Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN MINI RISET(MR)

MK. PROFESI KEPENDIDIKAN


PRODI S1 PENDIDIKAN KIMIA

SKOR NILAI:

ANALISIS JIWA KEPEMIMPINAN GURU MATA PELAJARAN KIMIA DI


SMA N 2 PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR

NAMA : LAMRAMAWATI SIHOTANG


NIM : 4192431010
DOSEN PENGAMPU: Imelda Free Unita Manurung S.Pd, M.Pd.
MATA KULIAH : PROFESI KEPENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2020
EXECUTIVE SUMMARY

Laporan Mini Riset dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kurikulum baru
KKNI dalam mata kuliah Profesi kependidikan , dalam penyusunan makalah penulis
mengunakan subjek penelitian siswa/i SMA N 2 Pangururan Kabupaten Samosir.
Dalam penelitian ini penulis dapat memahami cara kepemimpinan guru mata
pelajaran kimia menurut pandangan siswa melalui pengisian angket yang sudah
disediakan.penulis akan mengirimkan link angket yang dibuat menggunakan google
form dan akan diisi siswa/i SMA N 2 Pangururan. Siswa akan mengisi data yang
sesuai dengan yang dialami saat belajar maa pelajaran kimia di sekolahnya.
Sistematika penyusunan makalah pun mengikuti sistematika yang ada dalam kontrak
perkuliahan Profesi Kependidikan dengan dosen mata kuliah ibu Imelda Free Unita
Manurung S.Pd, M.Pd. Pengumpulan sementara dalam bentuk soft copy dengan
lampiran,dan pada akhir perkuliahaan akan dikumpulakan juga tugas ini dalam bentuk
hard copynya. Mungkin makalah ini masih jauh dari kata sempurna , tapi tidak ada
salahnya untuk dicoba membaca isi dari makalah ini karena makalah ini mancakup
tetang bagaimana seorang guru atau pendidik yang baik, berkarakter, dan mempunyai
etika.
Makalah ini cocok dibaca di kalangan masyarakat dan para orang tua karena
seperti yang kita tahu bahwa pendidikan itu bukan hanya masalah seorang guru atau
pendidik semata melainkan peran masyarakat dan keluarga sangat penting, karena
guru hanya sebagai fasilitator untuk mengarahkan pengetahuan yang lebih baik dan
perilaku anak didik yang baik. Maka dari itu, semoga para pembaca menyukai
makalah saya dan dapat mengambil makna yang tersirat dalam makalah saya ini
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Mini
Riset ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Profesi Kependidikan Ibu Imelda Free Unita Manurung, S.Pd M.Pd. yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan tugas mata kuliah ini
dengan baik dan benar.
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan.
Mini Riset ini berisi tentang analisis kepemimpinan guru mata pelajaran kimia dalam
melahirkan pemimpin-pemimpin baru. Penulis sadar jika dalam pembuatan makalah
ini terdapat kesalahan bahkan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
memohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini kedepannya. Semoga Tugas ini bermanfaat bagi kita
semua. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis

Lamramawati Sihotang
DAFTAR ISI

EXECUTIVE SUMMARY

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................2

B. Tujuan.............................................................................................................................2

C. Manfaat..............................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................3

BAB III METODE PELAKSANAAN....................................................................................8

A. Peserta Kegiatan..............................................................................................................8

B. Teknik Pengambilan Data...............................................................................................8

C. Instrumen Penelitian........................................................................................................9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................11

A. Hasil dan pembahasan...................................................................................................11

B. Hasil observasi...............................................................................................................14

BAB V PENUTUP..................................................................................................................16

A. Kesimpulan...................................................................................................................16

B. Saran..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan di sekolah merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan cara
yang teratur, sistematis, direncanakan, mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu-
waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor
dalam proses belajar-mengajar. Di antara faktor tersebut adalah guru.
Guru sebagai salah satu komponen dalam pembelajaran memiliki potensi yang
sangat menentukan keberhasilan pembelajaran.Mengajar bukanlah hal yang mudah
karena banyak hal yang harus dipahami, dipersiapkan dan dilakukan. Mengajar bukan
hanya transfer of knowledge namun juga transfer of value. Guru pemegang kunci dari
tercapainya keberhasilan pembelajaran sehingga akan tercapai tujuan pendidikan.
Guru yang baik adalah guru yang mampu mengajar dengan sepenuh hati, ikhlas,
inovatif, memunculkan motivasi, memunculkan minat belajar peserta didik, serta
membangkitkan semangat belajar peserta didik.
Dalam mengajar guru juga dituntut untuk menuntun siswanya menuju masa
depan yang cerah dan memberikan motivasi serta pengajaran yang profesional.
Seorang guru juga harus memiliki kepribadian yang baik sehingga mampu dicontoh
oleh guru-guru yang lain maupun oleh siswanya. Setiap guru pasti menginginkan agar
materi yang diajarkannya mudah dimengerti dan dipahami oleh siswanya. Selain itu,
guru juga mengharapkan terjadinya suatu perubahan pada diri siswanya atas apa yang
diajarkannya baik perubahan pola pikir, pengetahuan, maupun perubahan pola sikap
sehingga tujuan pendidikan tercapai. Namun untuk mencapai itu semua guru harus
mempunyai suatu gaya dalam mengajar yang dapat menarik ketika proses
pembelajaran berlangsung.
Gaya mengajar yang dimiliki guru menjadi syarat mutlak untuk efektifnya
sebuah proses mengajar belajar. Gaya mengajar itu sendiri dapat berupa tingkah laku,
sikap dan perbuatan dalam proses pembelajaran.Gaya mengajar guru mencerminkan
cara melaksanakan pengajaran yang dilakukannya.Sedangkan minat adalah
kecenderungan untuk memperhatikan, semangat yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu.Gaya mengajar guru sangat erat hubungannya terhadap minat
belajar siswa. Guru merupakan pemegang kunci keberhasilan dalam pembelajaran
serta kunci kesuksesan untuk siswanya. Guru yang profesional adalah guru yang
mampu mengembangkan minat belajar siswa dan mampu mengembangkan rasa
keingintahuan mereka. Dengan demikian maka tantangan seorang guru adalah
menumbuhkan minat belajar siswanya.

B. Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui pengertian guru sebagai pemimpin
2. Mengetahui peran guru sebagai pemimpin
3. Mengetahui serta mengupayakan tugas dan peran pokok seorang guru untuk
menjadi guru yang professional
4. Mengetahui serta mengupayakan peran guru sebagai laksana pemimpin

C. Manfaat
1. Guru mampu menumbuhkan minat belajar dalam proses pembelajaran.
2. Guru mampu mengefektifkan pembelajaran dikelas
3. Guru mampu melahirkan pemimpin-pemimpin baru dengan latar belakang profesi
yang berbeda-beda
4. Peserta didik memahami pentingnya guru yang professional dalam proses
pembelajaran
BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa “Kurikulum merupakan


seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai pendidikan tertentu”. Dari penjelasan mengenai pengertian kurikulum
diatas dapat dipahami bahwa kurikulum dirancang untuk mewujudkan tujuan
pendidikan, oleh karena itu kurikulum bisa dikatakan sebagai pusatnya pendidikan.
Baik dan buruknya hasil pendidikan yang didapatkan bergantung dengan penerapan
kurikulum yang baik. Kurikulum yang baik dapat menjadi pedoman bagi guru dalam
melakukan proses pembelajaran.
Pada suatu proses pembelajaran pendidik juga mempengaruhi baik dan
buruknya hasil pendidikan. Dalam KBBI guru diartikan sebagai orang yang
pekerjaannya mengajar. Oleh karena itu guru adalah orang yang sangat berpengaruh
dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu guru harus betul-betul membawa
siswanya kepada tujuan yang ingin dicapai,. Guru harus mampu mempengaruhi
siswanya. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru. Untuk jabatan ini diperlukan latar belakang pendidikan khusus
keguruan atau latihan dan pengalaman yang lama. Pelaksanaan jabatan ini
memerlukan suatu landasan kode etik professional karena hubungan langsung dengan
manusia dan kemanusiaan yang bersifat transcendental (amat penting).
Di dalam pembelajaran, kompetensi merupakan kemampuan dasar serta sikap
dan nilai penting yang dimiliki siswa telah mengalami pendidikan dan latihan sebagai
pengalaman belajar yang dilakukan secara berkesinambungan. Kompetensi ini
bersifat individual, dinamis dan berkembang secara berkelanjutan sejalan dengan
tingkat perkembangan siswa. Kompetensi adalah dasar terpenting guru. Aspek atau
ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut.
1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif,
2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang
dimiliki oleh individu.
3. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan
tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
4. Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.
5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang, tidak senang, suka, tidak suka) atau
reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.
6. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan perbuatan.

Namun, tidak semua siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran, karna ada
sebagaian mereka yang lebih suka belajar mendengarkan guru nya berceramah saja.
Karna setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Untuk itu, siswa harus
mengenali bagaimana gaya belajar nya sendiri agar mudah untuk menerima
pembelajaran. Selain itu guru juga harus mengenali gaya belajar siswanya juga agar
nantinya guru bisa mempersiapkan strategi yang cocok untuk diajarkan khususnya
pada mata pelajaran biologi agar hasil belajar siswa bisa maksimal. Salah satu
karakteristik siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah gaya belajar. Gaya
belajar merupakan suatu tindakan yang dirasakan menarik oleh siswa dalam
melakukan aktivitas belajar, baik ketika sedang sendiri atau dalam kelompok belajar
bersamasama teman sekolah. Gaya belajar merupakan modalitas belajar yang sangat
penting.
Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap
dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar bukan hanya berupa
aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi
juga aspek pemrosesan informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri dan otak
kanan. Aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap
secara abstrak dan konkret). Gaya belajar merupakan bentuk dan cara belajar siswa
yang paling disukai yang akan berbeda antara yang satu dengan yang lain, karna
setiap individu mempunyai kegemaran dan keunikan sendiri-sendiri yang tidak akan
sama dengan individu lain.
Secara umum gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai dan membuat kita
nyaman dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu
informasi. Gaya belajar adalah cara mengenali berbagai metode belajar yang disukai
yang mungkin lebih efektif bagi siswa tersebut. Gaya belajar mengacu kepada cara
belajar yang lebih disukai pembelajar. Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar
seseorang berasal dari kepribadian, termasuk kemampuan kognitif dan psikologis latar
belakang kehidupan, serta pengalaman pendidikan.
Keanekaragaman Gaya belajar siswa perlu diketahui pada awal diterima pada
suatu lembaga pendidikan yang akan ia jalani. Hal ini akan memudahkan bagi siswa
untuk belajar maupun bagi seorang pengajar dalam proses pembelajaran. Siswa akan
dapat belajar dengan baik dan hasil belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya
belajarnya. Hal tersebut memudahkan siswa dalam menerapkan pembelajaran dengan
cepat dan tepat. Berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Untuk itu siswa seharusnya bisa mengenali bagaimana gaya belajarnya agar bisa
mencapai hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran.
Dalam belajar, setiap individu memiliki kecendrungan kepada salah satu cara
atau gaya tertentu. Kecendrungan seseorang ini disebut gaya belajar. Karakteristik
siswa menggambarkan segi-segi latar belakang pengalaman siswa yang berpengaruh
terhadap efektivitas proses belajarnya. Salah satu karakteristik siswa yang sebaiknya
diperhatikan oleh guru dalam mendesain pembelajaran yang akan dikelolanya adalah
gaya belajar. Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pembelajar.
Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variabel
kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural,
dan pengalaman pendidikan. Gaya belajar atau kadang dikatakan sebagai modalitas
belajar atau tipe belajar ini dibagi menjadi 6 tipe belajar, yaitu visual, auditif,
kinestetik, taktil, olfaktoris dan gustatif . Selain gaya belajar diatas, terdapat juga gaya
belajar berdasarkan modalitas indra. Pendekatan yang sering dan umum dipakai
adalah gaya belajar berdasarkan modalitas indra, yaitu : gaya belajar visual, auditorial
dan kinestetik .
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut:
a) Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia, faktor ini dapat
diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis dan faktor psikologis.
Faktor biologis antara lain usia, kematangan dan kesehatan. Sedangkan
faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan
kebiasaan belajar.
b) Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia, faktor ini
diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan faktor non manusia
seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan fisik.
Penyebab tidak terdapatnya korelasi gaya belajar siswa dengan hasil belajar
siswa pada pembelajaran dilihat dari beberapa sisi, yaitu : Guru, siswa, dan kesalahan
dalam penelitian. Pada aspek guru, guru tidak menggunakan strategi yang sesuai
dengan seluruh karakteristik siswa yang beragam dikelas, hal ini disebabkan guru
tidak mengikuti gaya belajar anak tersebut. Pada aspek siswa, siswa tidak menerapkan
gaya belajarnya masing-masing, baik itu gaya belajar visual, auditorial, maupun
kinestetik, hal ini disebabkan siswa tidak mengetahui tipe/gaya belajarnya. Sedangkan
kalau dilihat dari aspek kesalahan dalam penelitian, ada beberapa kesalahan dalam
penelitian ini yang menyebabkan tidak terdapatnya hubungan antara gaya belajar
dengan hasil belajar siswa yaitu peneliti tidak menganalisis bagaimana cara belajar
siswa dan tidak menganalisis strategi guru didalam lokal.
Tidak adanya interaksi atau hubungan antara gaya belajar terhadap prestasi
belajar siswa pada pembelajaran biologi dapat dikarenakan adanya faktor lain, selain
gaya belajar siswa sebagai faktor internal. Faktor lain tersebut diantaranya adalah
bakat, motivasi, sikap siswa, kesehatan, kondisi lingkungan kelas, dan sebagainya.
Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang
sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jika tidak terdapat pengaruh
atau hubungan antara gaya belajar dengan hasil belajar ada faktor lain yang
mempengaruhi nya, yaitu diantaranya faktor internal siswa itu sendiri dan faktor guru
yang mengajarnya dikelas, karena bisa jadi guru yang mengajar tidak memperhatikan
gaya belajar anak, sehingga guru tidak memberikan strategi yang sesuai dengan gaya
belajarnya, hal ini akan berdampak terhadap hasil belajar anak. Gaya belajar memiliki
pengaruh terhadap beberapa hal, diantaranya : orang dengan gaya belajar visual
senang mengikuti ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-gambar, meninjau
kejadian secara langsung, dan sebagainya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap
pemilihan metode dan media belajar yang dominan mengaktifkan indera penglihatan
(mata). Anak yang bertipe auditorial, mudah mempelajari bahan-bahan yang disajikan
dalam bentuk suara (ceramah), begitu guru menerangkan ia cepat menangkap bahan
pelajaran, disamping itu kata dari teman (diskusi) atau suara radio/casette ia mudah
menangkapnya.
Pelajaran yang disajikan dalam bentuk tulisan, perabaan, gerakan-gerakan
maka ia akan mengalami kesulitan dalam belajar. gaya belajar kinestetik memperoleh
informasi dengan mengutamakan indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Individu
yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan-tulisan, gerakan-
gerakan, dan sulit mempelajari bahan yang berupa suara atau penglihatan. Semua hal
di atas dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Guru dalam kelas berperan sebagai pemimpin. Tugasnya adalah
mempengaruhi siswa melalui pengembanganpengorganisasian dalam pembelajaran.
Sukses pembelajaran bergantung pada kemampuan guru memimpin dan
mengorganisasikan pembelajaran dalam kelassehingga dapat mewujudkan produk
belajar sesuai dengan tujuan. Guru sebaiknya memiliki kecakapan memimpin, artinya
dapat mempengaruhi, mengarahkan, membimbing, memotivasi siswa agar dapat
belajar dengan target prestasi tertinggi. Siswa belajar tanpa merasa diperintah.
Sosok guru sebagai pemimpin sangat berperan untuk kemajuan pendidikan,
sikap member dan mendahulukan kepentingan siswa menjadi teladan dalam perilaku
akan menjadikan panutan pengikut-pengikutnya dengan sendirinya. Sebagai sosok
yang disukai dan menyukai siswa, seorang guru secara fisik hendaknya bisa
menyenangkan hati siswa. Ini bisa dimulai dari cara berpakaian, berbicara dan tidak
pelit bercanda ria dan terhadap nasihat.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Peserta Kegiatan
Peserta dalam penelitian ini adalah siswa SMA N 2 PANGURURAN Kabupaten
Samosir.
Daftar nama siswa/I yang menjadi sumber penelitian antara lain:
Nama Siswa Kelas

1. Fajar Simarmata XII

2. Margaret Sihotang XII

3. Feri Bidiana Oktaria XII

4. Marissa Sinurat XII

5. Indah Shafitri XII

6. Thalia Putri XII

7. Mutiara Hani Tambunan XII

8. Sri Laisa Marbun XII

9. Lamtama Sihotang XII

10. Bedlin XII

11. Angelin XII

12. Endang XII

13. Tiara Larasati XII

14 Taruni XII

15. Rewinda Simanihuruk XII

B. Teknik Pengambilan Data


1) Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan
secara online melalui google formulir untuk dijawab secara online pula oleh
responden. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah, tanpa merasa khawatir bila responden memberi jawaban
yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.
2) Studi Dokumentasi
Dalam hal ini dokumentasi dalam penelitian ini merupakan bukti fisik bahwa
pengumpulan data benar-benar terjadi dilakukan secara online yang bertujuan untuk
melengkapi data dan hasil pengisian angket.

C. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner (Angket)
Instrument angket ini digunakan untuk mengetahui pengaruh sikap
kepemimpinan guru dalam mengajar terhadap minat belajar siswa. Menurut Sugiyono
(2013:146) instrumen penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.” Angket yang digunakan dalam
penelitian ini berbentuk pilihan ganda dengan rentang nilai 2 pilihan jawaban yang
menggunakan skala likert. Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian
atau gejala sosial. Sumber datanya berasal dari siswa/i SMA N 2 Pangururan
Kabupaten Samosir.
Angket kepemimpinan Guru mata pelajaran kimia
Nama :
Kelas :
Petunjuk
1.Tulislah nama dan kelas anda !
2.Tujuan diadakan angket ini adalah untuk mengetahui kepemimpinan Guru di Kelas
dalam melahirkan pemimpin-pemimpin yang baru
3.Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan anda dengan cara memberikan
tanda pada kolom “Ya” “Tidak”.

Instrument angket kepemimpinan guru pelajaran kimia:


1. Ketika guru masuk kelas sudahkan kamu menyiapkan buku dan alat tulismu?
o Ya
o Tidak
2. Apakah kamu senang dengan guru kimiamu?
o Ya
o Tidak
3. Apakah guru kimiamu mengajar dengan semangat?
o Ya
o Tidak
4. Apakah guru kimiamu mengarahkanmu kearah yang lebih baik?
o Ya
o Tidak
5. Apakah guru kimiamu memiliki jiwa integritas?
o Ya
o Tidak
6. Guru adalah sosok yang dapat melahirkan pemimpin-pemimpin baru dengan latar
belakang profesi yabgg beragam. Apakah guru kimiamu layak dikatakan sebagai
laksana pemimpin?
o Ya
o Tidak
7. Apakan guru kimiamu memiliki jiwa profesionalisme?
o Ya
o Tidak
8. Apakah guru kimiamu sering memotivasimu?
o Ya
o Tidak
9. Apakah guru kimiamu layak dikatakan pahlawan tanpa tanda jasa?
o Ya
o Tidak
10. Apakah guru kimiamu mengajar dengan kreatif?
o Ya
o Tidak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pendekatan
deskriptif, data yang diperoleh dari subyek penelitian sesuai dengan metode deskriptif
kualitatif yaitu mendeskripsikan data atau informasi yang diperoleh dari observasi,
dan penyebaran angket.
B. Hasil Observasi
Dari hasil observasi di sekolah SMA N Pangururan Kabupaten Samosir diperoleh
hasil berupa:
1. Siswa yang sudah mempersiapkan buku dan alat tulis, data yang diperoleh
dominan memilih “Ya” dengan persentase 62,5%. Sementara siswa yang tidak
mempersiapkan buku dan alat tulis sebelum guru kimianya masuk adalah 37,5%.
2. Siswa yang senang belajar dengan guru kimianya dominan memilih “Ya” yaitu
sebesar 75%, dan yang memilih “Tidak” sebesar 25%.
3. Siswa beranggapan bahwa gurunya mengajar dengan semangat, dinyatakan siswa
memilih “Ya” sebanyak 100%.
4. Siswa juga beranggapan bahwa guru kimia di sekolahnya 100% mengarahkan
siswa-siswanya kearah yang lebih baik. Tidak ada siswa yang tidak memilih hal
tersebut.
5. Siswa beranggapan secara dominan bahwa guru kimianya tersebut memiliki jiwa
integritas, ditunjukan bahwa yang memilih “Ya” sebamyak 93,8% dan yang
memilih “Tidak” sebanyak 6.3%.
6. Siswa yang beranggapan bahwa guru kimianya tersebut layak dikatakan sebagai
laksana pemimpin sangat setuju karena data menunjukan semua siswa
memilih”Ya” 100%
7. Dalam hal guru mengajar dengan profesionalisme, siswa dominan setuju, yaitu
siswa yang memilih “Ya” sebanyak 87,5%. Sedangkan yang memilih “Tidak”
sebanyak 12,5%
8. Siswa lebih sering menerima atau mendapat motivasi dari guru kimianya tersebut,
dibuktikan siswa yang memilih “Ya” sebesar 93,8% dan yang memilih “Tidak”
sebesar 6,3%
9. Secara garis besar, siswa dominan setuju bahwa guru kimia di sekolahnya layak
dikatakan sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Siswa yang memilih “Ya” sebesar
93,8% dan yang memilih “Tidak” sebesar 6,3%
10. Dalam hal belajar mengajar, masih banyak siswa yang beranggapan bahwa gru
kimianya tersebut masih kurang kreatif dalam mengajar. Ditunjukjan pada data
yang diperoleh siswa yang memilih ”Ya” sebanyak 81,3% dan yang memilih
“Tidak” sebesar 18,8%.
Dari data yang sudah diperoleh tersebut, dapat dikatakan bahwa guru mata
pelajaran kimia di SMA N 2 Pangururan Kabupaten Samosir layak sebagai guru para
pemimpin, karena tanggapan siswa/i dominan positif. Sebagian siswa yang masih
kurang setuju terhadap tindakan guru kimianya tersebut, bisa dikatakan siswa yang
masih kurang minat dalam hal belajar. Misalnya, dalam hal mempersiapkan buku dan
alat tulis sebelum gurunya masuk,ini merupakan halyang sangat sederhana tapi sangat
berpengaruh pada kebiasaan dan minat seorang siswa dalam belajar. Minat siswa
masih kurang, dan masih harus dikembangkan, karena hidup tidak ada yang instan.
Dari kebiasaan kebiasaan seperti inilah yang dapat menumbuhkan jiwa semangat
belajar siswa.
Siswa juga setuju bahwa guru mata pelajaran kimia di sekolah tersebut dapat
dikatakan sebagai laksana pemimpin. Karena guru tersebut sering memotivasi peserta
didiknya, mengajar dengan semangat, dan selalu mengarahkan mereka kea rah yang
baik. Dapat disimpulkan, bahwa guru kimia di sekolah ini sudah profesionalisme.
Pada dasarnya pengajaran merupakan bagian profesi yang memiliki ilmu
pengetahuan teoritikal keterampilan, dan mengharapkan ideologi, profesional
tersendiri. Oleh sebab itu, seseorang yang bekerja di instansi pendidikan dengan tugas
mengajar jika diukur dari teori dan praktek tentang suatu pengetahuan yang
mendasarinya, maka guru juga merupakan profesi sebagaimana profesi lain.
Displin profesi guru memiliki hubungan dengan anak didik dimana para guru
harus melaksanakan tugasnya dengan penuh gairah, keriangan, kecekatan
(exhilaration), dan metode yang bervariasi dalam mendidik anak-anak. Pendidik
profesional memberi bantuan sampai tuntas atau (advocation) untuk kepada anak
didik. Jadi guru yang profesional tidak hanya terkonsentrasi pada materi pelajaran,
tetapi mereka juga memperhatikan situasi-situasi tertentu. Guru telah mendapat
pengetahuan melalui pendidikan professional keguruan.
Profesi keguruan mempunyai tugas utama melayani masyarakat dalam dunia
pendidikan. Sejalan dengan itu jelas kiranya bahwa profesionalisasi dalam bidang
keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka
pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Untuk
meningkatkan mutu pendidikan saat ini, maka profesionalisasi guru merupakan suatu
keharusan, terlebih lagi apabila kita melihat kondisi objektif saat ini berkaitan dengan
berbagai hal yang ditemui dalam pelaksanaan pendidikan yaitu perkembangan Iptek,
persaingan global bagi lulusan pendidikan, otonomi daerah, implementasi kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Perkembangan Iptek yang cepat menuntut setiap guru
untuk menguasai hal-hal baru yang berkaitan dengan materi pembelajaran atau
pendukung pelaksanaan pembelajaran seperti penggunaan internet, program
multimedia, dan lainnya.
Pengembangan profesi guru perlu mendapatkan perhatian karena guru
memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu
pengetahuan dan teknologi. Melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu
bertahan dalam era hiperkompetesi. Tugas guru adalah membantu peserta didik agar
mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan
yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-
aspek kepribadian terutama aspek intelektual, social, emosional, dan keterampilan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa guru mata pelajaran kimia di
SMA N 2 Pangururan sudah berusaha dengan semaksimal mungkin untuk membuat
suasana kelas atau kondisi kelas efektif dan kondusif. Dari hasil pengamatan, dapat
disimpulkan bahwa Guru kimia tersebut masuk dalam kategori guru profesionalisme,
ditunjukan pada data yang sudah diperoleh bahwa siswadominan beranggapan positif
terhadap guru tersebut. Namun ada saja para siswa atau peserta didik yang tidak mau
ikut berpatisipasi dan mendukung. Meskipun peserta didik masih ada yang tidak
mendukung, diakibatkan dalam diri siswa tersebut tidak ada minat belajar yang
sungguh.

B. Saran
Menurut saya para guru harus lebih sabar lagi dalam mendidik siswa-siswanya
atau peserta didiknya, dan para guru harus berusaha lebih keras lagi untuk mengambil
perhatian para siswa atau peserta didik pada saat pelajaran akan dimulai. Misalnya
bisa dengan main game dengan memasukkan materi pelajaran atau senam otak
terlebih dahulu agar para siswa atau peserta didik dapat menyegarkan dirinya dan
mengatur perasaanynya agar lebih semangat.
DAFTAR PUSTAKA

Desilawati dan Amrizal, M.Pd. 2014. Guru Profesional di Era Global. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. 20 (77): 1-4.
Mustari, Mohamad, Ph.D. 2015. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Trianto,2011, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media

Anda mungkin juga menyukai