequential (systematic). However, the contents of belum memiliki pola dan urutan yang jelas (pola
each sub-topic, aside from showing no relevance, induktif atau deduktif).
also do not yet have a clear pattern and sequence
(an inductive or deductive pattern).
Third, most of the students assessed the Ketiga, sebagian besar siswa menilai komponen
components of the textbook in question from the buku teks pertanyaan dari kelayakan buku dan nilai-
feasibility of books and the values of Bhinneka nilai Bhinneka Tunggal Ika layak. Hal ini sejalan
Tunggal Ika feasible. This aligns with the dengan prinsip penulisan buku yang mendikte buku
principle of book writing that dictates an teks yang menarik dan komunikatif sehingga
interesting and communicative textbook so as to mendorong siswa untuk membaca. Pola interaksi
encourage students to read. It is believed that antara dosen dan mahasiswa diyakini dapat dibina
interactional patterns between lecturers and melalui buku teks. Dalam buku teks, metode
students can be fostered through textbooks. In pembelajaran nilai yang melibatkan dosen dan
textbooks, a value learning method involving mahasiswa dapat dieksplorasi untuk memperoleh
lecturers and students can be explored to obtain pembelajaran yang bermakna
meaningful learning (Komalasari & Sapriya, ( Komalasari & Sapriya , 2016; Tarigan ,
2016; Tarigan, 1986). One of the chief objectives 1986). Salah satu tujuan utama dari buku teks
of this Pancasila Education textbook is to Pendidikan Pancasila ini adalah untuk
promote the sustainability of Pancasila values as mengedepankan keberlanjutan nilai-
the nation's characters and as a bridge between nilai Pancasila sebagai karakter bangsa dan sebagai
the previous generation and the next generation. jembatan antara generasi sebelumnya dengan
The nation's characters will translate to generasi penerus. Karakter bangsa akan diwujudkan
individuals’ specific traits, such honesty, dalam sifat-sifat khas individu, seperti jujur, sabar,
patience, humbleness, discipline, responsible, rendah hati, disiplin, bertanggung jawab, menghargai
self-respect, creativity, cooperativeness, diri sendiri, kreativitas, kooperatif, berwawasan
visionary-mindedness, nationalism, integrity, and visioner, nasionalisme, berintegritas, dan ikhlas
sincerity in doing good deeds. These are in line dalam beramal. Hal tersebut sejalan dengan
with the understanding of values espoused by the pemahaman nilai-nilai yang dianut oleh
teachings of Pancasila which include the ajaran Pancasila yang meliputi asas Ketuhanan
principles of Godliness (religion), just and (beragama), kemanusiaan yang adil dan beradab
civilized humanity (humanism), the unity of (humanisme), persatuan bangsa Indonesia
Indonesia (nationality), the principle of (kebangsaan), asas demokrasi yang berpedoman
democracy guided by inner wisdom and pada kearifan batin dan keterwakilan (demokrasi),
representativeness (democracy), and social justice dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
for all Indonesian people (justice) in organic, (keadilan) dalam kesatuan yang organik, harmonis,
harmonious, dynamic unity (Notonagoro, 1980; dinamis ( Notonagoro , 1980; Soedjatmoko ,
Soedjatmoko, 1991; Siswoyo, 2013). 1991; Siswoyo , 2013).
CONCLUSION KESIMPULAN
The development of the Unity in Diversity-based Pengembangan buku teks
Pancasila Education textbook encompassed three Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal
stages, namely the analysis stage, the design stage Ika meliputi tiga tahap, yaitu tahap analisis, tahap
and the development stage. The textbook desain, dan tahap pengembangan. Kerangka buku
framework included: 1) book identity, including: teks meliputi: 1) identitas buku, meliputi: sampul,
cover, preface, and table of contents; 2) book kata pengantar, dan daftar isi; 2) isi buku, meliputi:
contents, including: chapter titles, introductions, judul bab, pendahuluan, kata kunci dan peta konsep,
keyword and concept map, presentation of conent penyajian materi kesepakatan dan penjabaran nilai-
material and elaboration of values of diversity, nilai keberagaman, kinerja kompetensi, ringkasan,
competence performances, summaries, refleksi, penilaian otentik, umpan balik, dan kegiatan
reflections, authentic assessments, feedback, and tindak lanjut (transfer, pengayaan, perbaikan); 3)
follow-up activities (transfer, enrichment, akhir buku, meliputi: glosarium dan daftar
remedial); 3) end of the book, including: glossary pustaka. Model buku teks memasukkan konsep yang
and bibliography. The textbook model menyangkut toleransi keragaman agama, fisik,
incorporated a concept that concerns tolerance of budaya, bahasa, politik dan ideologis. Hasil validasi
religious, physical, cultural, linguistic, political ahli menunjukkan bahwa sebagian besar komponen
and ideological diversity. The results of expert kurikulum, presentasi, dan grafik dinilai
validation demonstrate that most components of baik. Menurut siswa, kelayakan buku dan nilai
the curriculum, presentation, and graphics were Bhinneka Tunggal Ika dinilai layak sehingga buku
deemed good. Accordingto the students, the tersebut dianggap mampu membangkitkan kesadaran
feasibility of books and the values of Unity in akan keberagaman di kalangan siswa.
Diversity were assessed decent that the book was Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka diberikan
assumed to be able to raise awareness of diversity saran sebagai berikut: Penulis buku teks
among students. Pendidikan Pancasila hendaknya mengintegrasikan
Based on these conclusions, suggestion is given nilai-nilai persatuan dalam kebhinekaan dalam
as follows: The author of the Pancasila Education materi buku teks dan penyajiannya. Dosen
textbooks should integrate the values of unity in Pendidikan Pancasila hendaknya menggunakan buku
diversity in the textbook material and teks Pancasila melalui berbagai model pembelajaran
presentation. Pancasila Education Lecturers yang kreatif dan inovatif. Mahasiswa harus mampu
should use Pancasila textbooks through various mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi
creative and innovative learning models. Students dan multikulturalisme dalam memanfaatkan buku
must be able to develop higher-order thinking teks sebagai sumber belajar
skills and multiculturalism in utilizing textbooks
as learning resources

B. Resume Artikel Jurnal


Pengembangan Buku Ajar Pendidikan Pancasila Berbasis Kebhinekaan Bagi Perguruan
Tinggi di Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model buku teks pendidikan Pancasila
yang berbasis Bhinneka Tunggal Ika Indonesia “ Bersatu dalam perbedaan ” sebagai bahan ajar
mata pelajaran wajib di perguruan tinggi Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan
Penelitian dan Pengembangan, dimana pengumpulan data dilakukan melalui diskusi kelompok
terfokus dan kuesioner. Sedangkan data kualitatif dianalisis dengan menggunakan analisis
interaktif dan analisis data kuantitatif menggunakan persentase. Partisipan penelitian terdiri dari
dosen dan mahasiswa di sembilan universitas di Indonesia. 
Masyarakat Indonesia secara etnis, budaya dan agama merupakan masyarakat yang
majemuk. Nasionalisme Indonesia sebagai pemersatu etnis memiliki tantangan, karena berbagai
konflik etnis muncul akibat kedaerahan yang kuat. Kerangka dasar kehidupan bangsa Indonesia
yang berlandaskan ideologi Pancasila (lima sila) menyatakan bahwa keragaman suku, agama,
dan ras adalah kekayaan atau kekayaan bangsa. Melalui Bhinneka Tunggal Ika , konsep
kebersamaan dan persatuan etnis akan mengembalikan semangat bangsa Indonesia untuk
menjunjung tinggi persatuan dalam kebhinekaan. Nilai-nilai negara yang terkandung
dalam sila Pancasila tidak semata-mata bersifat konseptual, tetapi bertumpu pada nilai-nilai
budaya bangsa Indonesia. Salah satu bentuk integrasi Bhinneka Tunggal Ika dalam pendidikan
diwujudkan melalui internalisasi nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam
penyelenggaraan Pendidikan Pancasila . Praktik pendidikan semacam itu harus menjadikan
semua warga negara sebagai pembelajar seumur hidup.
Salah satu komponen penting dari kurikulum pendidikan adalah buku teks. Buku teks
harus memuat dasar-dasar materi pelajaran dan berkontribusi untuk membantu siswa memahami
dunia dalam kehidupan nyata. Buku teks juga berimplikasi pada keterampilan berpikir kritis, di
mana pembaca dapat secara kritis memahami masalah keragaman. Pengembangan model buku
teks Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal Ika dimaksudkan untuk memperkuat
komitmen sebagai bangsa yang majemuk dan mempertegas gagasan bahwa Bhinneka Tunggal
Ika yang merepresentasikan jiwa dan budi pekerti negara harus tertanam dalam kehidupan
berbangsa- negara bagian indonesia. Buku ajar ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran
akan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika , sehingga siswa memiliki kepekaan dalam menghadapi
gejala dan permasalahan sosial yang berakar pada perbedaan suku, ras, agama, dan nilai-nilai
yang terjadi di masyarakat.
Metode penelitian
Pendekatan Penelitian dan Pengembangan dalam penelitian ini digunakan untuk
menghasilkan buku teks Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal Ika untuk konteks
pendidikan tinggi.
Langkah-langkah
1. Penelitian dan pengumpulan informasi
2. Perencanaan
3. Pengembangan Produk Awal
4. Uji coba lapangan pendahuluan
5. Revisi Produk Utama
6. Uji coba lapangan utama
ALAT PENGUMPUL DATA
Alat ukur yang digunakan adalah lembar wawancara dan kuesioner
ANALISIS DATA
Analisis data kualitatif dilakukan melalui:
1) reduksi data dengan merangkum laporan lapangan; 
2) menyusun data secara sistematis menurut kategori dan klasifikasi tertentu; 
3) membuat tampilan data dalam bentuk tabel atau gambar agar keterkaitan antar data menjadi jelas dan
utuh; 
4) melakukan analisis lintas situs dengan membandingkan dan menganalisis data secara mendalam; dan
5) mempresentasikan temuan, menarik kesimpulan dalam bentuk kecenderungan umum dan
implikasinya untuk penerapannya, dan rekomendasi untuk pengembangan
Pengembangan buku dilakukan melalui analisis kurikulum , analisis kebutuhan buku dan
analisis isi. Analisis kebutuhan buku teks Pendidikan Pancasila mengungkapkan bahwa siswa
membutuhkan buku yang antara lain:
1) bersifat aplikatif / kontekstual ; 
2) berisi isu terkini sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika; dan
3) didukung oleh referensi terbaru.
Buku teks tersebut memberikan gambaran tentang Bhinneka Tunggal Ika dalam keragaman
agama (asas persatuan): “Asas Ketuhanan! Bukan hanya bangsa Indonesia yang menyembah
Tuhan, tetapi setiap orang Indonesia juga harus menyembah Tuhan, Tuhannya sendiri.
HASIL VALIDASI AHLI
Berdasarkan hasil validasi empat orang ahli (ahli kurikulum,
ahli pendidikan pancasila dan pendidikan kewarganegaraan, ahli bahasa, dan ahli grafik)
diperoleh hasil sebagai berikut. Analisis pada survei buku teks dalam kaitannya dengan
keefektifan dan kegunaan buku tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar siswa
menganggap buku tersebut layak untuk digunakan. Kelayakan buku tergolong sangat baik
sebesar 50,82% dan integrasi nilai Bhinneka Tunggal Ika juga sangat baik sebesar
59,52%. Bidang yang perlu ditingkatkan dalam komponen buku ini adalah grafik dan relevansi
materi. Dalam kaitannya dengan integrasi nilai Bhinneka Tunggal Ika, yang perlu ditingkatkan
adalah materi yang menyalurkan nasionalisme dan komunikasi antar budaya.
Isi materi Bhinneka Tunggal Ika dikonsep, dihayati, dan diaktualisasikan dalam nilai-
nilai Pancasila . Bhinneka Tunggal Ika secara eksplisit tergambar dalam harmoni persatuan dan
kemajemukan yang mencerminkan realitas bangsa Indonesia. Keberagaman dalam segala aspek
kehidupan tidak digambarkan sebagai ancaman bagi persatuan bangsa Indonesia, tetapi
diharapkan mampu menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia sepanjang sejarahnya
( Hardono , 1994). Asas Bhinneka Tunggal Ika ini sejalan dengan penjabaran lima
sila Pancasila yang akan menjadi pedoman dalam pembangunan bangsa Indonesia.

KESIMPULAN
Pengembangan buku teks Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal Ika meliputi
tiga tahap, yaitu tahap analisis, tahap desain, dan tahap pengembangan. Kerangka buku teks
meliputi: 1) identitas buku, meliputi: sampul, kata pengantar, dan daftar isi; 2) isi buku, meliputi:
judul bab, pendahuluan, kata kunci dan peta konsep, penyajian materi kesepakatan dan
penjabaran nilai-nilai keberagaman, kinerja kompetensi, ringkasan, refleksi, penilaian otentik,
umpan balik, dan kegiatan tindak lanjut (transfer, pengayaan, perbaikan); 3) akhir buku,
meliputi: glosarium dan daftar pustaka. Model buku teks memasukkan konsep yang menyangkut
toleransi keragaman agama, fisik, budaya, bahasa, politik dan ideologis. Hasil validasi ahli
menunjukkan bahwa sebagian besar komponen kurikulum, presentasi, dan grafik dinilai
baik. Menurut siswa, kelayakan buku dan nilai Bhinneka Tunggal Ika dinilai layak sehingga
buku tersebut dianggap mampu membangkitkan kesadaran akan keberagaman di kalangan siswa.
BAB III
PEMBAHASAN
a. Latar Belakang Masalah Yang Dikaji
 Jurnal Utama
Nilai-nilai negara yang terkandung dalam sila Pancasila tidak semata-mata bersifat
konseptual, tetapi bertumpu pada nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Salah satu bentuk integrasi
Bhinneka Tunggal Ika dalam pendidikan diwujudkan melalui internalisasi nilai Bhinneka
Tunggal Ika dalam penyelenggaraan Pendidikan Pancasila . Praktik pendidikan semacam itu
harus menjadikan semua warga negara sebagai pembelajar seumur hidup. Secara
filosofis pendidikan Pancasila menjadi landasan yang kokoh bagi sistem pendidikan nasional
Indonesia. Dari sinilah muncul esensi pendidikan nasional yang dapat membina dan mengarahkan
perkembangan teori dan praktik pendidikan yang berlandaskan pada ideologi Pancasila.
 Jurnal Pembanding
Pelajaran atau perkuliahan sejarah islam sebagai basis pendidikan nilai selama ini dinilai
hanya berorientasi pada angka, hafalan ayat, sejarah, dan informasi tentang agama yang lebih
mengedepankan aspek kognitif daripada aspek afektif dan moralitas hingga menjadi perilaku
(psikomotori) sehari-hari. Disisi lain “sakralisasi” agama tanpa ada ruang dialektika yang lebih
egaliter terjadi pada lembaga pendidikan yang berbasis agama. Akibatnya, banyak output
pendidikan yang mengetahui tentang ilmu agama tetapi gagap dalam menyesuaiakan dengan
kehidupan nyata.
b. Permasalahan Yang Dikaji
 Jurnal Utama
Jurnal ini bertujuan untuk mengembangkan model buku teks pendidikan Pancasila
yang berbasis Bhinneka Tunggal Ika Indonesia “ Berbeda-beda tetapi tetap satu ” sebagai bahan
ajar mata pelajaran wajib di perguruan tinggi Indonesia.
 Jurnal pembanding
Jurnal ini bertujuan untuk untuk menghasilkan buku ajar sebagai pendukung dalam model
pembelajaran sejarah islam berbasis kebhinekaan sebagai daya tangkal radikalisme di perguruan
tinggi.
c. Kajian Teori Yang Digunakan
 Jurnal Utama
Pengembangan model buku teks Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal
Ika dimaksudkan untuk memperkuat komitmen sebagai bangsa yang majemuk dan mempertegas
gagasan bahwa Bhinneka Tunggal Ika yang merepresentasikan jiwa dan budi pekerti negara harus
tertanam dalam kehidupan berbangsa- negara bagian indonesia. Buku ajar ini diharapkan dapat
menumbuhkan kesadaran akan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika , sehingga siswa memiliki
kepekaan dalam menghadapi gejala dan permasalahan sosial yang berakar pada perbedaan suku,
ras, agama, dan nilai-nilai yang terjadi di masyarakat.
 Jurnal pembanding
Menurut prastowo buku ajar adalah buku yang berisi ilmu pengetahuan dan disusun
berdasarkan kompetensi dasar yang ada dalamkurikulum tertentu serta digunakan oleh siswa
untuk belajar. Bahan ajar merupakan unsure yang paling penting dalam kegiatan pembelajaran
karena mengandung rambu-rambu materi yang akan diajarkan. Tanpa adanya bahan ajar guru
tidak dapat berinteraksi dengan siswa dalam memberikan materi pembelajaran.
d. Metode Yang Digunakan
 Jurnal Utama
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Research and Development,
karena dianggap model yang cocok untuk "mengembangkan dan memvalidasi produk
pendidikan" (Borg dan Gall, 2003). Penelitian ini disebut juga 'penelitian berbasis
pengembangan', yang berfungsi sebagai strategi dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
produktivitas pendidikan dengan menghasilkan suatu produk yaitu buku teks
Pendidikan Pancasila Berbasis Bhinneka Tunggal Ika untuk konteks pendidikan tinggi.
 Jurnal pembanding
Dalam penelitian ini dilaksanakan penelitian pengembangan model sugiyono, dengan langkah-
langkah:
1) Potensi dan masalah 5) Perbaiki desain 9) Revisi produk
2) Pengumplan data 6) Uji coba produk 10) Pembuatan produk
3) Desain produk 7) Revisi produk massal
4) Validasi desain 8) Uji coba produk
Dalam menganalisis kebutuhan tersebut dilakukan penyebaran angket dan wawancara mendalam
dengan para dosen, mahasiswa, dan praktisi pendidikan guna untuk mendapatkan informasi secara
lengkap.
e. Analisis Critical Journal Report
 Jurnal Utama
Kelebihan:
1) Jurnal ini sangat cocok untuk menjadi referensi untuk dosen, mahasiswa, guru, dan calon
guru karena materi yang dijelaskan sangat rinci dan lengkap dan menambah wawasan bagi
pembaca karena dijelaskan alasan atau jawaban dari permasalahan yang ada. Ditunjukan
alasan mengapa diperlukan pengembangan buku pendidikan pancasila berbasis bhineka
tunggal ika.
2) Kajian dan konsep yang digunakan tepat dan jelas dan disajikan secara jelas. Dilengkapi juga
dengan table hasil pengamatan sehingga data yang diberikan akurat.
3) Bahasa yang digunakan mudah dipahami, dan tidak terlalu sulit untuk diterjemahkan,
sehingga pembaca tidak terhalangi dalam memahami materinya.
4) Dalam jurnal juga disampaikan kerangka teks dalam pengembangan buku,sehinga lebih jelas
materi yang disampaikan.
5) Terdapat catatan kaki yang memudahkan pembaca untuk mencari iformasi lebih lengkapnya.
Kekurangan :
1) Pada pengumpulan data, tidak dijelaskan langkah-langkah apa saja yang telah dilakukan
hingga diperoleh data pada hasil percobaan
2) Terlalu banyak kajian teori yang dijelaskan padahal sudah dilampirkan catatan kakinya yang
tujuannya untuk memudahkan pembaca mencari materi yang lebih lengkap. Akibatnya
pembaca lebih focus pada kajian metorinya saja, padahal untuk analisis data dan metodenya
kurang jelas.

 Jurnal Pembanding
Kelebihan:
1) Materi yang dijelaskan disusun cukup rinci dan runtut, konsep penyajiannya hampir sama
dengan jurnal utama, bedanya pada jurnal utama terlalu banyak atau focus padamkajian
materi saja.
2) Jurnal ini juga cocok untuk pegangan untuk para peneliti, dan dilampirkan juga referensi atas
kajian teori yang disampaikan.
3) Bahasa dan materi yang dijelaskan mudah dipahami
4) Metode dan langkah-langkah jelas untuk dilakukan penelitian.
Kekurangan:
1) Pada jurnal ini tidak memberikan hasil dari analisis data akhir untuk bisa ditarik kesimpulan,
yang disajikan hanya table dari kuesioner yang digunakan sehingga kurang akurat.
2) Abstrak yang disajikan diambil dari metodepenelitiannya secara langsung, bukan dari
penyajian penulis langsung, bisa dilihat tidak ada perbedaan kalimat di abstrak dengan
metode penelitian yang digunakan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada penjelasan kedua jurnal, dapat disimpulkan kedua jurnal memiliki
keterkaitan dari materi yang dijelaskan. Pada jurnal utama bertujuan untuk
mengembangkan model buku teks pendidikan Pancasila yang berbasis Bhinneka Tunggal Ika
Indonesia “ Berbeda-beda tetapi tetap satu ” sebagai bahan ajar mata pelajaran wajib di perguruan
tinggi Indonesia. Dan untuk jurna pembanding bertujuan untuk menghasilkan buku ajar sebagai
pendukung dalam model pembelajaran sejarah islam berbasis kebhinekaan sebagai daya tangkal
radikalisme di perguruan tinggi.
Dari hasil pembahasan juga, kedua jurnal ini memiliki keruntutan dalam penyajian
materinya, bahasa dan penjelasannya mudah dipahami. Jurnal ini layak untuk dipelajari dan
memang penyampaian-nya baik, namun setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan sama
halnya seperti Jurnal ini, dalam setiap pekerjaan pasti ada satu atau dua kesalahan yang
perlu di telaah lebih dalam lagi sehingga dapat menajdi lebih baik lagi.

B. Saran
Besar harapan saya akan menjadi lengkapnya Jurnal ini dikemudian hari maka
dari itu penulis diharapkan mampu menerima kritik dan saran dari para pembaca. Saran
saya adalah penulis diharapkan dapat mengembangkan Jurnal ini menjadi lebih baik
sehingga lebih menarik minat pembaca. Kekurangan yang telah disampaikan kiranya
dapat diminimalisir Sehingga buku ini menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkarim, A. dkk. (2020). Development Of A Unity In Diversity-Based Pancasila Education
Text Book For Indonesian Universities. International Journal Of Instruction. 13
(1): 371-
386.

Effendi, H. (2020). Analisis Kebutuhan Pengembangan Buku Ajar Dalam Model Pembelajaran Sejarah
Islam Berbasis Kebhinekaan (PSI-BK) Sebagai Daya Tangkal Radikalisme Di Perguruan
Tinggi.
Jurnal Education And Development. 8 (3): 330-334

Anda mungkin juga menyukai