Anda di halaman 1dari 5

IMPLEMENTASI NILAI KERAKYATAN PANCASILA DALAM MENGHADAPI

PENYEBARAN COVID 19

Lamramawati Sihotang, Rezki Eka Ramadhani, Shintia Tri Shifa, Sischa Yolanda, Tiara
4192432020
Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Medan
lamramawatisihotang14@gmail.com

Abstract
Sila keempat pancasila yang berbunyi “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan” yang dimana nilai yang terkandung dalam sila ini adalah 
nilai kerakyatan yang berarti kedaulatan berada ditangan rakyat, setiap rakyat berhak memilih
perwakilan mereka, setiap rakyat memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama, dan
musyawarah serta gotong royong merupakan nilai yang terkandung dalam sila keempat. Adapun
Kesimpulan nilai kerakyatan dalam pancasila Setiap Orang atau masyarakat indonesia berhak
untuk menyampaikan musyawarah dan musyawarah tersebut digunakan untuk mencapai
tujuan/mufakat. Implementasi nilai-nilai Pancasila di dalam perencanaan penanganan pandemi
covid-19 ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi proses perencanaan yang lebih efektif dan
optimal, tidak hanya dalam penanganan bencana pandemi yang sedang berlangsung, namun juga
sekaligus untuk merencanakan pemulihan kondisi bangsa dan masyarakat yang terdampak
bencana pandemi Covid-19 lebih lanjut.

PENDAHULUAN
Pancasila yang memiliki arti "Lima Dasar" ini mengandung makna yang sangat dalam
bagi kehidupan bernegara. Pancasila merupakan ideologi dan pandangan hidup bangsa Indonesia
yang memberikan dasar filosofi, dan nilai-nilai bagi kita semua. Dalam hari kelahiran Pancasila
ini, marilah kita renungkan sejenak makna dari sila-sila dari Pancasila ini dalam konteks
pandemi virus corona saat ini. Pancasila dalam rumusan sila-silanya telah memberikan nilai-nilai
yang mendasar terkait konsep Tuhan, alam, dan manusia secara utuh dan komprehensif.
Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung makna adanya keyakinan akan
keberadaan Tuhan YME yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya. Melalui kejadian
pandemi corona ini, kita tersadarkan adanya sebuah relasi antara Tuhan YME, manusia dan alam
semesta.
Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberikan makna bahwa setiap
manusia adalah makhluk yang beradab yang perlu diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan
martabatnya selaku makhluk ciptaan Tuhan YME, memiliki derajat, hak dan kewajiban yang
sama. Setiap manusia dilengkapi dengan olah pikir, rasa, karsa, dan cipta. Melalui hal itu,
manusia membangun budaya, nilai-nilai dan norma-norma yang dijadikan landasan untuk
bersikap dan bertingkah laku di masyarakat.
Sila ketiga: Persatuan Indonesia. Sila ini memberikan karakteristik yang holistik atas
paham kebangsaan Indonesia dan didalamnya terkandung makna nasionalisme. Nasionalisme
merupakan perasaan satu sebagai sebuah bangsa, satu sebagai warga negara Indonesia,
tumbuhnya rasa saling mencintai sesama, cinta Tanah Air dan bangsa. Di sisi lain, rasa
kekeluargaan, kebersamaan dan gotong-royong juga mendasari sifat persatuan Indonesia. Dalam
konteks situasi pandemi corona ini tentunya kita butuh rasa nasionalisme, kekeluargaan,
kebersamaan, dan gotong-royong ini.
Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Sila ini memberikan makna adanya sifat bijaksana, tanggung
jawab terhadap Tuhan YME maupun terhadap sesama manusia, dan cinta akan kebenaran dalam
kerangka negara berkedaulatan rakyat. Demokrasi juga menjadi makna yang kental untuk sila
keempat ini. Mengusung sila keempat ini, tentu makna demokrasi ada dalam upaya penanganan
pandemi corona ini di mana tidak hanya pemerintah saja yang harus berperan tetapi peran
masyarakat pun menjadi unsur yang penting. Setiap putusan yang telah diambil oleh pemerintah
tentu nya hasil dari upaya musyawarah dan kesepakatan bersama yang selanjutnya dilaksanakan
dalam tindakan bersama demi kepentingan bangsa ini.
Sila kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila kelima ini menyiratkan
keadilan yang berlaku bagi seluruh kehidupan bangsa Indonesia. Tentu keadilan yang dimaksud
adalah keadilan yang berdasarkan Ketuhanan YME. Dalam konteks ini, sikap adil kepada
sesama, menghormati hak orang lain, sifat saling menolong dan menghargai sesama dan
melakukan pekerjaan yang membantu untuk kepentingan bersama adalah hal yang perlu
dilakukan terutama dalam masa pandemi corona ini.
Berdasarkan bahasan di atas, kita meyakini bahwa nilai-nilai Pancasila yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila tersebut bersifat universal dan dapat dijadikan landasan bagi
pembentukan norma-norma kenegaraan maupun norma-norma moral. Nilai-nilai Pancasila
merupakan sumber nilai bagi tertib hukum di Indonesia juga sebagai sumber norma moral bagi
penyelenggaraan kenegaraan dan pelaksanaan hukum di Indonesia, terutama dalam masa
pandemi corona ini dan memasuki kehidupan new normal. Nilai-nilai Pancasila yang tertuang
dalam sila-sila Pancasila tentunya perlu tertanam di setiap hati masyarakat Indonesia. Nilai-nilai
tersebut menjadi pedoman dan patokan dalam bernegara dan bermasyarakat bagi seluruh bangsa
Indonesia. Dalam kondisi pandemi corona saat ini, tentunya nilai-nilai Pancasila memberikan
lebih penyadaran spiritual bagi kita, menumbuhkan nilai empati, tenggang rasa dan cinta bagi
sesama, menjadi perekat bagi persatuan bangsa Indonesia, menjadi penyejuk dalam kita
bernegara dan bermasyarakat, dan memberikan keadilan sosial serta kesejahteraan dalam
berkehidupan bernegara.
Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia memiliki nilai-nilai yang menguatkan
Indonesia sebagai bangsa antara lain, yaitu persatuan, solidaritas, dan gotong-royong yang
dibutuhkan dalam menghadapi pandemi global Covid-19. Pandemi ini merupakan momentum
untuk menekankan pentingnya nilai-nilai Pancasila karena nilai-nilai tersebut merupakan
ideologi dasar dari Pancasila. Negara yang berhasil bebas dari pandemi Covid-19 adalah negara
yang memiliki persatuan dan kesatuan serta solidaritas yang kuat mulai dari pemerintah hingga
masyarakat. Esensi sila keempat Pancasila, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, yaitu kebijaksanaan pemimpin dan elite
politik dibutuhkan untuk menghasilkan kebijakan negara yang benar-benar berorientasi pada
kepentingan rakyat dalam menagani pandemi Covid-19 ini dan dampaknya pada kelangsungan
hidup. Tidak ada yang boleh mengambil untung, menyalahgunakan kekuasaan, dan otoriter di
tengah kesulitan rakyat. Kita sebagai warga negara yang baik harus menghargai hasil keputusan
pemerintah saat pandemi Covid-19 ini. Keputusan di antaranya yaitu tidak diperbolehkan untuk
bepergian atau melakukan perjalanan jauh, diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB), work from home (WFH), dan lain-lain.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data melalui angket
online. Berdasarkan hasil studi pustaka/kebijakan, dibuat angket online untuk mendapatkan
informasi tentang penerapan nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar dalam melaksanakan
kegiatan proses belajar online atau LFH. Terutama kesesuaian dengan kebijakan pemerintah
dalam bidang pendidikan sebagai salah satu upaya memutus rantai penyebaran Covid-19.
Populasi dari penelitian ini yaitu mahasiswa yang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi
Universitas Negeri Medan. Sampel penelitian ini yaitu 30 orang mahasiswa program studi
pendidikan Kimia di Universitas Negeri Medan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil analisis terhadap tanggapan 30 responden, maka kajian ini difokuskan
pada tiga bagian, yaitu tingkat efektivitas kebijakan pemerintah, pentingnya mengamalkan nilai
kerakyatan pancasila, dan kesulitan pembelajaran online.
No Pertanyaan

1. Apakah kamu merasakan ada kebijakan pemerintah dalam menghadapi penyebaran


covid-19?
2. Dengan kebijakan tersebut apakah pemerintah dan anda sebagai masyarakat sudah
mengamalkan nilai kerakyatan pancasila dalam menghadapi penyebaran covid-19?
3. Apakah kamu mengalami kesulitan belajar dimasa pandemi covid-19 saat ini?

Efektivitas kebijakan pemerintah


Pemerintah sangat khawatir jika pendidikan akan terhambat dengan adanya pandemi
Covid-19 tersebut. Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakan untuk meminimalisir risiko
penularan virus Covid-19, namun tetap bisa menyelenggarakan pendidikan yaitu dengan
membuat kebijakan LFH (Learning From Home). Akan tetapi, sebagaimana telah diuraian pada
bagian temuan bahwa kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan belum dilakukan dengan
cukup efektif. Hal tersebut dikarenakan masih banyak kendala yang dihadapi mahasiswa yaitu
dialami oleh mayoritas responden (83,3%). Sebanyak 83,3% responden menyatakan bahwa
mereka sering terlambat mengikuti pembelajaran online karena masalah jaringan. Hal yang
menarik adalah terdapat 79,2% responden yang menyatakan nilai-nilai pancasila berperan aktif
dalam menghadapi pandemi covid-19.
Mahasiswa diharapkan dapat secara mandiri mengelola waktu belajarnya sesuai jadwal
yang dikelola oleh program studinya. Dengan demikian 16,7% mahasiswa yang kurang disiplin
perlu mendapat perhatian dan dicarikan strategi untuk mendorong agar lebih aktif, kreatif, dan
optimal. Tujuannya nilai-nilai Pancasila dalam diri mahasiswa semakin kokoh dan kuat. Selain
itu, mahasiswa perlu menunjukan wujud pelaksanaan salah satu dari kelima peran dan fungsi
mahasiswa, yaitu sebagai guardian of value atau penjaga nilai-nilai.

Pentingnya Mengamalkan Nilai Kerakyatan Pancasila

Anda mungkin juga menyukai